Anda di halaman 1dari 6

adalah bimolekul yang memiliki peran dalam melakukan berbagai reaksi kimia yang terjadi

didalam tubuh.

Reaksi kimia yang dimaksud adalah pertumbuhan, pencernaan, pernafasan dan lainnya. Nah
yang akan kita bahas kali ini yaitu enzim yang berperan dalam proses pencernaan tubuh kita.

Seperti namanya, Enzim Pencernaan membantu dalam proses pencernaan yang dimulai dari
mulut - lambung - usus halus - pankreas - dan hati. Oke kita langsung saja melihat nama-nama
enzim pencernaan beserta fungsi dan organ yang menghasilkan enzim tersebut.

Enzim Pencernaan dan Fungsinya

Mulut (Enzim Amilase)


Nah organ pertama yang kita gunakan untuk mencerna makanan adalah mulut. Banyak yang
mengira kalau mulut hanyalah untuk menghaluskan atau melunakkan makanan yang kita makan
agar mudah untuk ditelan, namun ternyata organ mulut juga menghasilkan sebuah enzim yang
dihasilkan oleh kelenjar ludah yang bernama Enzim Amilase.

Enzim Amilase atau ptialin memiliki fungsi untuk mengubah pati atau amilum menjadi maltosa.
Untuk membuktikannya kalian bisa mencoba untuk memakan nasi dan mengunyahnya dalam
waktu yang agak lama, kurang lebih 3 -5 menit dan rasakan apa yang terjadi, nasi yang anda
makan tadi akan terasa manis. Hal tersebut karena adanya enzim amilase ini.

Lambung (HCl, Renin, dan Pepsin)


Organ selanjutnya yaitu Lambung. Didalam lambung terjadi reaksi kimia yang disebabkan
karena adanya enzim-enzim yaitu Renin, Pepsin dan asam lambung atau HCl. Kita akan
membahasnya satu persatu.

1. Asam Lambung (HCl), adalah zat kimia yang berfungsi untuk membunuh bakteri yang
masuk bersamaan dengan makanan yang kita makan. Selain itu, HCl juga membantu
kerja enzim pepsin dalam mengubah protein.
2. Enzim Renin, adalah enzim yang memiliki fungsi mengubah kaseinogen menjadi kasein.
3. Enzim Pepsin, adalah enzim yang berfungsi untuk mengubah protein menjadi pepton,
proteosa, dan polipeptida.
Pankreas (tripsin, enzim lipase pankreas, enzim amilase
pankreas, dan enzim karbohidrase pankreas)
Organ berikutnya yaitu Pankreas yang menghasilkan beberapa enzim. Berikut macam-macam
enzim yang dihasilkan pankreas beserta fungsinya:

1. Tripsin, memiliki fungsi untuk mengubah protein menjadi polipeptida.


2. Enzim lipase pankreas, memiliki fungsi untuk mengemulsikan lemak menjadi asam
lemak dan gliserol.
3. Enzim amilase pankreas, memiliki fungsi untuk mengubah amilum menjadi disakarida.
4. Enzim karbohidrae pankreas, memiliki fungsi untuk mencerna amilum menjadi maltosa.

Usus Halus
Didalam usus halus terdapat beberapa enzim yang memiliki peran berbeda-beda antara satu
dengan yang lainnya, berikut macam-macam enzim pada usus halus beserta fungsinya:

1. Enzim maltase, adalah enzim yang berfungsi untuk mengubah maltosa menjadi glukosa.
2. Enzim laktase, adalah enzim yang berfungsi untuk mengubah laktosa menjadi galaktosa
dan glukosa.
3. Enzim enterokinase, adalah enzim yang memiliki fungsi untuk mengubah tripsinogen
menjadi tripsin.
4. Enzim lipase, adalah enzim yang berfungsi untuk mengubah lemak menjadi gliserol dan
asam lemak.
5. Enzim peptidase, adalah enzim yang berfungsi mengubah polipeptida menjadi asam
amino.
6. Enzim sukrase, adalah enzim yang berperan dalam mengubah sukrosa menjadi fruktosa
dan glukosa.

Hati (Empedu)
Walaupun sebenarnya tidak termasuk kedalam enzim, namun organ ini memiliki peran yang
cukup besar dalam proses pencernaan di tubuh kita.

Empedu menghasilkan cairan yang diberi nama cairan empedu yang berfungsi untuk
mengemulsikan lemak.

Bagi yang masih bingung tentang pembahasan diatas, tenang karena saya sudah merangkumnya
dalam bentuk tabel yang sudah ada dibawah ini.

JENIS ENZIM
ORGAN FUNGSI ENZIM PENCERNAAN
PENCERNAAN
Kelenjar air
Enzim ptialin atau amilase Mencerna amilum menjadi maltose
liur
Pepsin Mengubah protein menjadi pepton
Lambung
Renin Mengubah kaseinogen menjadi kasein
Tripsin Mengubah protein menjadi polipeptida
Mengemulsikan lemak menjadi asam lemak dan
Lipase Pankreas
Pankreas gliserol
Amilase Pankreas Mengubah amilum menjadi disakarida
Karbohidrae Pankreas Mencerna amilum menjadi maltose
maltase Mengubah maltose menjadi glukosa
Mengubah laktosa menjadi galaktosa dan
Usus halus laktase
glukosa
enterokinase Mengubah tripsinogen menjadi tripsin
Mengubah lemak menjadi gliserol dan asam
lipase
lemak
peptidase Mengubah polipeptida menjadi asam amino
sukrase Mengubah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa

FISIOLOGI LAMBUNG (GASTER)

Fungsi lambung terdiri dari:


1. menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan oleh peristaltik lambung dan
getah lambung.
2. getah asam lambung yang dihasilkan:
Pepsin, fungsinya memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan pepton)
HCl, fungsinya mengasamkan makanan, sebagai antiseptik dan desinfektan, dan membuat suasana asam
pada pepsinogen sehingga menjadi pepsin
Renin, fungsinya sebagai ragi yang membekukan susu dan membentuk kasein dari kaseinogen
(kaseinogen dan protein susu)
Lipase lambung, jumlahnya sedikit memecah lemak menjadi asam lemak yang merangsang sekresi getah
lambung
Otot lambung yang tebal berfungsi untuk mengaduk dan menggerus bahan makanan didalamnya serta
mencampur secara sempurna dengan getah sekret pencernaan yang dikeluarkan oleh lambung. Dinding
lambung terdiri atas 4 lapisan, yaitu :
1. mukosa, berfungsi mensekresikan sesuatu yang diperlukan untuk mengabsorpsi vitamin B12. Didalam
mukosa terdapat kalenjar yang berbeda yang dibagi menjadi tiga zona, yaitu :
kelenjar kardia, berfungsi menghasikan lisozom
kelenjar lambung, berfungsi mensekresikan asam, enzim-enzim, mukus, dan hormon-hormon.
kelenjar pilorus, berfungsi menghasilkan hormon dan mukus.
2. submukosa, mengandung pembuluh darah, pembuluh limfa dan syaraf perifer.
3. muskularis
4. serosa, mengandung banyak lemak apabila umur bertambah.

PENCERNAAN DI LAMBUNG

1. MEKANIK
Beberapa menit setelah makanan memasuki perut, gerakan peristaltik yang lembut dan berriak yang
disebut gelombang pencampuran (mixing wave) terjadi di perut setiap 15-25 detik. Gelombang ini
merendam makanan dan mencampurnya dengan hasil sekresi kelenjar lambung dan menguranginya
menjadi cairan yang encer yang disebut chyme. Beberapa mixing wave terjadi di fundus, yang
merupakan tempat penyimpanan utama. Makanan berada di fundus selama satu jam atau lebih tanpa
tercampur dengan getah lambung. Selama ini berlangsung, pencernaan dengan air liur tetap berlanjut.
Selama pencernaan berlangsung di perut, lebih banyak mixing wave yang hebat dimulai dari tubuh dan
makin intensif saat mencapai pilorus. Pyloric spinchter hampir selalu ada tetapi tidak seluruhnya
tertutup. Saat makanan mencapai pilorus, setiap mixing wave menekan sejumlah kecil kandungan
lambung ke duodenum melalui pyloric spinchter. Hampir semua makanan ditekan kembali ke perut.
Gelombang berikutnya mendorong terus dan menekan sedikit lagi menuju duodenum. Pergerakan ke
depan atau belakang (maju/mundur) dari kandungan lambung bertanggung jawab pada hampir semua
pencampuran yang terjadi di perut.
2. KIMIAWI
Prinsip dari aktivitas di perut adalah memulai pencernaan protein. Bagi orang dewasa, pencernaan
terutama dilakukan melalui enzim pepsin. Pepsin memecah ikatan peptide antara asam amino yang
membentuk protein. Rantai protein yang terdiri dari asam amino dipecah menjadi fragmen yang lebih
kecil yang disebut peptide. Pepsin paling efektif di lingkungan yang sangat asam di perut (pH=2) dan
menjadi inakatif di lingkungan yang basa. Pepsin disekresikan menjadi bentuk inakatif yang disebut
pepsinogen, sehingga tidak dapat mencerna protein di sel-sel zymogenic yang memproduksinya.
Pepsinogen tidak akan diubah menjadi pepsin aktif sampai ia melakukan kontak dengan asam
hidroklorik yang disekresikan oleh sel parietal. Kedua, sel-sel lambung dilindungi oleh mukus basa,
khususnya setelah pepsin diaktivasi. Mukus menutupi mukosa untuk membentuk hambatan antara
mukus dengan getah lambung.
Enzim lain dari lambung adalah lipase lambung. Lipase lambung memecah trigliserida rantai pendek
menjadi molekul lemak yang ditemukan dalam susu. Enzim ini beroperasi dengan baik pada pH 5-6 dan
memiliki peranan terbatas pada lambung orang dewasa. Orang dewasa sangat bergantung pada enzim
yang disekresikan oleh pankreas (lipase pankreas) ke dalam usus halus untuk mencerna lemak.
Lambung juga mensekresikan renin yang penting dalam mencerna susu. Renin dan Ca bereaksi pada
susu untuk memproduksi curd. Penggumpalan mencegah terlalu seringnya lewatnya susu dari lambung
menuju ke duodenum (bagian pertama dari usus halus). Rennin tidak terdapat pada sekresi lambung
pada orang dewasa.

PENGOSONGAN LAMBUNG

Pengosongan lambung terjadi bila adanya faktor berikut ini :


Impuls syaraf yang menyebabkan terjadinya distensi lambung (penggelembungan)
Diproduksinya hormon gastrin pada saat makanan berada dalam lambung. Saat makanan berada
dalam lambung, setelah mencapai kapasitas maksimum maka akan terjadi distensi lambung oleh impuls
saraf (nervus vagus). Disaat bersamaan, kehadiran makanan terutama yang mengandung protein
merangsang diproduksinya hormone gastrin. Dengan dikeluarkannya hormone gastrin akan merangsang
esophageal sphincter bawah untuk berkontraksi, motilitas lambung meningkat, dan pyloric sphincter
berelaksasi. Efek dari serangkaian aktivitas tersebut adalah pengosongan lambung.Lambung
mengosongkan semua isinya menuju ke duodenum dalam 2-6 jam setelah makanan tersebut dicerna di
dalam lambung. Makanan yang banyak mengandung karbohidrat menghabiskan waktu yang paling
sedikit di dalam lambung atau dengan kata lain lebih cepat dikosongkan menuju duodenum. Makanan
yang mengandung protein lebih lambat, dan pengosongan yang paling lambat terjadi setelah kita
memakan makanan yang mengandung lemak dalam jumlah besar.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEPATAN PENGOSONGAN LAMBUNG
Pompa Pilorus dan Gelombang Peristaltik
Pada dasarnya, pengosongan lambung dipermudah oleh gelombang peristaltik pada antrum lambung,
dan dihambat oleh resistensi pilorus terhadap jalan makanan. Dalam keadaan normal pilorus hampir
tetap, tetapi tidak menutup dengan sempurna, karena adanya kontraksi tonik ringan. Tekanan sekitar 5
cm, air dalam keadaan normal terdapat pada lumen pilorus akibat pyloric sphincter. Ini merupakan
penutup yang sangat lemah, tetapi, walaupun demikian biasanya cukup besar untuk mencegah aliran
chyme ke duodenum kecuali bila terdapat gelombang peristaltik antrum yang mendorongnya. Oleh
karena itu, untuk tujuan praktisnya kecepatan pengosongan lambung pada dasarnya ditentukan oleh
derajat aktivitas gelombang peristaltik antrum.
Gelombang peristaltik pada antrum, bila aktif, secara khas terjadi hampir pasti tiga kali per menit,
menjadi sangat kuat dekat insisura angularis, dan berjalan ke antrum, kemudian ke pilorus dan akhirnya
ke duodenum. Ketika gelombang berjalan ke depan, pyloric sphincter dan bagian proksimal duodenum
dihambat, yang merupakan relaksasi reseptif. Pada setiap gelombang peristaltik, beberapa millimeter
chyme didorong masuk ke duodenum. Daya pompa bagian antrum lambung ini kadang-kadang
dinamakan pompa pilorus.
Derajat aktivitas pompa pilorus diatur oleh sinyal dari lambung sendiri dan juga oleh sinyal dari
duodenum. Sinyal dari lambung adalah :
1) Derajat peregangan lambung oleh makanan, dan
2) Adanya hormon gastrin yang dikeluarkan dari antrum lambung akibat respon regangan.
Kedua sinyal tersebut mempunyai efek positif meningkatkan daya pompa pilorus dan karena itu
mempermudah pengosongan lambung.
Sebaliknya, sinyal dari duodenum menekan aktivitas pompa pilorus. Pada umumnya, bila volume chyme
berlebihan atau chyme tertentu berlebihan telah masuk duodenum. Sinyal umpan balik negatif yang
kuat, baik syaraf maupun hormonal dihantarkan ke lambung untuk menekan pompa pilorus. Jadi,
mekanisme ini memungkinkan chyme masuk ke duodenum hanya secepat ia dapat diproses oleh usus
halus.
Volume Makanan
Sangat mudah dilihat bagaimana volume makanan dalam lambung yang bertambah dapat meningkatkan
pengosongan dari lambung. Akan tetapi, hal ini tidak terjadi karena alasan yang diharapkan. Tekanan
yang meningkat dalam lambung bukan penyebab peningkatan pengosongan karena pada batas-batas
volume normal, peningkatan volume tidak menambah peningkatan tekanan dengan bermakna,. Sebagai
gantinya, peregangan dinding lambung menimbulkan refleks mienterik lokal dan refleks vagus pada
dinding lambung yang meningkatkan aktivitas pompa pilorus. Pada umumnya, kecepatan pengosongan
makanan dari lambung kira-kira sebanding dengan akar kuadrat volume makanan yang tertinggal dalam
lambung pada waktu tertentu.
Hormon Gastrin
Peregangan serta adanya jenis makanan tertentu dalam lambung menimbulkan dikeluarkannya hormon
gastrin dari bagian mukosa antrum. Hormon ini mempunyai efek yang kuat menyebabkan sekresi getah
lambung yang sangat asam oleh bagian fundus lambung. Akan tetapi, gastrin juga mempunyai efek
perangsangan yang kuat pada fungsi motorik lambung. Yang paling penting, gastrin meningkatkan
aktivitas pompa pilorus sedangkan pada saat yang sama melepaskan pilorus itu sendiri. Jadi, gastrin kuat
pengaruhnya dalam mempermudah pengosongan lambung. Gastrin mempunyai efek konstriktor pada
ujung bawah esofagus untuk mencegah refluks isi lambung ke dalam esofagus selama peningkatan
aktivitas lambung.
Refleks Enterogastrik
Sinyal syaraf yang dihantarkan dari duodenum kembali ke lambung setiap saat, khususnya bila lambung
mengosongkan makanan ke duodenum. Sinyal ini mungkin memegang peranan paling penting dalam
menentukan derajat aktivitas pompa pilorus, oleh karena itu, juga menentukan kecepatan pengosongan
lambung. Refleks syaraf terutama dihantarkan melalui serabut syaraf aferen dalam nervus vagus ke
batang otak dan kemudian kembali melalui serabut syaraf eferen ke lambung, juga melalui nervus vagus.
Akan tetapi, sebagian sinyal mungkin dihantarkan langsung melalui pleksus mienterikus.
Jenis-jenis faktor yang secara terus menerus ditemukan dalam duodenum dan kemudian dapat
menimbulkan refleks enterogastrik adalah :
derajat peregangan lambung,
adanya iritasi pada mukosa duodenum,
derajat keasaman chyme duodenum,
derajat osmolaritas duodenum, dan
adanya hasil-hasil pemecahan tertentu dalam chyme, khususnya hasil pemecahan protein dan lemak.
Refleks enterogastrik khususnya peka terhadap adanya zat pengiritasi dan asam dalam chyme
duodenum. Misalnya, setiap saat dimana pH chyme dalam duodenum turun di bawah kira-kira 3.5
sampai 4, refleks enterogastrik segera dibentuk, yang menghambat pompa pilorus dan mengurangi atau
menghambat pengeluaran lebih lanjut isi lambung yang asam ke dalam duodenum sampai chyme
duodenum dapat dinetralkan oleh sekret pankreas dan sekret lainnya.
Hasil pemecahan pencernaan protein juga akan menimbulkan refleks ini, dengan memperlambat
kecepatan pengosongan lambung, cukup waktu untuk pencernaan protein pada usus halus bagian atas.
Cairan hipotonik atau hipertonik (khususnya hipertonik) juga akan menimbulkan refleks enterogastrik.
Efek ini mencegah pengaliran cairan nonisotonik terlalu cepat ke dalam usus halus, karena dapat
mencegah perubahan keseimbangan elektrolit yang cepat dari cairan tubuh selama absorpsi isi usus.
Umpan Balik Hormonal dari Duodenum Peranan Lemak
Bila makanan berlemak, khususnya asam-asam lemak, terdapat dalam chyme yang masuk ke dalam
duodenum akan menekan aktivitas pompa pilorus dan pada akhirnya akan menghambat pengosongan
lambung. Hal ini memegang peranan penting memungkinkan pencernaan lemak yang lambat sebelum
akhirnya masuk ke dalam usus yang lebih distal.
Walaupun demikian, mekanisme yang tepat dimana lemak menyebabkan efek mengurangi
pengosongan lambung tidak diketahui secara keseluruhan. Sebagian besar efek tetap terjadi meskipun
refleks enterogastrik telah dihambat. Diduga efek ini akibat dari beberapa mekanisme umpan balik
hormonal yang ditimbulkan oleh adanya lemak dalam duodenum. Oleh karena itu, saat ini, sukar menilai
efek lemak duodenum dalam menghambat pengosongan lambung, walaupun efek ini penting untuk
proses pencernaan lemak dan absorpsi lemak. Kontraksi Pyloric Sphincter
Biasanya, derajat kontraksi pyloric sphincter tidak sangat besar, dan kontraksi yang terjadi biasanya
dihambat waktu gelombang peristaltik pompa pilorus mencapai pilorus. Akan tetapi, banyak faktor
duodenum yang sama, yang menghambat kontraksi lambung, dapat secara serentak meningkatkan
derajat kontraksi dari pyloric sphincter. Faktor ini menghambat atau mengurangi pengosongan lambung,
dan oleh karena itu menambah proses pengaturan pengosongan lambung. Misalnya, adanya asam yang
berlebihan atau iritasi yang berlebihan dalam bulbus duodeni menimbulkan kontraksi pilorus derajat
sedang.
Keenceran Chyme
Semakin encer chyme pada lambung maka semakin mudah unruk dikosongkan. Oleh karena itu, cairan
murni yang dimakan, dalam lambung dengan cepat masuk ke dalam duodenum, sedangkan makanan
yang lebih padat harus menunggu dicampur dengan sekret lambung serta zat padat mulai diencerkan
oleh proses pencernaan lambung.
Selain itu pengosongan lambung juga dipengaruhi oleh :
Pemotongan nervus vagus dapat memperlambat pengosongan lambung.
Vagotomi menyebabkan atoni dan peregangan lambung yang relatif hebat.
Keadaan emosi, kegembiraan dapat mempercepat pengosongan lambung dan sebaliknya ketakutan
dapat memperlambat pengosongan lambung.

SEKRESI ASAM LAMBUNG

Sekresi dari getah lambung diatur oleh mekanisme syaraf dan hormonal. Impuls parasimpatis yang
terdapat pada medulla dihantarkan melalui syaraf vagus dan merangsang gastric glands untuk
mensekresikan pepsinogen, asam klorida, mukus, dan hormon gastrin.
Ada tiga faktor yang merangsang sekresi lambung, yaitu : fase sefalik, fase gastrik, dan fase intestinal.
Fase (refleks) sefalik
Fase ini muncul sebelum makanan masuk ke lambung dan mempersiapkan lambung untuk mencerna.
Penglihatan, bau, rasa dan pikiran tentang makanan merangsang refleks ini. Impuls syaraf dari cerebral
korteks atau feeding centre di hipotalamus mengirimkan impuls ke medulla oblongata di otak kemudian
medulla oblongata menyampaikan impuls melalui serabut parasimpatis pada syaraf vagus untuk
merangsang sekresi dari kelenjar.
Fase Gastrik
Terjadi ketika makanan memasuki lambung. Semua jenis makanan menyebabkan penggelembungan
(distension) dan merangsang reseptor yang terdapat pada dinding lambung. Reseptor mengirim impuls
ke medulla kelenjar lambung merangsang sekresi dari getah lambung.
Protein dan kafein yang tercerna sebagian merangsang mukosa pilorus untuk mensekresikan hormon
gastrin, selanjutnya hormon gastrin merangsang kelenjar lambung untuk mensekresikan getah lambung
Kelenjar lambung yang merangsang sekresi sejumlah besar getah lambung, juga menimbulkan kontraksi
lower esophageal spinchter dan ileocecal spinchter. Sekresi gastrin terhalang saat pH cairan lambung
(HCl) mencapai 2.0. Mekanisme negative feedback ini membantu menyediakan pH optimal untuk
memfungsikan enzim-enzim di perut.
Fase Intestinalis
Fase ini terjadi saat makanan meninggalkan lambung dan memasuki usus halus. Saat protein yang telah
tercerna sebagian memasuki duodenum, protein ini merangsang lapisan mukosa pada dinding
duodenum untuk melepaskan enteric gastrin, hormon yang merangsang kelenjar gastrik untuk
melanjutkan sekresi.

FAKTOR PENGHAMBAT SEKRESI LAMBUNG

Kehadiran chyme selama fase intestinal


Kehadiran chyme dapat menginisiasi refleks enterogastrik yang menimbulkan rangsangan untuk
menghambat rangsangan syaraf parasimpatis dan merangsang aktivitas syaraf simpatis, yang pada
akhirnya akan menghambat sekresi lambung.
Beberapa Hormonal Intestinal
Hormon sekretin, koleosistokinin (CCK), dan Gastric Inhibiting Peptide (GIP). Ketiga hormon ini
menghambat sekresi lambung dan mengurangi motilitas dari saluran pencernaan. GIP juga merangsang
pelepasan insulin. Sekretin dan kolesistokinin juga penting dalam pengendalian sekresi usus halus dan
pankreas, kolesistokinin juga membantu meregulasi sekresi empedu dari kantung empedu.

Anda mungkin juga menyukai