Pendahuluan
kelopak dan bola mata dalam bentuk akut maupun kronis yang disebabkan oleh
bakteri, virus, jamur, klamidia, alergi, toksik, iritasi. Penyakit ini bervariasi mulai
dari hiperemi ringan dengan mata dengan banyak sekret.1 Konjungtivitis gonore
Neisseria gonorrhoeae.2
Konjungtivitis GO dapat terjadi pada semua usia, bahkan pada bayi baru
meningkat 6,9 per 100.000 penduduk menjadi 49,2 per 100.000 penduduk dari
tahun 2003 ke tahun 2012. Peningkatan ini juga terjadi di Inggris sebesar 66%
neonatus, terjadi ketika proses kelahiran pervaginam pada ibu yang menderita
infeksi GO. Keadaan ini karena kontak bayi dengan jalan lahir ibu (vulvovagina)
yang sudah terdapat kuman GO.4 Gejala klinis konjungtivits neonatarum dapat di
terlihat setelah usia 3-5 hari, berupa sekret yang purulen dan masif.1 Terapi yang
1
Antibiotik yang menjadi pilihan adalah penislin, seftriakson dan sefalosporin
generasi ketiga.1
konjungtivitis GO dengan komplikasi akan lebih sulit lagi.5 Oleh karena itu
GO.
2
BAB 2
Tinjauan Pustaka
2.1 Definisi
kelopak dan bola mata dalam bentuk akut maupun kronis yang disebabkan oleh
bakteri, virus, jamur, klamidia, alergi, toksik, iritasi. Penyakit ini bervariasi mulai
dari hiperemi ringan dengan mata berair dengan sekret.1 Konjungtivitis gonore
2.2 Anatomi
yang dihasilkan oleh sel goblet. Musin bersifat membasahi bola mata terutama
1. Konjungtiva palpebra
3
- Tarsal : tipis, transparan, dengan bayak vaskularisasi dan melekat erat ke
tarsal plate
2. Konjungtiva bulbar
Tipis, transparan dan mudah digerakkan. Dipisahkan dari sclera anterior oleh
kornea.5
3. Konjungtiva fornix
4
Gambar 2. Konjungtiva
a. Lapisan epitel konjungtiva terdiri dari dua hingga lima lapisan sel epitel
b. Sel-sel epitel superficial mengandung sel-sel goblet bulat atau oval yang
mensekresi mukus. Mukus mendorong inti sel goblet ke tepi dan diperlukan
untuk dispersi lapisan air mata secara merata diseluruh prekornea. Sel-sel
epitel basal berwarna lebih pekat daripada sel-sel superficial dan di dekat
5
d. Lapisan adenoid mengandung jaringan limfoid dan dibeberapa tempat dapat
adenoid tidak berkembang sampai setelah bayi berumur 2 atau 3 bulan. Hal
lempeng tarsus. Hal ini menjelaskan gambaran reaksi papiler pada radang
f. Kelenjar air mata asesori (kelenjar Krause dan wolfring), yang struktur dan
kelenjar krause berada di forniks atas, dan sedikit ada diforniks bawah.
2.3 Epidemiologi
Konjungtivitis gonore jarang terjadi pada orang dewasa, relatif lebih sering
kali lipat dari 6,9 per 100 000 pada tahun 2003 menjadi 49,2 per 100 000 pada
tahun 2012 di Timur Irlandia. Peningkatan serupa juga terjadi terjadi di Inggris,
terjadi peningkatan sebesar 66 persen dari tahun 2010 sampai 2012. Penelitian
1.3
6
2.4 Etiologi dan Patogenesis
Bakteri gonokokus bersifat aerob dan memiliki pili yang berguna sebagai alat
untukmenempel pada epitel dan mukosa, serta alat untuk menghambat proses
tinggi dan bersifat invasif, sehingga reaksi radang terhadap kuman ini sangat
berat. memiliki daya tahan yang rendah terhadap rangsangan fisik dan kimiawi,
seperti cahaya matahari, pengeringan, pemanasan, suhu rendah dan perubahan pH,
ibu yang menderita infeksi GO. Keadaan ini karena kontak bayi dengan jalan lahir
ibu (vulvovagina) yang sudah terdapat kuman GO. Kejadian ini meningkat pada
epitel silindris atau mukosa uretra maupun konjungtiva. Kuman akan menempel
dengan pili pada permukaan epitel atau mukosa. Kuman akan merusak sel epitel
atau mukosa, sehingga terbentuk celah yang akan memudahkan dan mempercepat
masuknya kuman. Kuman akan menebus ruang antar sel dan mencapai jaringan
ikat di bawah epitel. Pada tahap ini akan terjadi reaksi inflamasi berupa infiltrasi
7
2.5 Gejala Klinis
bayi neonatus, gejala klinis muncul setelah 3-5 hari setelah kelahiran.1 Gejala
1. Sekret purulen
3. Edem palpebra
8
Gambar 4. Ulkus Kornea dengan Perforasi Kornea
pada sekret dengan pewarnaan gram atau Giemsa untuk mengetahui kuman
penyebab dan uji sensitivitas untuk pengobatan. Pada pemeriksaan sekret dengan
pewarnaan metilen biru, diambil dari sekret atau kerokan konjungtiva, yang
diulaskan pada gelas objek, dikeringkan dan diwarnai dengan metilen biru 1%
bawah mikroskop.4 Pada pemeriksaan dapat dilihat diplokokus gram Negatif yang
menandakan bahwa proses sudah berjalan kronik. Bila pada anak didapatkan
gonokok (kuman diplokokus gram Negatif), maka kedua orang tua harus
diperiksa. Jika pada orang tuanya ditemukan gonokok, maka harus segera
9
Siapkan preparat dari sekret atau kerokan konjungtiva diatas kaca objek.
Setelah itu difiksasi di atas api bunsen sebanyak 3 kali. Lalu didinginkan
Tetesi preparat tersebut dengan zat warna Karbol Gentian Violet. Diamkan
Bilas preparat dengan alkohol 96% selama 2 detik hingga zat warna larut
Keringkan preparat dan diatasnya diberi satu tetes minyak imersi. Amati di
bawah mikroskop.
Hasil : Bakteri gram positif berwarna ungu, gram negatif berwarna merah
10
Gambar 5. Diplokokus Gram Negatif Intraseluler
Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada lempeng agar Thayer-Martin (TM) atau
New York City Medium (NYCM) yang telah diinokulasi. Lempeng diinkubasi
pada suhu 37o C pada udara lembab yang diperkaya dengan karbon dioksida,
dengan kadar 5% didalam stoples lilin atau inkubator CO2. Lempeng agar
diobservasi tiap hari selama 2 hari. Koloni kuman terlihat setelah 24-48 jam
maltose (-), sedangkan kuman meningokokus akan menghasilkan test maltose (+).
Selanjutnya terhadap koloni dilakukan tes oksidase dan penanaman preparat gula.
11
2.7 Tatalaksana
kornea dapat diobati rawat jalan dengan injeksi seftriakson intramuskular (IM)
dosis 1 g. Sedangkan pasien dengan ulserasi kornea harus dirawat di rumah sakit
dan diobati dengan antibiotik intravena (IV) seftriakson dosis 1 g setiap 12 jam
atau toloksasin 400 mg secara oral dua kali sehari selama 5 hari. Salep
kornea.4
2.8 Komplikasi
bagian atas, yang dimulai dengan infiltrat, kemudian menjadi ulkus. Keadaan ini
12
pembentukan sekret yang banyak, sehingga sekret menumpuk dibawah
lanjut dapat terjadi perforasi kornea yang dapat mengakibatkan endoftalmitis dan
2.9 Prognosis
dapat berlangsung selama 10-14 hari. Namun, jika diobati secara tepat dapat
berlangsung hingga 1-3 hari. Konjungtivitis gonokokus yang tidak diobati dapat
gerbang masuk bakteri ke dalam darah dan meningen. Hasil akhir dapat terjadi
13
BAB 3
Penutup
anak, terutama neonatus dan jarang terjadi pada dewasa. Kejadian konjungtivitis
GO meningkat dari tahun ke tahun dan relatif lebih banyak terjadi pada laki-laki.
Konjungtivitis neonatorum GO dapat muncul setelah usia 3-5 hari. Gejala yang
sering muncul adalah adanya sekret yang purulen dan eksudat yang masif, edem
buka.
adalah pewarnaan gram dan kultur. Pewarnaan Gram akan didapatkan diplokokus
meningitidis.
tatalaksana dengan cepat dan tepat. Komplikasi yang dapat terjadi pada
14
Daftar Pustaka
5. Riordan-Eva P, White OW. Optik & Refraksi. In: Vaughan DG, Asbury T,
Riordan-Eva P. Oftalmologi Umum. 14th ed. Alih Bahasa: Pendit BU. Jakarta:
15