PENDAHULUAN
Hifema adalah suatu keadaan dimana terdapat darah di dalam bilik mata
depan yang diakibatkan oleh robeknya pembuluh darah iris atau badan siliar.1
Insidens tertinggi hifema terjadi pada populasi muda (70%) dengan usia rata-rata
hifema iatrogenic dan hifema spontan. Hifema akibat trauma merupakan hifema
yang paling sering ditemui. Trauma yang terjadi umumnyadisebabkan oleh benda
tumpul seperti peluru mainan, mainan proyektil, batu, bola, paint ball, air bags,
peluru pistol BB dan tinju. Sekitar 75% dari laki-laki mengalami hifema akibat
trauma.4
terjadi. Pemakaian pelindung mata pada mata yang terkena, pembatasan aktivitas,
dan elevasi kepala merupakan tatalaksana konservatif dari hifema. Penderita harus
dimonitor ketat dalam beberapa hari setelah kejadian karena risiko terjadinya
perdarahan ulang. Pemberian aspirin atau obat anti inflamasi non steroid (NSAID)
1
1.2 Batasan Masalah
Case Report Session ini membahas tentang anatomi bilik mata depan dan
tentang hifema.
1.4 MetodePenulisan
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
depan dari bilik mata belakang. Iris memiliki permukaan pipih dengan pupil
dibagian tengahnya. Perdarahan iris didapat dari sirkulus mayor iris. Kapiler-
kapiler iris mempunyai lapisan endotel yang tidak berlubang sehingga normalnya
dimana korpus siliaris terdiri atas zona anterior yang berombak-ombak, pars
plikata, zona posterior yang datar dan pars plana. Prosesus siliaris berasal dari
pars plikata dan terutama terbentuk dari kapiler dan vena yang bermuara ke vena-
Serat sirkular berfungsi untuk mengerutkan dan relaksasi serat-serat zonula. Serat
3
2.1.3 Anatomi Bilik Mata Depan
Merupakan ruangan diantara iris dan kornea. Humor akuos yang dihasilkan
oleh badan siliaris akan mengalir dari bilik mata belakang menuju bilik mata
depan.7 Anatomi iris, korpus siliaris, dan sudut bilik mata depan secara jelas dapat
Gambar 2.1 Anatomi Iris, Korpus Siliaris dan Bilik Mata Depan
2.2 Hifema
2.2.1 Definisi
Hifema adalah darah yang terdapat dalam bilik mata depan yang
diakibatkan oleh robeknya pembuluh darah iris atau badan siliar. Penyebab
terbanyak hifema adalah trauma dan umumnya trauma ini selalu dikaitkan dengan
4
2.2.2 Epidemiologi
orang.Hifema yang sering terjadi merupakan hifema akibat trauma pada mata.
Trauma yang terjadi umumnya disebabkan oleh trauma akibat benda tumpul,
misalnya bola, batu, peluru mainan, paint ball dan tinju. Laki-laki memiliki risiko
hifema terjadi pada populasi muda dengan kisaran umur 10-20 tahun. Hifema
merupakan salah satu factor risiko terjadinya hifema akibat trauma, dimana
olahraga yang berisiko tinggi meliputi baseball, softball, basketball, bola dan paint
ball.2,3,4
b. Hifema iatrogenik
5
komplikasi pada bedah mata. Hifema dapat terjadi sebagai kejadian tidak
diharapkan setelah prosedur laser mata akan tetapi umumnya hifema ini
c. Hifema spontan
2.2.4 Patofisiologi
Trauma merupakan penyebab tersering dari hifema. Oleh karena itu hifema
sering terutama pada pasien yang berusia muda. Trauma tumpul pada kornea atau
limbus dapat menimbulkan tekanan yang sangat tinggi, dan dalam waktu yang
singkat di dalam bola mata terjadi penyebaran tekanan ke cairan badan kaca dan
dan robekan pada kornea, sklera sudut iridokornea, badan siliar yang dapat
lagi.8
primer atau perdarahan terjadi 5-7 hari setelah trauma yang disebut perdarahan
6
buruk. Perdarahan spontan dapat terjadi pada mata dengan rubeosis iridis, tumor
pada iris, retinoblastoma, dan kelainan darah yang mungkin diakibatkan karena
penyembuhan, hifema dikeluarkan dari bilik mata depan dalam bentuk sel darah
merah melalui sudut bilik mata depan atau kanal scelemn dan permukaan depan
iris. Penyerapan melalui dataran depan iris dipercepat oleh enzim proteolitik yang
Sementara itu darah dalam bilik mata depan tidak sepenuhnya berbahaya,
namun bila jumlahnya memadai maka dapat menghambat aliran humor aquos ke
2.2.5 Diagnosis
2.2.5.1 Anamnesis
Adanya riwayat trauma yang mengenai mata dapat menjadi poin penting
ditanyakan waktu kejadian, proses terjadi trauma dan bahan benda yang
mengenai mata tersebut, apakah terbuat dari kayu, besi, atau bahan lainnya.
Jika kejadian kurang dari satu jam maka perlu ditanyakan adanya penurunan
7
peningkatan tekanan intraokuler. Perlu juga ditanyakan riwayat kesehatan
Pasien akan mengeluh nyeri pada mata disertai dengan mata yang berair.
berbatas tegas yang terlihat dengan mata telanjang bila jumlahnya cukup
banyak. Bila pasien duduk, hifema akan terlihat terkumpul di bagian bawah
COA, dan hifema dapat memenuhi seluruh ruang COA. Otot sfingter pupil
mengganggu media refraksi. Darah yang mengisi kamera okuli ini secara
bertambahnya isi kamera anterior oleh darah. Kenaikan tekanan intra okuler
ini disebut glaucoma sekunder. Glaukoma sekunder juga dapat terjadi akibat
8
massa darah yang menyumbat jaringan trabekulum yang berfungsi membuang
humor aqueous yang berada di kamera anterior. Selain itu akibat darah yang
COA.
9
2.2.5.3 Pemeriksaan Penunjang
visus dapat menurun akibat kerusakan kornea, aqueous humor, iris dan
retina.
d. Pemeriksaan oftalmoskopi
2.2.6 Tatalaksana
Pemberian steroid tetes harus segera dimulai. Aspirin dan antiinflamasi nonsteroid
sehingga mungkin ditunda sampai hifema reda dengan penyerapan spontan. Oleh
10
karena itu, pemeriksaan dini untuk mencari kerusakan segmen posterior mungkin
tetes, satu kali sehari) dapat diberika untuk mencegah terbentuknya sinekia.10
Golongan obat koagulansia ini dapat diberikan secara oral maupun parenteral
seperti vit K. Pada hifema yang baru dan terisi darah segar diberi obat anti
maksimal 5 hari.2
malam hari), dorzolamide 2% dua atau tiga kali sehari, atau apraclonidine 0,5%
tiga kali sehari. Terapi oral dengan acetazolamide 250 mg per oral empat kali
sehari, dan obat hiperosmotik (manitol, gliserol, dan sorbitol) dapat pula
Hifema harus dievakuasi secara bedah bila tekanan intraokular tetap tinggi
(> 35 mmHg selama 7 hari atau 50 mmHg selama 5 hari) untuk menghindari
kerusakan nervus optikus dan pewarnaan kornea, tetapi terdapat risiko terjadinya
11
(levage) bilik mata depan. Dimasukkan alat irigasi dan probe mekanis di sebelah
anterior limbus melalui bagian kornea yang jernih untuk menghindari kerusakan
iris dan lensa. Jangan mencoba mengeluarkan bekuan yang terdapat di sudut bilik
mata depan atau di jaringan iris. Di sini, dilakukan iridektomi perifer. Cara lain
Dibuat sebuah insisi kecil di limbus untuk menyuntikkan bahan viskoelastik, dan
sebuah insisi yang lebih besar berjarak 180 derajat (dari insisi pertama) untuk
Glaukoma onset lambat dapat timbul setelah beberapa bulan atau tahun,
terutama bila terdapat penyempitan sudut bilik mata depan lebih dari satu
kuadran. Pada sejumlah kasus yang jarang, bercak darah di kornea menghilang
pelindung saat bekerja di tempat terbuka atau saat berolahraga dapat mengurangi
2.2.7 Komplikasi
perdarahan pertama. Faktor risiko meliputi penyakit sel sabit, pada terapi
b. Pewarnaan darah kornea (corneal blood staining). Patologi ini paling baik
12
sempit untuk menemukan perubahan warna kekuning-kuningan pada
yang rendah, faktor risiko yang paling penting adalah TIO yang terus
meningkat. Pasien dengan TIO tinggi harus dipantau ketat, dan intervensi
bedah harus lebih awal jika tanda-tanda pewarnaan darah kornea muncul.
d. Sinekia posterior. Jarang terjadi jika pasien ditangani dengan baik. Lebih
hifema.10
e. Sinekia anterior perifer. Sering pada pasien yang ditangani secara medis
hifema masih tertinggal dalam waktu yang cukup lama, biasanya lebih dari
9 hari. Disebabkan iritis yang terjadi cukup lama karena trauma awal
f. Atrofi papil. Terjadi pada peningkatan TIO yang lama ataupun bila
terdapat kontusio pada N. optikus. Terjadi pada TIO yang menetap tinggi
13
2.2.8 Prognosis
anterior. Biasanya hifema dengan darah yang sedikit dan tanpa disertai glaukoma,
prognosisnya baik karena darah akan diserap kembali dan hilang sempurna dalam
penglihatan. Bila tajam penglihatan telah mencapai 1/60 atau lebih rendah maka
kebutaan.2,12
14
BAB 3
LAPORAN KASUS
Keluhan Utama:
Mata kiri kabur sejak 8 jam sebelum masuk rumah sakit. Sebelumnya mata
Padang karena dikatakan ada darah dalam bola mata kirinya, pasien dirujuk
Pasien tidak memakai kacamata dan tidak pernah menderita trauma mata
sebelumnya
Tidak ada keluarga yang sakit seperti yang dikeluhkan pasien ini.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
15
Kesadaran : komposmentis kooperatif
Nadi : 84x/menit
Nafas : 24x/menit
Suhu : 36,7 0C
Berat badan : 24 kg
Kepala : normocephal
Torak :
(-)
16
Abdomen : Distensi (-), Bising usus (+) normal
Status Oftalmikus
STATUS
OD OS
OFTALMIKUS
Refleks fundus + +
17
Anterior
Fundus :
Bulat, batas tegas, c/d 0,3- Bulat, batas tegas, c/d 0,3-
- Papil
0,4 0,4
- Pembuluh
aa:vv = 2:3 aa:vv = 2:3
darah
Gambar
18
Diagnosis Kerja
Terapi :
Bed rest
Posop ed 6x1 OS
Vit. C 3x50 mg
Vit. K 2x1
Prognosis :
O/ Status oftalmikus
STATUS
OD OS
OFTALMIKUS
Refleks fundus + +
19
Palpebra superior Edema (-) Edema (-)
Kamera Okuli
Cukup dalam Koagulum (+) 2 mm
Anterior
Fundus :
Bulat, batas tegas, c/d 0,3- Bulat, batas tegas, c/d 0,3-
- Papil
0,4 0,4
- Pembuluh
aa:vv = 2:3 aa:vv = 2:3
darah
20
- Retina Perdarahan (-), eksudat (-) Perdarahan (-), eksudat (-)
Gambar
P/ - Bedrest
- Vit C 3x50 mg
- Vit K 2x1
- nyeri (+)
O/ Status oftalmikus
STATUS
OD OS
OFTALMIKUS
21
Visus dengan koreksi Pin hole 6/6
Refleks fundus + +
Fundus :
22
Bulat, batas tegas, c/d 0,3- Bulat, batas tegas, c/d 0,3-
- Papil
0,4 0,4
- Pembuluh
aa:vv = 2:3 aa:vv = 2:3
darah
Gambar
- Vit C 3x50 mg po
- Transamin 3x1 po
- SA ed 2x1 OS
- Metilprednisolon 1x16 mg po
23
O/ Status oftalmikus
STATUS
OD OS
OFTALMIKUS
Refleks fundus + +
Kamera Okuli
Cukup dalam Koagulum(+)
Anterior
24
Korpus vitreum Jernih Jernih
Fundus :
Bulat, batas tegas, c/d 0,3- Bulat, batas tegas, c/d 0,3-
- Papil
0,4 0,4
- Pembuluh
aa:vv = 2:3 aa:vv = 2:3
darah
Gambar
P/ - Bed rest
- Vitamin C 3x50 mg
- Transamin 3x1 po
- SA ed 2x1 OS
- Metilprednisolon 1x16 mg po
- Tutup perban
25
BAB 4
DISKUSI
didapatkan pasien merasa mata kirinya kabur, nyeri, berair, dan terdapat gumpalan
darah di bola mata bagian bawah 4 jam sebelum masuk rumah sakit, dimana
bermain. Hal ini menunjukkan pasien mengalami trauma tumpul pada mata
kirinya. Trauma tumpul pada mata menimbulkan gaya-gaya konstusif yang dapat
merobek pembuluh-pembuluh darah di iris atau badan siliar dan merusak sudut
bilik mata depan. Akibat robeknya pembuluh darah, darah di dalam aquos humor
Gejala klinis yang dikeluhkan pasien sesuai dengan gejala yang terjadi pada
hifema, yaitu pasien akan mengeluh sakit pada mata yang terkena, desertai dengan
epifora dan blefarospasme. Pengelihatan pasien akan sangat menurun, dan ketika
pasien duduk akan terlihat darah terkumpul di bagian bawah bilik mata depan, dan
hifema dapat memenuhi seluruh ruang bilik mata depan tergantung derajat
dan kekuatan trauma tergantung kepada bagian mata yang dikenainya, dapat
berupa kelainan pada konjungtiva, kelainan kornea, kelainan pupil dan iris, dan
kelainan lensa.
26
Pemeriksaan fisik yang didapatkan pada pasien ini, status generalis dalam
mata kiri 6/6 f, pada konjuntiva bulbi terdapat injeksi siliar dan injeksi
konjungtiva yang menandakan adanya proses inflamasi, dan pada kamera okuli
anterior terdapat koagulum 3mm (<1/3 COA). Hal ini dapat mendukung dalam
proses absorbsi dari hifema, hal ini sesuai dengan tujuan terapi secara umum dari
dan atrofi optik.9 Di RSUP Dr M Djamil pasien dilakukan bed rest pada hari
kedua rawatan serta mendapatkan terapi medikamentosa posop ed 6x1 OS, Vit. C
medikamentosa pada hifema, yaitu steroid tetes harus segera diberikan untuk
27
posterior orbita. Pemeriksaan struktur sudut bilik mata menggunakan gonioskopi
terjadinya hifema, pemeriksaan ini biasanya ditunda sampai periode resiko tinggi
terjadinya perdarahan berulang dalam lima hari terlewati.10 Pada pasien ini
Prognosis hifema bergantung pada jumlah darah dalam bilik mata depan.
Bila darah sedikit dalam bilik mata, maka darah akan terserap dan jernih dengan
sempurna. Sedangkan bila darah lebih dari setengah tingginya bilik mata depan,
maka prognosis buruk dan dapat disertai beberapa penyulit.12 Mata sebaiknya
diperiksa secara berkala untuk mencari adanya perdarahan berulang dan atau/
akibat pigmen besi. Waktu terjadinya perdarahan berulang 25% kasus terjadi pada
2-5 hari.6 Prognosis pada pasien ini baik dikarenakan derajat hifema pada derajat I
28
DAFTAR PUSTAKA
FKUI: Jakarta.
2. Dersu II. Hyphema Glaukocoma. [Internet]. Updated: 2016 Mar 24, Cited:
http://emedicine.medscape.com/article/1206635-overview#showall
4. Nash DL. Hyphema. [Internet]. Updated: 2016 Dec 14, Cited: 2017 May
overview#a6
5. Gregory WO. Hyphema. [Internet]. Updated: 2015 Jan 6, Cited: 2017 May
7. Connie S. 1982. The eye and visual nervous system: anatomy, physiology
21-25.
29
10. Shaik N, Arora J, Liao J, Rizzuti AE. Trauma to the anterior Chamber
30