PENDAHULUAN
Spina bifida merupakan suatu kelainan kongenital berupa defek pada arkus
posterior tulang belakang akibat kegagalan penutupan elemen saraf dari kanalis
diakibatkan oleh kegagalan fusi dari struktur-struktur pada garis tengah. Bila lesinya
hanya terbatas pada tulang (arkus) posterior baik satu atau beberapa level, kelainan
Seringkali apabila terjadi defek pada arkus posterior maka akan timbul
gangguan pada permukaan kulit yang menutupinya, yang tampak seperti lesung,
Spina bifida dapat digolongkan menjadi beberapa tipe yakni, spina bifida
okulta spina bifida aperta (cystica), spina bífida dengan meningokel, spina bífida
dengan meningomielokel, dan spina bífida dengan mielokisis atau rakiskisis. 2,4
valproic acid, defisiensi asam folat, dan sulfonamide. Wanita yang mengkonsumsi
valproic acid selama hamil berisiko melahirkan bayi dengan defek neural tube sebesar
1-2 %. Faktor maternal lain yang dapat menyebabkan defek neural tube meliputi,
1
Riwayat keluarga dengan defek neural tube, over weight, demam tinggi pada awal
Spina bifida kira-kira muncul pada 1-2 dari 1000 kelahiran hidup, tetapi bila
satu anak telah menderita maka resiko untuk anak yang lain menderita spina bifida
meningkat 2-3%. Seorang ibu yang memiliki bayi menderita spina bifida , maka
resiko hal ini terulang lagi pada kehamilan berikutnya akan meningkat.6
Diagnosis spina bifida dapat diketahui melalui analisa riwayat kesehatan dari
individu tersebut (jika bukan bayi), riwayat kesehatan keluarga dan penjelasan yang
volunteer dan gerakan reflektoris. Pemeiksaan yang dapat dilakukan adalah menilai
adalah skrining serum alfa feto protein maternal (MSAFP) pada trimester kedua, dan
peningkatan AFP antara lain kelainan pada fetus ataupun jumlah fetus yang lebih dari
satu. Pada spina bifida akan tampak vertebra yang terbuka atau kelainan yang tampak
menentukan luas dan lokasi kelainan serta CT scan atau MRI tulang belakang kadang
2
1.2 Batasan Masalah
Penulisan referat ini bertujuan untuk mengetahui tentang spina bifida terutama
gambaran radiologinya.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
defek penutupan selubung tulang pada medulla spinalis sehingga medulla spinalis dan
selaput meningen dapat menonjol keluar (spina bifida cystica), atau tidak menonjol
Spina bifida disebut juga myelodisplasia, yaitu suatu keadaan dimana ada
perkembangan abnormal pada tulang belakang, spinal cord, saraf-saraf sekitar dan
Spina bifida merupakan gangguan penutupan dan fusi tuba neural yang dapat
timbul pada semua segmen, tetapi yang paling sering pada daerah lumbosakral.
Kelaianan ini biasanya disertai kelainan di daerah lain, misalnya hidrosefalus, atau
3. Adanya kerusakan pada dinding tuba neural yang baru terbentuk karena
suatu penyebab.
4
Penonjolan dari korda spinalis dan meningens menyebabkan kerusakan
pada korda spinalis dan saraf, sehingga terjadi penurunan atau gangguan fungsi
pada bagian tubuh yang dipersarafi oleh saraf tersebut atau di bagian bawahnya.
Gejalanya tergantung kepada letak anatomis dari spina bifida. Kebanyakan terjadi
di punggung bagian bawah, yaitu daerah lumbal atau sakrum, karena penutupan
2.2 Epidemiologi
Spina bifida kira-kira muncul pada 2-3 dari 1000 kelahiran, , tetapi bila satu
anak telah menderita maka resiko untuk anak yang lain menderita spina bifida
meningkat 2-3%.5
Spina bifida ditemukan juga pada ras hispanik dan beberapa kulit putih di
Eropa, dan dalam jumlah yang kecil pada ras Asia dan Afrika-Amerika. 95 % bayi
yang lahir dengan spina bifida tidak memiliki riwayat keluarga yang sama.11
5
Spina bifida tipe okulta terjadi pada 10 – 15 % dari populasi. Sedangkan spina
bifida tipe cystica terjadi pada 1 : 1000 kehamilan. Terjadi lebih banyak pada wanita
junction. Beberapa masalah yang paling sering muncul pada kasus spina bifida
adalah:7
kronik atau infeksi berulang saluran kemih yang disertai kerusakan pada
ginjal.
dislokasi sendi panggul, club foot. Gangguan ini dapat terjadi primer atau
2.3 Anatomi
vertebra lumbar pertama atau lumbar kedua. Rata-rata panjangnya 45 cm pada pria
dan 42 cm pada wanita, memiliki bentuk seperti silinder pada segmen servikal atas
6
dan segmen thorakal, dan bentuk oval di segmen servikal bawah dan segmen lumbar,
Pada tahap awal pertumbuhan fetal, korda spinalis ini mengisi sepanjang
kanalis vertebra. Saat bayi lahir, korda spinalis ini memanjang ke bawah sampai ke
batas bawah dari vertebra lumbar III. Pada akhir dewasa muda, korda spinalis
mencapai posisi seperti orang dewasa, yaitu berhenti setinggi discus intervertebra
lumbar I dan lumbar II, tempat dimana korda spinalis terakhir berubah seiring
pertumbuhan. Hal ini dikarenakan kolumna vertebralis tumbuh lebih cepat dari pada
korda spinalis. Panjang dari korda spinalis secara keseluruhan adalah 70 cm. Korda
spinalis mengalami pembesaran di dua tempat, yaitu servikal (segmen C III- Th II)
dan lumbar (segmen LI-SIII). Ini merupakan tempat saraf yang menginervasi
ekstremitas atas dan bawah. Ujung bawah korda spinalis meruncing membentuk
konus medullaris.5
thorakal, 5 segmen lumbal, 5 segmen sacral, dan 1 coccygeal) dimana dari masing-
masing segmen, kecuali segmen servikal yang pertama, memiliki sepasang root
dorsal dan root ventral dan sepasang nervus spinalis. Segmen servikal pertama hanya
memiliki root ventral. Root ventral dan dorsal bergabung di foramina intervertebralis
muncul antara servikal VII dan thorakal I. Nervus spinal lain keluar di bawah
7
Karena perbedaan tingkat pertumbuhan dari korda spinalis dan kolumna
Ditingkat servikal, ujung spinal vertebra sesuai dengan tingkat kordanya; tapi tulang
servikal VI sesuai dengan tingkat korda spinalis VII. Pada regio thorakal atas, ujung
spinal berada dua segmen di atas korda spinalis yang berkesesuaian, jadi thorakal IV
sesuai dengan korda segmen ke VI. Pada regio thorakal bawah dan lumbar atas, beda
antara tingkat vertebrae dan korda adalah tiga segmen, jadi spinal thorakal X sesuai
dengan lumbar I. Kumpulan akar saraf lumbosakral di filum terminale disebut cauda
equina.5
2.4 Etiologi
Spina bifida merupakan kelainan kongenital yang berdiri sendiri tanpa disertai
kelainan lain. Meskipun peneliti percaya bahwa faktor genetik dan lingkungan
mungkin terlibat dalam penyakit ini begitu juga pada penyakit defek neural tube
lainnya, 95% bayi dengan spina bifida dan penyakit defek neural lain lahir dari orang
tua yang tidak memiliki riwayat keluarga spina bifida. Sementara spina bifida muncul
di keluarga-keluarga tertentu tanpa mengikuti suatu pola tertentu. Jika dari kehamilan
lahir seorang anak yang menderita spina bifida, resiko berulang pada kehamilan
berikutnya meningkat lebih besar. Spina bifida bisa juga terjadi sebagai bagian dari
sindrom dengan kelainan kongenital lain. Disini pola yang terjadi mungkin berbeda
(dengan obat antikonvulsan tertentu) memiliki resiko tinggi (rata-rata 1:100) untuk
8
memiliki bayi dengan spina bifida. Defisiensi asam folat pada wanita hamil juga
2.5 Patofisiologi
setelah pembuahan setiap tahap rata-rata memakan waktu selama 2 -3 hari. Ada dua
pembentukan struktur saraf menjadi pipa, hal yang serupa juga terjadi pada otak dan
korda spinalis. Kedua, neuralisasi sekunder, yakni pembentukan lower dari korda
spinalis, yang membentuk bagian lumbal dan sakral. Neural plate dibentuk pada
tahap ke 8 (hari ke17-19), neural fold terbentuk pada tahap ke 9 (hari ke 19-21) dan
fusi dari neural fold terbentuk pada tahap ke 10 (hari ke 22-23). Beberapa tahap yang
9
sering mengalami gangguan yakni selama tahap 8 – 10 (yakni, ketika neural plate
membentuk fold pertamanya dan berfusi untuk membentuk neural tube) hal ini dapat
Pada tahap ke 11 (hari ke 23-26), saat ini terjadi penutupan dari bagian rostral
Mielomeningocele terjadi akibat gangguan pada tahap 12 (hari ke 26-30), saat ini
Penelitian pada embrio tikus telah memperoleh beberapa teori unifying yang
dapat menjelaskan anomali yang terjadi pada NTD. Defek yang terjadi bersamaan
seperti hidrosefalus dan malformasi otak bagian belakang seperti malformasi Chiari II
adalah salah satu contohnya. McLone dan Naidich, pada tahun 1992, mengajukan
proposal tentang teori unifying dari defek pada neural tube yang menjelaskan anomali
pada otak bagian belakang dan anomali pada korda spinalis. Berdasarkan
sempurna, menyebabkan defek pada bagian dorsal atau myeloschisis. Hal ini
menyebabkan CSF bocor mulai dari ventrikel sampai ke kanalis sentralis dan bahkan
menyebabkan herniasi ke bawah dan ke atas dari otak kecil. Sebagai tambahan, fossa
posterior tidak berkembang sesuai dengan ukuran yang sebenarnya, dan neuroblas
10
Adapun teori yang lain yang menjelaskan terjadinya spina bifida yakni teori
(11)
defisiensi asam folat. Resiko melahirkan anak dengan spina bifida berhubungan
erat dengan kekurangan asam folat, terutama yang terjadi pada awal kehamilan.
Hingga kini tidak diketahui mengapa asam folat dapat menyebabkan spina bifida.13
2.6 Klasifikasi
Bentuk ini merupakan spina bifida yang paling ringan. Kelainan seperti ini
biasanya terdapat didaerah sacrolumbal, sebagian besar ditutupi oleh kulit dan tidak
tampak dari luar kecuali adanya segumpal kecil rambut diatas daerah yang
dihinggapi. Pada keadaan seperti ini medula spinalis dan saraf-saraf biasanya normal
dan gejala-gejala neurologik tidak ditemukan. Spina Bifida Okulta sering didiagnosis
secara tidak sengaja saat seseorang mengalami pemeriksaan X-ray atau MRI untuk
alasan yang lain. Pada neural tube defek (NTD) jenis ini, tidak terjadi herniasi dari
menings melalui defek pada vertebra. Lesi yang terbentuk terselubung atau
tersembunyi di bawah kulit. Pada tipe ini juga tidak disertai dengan hidrosefalus dan
11
Gambar 2.3 Spina Bifida Occulta
Seringkali lesi pada kulit berupa hairy patch, sinus dermal, dimple,
hemangioma atau lipoma dan kadang-kadang timbul gangguan neurologik pada regio
torakal, lumbal, dan sakral. Pada masa pertumbuhan anak-anak dapat pula ditemukan
Deteksi dini pada spina bifida okulta sangatlah penting mengingat bahwa
fungsi neurologis hanya dapat dipertahankan dengan tindakan intervensi bedah secara
a. Lipoma spinal 5
Pada kasus–kasus ini, elemen spinal normal tetap ada namun lokasinya abnormal.
Lipoma spinal adalah keadaan di mana terdapat jaringan lemak yang masuk di dalam
12
Pada umumnya tidak ada kelainan neurologis, tetapi kadang terjadi, karena
dengan bertambahnya usia, lipoma akan membesar dan menekan sistem saraf.
c. Sinus dermal
dari epidermis menuju lapisan dalam, menembus duramater dan sampai ke rongga
subarakhnoid. Tampilan luarnya berupa lesung atau dimpel kulit yang kadang
c. Lipomielomeningokel
pada bagian belakang tubuh terutama di daerah lumbo-sakral. Kelainan ini kerap
kompleks anomali kongenital yang bukan hanya terdiri dari infiltrasi perlemakan
jaringan saraf saja, tetapi juga mengandung meningokel atau meningomielokel yang
besar. 5
d. Diastematomielia 5
13
Ada tulang rawan yang menonjol dari korpus vertebra dan membelah
dari kelainan ini adalah adanya sejumput rambut dari daerah yang ada
diastematomielia.
Tipe ini merupakan salah satu bentuk dari spina bifida yang kehilangan
lamina vertebranya dan seluruh isi dari kanalis vertebralis mengalami prolaps
membentuk sebuah defek dan defek tersebut membentuk kantung pada menings yang
berisi CSF, defek yang terbentuk inilah yang disebut dengan meningocele. Sedangkan
bila berisi korda spinalis dan akar saraf disebut mielomeningocele. Korda spinalis
tersebut biasanya berasal dari bentuk primitif, yakni lempeng neural yang belum
mangalami lipatan, hal ini disebut open myelomeningocele atau rachischisis. Dan
sempurna dan tertutup oleh membran dan kulit, meskipun tetap terlihat arkus
14
Gambar 2.4 Spina Bifida Aperta
a. Meningokel
Spina bifida jenis ini mengalami simpel herniasi dari menings melalui defek
pada vertebra. Korda spinalis dan akar saraf tidak ikut mengalami herniasi melalui
bagian dorsal dari dural sac. Lesi yang timbul pada meningokel sangat penting untuk
berbeda. Bayi yang lahir dengan meningokel biasanya pada pemeriksaan fisis
memberikan gambaran yang normal. Bayi yang lahir dengan meningokel tidak
memiliki malformasi neurologik seperti hidrosefalus dan Chiari II. Jenis ini
b. Mielomeningokel
akar saraf membentuk kantung yang juga berisi menings. Kantung ini
berakhir pada kantung ini dan terbuka keluar disertai ekspose dari kanalis sentralis.
Pembukaan dari struktur saraf tersebut disebut neural placode. NTD tipe ini adalah
15
bentuk yang paling sering terjadi. Gangguan neurologis seperti hidrosefalus dan
intestinal, jantung, dan esofagus, dan juga anomali ginjal dan urogenital. Bayi yang
dan anomali pada urogenital melalui keterlibatan akar saraf pada regio sakral. 17
kearah distal. Kadang mielomeningokel disertai defek kulit atau permukaan yang
hanya dilapisi oleh selaput tipis. Kelainan neorologik bergantung pada tingkat, letak,
luas dan isi kelainan tersebut, karena itu dapat berupa paraplegia, paraparesis,
monoparesis, inkotinensia urin dan alvi, gangguan sensorik serta gangguan refleks. 10
16
2.7 Pemeriksaan Penunjang Radiologi dan Lainnya pada Spina Bifida
metode yang berbeda dari yang digunakan untuk menggambarkan kanal tulang
belakang dan isinya. Usia pasien dan bidang pencitraan yang dibutuhkan
Gambar polos mungkin cukup dari sudut pandang ortopedi, namun hanya
penutupnya. Ketika dicurigai adanya kelainan pada spinal penilaian tulang belakang
neonatal, meskipun cacat tulang belakang yang ditutupi dengan jaringan lunak dapat
semakin banyak digunakan sebagai alat skrining primer untuk NTDs, biasanya pada
Disritisme spinal, atau defek tabung saraf (neural tube defect / NTD), adalah
kongenital yang diakibatkan oleh penutupan tabung neural yang tidak tepat pada awal
17
Disritisme spinal terjadi dalam bentuk tertutup dan bentuk terbuka. Bentuk
ini sering dikaitkan dengan hidrosefalus dan malformasi Arnold-Chiari tipe II dan
dapat diklasifikasikan sebagai spina bifida aperta. Bentuk tertutup spina bifida
disebut spina bifida occulta. Dari populasi umum, 5-10% mungkin memiliki tulang
spina bifida okulta dengan kulit di atasnya yang utuh. Sebagian besar kasus ini
Open NTD (ONTD) merupakan anomali kongenital yang serius. Jika tabung
saraf gagal menyatu pada tengkorak, hasilnya mungkin berupa anencephalus atau
menyatu sepanjang tulang belakang. Bayi dengan NTD sering mengalami anomali
1. Radiografi
evaluasi dini bayi yang lahir dengan myelomeningocele. Radiografi polos pasien
18
Gambar 2.6 Posteroanterior (PA) chest radiograph shows defects of the laminae of
the lower cervical spine.
Gambar 2.7 Plain abdominal radiograph in the same patient as in the previous image
shows spina bifida occulta of S1.
19
Myelografi adalah pemeriksaan diagnostik invasif yang menggunakan sinar X
kontras bersifat water soluble nonionic seperti metrizamide ke dalam ruang sub
Gambar 2.8 Myelograms in a 5-year-old patient show the dorsal region of the spine
and an anterior thoracic meningocele. Note the gross dorsal kyphosis.
20
Gambar 2.9 Myelograms in a 4-year-old patient show the lumbosacral region; a
long, tethered cord; and diastematomyelia.
Gambar 2.10 Right, plain radiograph of the lumbar spine shows diastematomyelia.
Left, myelogram in the same patient shows a filling defect at the level of
diastematomyelia.
21
Gambar 2.11 Left, plain anteroposterior (AP) radiograph of the lumbar spine shows
spina bifida occulta. Right, myelogram of the same patient shows a thick tethered
cord.
Gambar 2.12 Left, anteroposterior (AP) plain radiograph of the lumbar spine shows
a defect within the laminae of S1 and S2. Right, myelograms in the same patient show
a markedly thickened, low tethered cord.
22
Gambar 2.13 Plain anteroposterior (AP) lumbar spinal radiograph in a 7-year-old
patient shows a defect within the laminae of L4-5 and S1. Note the diastematomyelia.
Gambar 2.14 Myelograms in the same patient as in the previous image show a low,
tethered cord. Note also the diastematomyelia.
23
2. Ultrasonografi
bayi baru lahir, karena kurangnya pengerasan elemen posterior tulang rawan
utamanya. Sonografi tulang belakang biasanya tidak mungkin dilakukan setelah usia
6 bulan kecuali pada kasus defek spinal posterior persisten; Dalam kasus seperti itu,
Pada bayi yang baru lahir, conus normal biasanya terletak di atas tingkat
pertengahan L2. Dalam kasus di mana ada massa belakang yang tertutup oleh kulit,
isi massa dapat dicirikan. Sonogram tulang belakang aksial segera menunjukkan 2
24
a. Meningokel sakral anterior
herniasi kantung dural yang mengandung CSF melalui defek melalui permukaan
anterior sakrum atau tulang ekor. Pasien mungkin asimtomatik atau dengan disfungsi
pelvis atau usus besar atau kandung kemih. Ultrasonografi menunjukkan massa
mengkonfirmasi adanya cacat sakral anterior. MRI dapat menunjukkan konten CSF,
belakang yang paling umum; mereka timbul sebagai hasil dari kegagalan peleburan
lipatan saraf punggung secara lokal. Meningokel merupakan herniasi meninges yang
belakang dan atau akar saraf terletak di dalam kantung hernia. Ultrasonografi
c. Myelocystocele
belakang sentral melebar dan berkabut melalui defek tulang belakang posterior,
kanal tengah CSF yang penuh diisi tampaknya menyalurkan massa kistik subkutan
25
d. Lipoma spinal
terminale (mewakili 12%), dan (3) lipoma intradural (mewakili 4%). Lipoma tulang
belakang berhubungan dengan dismaphism tulang belakang telah dilaporkan pada 20-
50% pasien. Lipoma spinal umumnya terletak di tulang belakang leher rahim dan
sonogram.20
e. Myelocele
Myelocele adalah cacat tulang belakang terbuka terbuka yang biasanya terjadi
f. Sinus dermal
Sinus dermal mungkin muncul sebagai saluran sinus ekogenik yang jauh ke
dalam lubang di kulit. Dengan sonografi, mungkin sulit untuk melihat hubungannya
g. Diastematomielia
h. Spina bifida
belakang dan tengkorak. Temuan pada kasus spina bifida meliputi pelebaran pusat
26
pengerasan spinal posterolateral, tidak adanya kontinuitas kulit di atas tulang
belakang, dan kantung menonjol melewati garis kulit bagian dorsal. Temuan pada
dengan penghilangan cisterna magma dari malformasi Chiari II (banana sign); dan
Gambar 2.16 Antenatal ultrasonogram shows a lemon sign and a banana sign
i. Lemon sign
Lemon sign paling baik untuk mengukur diameter biparietal (BPD) pada
tingkat ventrikel lateral. Lemon sign biasanya sembuh pada trimester ketiga karena
peningkatan pengerasan calvarium. Oleh karena itu, tanda ini sensitif untuk NTD
27
hanya pada trimester kedua. Tidak adanya Lemon sign pada kehamilan 14-24 minggu
j. Malformasi Chiari II
Pada malformasi Chiari II, serebelum mengambil bentuk sabit atau pisang,
dan magna cisterna menjadi lenyap. Pada trimester kedua, tanda pisang ini sensitif
dan spesifik untuk ONTD tanpa tingkat false-positive dari tanda lemon. Pada
trimester ketiga, magma cisterna yang dilenyapkan mungkin lebih mudah dilihat;
Mungkin lebih bermanfaat daripada tanda pisang. Hidrosefalus tampak jelas pada
sebanyak 90% kasus ini; Sebaliknya, sepertiga janin dengan hidrosefalus memiliki
beberapa kasus, pemisahan selubung meningeal. Selain itu, anomali tulang lainnya,
deformitas yang lebih baik daripada yang dapat dilihat dengan myelography
Malformasi tulang dapat dilihat dengan baik oleh CT, dan diastematomielia,
lamina aberrant, dan spina bifida paling baik dinilai dengan menggunakan ini. Namun
MRI secara umum akan memberikan analisis yang adekuat terhadap deformitas
28
tulang belakang dan merupakan teknik pilihan untuk disraphism yang memerlukan
penjelasan secara lengkap. Namun bagaimanapun pada plain CT, densitas yang
rendah pada lemak dapat memperlihatkan tingkat lipoma baik yang superfisial
seperti posisi sinus, penarikan korda, adanya tumor embrionik atau kista, dan tempat
asal akar saraf, akan memerlukan gambaran dari MRI. Opasiti lesi kistik tanpa
adanya hubungan bebas dengan ruang subarachnoid hanya dapat dilihat pada bagian
menunjukkan anatomi batang otak dan servikal yang biasanya dipengaruhi oleh
29
Gambar 2.18 CT Scan aksial (A) dan gambaran 3 dimensi dari CT Scan (B)
menunjukkan meningokel anterior yang besar pada vertebrae T7-T10.
Gambar 2.19 Bayi perempuan usia 6 bulan dengan massa pada region lumbal. (A)
Myeolomeningokel meluas ke daerah subkutan pada jaringan punggung. (B) CT
menunjukkan hubungan yang jelas antar placode, myelomeningokel dan akar saraf.
30
Gambar 2.20 Gambar CT-Scan menunjukkan penonjolan meningokel pada region
oksipital
31
Gambar 2.22 Gambaran CT Scan tanpa kontras (A) pada kasus meningokel posterior
basal menunjukkan protrusi pada bagian basal. Gambaran CT Scan dengan kontras
(B) menunjukkan tidak ada jaringan otak di dalam protrusi.
dilakukan bila tidak ditemukan kelainan atau terdapat keraguan pada pemeriksaan
USG, sehingga fetal MRI dilakukan setelah pemeriksaan USG tidak dapat
perlakuan khusus pada ibu maupun janin sebelum ataupun selama menjalani
prosedur.25
pergerakan janin, ibu dapat diinstruksikan untuk melakukan tarikan napas yang ritmik
32
Spina bifida termasuk defek saraf pada medula spinalis yang pada
pemeriksaan MRI dapat dibagi dua, terbuka atau tertutup. Membedakan spina bifida
tipe terbuka aau tertutup penting karena berkaitan dengan prognosis pasien dimana
pada tipe tertutup terbukti memiliki prognosis lebih baik daripada tipe terbuka. Pada
fetal MRI dapat ditentukan lokasi spesifik defek dan ukuran defek yang nantinya
pada MRI dapat berupa hilangnya elemen tulang posterior pada level defek,
ditemukannya kantong jaringan lunak yang berisi cairan LCS, dan letak konus yang
lebih rendah. Jaringan kulit berbentuk inklusi tampak sebagai massa bulat dengan
intensitas yang beragam. Namun, perlu hati-hati karena akar saraf kauda equina
33
Gambar 2.24. Lipoma intradural sacral memperlihatkan scalloping pada
vertebrae sacral posterior
34
5. Pemeriksaan Penunjang Lain
Alfa-fetoprotein (AFP), diagnosis spina bifida prenatal pada ibu dengan faktor
Selain itu perlu pula dilakukan pemeriksaan terhadap ada tidaknya hidrosefalus
35
2.8 Diagnosis Banding 27
tersembunyi.
- Lypomyeloschisis
- Lypomyelocele
- Lypomyelomeningocele
- Myelocystocele terminal
- Cervical myelosistocele
- Cervical myelomeningicele
2.9 Penatalaksanaan 28
Tatalaksana yang dapat dilakukan pada anak dengan spina bifida adalah:
36
Pada bayi dengan spina bifida, saraf dan selaput saraf dapat mendorong keluar
dari lubang di tulang belakang dan membentuk kantung. Hal ini akan merusak saraf
dan dapat menyebabkan infeksi serius, sehingga bayi akan menjalani operasi untuk
dapat dicapai dengan kelahiran caesar untuk menghindari tekanan dan cedera
medulla spinalis. Alasan untuk penutupan bedah awal adalah untuk mengurangi
risiko infeksi, morbiditas, dan mortalitas, dan untuk mencegah kerusakan medulla
spinalis dan saraf tulang belakang lebih lanjut. Perlu diingat bedah tidak
membalikkan defisit neurologis. Bila ditemukan adanya sinus maka dua hal harus
diperhatikan, yaitu tindakan pemberian kontras tidak boleh dilakukan, karena bila
sinus ini berhubungan dengan durameter maka bahaya terjadinya meningitis sangat
besar.
Intervensi bedah disarankan sekitar usia 3 bulan, tidak hanya untuk alasan
komestik, tetapi yang lebih penting untuk mencegah disfungsi neurologis progresif.
37
Pasien-pasien ini memerlukan evaluasi ortopedi dan urologik penuh.4 Sebelum
operasi, banyak intervensi terfokus pada pencegahan komplikasi yang pada kantung:
hati sehingga tidak ada tekanan pada defek spinal. Mereka dapat ditempatkan
dalam posisi telungkup atau side-lying. Ketika mereka berada pada satu sisi,
bagian atas mereka (di atas defek). Dengan cara ini, tidak akan ada tekanan pada
lesi, dan bayi akan terlindung ketika bergulir ke belakang. Menempatkan bayi
pada perut mereka memiliki keuntungan tambahan yaitu menjaga aliran feses dan
urin jauh dari defek serta menjaga lesi bebas dari tekanan. Handuk yang terlipat
kantung, dan memastikan posisi kaki yang baik. Letakkan popok yang dilipat
antara kaki, untuk mencegah permukaan kulit menyentuh dan menggosok, dan
kandung kemih,
Ajarkan orang tua dan anggota keluarga lainnya tentang langkah-langkah untuk
lainnya.
38
Setelah operasi, berikan perawatan rutin pasca operasi, termasuk pemantauan
Untuk menjaga nutrisi, bayi harus diposisikan seperti posisi menyusui yang
menggelegak bayi, ingat untuk tidak menepuk pada punggung atas defek. Jika
seorang ibu berencana menyusui, Ingatkan untuk tidak membiarkan kantung atau
Menilai aktivitas motorik dan fungsi bowel dan bladder untuk membandingkan
pertahankan splints, brace dan gips; penggunaan kursi roda, walker, dan alat
b. Tatalaksana Hidrosefalus 28
perdarahan intraserebral dan / atau intraventrikular, perforasi usus besar, dan infeksi.
39
Komplikasi jangka panjang meliputi infeksi, overdrainage atau underdrainage, dan
tekanan intrakranial akut atau kronis, terjadi lebih sering pada 2 tahun pertama
kehidupan. Diagnosis mungkin sulit, karena tanda dan gejala awal sangat bervariasi
penyisipan atau revisi shunt. Jika gejala tetap ada karena tidak adanya kerusakan
c. Fisioterapi 28
Harapan fungsional secara umum telah berkembang untuk pasien pada setiap
kelompok tingkat lesi yang berbeda untuk membantu mengarahkan sasaran terapi
fisik dalam konteks perkembangan yang tepat sejak masa kanak-kanak sampai
dewasa. Program terapi harus dirancang secara paralel untuk pencapaian normal
Dalam merawat bayi baru lahir dengan myelomeningocele, terapis fisik akan
disfungsi neurologis progresif. Terapis fisik juga memberi petunjuk tentang teknik
pengendalian kepala dan tubuh. Menjelang akhir tahun pertama kehidupan, sediakan
40
anak itu sarana mobilitas independen yang efektif bersamaan dengan latihan
Bagi pasien yang tidak cenderung menjalani rawat jalan, ditekankan pada
masyarakat, rumah, dan sekolah untuk menentukan apakah ada hambatan arsitektural
atau didapat dan sering memerlukan intervensi ortopedi. Operasi ortopedi diarahkan
lembut diatas kandung kemih. Pada kasus yang berat kadang harus dilakukan
pemasangan kateter. Diet kaya serat dan program pelatihan buang air besar bisa
folat. Kekurangan asam folat pada seorang wanita harus dikoreksi sebelum wanita
41
tersebut hamil, karena kelainan ini terjadi sangat dini. Kepada wanita yang berencana
untuk hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi asam folat sebanyak 0,4 mg/hari.
hamil dan 800 micrograms / hari selama kehamilan. Penggunaan suplemen folic acid
ini penting untuk menurunkan resiko terjadinya defek neural tube seperti spina bifida.
Folic acid ( folinic acid, folacin, pteroyglutamic acid ) terdiri dari bagianbagian
pteridin, asam para aminobenzoat dan asam glutamat. Dari penelitian terbukti bahwa
yang memiliki arti biologik adalah gugus PABA dan gugus asam glutamat. PmGA
bersama-sama dengan konjugat yang mengandung lebih dari satu asam glutamat,
membentuk satu kelompok zat yang dikenal sebagai folat. Folat terdapat dalam
hampir setiap jenis makanan dengan kadar tertinggi dalam hati, ragi dan daun hijau
pirimidin. Gangguan ini akan menyebabkan kegagalan sintesis DNA dan hambatan
mitosis sel. 13
42
BAB III
PENUTUP
Spina bifida merupakan gangguan penutupan dan fusi tuba neural yang dapat
timbul pada semua segmen, tetapi yang paling sering pada daerah lumbosakral. Spina
bifida menurut bentuknya dapat dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu spina bifida
okulta dan spina bifida aperta. Pada spina bifida aperta bentuk yang paling sering
tulang pada tungkai bawah, serta gangguan fungsi otot sfingter. Spina bifida dapat
terjadi melalui beberapa faktor salah satunya adalah kekurangan asam folat pada ibu
hamil. Spina bifida dapat didiagnosis melalui beberapa cara yaitu Alfa-fetoprotein
radiologik terbaik untuk melihat defek pada tuba neural yaitu dengan pemeriksaan
MRI. Pengobatan spina bifida umumnya dilakukan dengan tindakan bedah. Intervensi
bedah disarankan sekitar usia 3 bulan. Untuk mengurangi gangguan mobilitas fisik
intervensi fisioterapi harus dilakukan sedini mungkin pada beberapa tahap usia untuk
DAFTAR PUSTAKA
43
44