PENDAHULUAN
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu:
PEMBAHASAN
Moderator : Baharsyah
Gabriel, 18 tahun dibawa ke UGD karena putus cinta dan memotong urat
nadi pada pergelangan tangannya. Hasil pemeriksaan di Rumah Sakit didapatkan
Gabriel tidak sadar. Ia baru membuka mata bila dipanggil dengan keras, ma
menggerakkan tangan bila diperintah, pada saat diajak bicara dia mampu
mengeluarkan kalimat namun tampak bingung. Bila tidak dipanggil dia akan
tertidur lagi. Ia juga terlihat pernapasan cepat dan dalam dengan frekuensi
30x/menit. Tekanan darah 80/60 mmHg, kulitnya pucat dan dingin.
Menurut dokter secara teori Gabriel mulai mengalami gangguan metabolism
asidosis akibat gangguan perfusi oksigen dan hasil laboratorium didapatkan
kesan hipokalemi dan hiponatremi. Setelah mendapat pertolongan dan kemudian
sadar, Gabriel menyatkan bahwa ia ingin bunuh diri karena kecewa berat dengan
mantan pacarnya.
1. Gabriel, 18 tahun dibawa ke UGD karena putus cinta dan memotong urat
nadi pada pergelangan tangannya.
2. Hasil pemeriksaan di Rumah Sakit didapatkan Gabriel tidak sadar. Ia baru
membuka mata bila dipanggil dengan keras, ma menggerakkan tangan bila
diperintah, pada saat diajak bicara dia mampu mengeluarkan kalimat namun
tampak bingung. Bila tidak dipanggil dia akan tertidur lagi.
3. Gabriel juga terlihat pernapasan cepat dan dalam dengan frekuensi
30x/menit. Tekanan darah 80/60 mmHg, kulitnya pucat dan dingin.
4. Menurut dokter secara teori Gabriel mulai mengalami gangguan metabolism
asidosis akibat gangguan perfusi oksigen dan hasil laboratorium didapatkan
kesan hipokalemi dan hiponatremi.
5. Setelah mendapat pertolongan dan kemudian sadar, Gabriel menyatkan
bahwa ia ingin bunuh diri karena kecewa berat dengan mantan pacarnya.
1. Gabriel, 18 tahun dibawa ke UGD karena putus cinta dan memotong urat
nadi pada pergelangan tangannya.
a) Bagaimana anatomi dan fisiologi pergelangan tangan ?
Jawab :
Fisiologi
Arteri radialis adalah cabang terminal yang lebih kecil dari arteri
brachialis. Pembuluh ini mulai dari fossa cubiti setinggi collum radii. Arteri
radialis berjalan ke distal dan lateral, di bawah musculus brachioradialis dan
terletak pada otot-otot kelompok profunda lengan bawah.
Pada bagian distal lengan bawah, arteri radialis terletak di permukaan
anterior radius dan hanya ditutupi oleh kulit dan fascia. Di lateral arteri
radialis terdapat tendo musculi brachioradialis dan di sebelah medialnya
terdapat tendo musculi flexor carpi radialis.
Arteri radialis meninggalkan lengan bawah dengan membelok di
sekitar pinggir lateral region carpalis untuk mencapai permukaan posterior
tangan.
Arteri radialis membelok di sekitar pinggir lateral articulation
radiocarpalis, di bawah tendo musculi abductor pollicis longus dan musculus
extensor pollicis brevis dan terletak pada ligamentum lateral persendian.
Pada waktu mencapai dorsum manus, arteri radialis berjalan ke distas di
bawah tendo musculi extensor pollicis longus untuk mencapai celah antara
kedua caput musculus interosseus dorsalis I, di sini arteri radialis membelok
ke depan dan sampai ke telapak tangan.
(Sherwood, 2012)
b) Apa dampak memotong urat nadi pada pergelangan tangan?
Jawab :
Menurunkan tekanan pada pengisian sirkulasi.
Curah jantung menurun di bawah normal dan dapat timbul syok.
Darah berwarna merah terang sebab kandungan O2 tinggi.
Darah menyembur atau memancar dari luka.
Pancaran bersamaan dengan denyut nadi penderita atau kontraksi
jantung.
2. MOTORIK (MOVEMENT)
Pasien menggerakkan tubuh (misal ekstremitas) sesuai 6
perintah
Pasien melokalisir daerah yang dirangsang nyeri 5
(menyingkirkan sumber nyeri)
Pasien menghindari (fleksi normal) bila dirangsang nyeri 4
dirangsang nyeri
Pasien melakukan ekstensi abnormal (deserebrasi) bila 2
dirangsang nyeri
Pasien tidak memberi respon terhadap rangsang nyeri
1
3. KATA-KATA (VERBAL)
Pasien menjawab pertanyaan pemeriksaan dengan benar dan 5
orientasi yang baik
Pasien menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang 4
dimengerti tapi tidak sistematis
Pasien menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang tidak 3
jelas (meracau)
Pasien memberi respon suara yang tidak jelas (mengerang) 2
Jawab :
(Faqudin 2011)
N atau HR Klasifikasi
< 60 Bradikardi
60 ‒ 100 Normal
- Jantung
Jantung terletak didalam rongga mediastinum dari ronga dada (toraks) diantara
kedua paru. Selaput yang melapisi jantung disebut perikardium yang terdiri atas 2
lapisan:
Arteri Koroner
Arteri koroner adalah cabang pertama dari sirkulasi sistemik. Sirkulasi koroner
terdiri dari: arteri koroner kanan dan arteri koroner kiri. Arteri koroner bermuara di
sebelah atas daun katup aorta yang disebut ”sinus valsava”.
Vena Jantung
Distribusi vena koroner sesungguhnya paralel dengan distribusi arteri koroner.
Sistem vena jantung terdiri dari 3 bagian: vena tebesian, vena kardiaka anterior,
sinus koronaria.
PEMBULUH DARAH
Keseluruhan sistem peredaran (sistem kardiovaskuler) terdiri dari arteri, arteriola,
kapiler, venula dan vena.
Arteri
Sirkulasi Sistemik
1. Mengalirkan darah ke berbagai organ tubuh.
2. Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda.
3. Memerlukan tekanan permulaan yang besar.
4. Banyak mengalami tahanan.
5. Kolom hidrostatik panjang.
Sirkulasi Pulmonal
1. Hanya mengalirkan darah ke paru.
2. Hanya berfungsi untuk paru-paru.
3. Mempunyai tekanan permulaan yang rendah.
4. Hanya sedikit mengalami tahanan.
5. Kolom hidrostatiknya pendek.
Sirkulasi Koroner
Efisiensi jantung sebagi pompa tergantung dari nutrisi dan oksigenasi yang cukup
pada otot jantung itu sendiri. Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung
dan membawa oksigen untk miokardium melalui cabang-cabang intramiokardial
yang kecil-kecil.
Aliran darah koroner meningkat pada:
Peningkatan aktifitas
Jantung berdenyut
Rangsang sistem saraf simpatis
Peredaran Darah
Sistem peredaran darah pada manusia dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
peredaran darah paru-paru (peredaran darah kecil) dan peredaran darah sistemik
(peredaran darah besar).
1. Peredaran darah kecil merupakan peredaran darah dari bilik kanan jantung
menuju paru-paru dan akhirnya kembali lagi ke jantung pada serambi kiri.
Pada peredaran darah kecil inilah darah melakukan pertukaran gas di paru-
paru. Darah melepaskan karbon dioksida dan mengambil oksigen dari
alveoli paru-paru. Oleh karena itu, darah yang berasal dari paru-paru ini
banyak mengandung oksigen. Darah yang banyak mengandung zat sisa
metabolisme dan karbon dioksida kembali ke serambi kanan jantung melalui
pembuluh balik.
Atau:
Ventrikel kanan-->Arteri pulmonalis-->Paru-paru-->Vena pulmonalis--
>Atrium kiri.
2. Peredaran darah besar ini mengalir dari jantung ke seluruh tubuh, kemudian
kembali lagi ke jantung. Peredaran darah manusia selalu melalui pembuluh
darah. Oleh karena itu, peredaran darah manusia disebut peredaran darah
tertutup.
Atau:
Ventrikel kiri-->Aorta-->Arteri-->Arteriola-->Kapiler-->Venula-->Vena--
>Vena cava superior dan vena cava inferior-->Atrium kanan.
• Stratum korneum: terdiri dari beberapa sel gepeng yang mati, tidak
berinti, protoplasma telah berubah menjadi kreatin .
3. Lapisan subkutis:
(Eroschenko, 2012)
Anatomi Sistem respirasi Respirasi
Sistem respirasi dibedakan menjadi dua saluran yaitu, saluran nafas bagian
atas dan saluran nafas bagian bawah. Saluran nafas bagian atas terdiri dari: rongga
hidung, faring dan laring. Saluran nafas bagias bawah terdiri dari trakea, bronkus,
bronkiolus, dan paru-paru.
1. Ventilasi
2. Difusi
3. Transportasi
Kalium:
Kalium penting untuk transmisi dan konduksi impuls-impuls saraf,
dan untuk kontraksi otot-otot rangka, jantung, dan polos. Kalium
juga diprlukan untuk kerja enizimdalam mengubah karbohidrat
menjadi energi(glikolisis) dan asam amino menjadi protein. Kalium
mningkatkan penyimpanan glikogen (energi) dalam sel-sel hati.
Kalium juga mengatur osmolalitas (konsentrasi solut) dari cairan
seluler.
Natrium:
1.4 Hipotesis
Gabriel 18 tahun mengalami syok hipovolemi dan gangguan metabolisme
asidosis metabolic disebabkan memotong arteri radialis yang menimbulkan
haemorhage.
Memotong A.Radialis
Haemorhage
Syok Hipovolemik
Suplai Darah
Diutamakan Ke Otak Penurunan Suhu
TD Tubuh
Kulit Pucat
Sistem kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler memiliki tiga kompenen penting yaitu darah,
jantung dan pembuluh darah. Darah merupakan salah satu kompenen utama
dalam sistem kardiovaskuler dan peranannya dalam tubuh pun sangatlah
vital.
Jantung merupakan organ tubuh yang sangat penting dalam sistem
kardiovaskuler. Fungsi jantung adalah memompa darah kenseluruh bagian tubuh.
Pembuluh darah merupakan tempat mengalirnya atau dialirkannya darah dari dan ke
jantung kenseluruh tubuh. Pembuluh darah terdiri atas vena dan arteri.
Di dalam sistem kardiovaskuler, jantung merupakan organ pemompa darah.
Pembuluh darah merupakan tempat mengalirnya darah dan darah sendiri merupakan
cairan pembawa oksigen dan nutrisi yang di butuhkan tubuh serta membawa sisa-
sisa metabolisme untuk di buang ke luar tubuh. Fungsi utama sistem kardiovaskuler
adalah mengalirkan darah ke seluruh bagian tubuh.
Sistem kardiovaskuler mendistribusikan
darah ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran
darah (sirkulasi darah) yang terbagi menjadi 2
bagian, yaitu
1. Sirkulasi sistemik (sistem peredaran
darah besar)
2. Sirkulasi pulmonal (sistem peredaran
darah kecil)
Sistem respirasi
Pada manusia, organ pernapasan utamanya adalah paru-paru (pulmo)
dan dibantu oleh alat – alat pernapasan lain. Menurut Guyton (1995) jalur
udara pernapasan untuk menuju sel-sel tubuh adalah:
Rongga hidung > faring (rongga tekak) > laring > trakea (batang tenggorok)
> bronkus > paruparu > alveolus > sel-sel tubuh.
b) Faring
Dari rongga hidung, udara pernapasan menuju faring. Faring (rongga
tekak) merupakan rongga pertigaan ke arah saluran pencernaan (esofagus),
saluran pernapasan (batang tenggorok), dan saluran ke rongga hidung. Pada
peristiwa tersedak saat makan sambil berbicara, terjadi gerakan refleks untuk
mengeluarkan kembali benda atau makanan yang masuk ke saluran
pernapasan. Namun, mekanisme menelan dan bemapas ini telah diatur
sedemikian rupa dengan semacam katup epiglotis serta gerakan laring (ke
atas) sewaktu menelan, sehingga saluran ke rongga hidung (saluran
pernapasan) tertutup rapat-rapat.
c) Laring
Dari faring, udara masuk ke laring. Dalam laring terdapat selaput
suara yang ketegangannya diatur oleh serabut-serabut otot sehingga dapat
menghasilkan tinggi rendahnya nada suara yang diperlukan. Keras lemahnya
suara ditentukan oleh aliran udara yang melewati selaput suara.
d) Trakea
Dinding batang tenggorok (trakea) dan dinding bronkus (cabang
batang tenggorok) terdiri atas tiga lapisan sel, berturut-turut dari dalam
adalah lapisan epitelium (bersilia dan berlendir), lapisan tulang rawan
dengan otot polosnya, serta lapisan terluar yang terdiri dari jaringan
pengikat. Batang tenggorok (trakea) terletak di daerah leher di depan
kerongkongan (esofagus) dan merupakan pipa yang terdiri dari gelang-
gelang tulang rawan. Bagian pangkal selalu dalam keadaan terbuka. Di
daerah dada, trakea bercabang dua, ke kiri dan ke kanan, disebut bronkus
(cabang batang tenggorok). Tempat percabangan ini disebut bifurkasi.
Kulit dibagi menjadi dua jenis yaitu kulit tebal dan kulit tipis. Kulit tebal
terdapat di telapak tangan dan kaki, mengalami penebalan karena gesekan dan
tarikan sedangkan kulit tipis terdapat di semua bagian tubuh kecuali telapak tangan
dan kaki. Yang membedakan dari kedua jenis kulit ini adalah kulit tebal ada kelenjar
keringat, tetapi tidak ada rambut, kelenjar sebacea dan otot polos sedangkan pada
kulit tipis memiliki kelenjar keringat, kelenjar sebacea, rambut, dan otot polos yaitu
arrector pili.
Kulit dibagi menjadi dua lapisan, yaitu dermis (dalam) dan epidermis (luar).
Lapisan dermis berpembuluh terdiri dari jaringan ikat tidak teratur, stratum papillare
dan stratum reticulare.
a. Stratum papillare.
- Lapisan superficial di dermis dan mengandung jaringan ikat longgar tidak
teratur.
- Papillae dan cristae cutis (epidermal tidges membentuk evaginasi dan
interdigitasi.
- Jaringan ikat terisi oleh serat, sel dan pembuluh darah.
- Reseptor sensorik corpusculum tactile (Meisner) di temukan di papillae.
b. Stratum reticulare.
- Lapisan yang lebih dalam dan tebal di dermis, terisi oleh jaringan ikat tidak
teratur.
- Jumlah sel sedikit dan kolagennya adalah kolagen tipe I.
- Tidak terdapat batas yang jelas antara stratum papillare dengan stratum
reticulare.
- Menyatu disebelah inferior dengan hipodermis atau lapisan subkutis
(hipodermis) fasia superfisial.
a. secara kualitatif
5. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada
respon terhadap nyeri.
(4) : spontan
(3) : dengan rangsang suara (suruh pasien membuka mata).
(2) : dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku
jari)
(1) : tidak ada respon
3. Perfusi perifer yang buruk, misalnya kulit dingin dan berkerut serta
pengisian kapiler yang jelek.
Tingkat Kesadaran
15 : Sadar
13 – 14 : Penurunan Kesadaran Ringan
9 – 12 : Penurunan Kesadaran Sedang
3–8 : Penurunan Kesadaran Berat (Koma)
B. Pemeriksaan Nadi
Denyut nadi merupakan denyutan atau dorongan yang dirasakan
dari proses pemompaan jantung. Pemeriksaan nadi seharusnya dilakukan
dalam keadaan tidur atau istirahat. Kondisi hipertermia dapat
meningkatkan denyut nadi sebanyak 15 – 20 kali per menit setiap
peningkatan suhu 1oC
D. Pemeriksaan Pernapasan
Merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai proses
pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida. Menilai
frekuensi, irama, kedalaman dan tipe atau pola pernapasan.
7) Cairan elektrolit
o Kation
o Anion
Anion utama dalam cairan ekstraselular adalah klorida (Cl-) dan bikarbonat (HCO3-
), sedangkan anion utama dalam cairan intraselular adalah ion fosfat (PO43-
).Karena kandungan elektrolit dalam plasma dan cairan interstitial pada intinyasama
maka nilai elektrolit plasma mencerminkan komposisi dari cairan ekstraselulertetapi
tidak mencerminkan komposisi cairan intraseluler.
a. Natrium
Natrium sebagai kation utama didalam cairan ekstraseluler dan paling berperan di
dalam mengatur keseimbangan cairan. Kadar natrium plasma: 135-145mEq/liter.12
Kadar natrium dalam plasma diatur lewat beberapa mekanisme:
- Left atrial stretch reseptor
- Central baroreseptor
- Renal afferent baroreseptor
- Aldosterone (reabsorpsi di ginjal)
- Atrial natriuretic factor
- Sistem renin angiotensin
- Sekresi ADH
- Perubahan yang terjadi pada air tubuh total (TBW=Total Body Water)
Kadar natrium dalam tubuh 58,5mEq/kgBB dimana + 70% atau 40,5mEq/kgBB
dapat berubah-ubah. Ekresi natrium dalam urine 100-180mEq/liter, faeces
35mEq/liter dan keringat 58mEq/liter. Kebutuhan setiap hari = 100mEq (6-15 gram
NaCl).
Natrium dapat bergerak cepat antara ruang intravaskuler dan interstitial maupun
ke dalam dan keluar sel. Apabila tubuh banyak mengeluarkan natrium
(muntah,diare) sedangkan pemasukkan terbatas maka akan terjadi keadaan dehidrasi
b. Kalium
c. Kalsium
Kalsium dapat dalam makanan dan minuman, terutama susu, 80-90% dikeluarkan
lewat faeces dan sekitar 20% lewat urine. Jumlah pengeluaran ini tergantung pada
intake, besarnya tulang, keadaan endokrin. Metabolisme kalsium sangat dipengaruhi
oleh kelenjar-kelenjar paratiroid, tiroid, testis, ovarium, da hipofisis. Sebagian besar
(99%) ditemukan didalam gigi dan + 1% dalam cairan ekstraseluler dan tidak
terdapat dalam sel.
d. Magnesium
Asam karbonat dan karbohidrat terdapat dalam tubuh sebagai salah satu hasil
akhir daripada metabolisme. Kadar bikarbonat dikontrol oleh ginjal. Sedikit sekali
bikarbonat yang akan dikeluarkan urine. Asam bikarbonat dikontrol oleh paru-paru
dan sangat penting peranannya dalam keseimbangan asam basa.
8) Pandangan Islam
Berikut pandangan Islam tentang orang yang bunuh diri :
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-
suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu." (An-Nisa' : 29)
Dorland, W.A. Newman. 1996. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 25. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Ganong. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Guyton & Hall. 2006. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Humaona, Rahesli. 2004. “Bunuh Diri : Faktor Faktor Penyebab, Cara yang
Ditempuh dan Respon Komunitas” . Vol : 17. No. (1). 59-66
Nurhayati, Tri Kurnia. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta : Eksa
Media Press.
Price, A Sylvia dan Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses
Proses Penyakit.
Ruhyanudin,Faqih.2011.http://faqudin.staff.umm.ac.id/files/2011/09/PEMERIKSA
AN-NEUROLOGIS.pdf diakses pada tanggal 6 Mei 2013
Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Snell, Richard S. 2012. Anatomi Klinik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Humaona, Rahesli. 2004. “Bunuh Diri : Faktor Faktor Penyebab, Cara yang
Ditempuh dan Respon Komunitas” . Vol : 17. No. (1). 59-66