Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA

DEFISIT PERAWATAN DIRI

OLEH :
LILI FREDELIKA
NIM. 199012330

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
2020
A. Defisit Perawatan Diri
1.1. Pengertian
Perawatan diri mencakup aktivitas yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, yang biasa dikenal dengan aktivitas kehidupan sehari-hari
(ADLs). Keadaan seseorang yang mengalami kelainan dalam kemampuan untuk
melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri
disebut dengan defisit perawatan diri. Tidak ada keinginan klien untuk mandi
secara teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau nafas dan
penampilan tidak rapi. Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah yang
timbul pada pasien dengan gangguan jiwa. Klien gangguan jiwa kronis sering
mengalami ketidakpedulian merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku
negative dan menyebabkan klien dikucilkan baik dalam keluarga maupun dalam
masyarakat.
1.2. Etiologi
Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene yaitu :
a. Citra tubuh
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri.
Perubahan fisik akibat operasi bedah misalnya, dapat memicu individu
untuk tidak peduli terhadap kebersihannya
b. Status sosial ekonomi
Sumber penghasilan atau sumber ekonomi mempengaruhi jenis dan
tingkat praktik perawatan diri yang dilakukan. Perawat harus menentukan
apakah pasien dapat mencukupi perlengkapan perawatan diri yang penting,
seperti sabun, pasta gigi, sampo. Selain hal itu, hal yang perlu diperhatikan
adalah penggunaan perlengkapan tersebut sesuai dengan kebiasaan sosial
yang dipraktikan oleh kelompok sosial pasien.
c. Pengetahuan
Pengetahuan tentang perawatan diri sangat penting karena pegetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Kurangnya pengetahuan tentang
pentingnya perawatan diri dan implikasinya bagi kesehatan dapat
mempengaruhi praktik perawatan diri.
d. Variabel kebudayaan
Kepercayaan akan nilai kebudayaan dan nilai diri mempengaruhi
perawatan diri. Orang dari latar belakang kebudayaan yang berbeda
mengikuti praktik kesehatan yang berbeda pula. Disebagian masyarakat,
misalnya ada yang menerapkan mandi setiap hari, tetapi masyarakat
dengan lingkup budaya yang berbeda hanya mandi seminggu sekali.
e. Kondisi fisik
Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan memerlukan bantuan. Biasanya jika tidak mampu, klien
dengan kondisi fisik yang tidak sehat lebih memilih untuk tidak
melakukan perawatan diri.
1.3. Lingkup Defisit Perawatan Diri
a. Kebersihan diri sendiri
Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, pakaian kotor, bau badan,
bau nafas, dan penampilan tidak rapi.
b. Berdandan atau berhias
Kurangnya minat dalam memilih pakaian yang sesuai, tidak menyisir
rambut, atau mencukur kumis.
c. Makan
Mengalami kesukaran dalam mengambil, ketidakmampuan membawa
makanan dan piring ke mulut, dan makan hanya beberapa suap makanan
dari piring
d. Toileting
Ketidakmampuan atau tidak adanya keinginan untuk melakukan defekasi
atau berkemih tanpa bantuan.

1.4. Faktor Penyebab


a. Faktor predisposisi
1. Faktor psikologis
Pada faktor ini, keluarga terlalu melindung dan memanjakan klien
sehingga klien menjadi bergitu bergantungan pada orang lain dan
kurangnya inisiatif pada klien. Pasien gangguan jiwa misalnya,
mengalami defisit perawatan diri dikarenakan kemampuan realitas
yang kurang. Hal ini menyebabkan klien tidak peduli terhadap diri dan
lingkungannya termasuk perawatan diri.
2. Faktor biologis
Pada faktor ini, penyakit kronis berperan sebagai penyebab klien tidak
mampu melakukan perawatan diri. Difisit perawatan diri disebabkan
oleh adanya penyakit fisik dan mental yang menyebabkan klien tidak
mampu perawatan diri. Selain itu, faktor herediter berupa anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa, juga turut menjadi
penyebab.
3. Faktor sosial
Faktor sosial ini berkaitan dengan kurangnya dukungan dan latihan
kemampuan perawatan diri lingkungannya.
b. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi defisit perawatan diri meliputi kurangnya motivasi,
kerusakan kognitif atau perseptual, cemas, dan kelelahan yang dialami
klien.
1.5. Tanda Gejala
a. Data subjektif
Klien mengatakan tentang :
1. Malas mandi
2. Tidak mau menyisir rambut
3. Tidak mau menggosok gigi
4. Tidak mau memotong kuku
5. Tidak mau berhias atau berdandan
6. Tidak bisa atau tidak mau menggunakan alat mandi atau kebersihan
diri
7. Tidak mau menggunakan alat makan dan minum saat makan dan
minum
8. BAB dan BAK sembarangan
9. Tidak membersihkan diri dan tidak membersihkan tempat BAB dan
BAK setelah BAB dan BAK
10. Tidak mengetahui cara perawatan diri dengan benar
b. Data objektif
1. Badan klien bau, kotor, berdaki, rambut kotor, gigi kotor, kuku
panjang
2. Tidak menggunakan alat-alat mandi dan mandi tidak bersih
3. Rambut kusut berantakan, kumis dan jenggot tidak dicukur serta tidak
mampu berdandan
4. Pakaian tidak rapi, tidak mampu memilih,
mengambil,memakai,mengencangkan dan memindahkan pakaian
5. Memakai barang-barang yang tidak perlu dalam berpakaian misalnya
memakai pakaian yang berlapis-lapis
6. Makan dan minum sembarangan serta berceceran, tidak menggunakan
alat makan, tidak mampu menyiapkan makan, memindahkan makanan
ke alat makan
7. BAB dan BAK tidak pada tempatnya.
1.6. Pohon Masalah

Gangguan pemeliharaan
Effect :
kesehatan

Defisit perawatan diri


Core problem :

Kehilangnya fungsi tubuh,


Causa :
kurangnya motivasi

B. Konsep Asuhan Keperawatan Defisit Perawatan Diri


2.1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses
keperawatan. Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan
masalah klien. Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis,
sosial, dan spritual. Adapun komponen dari pengkajian adalah sebagai berikut:
1. Identitas klien
2. Alasan masuk RS
3. Faktor penyebab dapat berupa faktor predisposisi, faktor presipitasi yang
menyebabkan klien mengalami perilaku kekerasan
4. Pemeriksaan fisik
5. Aspek psikososial dapat berupa genogram
6. Konsep diri dapat berupa citra tubuh, ideal diri, peran, harga diri,
hubungan sosial, spiritual, mekanisme koping

2.2. Diagnosa Keperawatan

Defisit Perawatan Diri …. (toileting/mandi/berpakaian/berdandan)


2.3. Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Defisit TUM : Setelah diberikan Bina hubungan saling Hubungan
perawata Klien dapat askep selama 20 menit percaya dengan saling
n diri berhubungan dalam 3 x pertemuan mengungkapk an percaya
dengan orang diharapkan TU dan prinsip komunikasi merupakan
lain secara TUK dapat tercapai therapeutic : dasar untuk
optimal. dengan kriteria hasil : 1. Sapa klien dengan kelancaran
1. Ekspresi wajah ramah dan baik hubungan
TUK 1 : bersahabat secara verbal dan interaksi
Klien dapat 2. Menunjukan rasa non verbal. selanjutnya
membina senang 2. Perkenalkan diri
hubungan 3. Ada kontak mata dengan sopan.
saling 4. Mau berjabat 3. Tanyakan nama
percaya tangan, mau lengkap klien dan
menyebut nama, nama panggilan
mau menjawab yang disukai
salam klien.
5. Mau duduk 4. Jelaskan
berdampinga n tujuan pertemuan.
dengan perawat
6. Mau
mengutaraka

13
n masalah 5. Jujur dan
yang menepati
dihadapi. janji.
6. Tunjukkan
sikap
empati dan
menerima
klien apa
adanya.
7. Beri
perhatian
pada klien
dna
perhatikan
kebutuhan
dasar klien

TUK 2 : Setelah 1. Melatih Dengan


Pasien diberikan askep pasien cara- memperhatik
mampu selama 20 menit cara an kebutuhan
melakukan perawatan dari klien
dalam 3 x
kebersihan kebersihan perawat
diri secara pertemuan diri mengetahui
mandiri diharapkan TU 2. Menjelasan apa saja yg
dan TUK dapat pentingnya akan
tercapai dengan menjaga diberikan
kriteria hasil : kebersihan pada
1. Perawatan diri. tindakan
diri aktivitas 3. Menjelaska selanjutnya
kehidupan n alat-alat
sehari-hari untuk
mampu menjaga
melakukan kebersihan
aktivitas diri
perawatan 4. Menjelaska
fisik dan n cara-cara
pribadi secara melakukan
mandiri atau kebersihan
dengan alat 5. Melatih
bantu pasien
2. Mampu memprakte
mempertahan kkan cara
kan menjaga
kebersihan kebersihan
dan diri
penampilan
yang rapi
secara
mandiri

14
3. Mampu
melakukan
aktivitas
eliminasi
secara
mandiri
4. Mengenali
dan
mengetahui
kebutuhan
bantuan
untuk
eliminasi

TUK 3 : Setelah 1. Bantu Membantu


Pasien diberikan askep pasien memilihkan
mampu selama 20 menit dalam sesuatu yang
melakukan memilih dibutuhkan
dalam 3 x
berhias/ pakaian oleh klien
berdandan pertemuan yang membuat
secara baik diharapkan TU mudah klien lebih
dan TUK dapat dan di mudah dalam
tercapai dengan lepas melakukan
kriteria hasil : 2. Sediakan perawatan
1. Klien mampu pakaian diri serta
untuk pasien membuat
mengenakan pada pasien
pakaian dan tempat merasa
berhias secara yang dihargai
mandiri mudah di
2. Mampu jangkau
mempertahan (Di
kan samping
kebersihan tempat
pribadi dan tidur)
penampilan 3. Dukung
yang rapi kemandir
secara ian pasien
mandiri dalam
3. Mengungkap berpakaia
kan kepuasan n dan
dalam berhias
berpakaian 4. Bantu
dan menata pasien
rambut menaikan
4. Menunjukan ,menganc
rambut yang ingkan
bersih dan dan
rapi merisletin
g pakaian
jika

15
diperluka
n
5. Beri
pujian
atas usaha
untuk
berpakaia
n sendiri
TUK 4 : diberikan askep 1. Melatih Setelah
Pasien selama 20 menit pasien banyak
mampu dalam 3x makan diberikan
melakukan pertemuan secara pelatihan dan
makan diharapkan TU mandiri bantuan bina
dengan baik dan TUK dapat 2. Menjelaska klien
tercapai dengan n cara melakukan
kriteria hasil : mempersiap sesuatu hal
1. Klien kan makan baru secara
mampu 3. Menjelaska mandiri
secara n cara untuk
mandiri makan yang membangun
2. Mengungkp tertib rasa percaya
kan kepusan 4. Menjelaska diri yang
makan n cara dimiliki oleh
3. Mampu merapihkan klien
menyiapkan peralatan
dan makan
memakan setelah
makanan makan
secara 5. Praktek
mandiri makan
sesuai
dengan
tahapan
makan yang
baik

TUK 5 : Setelah 1. Mengajarka Masalah


Pasien diberikan askep n pasien pasien untuk
mampu selama 20 menit melakukan melakukan
melakukan dalam 3 x BAB/BAK sesuatu
BAB/BAK pertemuan secara secara
secara diharapkan TU mandiri mandiri
mandiri dan TUK dapat 2. Menjelaska walaupun
tercapai dengan n tempat beberapa
kriteria hasil : BAB/BAK kegiatan
1. Mampu yang sesuai masih
mempertahan 3. Menjelaska dibantu oleh
kan n cara perawat
kebersihan membersihk
dan an diri
penampilan setelah
yang rapi

16
secara BAB dan
mandiri BAK
2. Mampu 4. Menjelaska
melakukan n cara
aktivitas membersihk
eliminasi an tempat
BAB dan BAB dan
BAK secara BAK
mandiri
3. Mengenali
dan
mengetahui
kebutuhan
bantuan
untuk
eliminasi
BABdan
BAK
4. Mampu
membersihka
n diri setalah
BAB dan
BAK

2.4. Implementasi Keperawatan


Implementasi keperawatan menyesuaikan dengan intervensi keperawatan jiwa
yang sudah dirumuskan dan target pencapaian yang mencakup target pencapaian
secara umum (TUM) maupun secara khusus (TUK) pada setiap
terapi/implementasi yang dilakukan.
2.5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan jiwa berdasarkan seberapa pencapaian yang berhasil
dilakukan dari masing-masing TUK dan TUM yang sudah dilakikan selama
implementasi kepada pasien.

17
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, M., & Iskandar. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung


:Refika Aditama
Departemen Kesehatan R.I. 2005. Rencana Strategi Departemen
Kesehatan.Jakarta: Depkes RI
Departemen Kesehatan RI., 2000, Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan
Keperawatan. Jakarta : Depkes RI.
Direja, Ade Herman Surya. 2011. Buku Asuhan Keperawatan Jiwa.
Nuha Medika, Yogyakarta.
Herman, Ade. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. yogyakarta:
Nuha Medika.
Tarwoto & Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia
DanProses Keperawatan. Edisi Ke-3. Jakarta: Salemba
Medika.
Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama

18

Anda mungkin juga menyukai