Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

CHOLELITHIASIS

Disusun Oleh :
HERI MAULANA YUSUP

PROGRAM PROFESI NERS


STIKES CIREBON
2023
A. PENGERTIAN

Cholelithiasis adalah adanya batu pada saluran biliaris, yang umumnya berada pada
kandung empedu. Pembentukan batu empedu disebabkan oleh adanya peningkatan
konsentrasi pada substansi tertentu pada cairan empedu. Peningkatan konsentrasi tersebut
menyebabkan pembentukan Kristal mikroskopik. Kristal tersebut, jika berkontak dengan
mucus kandung empedu dapat membentuk endapan yang lama kelamaan akan
membentuk Kristal makroskopik yang dikenal sebagai batu empedu.

B. ANATOMI DAN PATOFISIOLOGI


Pembentukan batu empedu dibagi menjadi tiga tahap, yaitu :
1. Pembentukan empedu yang supersaturasi
2. Nukleasi atau pembentukan inti batu
3. Berkembang karena bertambahnya pengendapan
Kelarutan kolesterol merupakan masalah yang terpenting dalam pembentukan
semua batu, kecuali batu pigmen. Supersaturasi empedu dengan kolesterol terjadi bila
perbandingan asam empedu dan fosfolipid (terutama lesitin) dengan kolesterol turun
di bawah harga tertentu. Secara normal kolesterol tidak larut dalam media yang menga
ndung air. Empedu dipertahankan dalam bentuk cair oleh pembentukan koloid yang m
empunyai inti sentral kolesterol, dikelilingi oleh mantel yang hidrofilik dari garam em
pedu dan lesitin. Jadi sekresi kolesterol yang berlebihan, atau kadar asam empedu
rendah, atau terjadi sekresi lesitin, merupakan keadaan yang litogenik.
Pembentukan batu dimulai hanya bila terdapat suatu nidus atau inti pengendap
an kolesterol. Pada tingkat supersaturasi kolesterol, kristal kolesterol keluar dari laruta
n membentuk suatu nidus, dan membentuk suatu pengendapan. Pada tingkat saturasi y
ang lebih rendah, mungkin bakteri, fragmen parasit, epitel sel yang lepas, atau partikel
debris yang lain diperlukan untuk dipakai sebagai benih pengkristalan.
Batu pigmen terdiri dari garam kalsium dan salah satu dari keempat anion ini :
bilirubinat, karbonat, fosfat dan asam lemak. Pigmen (bilirubin) pada kondisi normal a
kan terkonjugasi dalam empedu. Bilirubin terkonjugasi karena adanya enzim glokuron
il tranferase bila bilirubin tak terkonjugasi diakibatkan karena kurang atau tidak adany
a enzim glokuronil tranferase tersebut yang akan mengakibatkan presipitasi/
pengendapan dari bilirubin tersebut. Ini disebabkan karena bilirubin tak terkonjugasi ti
dak
larut dalam air tapi larut dalam lemak.sehingga lama kelamaan terjadi pengendapan
bilirubin tak terkonjugasi yang bisa menyebabkan batu empedu tapi ini jarang terjadi.
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Epigastrium kanan terasa nyeri dan spasme, menjalar ke pundak kanan atau punggung.
2. Kandung empedu membesar dan nyeri
3. Ikterus = Perubahan warna Kulit
4. Nyeri di kwadran kanan atas
5. Mual dan muntah
6. Kembung
7. Febris (38,5°C)
8. Beraknya warna pucat, kencing warna gelap sebagai
9. Blumberg Signs ( kekakuan dan nyeri lenting)
10. Berkurangnya absorbsi lemak dan vitamin yang larut di usus
D. .PATH WAY

E. PEMERIKSAAN PENUJANG
1. Ultrasonografi Abdomen:
Ultrasonografi adalah pemeriksaan pilihan untuk mendeteksi keberadaan batu empedu.
Ini adalah metode non-invasif yang menggunakan gelombang suara untuk menciptakan
gambar struktur kandung empedu dan batu-batu di dalamnya.

2. Pemeriksaan darah:
Pemeriksaan darah mungkin termasuk pengukuran enzim hati (ALT, AST), bilirubin, dan
amilase. Kadar enzim hati yang tinggi dapat mengindikasikan kerusakan hati yang terkait
dengan cholelithiasis.

3. Pemeriksaan Fungsi Hati:


Tes fungsi hati dapat membantu mengidentifikasi adanya kerusakan hati yang terkait
dengan cholelithiasis.

4. Pencitraan dengan Tomografi Komputer (CT Scan):


CT scan abdomen dapat digunakan untuk melihat lebih detail struktur kandung empedu
dan komplikasi yang mungkin terjadi, seperti kolesistitis.

5. Pemeriksaan Kolesintigrafi HIDA (Hepatobiliary Iminodiacetic Acid):


Pemeriksaan ini melibatkan injeksi zat radioaktif yang akan diserap oleh hati dan
diekskresikan ke dalam empedu. Ini dapat membantu mengidentifikasi obstruksi aliran
empedu yang disebabkan oleh batu empedu.

6. Pemeriksaan Endoskopi:
Endoskopi retrograde kolangiopankreatografi (ERCP) atau kolangiopankreatografi
percutaneus transhepatik (PTC) adalah pemeriksaan yang dapat digunakan untuk melihat
aliran empedu dan ductus pankreatikus. Ini dapat membantu mengidentifikasi batu-batu
yang mungkin menyumbat saluran empedu.

7. Pemeriksaan USG Endoskopi (Endoscopic Ultrasound):


Metode ini menggabungkan endoskopi dengan ultrasonografi untuk mendapatkan
gambaran yang lebih detail dari kandung empedu dan saluran empedu.

Pemeriksaan-pemeriksaan ini membantu dalam mendiagnosis cholelithiasis,


mengevaluasi tingkat keparahan, dan menilai apakah batu empedu menyebabkan
komplikasi, seperti peradangan kandung empedu (kolesistitis) atau obstruksi aliran
empedu. Keputusan tentang pemeriksaan penujang mana yang akan digunakan akan
bergantung pada gejala pasien dan temuan klinis yang ada. Dokter Anda akan merujuk
Anda ke pemeriksaan yang sesuai berdasarkan situasi Anda

F. KOMPLIKASIS
Cholelithiasis, atau keberadaan batu empedu dalam kandung empedu atau saluran
empedu, dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang bisa menjadi serius. Berikut
beberapa komplikasi yang mungkin terkait dengan cholelithiasis:
1. Kolesistitis: Kolesistitis adalah peradangan akut pada kandung empedu yang biasanya
disebabkan oleh penyumbatan saluran empedu oleh batu empedu. Ini dapat menyebabkan
gejala seperti nyeri perut yang hebat, demam, mual, muntah, dan peradangan kandung
empedu yang bisa menjadi serius.
2. Kolangitis: Kolangitis adalah infeksi saluran empedu yang biasanya disebabkan oleh
batu empedu yang menyumbat aliran empedu. Ini bisa mengakibatkan demam tinggi,
nyeri perut yang hebat, jaundice (kulit dan mata yang kuning), dan infeksi yang
berpotensi mengancam jiwa.
3. Pankreatitis: Pankreatitis adalah peradangan pankreas yang bisa terjadi jika batu
empedu menyumbat ductus pankreatikus. Ini menyebabkan nyeri perut berat, muntah,
demam, dan dapat menjadi kondisi yang serius.
4. Obstruksi Saluran Empedu: Batu empedu yang masuk ke saluran empedu dapat
menyebabkan obstruksi aliran empedu, yang dapat menyebabkan jaundice, nyeri perut,
dan komplikasi lainnya.
5. Abses Kandung Empedu: Kadang-kadang, jika infeksi dalam kandung empedu tidak
diatasi, bisa mengakibatkan abses kandung empedu, yang merupakan kantung nanah di
dalam kandung empedu. Ini adalah kondisi yang serius dan memerlukan perawatan
segera.
6. Perforasi Kandung Empedu: Dalam kasus kolesistitis yang parah, kandung empedu
bisa merusak dirinya sendiri dan menyebabkan perforasi. Hal ini dapat mengakibatkan
peritonitis (peradangan dalam rongga perut) yang berbahaya.
7. Adhesiobiliary Obstruction: Kondisi ini dapat terjadi ketika batu empedu keluar dari
kandung empedu dan menyumbat saluran empedu sekunder.
8. Empyema Kandung Empedu: Ini adalah infeksi bakteri dalam kandung empedu yang
dapat berkembang sebagai komplikasi dari kolesistitis yang tidak diobati,
9. **Obstruksi Usus: Batu empedu yang besar dapat menyebabkan obstruksi usus dan
nyeri perut yang hebat.
Komplikasi-komplikasi ini menunjukkan betapa seriusnya cholelithiasis jika tidak
ditangani dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk mencari perawatan medis segera
jika Anda mengalami gejala cholelithiasis atau komplikasi yang mungkin terkait
dengannya. Perawatan medis dan tindakan bedah dapat diperlukan untuk mengatasi
kondisi ini.

G. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan non bedah
a. Penatalaksanaan pendukung dan diet
80% dari pasien inflamasi akut kandung empedu sembuh dengan istirahat,
cairan infus, pengisapan nasogastrik, analgesik dan antibiotik. Diit yang
dianjurkan adalah tinggi protein dan karbohidrat.
b. Farmakoterapi
Asam ursodeoksikolat (urdafalk) dan kenodeoksikolat (chenodial,
chenofalk). Fungsinya untuk menghambat sintesis kolesterol dalam hati dan
sekresinya dan tidak desaturasi getah empedu.
c. Pengangkatan batu empedu tanpa pembedahan
Pengangkatan batu empedu : menginfuskan bahan pelarut (monooktanoin
atau metil tertier butil eter (MTBE) ke dalam kandung empedu. Pengangkatan
non bedah : dengan lewat saluran T-tube dan dengan alat jaring untuk
memegang dan menarik keluar batuyang terjepit dalam duktus koleduktus.
d. Extracorporal shock-wave lithotripsy (ESWL)
Gelombang kejut berulang yang diarahkan kepada batu empedu yang
gelombangnya dihasilkan dalam media cairan oleh percikan listrik. Efek
samping : petekia kulit dan hematuria mikroskopis
2. Penatalaksanaan bedah
a. Kolesistektomi : paling sering digunakan atau dilakukan : kandung empedu
diangkat setelah arteri dan duktus sistikus diligasi.
b. Minikolesistektomi : mengeluarkan kandung empedu lewat luka insisi selebar 4
cm.
c. Kolesistektomi laparoskopik (endoskopik) : lewat luka insisi kecil melalui dinding
abdomen pada umbilikus.
d. Koledokostomi : insisi lewat duktus koledokus untuk mengeluarkian batu empedu

H. PENCEGAHAN

Pencegahan cholelithiasis, atau pembentukan batu empedu, melibatkan perubahan gaya


hidup dan kebiasaan makan yang dapat membantu mengurangi risiko terbentuknya batu
empedu. Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil:
 Diet Sehat:

Konsumsi diet rendah lemak dan tinggi serat. Hindari makanan tinggi lemak jenuh,
makanan cepat saji, makanan berlemak, dan makanan olahan. Pilih makanan sehat seperti
buah, sayuran, biji-bijian utuh, dan daging tanpa lemak.
 Kontrol Berat Badan:

Menjaga berat badan yang sehat dapat membantu mengurangi risiko cholelithiasis.
Obesitas adalah faktor risiko yang signifikan untuk pembentukan batu empedu.
 Latihan Fisik:

Olahraga teratur dapat membantu menjaga berat badan yang sehat dan mengurangi risiko
pembentukan batu empedu. Cobalah untuk melakukan aktivitas fisik yang disarankan
oleh dokter Anda.
 Hindari Diet Ekstrem:

Hindari diet ekstrem yang melibatkan puasa atau diet ketat yang dapat meningkatkan
risiko pembentukan batu empedu. Pemangkasan kalori yang ekstrem dapat menyebabkan
gangguan pada metabolisme empedu.
 Konsumsi Air yang Cukup:

Minum cukup air penting untuk menjaga kandung empedu tetap berfungsi dengan baik.
Air membantu melarutkan garam-garam yang dapat membentuk batu empedu.
 Konsumsi Serat:

Serat dalam makanan membantu mengatur kadar kolesterol dalam empedu dan dapat
mencegah pembentukan batu empedu. Makanan tinggi serat meliputi buah, sayuran, dan
sereal gandum utuh.
 Batasi Alkohol:

Mengonsumsi alkohol dalam jumlah moderat atau tidak mengonsumsinya sama sekali
dapat membantu mengurangi risiko cholelithiasis. Terlalu banyak alkohol dapat merusak
hati dan meningkatkan risiko pembentukan batu empedu.
 Hindari Merokok:

Merokok terkait dengan peningkatan risiko pembentukan batu empedu. Berhenti


merokok dapat membantu mengurangi risiko ini.
 Kendalikan Penyakit Terkait:

Jika Anda memiliki penyakit terkait seperti diabetes, penting untuk mengendalikan gula
darah Anda dengan baik. Diabetes dapat meningkatkan risiko cholelithiasis.
 Kendalikan Berat Badan Selama Kehamilan

Wanita hamil dengan peningkatan berat badan yang cepat berisiko tinggi
mengembangkan cholelithiasis. Konsultasikan dengan dokter Anda tentang manajemen
berat badan selama kehamilan.
Pencegahan cholelithiasis terutama melibatkan perubahan gaya hidup sehari-hari untuk
mengurangi faktor risiko. Jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan cholelithiasis atau
memiliki faktor risiko tertentu, berkonsultasilah dengan dokter untuk saran lebih lanjut
mengenai pencegahan dan pengelolaan risiko Anda.

Anda mungkin juga menyukai