Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIK KLINIK

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL


DI RUANG RAJAWALI 4A RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

Anggota Kelompok:

Kartika Indriyani P1337420619097

Hanifah Anggraeni P1337420619098

Nadya Fickry M. S P1337420619099

Fariz Akbar Prasetyo P1337420619106

Fandi Akhmad P1337420619107

Amelia Sabili D. I P1337420619108

Yustina Dwi Cahyanti P1337420619118

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Model Praktik Keperawatan Profesional Model Praktek Keperawatan Profesional
(MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang
memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk
lingkungan, yang dapat menopang pemberian asuhan tersebut (Murwani & Herlambang,
2012). Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur,
proses, dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur
pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan
(Sitorus, 2006).
Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui
kerjasama berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan lingkungan wewenang dan tanggung
jawabnya (Nursalam, 2011). Praktik keperawatan diberikan melalui asuhan keperawatan
untuk klien individu, keluarga, masyarakat dan kelompok khusus dalam menyelesaikan
12 masalah kesehatan sederhana sampai komplek baik sehat maupun sakit sepanjang
rentang kehidupan manusia (Dikti, 2012)
Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) menutur Nursalam (2011) ada
lima metode pemberian asuhan keperawatan profesional yang sudah ada dan akan terus
dikembangkan di masa depan dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan.
1. Fungsional (bukan metode MAKP).
Metode fungsional dilakukan perawat dalam pengelolaan asuhan keperawatan
sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. 15 Pada saat itu, karena masih
terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat, maka setiap perawat hanya melakukan
satu atau dua jenis intervensi keperawatan saja (misalnya, merawat luka) kepada
semua pasien di bangsal.
2. MAKP tim.
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda
dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat
ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional, teknikal,
dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu.
3. MAKP primer.
Metode penugasan di mana satu orang perawat bertanggung jawab penuh
selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai
keluar rumah sakit. Medorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara
pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya
keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk
merencanakan, melakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien
dirawat.
4. MAKP kasus.
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia
dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap sif, dan tidak ada
jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh 16 orang yang sama pada hari berikutnya.
Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini
umumnya dilaksanakan untuk perawat privat/pribadi dalam memberikan asuhan
keperawatan khusus seperti kasus isolasi dan intensive care.
5. Modifikasi: MAKP tim-primer. Model MAKP tim dan Primer digunakan secara
kombinasi dari kedua sistem.
Sistem MAKP di ruang Arimbi RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang
menggunakan sistem MAKP tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi
menjadi 2 tim/grup yang terdiri atas tim 1 untuk Ruang Arimbi nomer 1,2,3,4,9,12,14 dan
tim 2 Ruang Arimbi nomer 5,6,7,8,10,11,15,16 hal ini menjadi satu ruangan karena
proses asuhan keperawatan di kedua ruangan tersebut sama dan jumlah total maksimal
ruang Arimbi adalah 15 pasien yang didalamnya terdiri dari tenaga profesional, teknikal,
dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu.

B. Tujuan
1. Mendiskripsikan asuhan keperawatan professional di ruang Rajawali 4A
2. Menjelaskan pelaksanaan fungsi manajemen : perencanaan pada pengelolaan
kasus di ruang Rajawali 4A
3. Menjelaskan pelaksanaan fungsi manajemen : pengorganisasian pada pengelolaan
kasus di ruang Rajawali 4A
4. Menjelaskan pelaksanaan fungsi manajemen : pelaksanaan pada pengelolaan
kasus di ruang Rajawali 4A
5. Menjelaskan pelaksanaan fungsi manajemen : controling pada pengelolaan kasus
di ruang Rajawali 4A
6. Menjelaskan peran ketua tim dalam praktik pengelolaan kasus berdasarkan
MAKP
7. Menjelaskan peran anggota tim dalam praktik pengelolaan kasus berdasarkan
MAKP
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Keperawatan
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk membuat suatu asuhan keperawatn secara professional (Nursalam,
2007). Manajemen dalam keperawatan sangat pentng untuk diterapkan demi tercapainya
suatu asuhan keperawatan yang maksimal untuk pasien. Menurut Mugianti, (2016) fungsi
manajemen keperawatan antara lain :
1. Planning
Perencanaan (planning), merupakan fungsi dasar dari manajemen dan semua
fungsi dalam manajemen tergantung dari fungsi perencanaan. Maksudnya fungsi-
fungsi yang lain dari manajemen tidak akan berjalan secara efektif tanpa adanya
perencanaan yang baik. Perencanaan adalah proses berkelanjutan yang diawali dengan
menetapkan tujuan, dan kemudian melaksanakannya sesuai dengan proses,
memberikan umpan balik dan melakukan modifikasi rencana jika diperlukan.
Perencanaan dibuat berdasarkan proses berfikir untuk membuat keputusan yang
berorientasi pada masa yang akan datang.
Perencanaan dalam manajemen keperawatan berdasarkan jangka waktunya
dibagi menjadi 3 jenis, yaitu perencanaan jangka pendek, jangka menengah dan
jangka panjang. Perencanaan jangka pendek atau yang disebut sebagai perencanaan
operasional adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan dengan kurun waktu satu
jam sampai dengan satu tahun. Perencanaan jangka menengah adalah perencanaan
yang dibuat untuk kegiatan dengan kurun waktu antara satu tahun sampai lima tahun,
sedangkan perencanaan jangka panjang atau sering disebut perencanaan strategis
adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan tiga sampai 20 tahun. Dalam
perencanaan di ruang perawatan biasanya yang digunakan adalah perencanaan jangka
pendek yaitu rencana harian, bulanan dan rencana tahunan.
Rencana Harian adalah rencana yang berisi kegiatan masing-masing perawat
yang dibuat setiap hari sesuai perannya. Rencana dibuat oleh kepala ruang, ketua
tim/perawat primer dan perawat pelaksana. Rencana Bulanan adalah rencana yang
berisi kegiatan dalam satu bulan. Rencana ini harus disinkronkan dengan rencana
harian. Rencana ini biasanya dibuat oleh kepala ruang dan ketua tim/perawat primer.
Rencana Tahunan adalah rencana yang dibuat setiap tahun sekali, yang dibuat
berdasarkan hasil evaluasi kegiatan tahun sebelumnya, rencana ini biasanya dibuat
oleh kepala ruang.
Menurut waktu pembuatan perencanaan dapat diklasifikasikan dalam:
a Perencanaan reaktif yaitu perencanaan yang disusun ketika adanya
masalah aktual yang dihadapi saat ini.
b Perencanaan proaktif yaitu perencanaan yang disusun sebelum masalah
timbul, antisipasi terhadap perubahan kebutuhan dan meningkatkan
kemampuan organisasi.
Sedangkan menurut proses penyusunan perencanaan diklasifikasikan menjadi:
Pendekatan Perkembangan yang menguntungkan (Profitabel Growth Approach) dan
pendekatan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Treat).
a Pendekatan Perkembangan yang menguntungkan (Profitabel Growth
Approach) yaitu Perencanaan yang dilakukan dengan menganalisa sarana
produksi yang dimiliki dan dihubungkan dengan kebutuhan yang muncul
dari lingkungan. Mengusahakan terjadinya keseimbangan antara sarana
yang dimiliki dengan kebutuhan lingkungan. SALING BANGUN : SA
(Sarana Produksi) LING (Lingkungan masyarakat), BANGUN
(Perkembangan yang menguntungkan).
b Pendekatan SWOT ( Strenght, Wakness, OpportunitydanThreat) Rencana
disusun dengan proses perencanaan, dimulai dengan menganalisa faktor
internal yang berhubungan dengan kekuatan (Strenght) dan kelemahan
(Weaknes), selanjutnya melakukan analisa faktor eksternal yang
berhubungan dengan peluang (opportunity) dan tekanan/ancaman (Threat).
Setelah diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman selanjutnya
disusun rencana strategis untuk mencapai tujuan organisasi. Rencana
strategis harus diterjemahkan ke dalam rencana operasional yang
mencantumkan target yang harus dicapai.

2. Organizing
Pengorganisasian pelayanan keperawatan adalah proses pengelompokan
kegiatan terhadap tugas, wewenang, tanggung jawab dan koordinasi kegiatan baik
vertikal maupun horizontal yang dilakukan oleh tenaga keperawatan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi ini mencakup penetapan tugas-tugas yang harus
dilakukan, siapa yang harus melakukan, seperti apa tugas-tugas dikelompokkan, siapa
yang melaporkan ke siapa, dan di mana serta kapan keputusan harus diambil oleh
seorang perawat.
Beberapa kegiatan pengorganisasian dalam manajemen keperawatan yang biasa
dilakukan oleh manajer keperawatan adalah seperti berikut ini:
a Mengelompokkan dan membangi kegiatan yang harus dilakukan oleh staf
dibagi habis sesuai kompetensi dan tanggung jawabnya
b Menentukan jalinan hubungan kerja antar tenaga kesehatan, agar
komunikasi baik dan mendukung kegiatan srhari hari
c Menentukan penugasan yang kondusif, semua tugas dikerjakan secara
sukarela dan optimal tanpa ada rasa curiga antar pe rawat

Tujuan pengorganisasian dalam manajemen keperawatan sebagai berikut:


a. Pencapaian tujuan organisasi
b. Pengorganisasian sumber daya secara efektif dan efisien
c. Melakukan pembagian tugas dan pertanggungjawaban yang efektif antara
perorangan dan kelompok.
d. Menentukan jalur komunikasi dan koordinasi yang efektif melaui
penyusunan struktur organisasi yang baik
e. Melakukan pengambilan keputusan secara tepat
f. Melakukan pengawasan kegiatan-kegiatan organisasi secara efektif melalui
supervisi.
g. Melakukan antisipasi terhadap berbagai perubahan yang mungkin terjadi
dengan melalui penyesuaian-penyesuaian yang penting.

Untuk menyusun pengorganisasian kerja yang efektif dalam mencapai tujuan


organisasi, ada empat prinsip yang harus Anda perhatikan. Ada empat prinsip tersebut
adalah:
a. Pembagian kerja
Pembagian kerja dimaksudkan bahwa semua pekerjaan dibagi habis
kepada semua staf. Setiap staf memiliki tugas yang jelas untuk
mengerjakan pekerjaan tertentu.
b. Pendelegasian tugas
Pendelegasian tugas merupakan pelimpahan wewenang dan tanggung
jawab kepada staf untuk melakukan tindakan dengan batas kewenangan
tertentu, Dalam pendelegasian mengandung unsur mentoring dan
regenerasi yang baik atau alami serta memiliki nilai bagaimana mengelola
sumber daya yang efektif dan efisien dengan kemampuan terbatas,
Menurut Rose K.N (2008) dalam Kurniadi, 2013 pendelegasian yang baik
harus melihat The five right of delegation meliputi : tugas/pekerjaan,
lingkungan sekitarnya, orang yang ditunjuk, adanya pengarahan/
komunikasi yang baik dan dilakukan supervisi atau evaluasi.
c. Koordinasi
Koordinasi, adalah suatu kegiatan melakukan komunikasi dan
hubungan dengan pihak yang terlibat dalam melancarkan kegiatan agar
terjadi nada atau irama yang sama sehingga terjadi keselarasan tindakan,
usaha, sikap dan penyesuaian antar tenaga yang ada di tempat kerja.
koordinasi efektif bisa dilakukan dengan cara : membangun komunikasi
dua arah baik dengan atasan maupun bawahan, membiasakan melakukan
rapat formal ( rapat resmi, pre dan post conferent), melakukan pelaporan
dan pencatatan yang teratur dan berkelanjutan, membuat pembakuan
formulir–formulir yang dipakai dalam semua kegiatan sebagai bukti
tanggung jawab dan tanggung gugat
d. Manajemen waktu
Manajemen waktu biasanya digunakan oleh setiap orang untuk
melakukan aktivitas apa saja. Kemampuan mengelola waktu merupakan
capaian keberhasilan seseorang. Agar dapat berhasil dalam mengelola
waktu maka diperlukan pemanfaatan waktu yang efektif dengan cara :
Analisa waktu yang dipakai dengan membuat jadwal dan kategori
kegiatan, memeriksa kembali tiap porsi kategori sesuai waktu yang ada,
menentukan prioritas pekerjaan menurut kegawatan, mendesak, dan tidak
mendesak/rutin, mendelegasikan kepada bawahan, sesuai dengan sifat
pekerjaan
3. Actuating
Pengarahan atau disebut juga penggerakan merupakan upaya mempengaruhi staf
agar melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, agar dapat
mengarahkan dan menggerakan bawahan maka ada beberapa unsur yang perlu
dipahami dan diperhatikan oleh manajer keperawatan. Unsur-unsur tersebut adalah:
a Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan penggunaan keterampilan mempengaruhi
orang lain untuk melaksanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
kemampuannya
b Motivasi
Motivasi menjadi unsur penting fungsi pengarahan dalam
keperawatan, karena kita tahu bahwa pelayanan keperawatan memiliki
kontribusi yang besar terhadap mutu layanan kesehatan. Rendahnya kinerja
perawatan akan mempengaruhi mutu pelayanan keperawatan, sebaliknya bila
kinerja perawat baik maka akan dapat meningkatkan mutu layanan.
c Komunikasi
Komunikasi merupakan unsur penting dalam menggerakkan atau
mengarahkan bawahan. Penerapan komunikasi yang baik antara manajer dan
pelaksana keperawatan dapat menghindari persepsi salah (missperception).
Komunikasi bisa dilakukan secara vertikal (atas–bawah) maupun horisontal
(samping). Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang dilakukan secara
terbuka antar dua orang atau lebih untuk menyampaikan dan meneruskan
pesan yang berharga dari dan keluar organisasi.
4. Controlling
Menurut Mockler ( 1984 ), pengendalian dalam manajemen adalah usaha
sistematis untuk menetapkan standar prestasi kerja agar sesuai dengan tujuan
perencanaan, untuk mendesain sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan
prestasi yang sesungguhnya dengan standar yang telah ditetapkan, untuk menetapkan
apakah ada deviasi dan untuk mengukur signifikansinya, serta mengambil tindakan
yang diperlukan untuk memastikan bahwa sumber daya digunakan dengan cara yang
efektif dan efisien mungkin untuk mencapai tujuan. Pengendalian adalah proses untuk
memastikan bahwa aktivitas yang dilakukan adalah sesuai dengan aktivitas yang
direncanakan dan berfungsi untuk menjamin mutu serta evaluasi kinerja. Manfaat
pengawasan dalam manajemen antara lain:
a Dapat mengetahui kegiatan program yang sudah dilaksanakan oleh staf
dalam kurun waktu tertentu
b Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf yang
melaksanakan tugas
c Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya organisasi sudah
digunakan dengan tepat dan efisien
d Dapat mengetahui faktor penyebab terjadinya penyimpangan
e Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan (reward)

B. MAKP
Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada pasien sangat ditentukan oleh
pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan profesional. Dengan semakin
meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan dan tuntutan
perkembangan iptek, maka metode sistem pemberian asuhan keperawatan harus efektif
dan efisien.
Ada beberapa metode sistem pemberian asuhan keperawatan kepada pasien.
Terdapat delapan model pemberian asuhan keperawatan, tetapi model yang umum
digunakan di rumah sakit adalah asuhan keperawatan total, keperawatan tim, dan
keperawatan primer. Dari beberapa metode yang ada, institusi pelayanan perlu
mempertimbangkan kesesuaian metode tersebut untuk diterapkan. Tetapi, setiap unit
keperawatan mempunyai upaya untuk menyeleksi model untuk mengelola asuhan
keperawatan berdasarkan kesesuaian antara ketenagaan, sarana dan prasarana, dan
kebijakan rumah sakit. Oleh karena setiap perubahan akan berakibat suatu stres sehingga
perlu adanya antisipasi (Nursalam, 2014).
Menurut Nursalam (2014) terdapat 6 unsur yang menjadi pertimbangan dalam
pemilihan metode keperawatan yaitu:
a. Sesuai dengan visi dan misi institusi. Dasar utama penentuan model
pemberian asuhan keperawatan harus didasarkan pada visi dan misi rumah
sakit.
b. Dapat diterapkannya proses keperawatan dalam asuhan keperawatan. Proses
keperawatan merupakan unsur penting terhadap kesinambungan asuhan
keperawatan kepada pasien. Keberhasilan dalam asuhan keperawatan sangat
ditentukan oleh pendekatan proses keperawatan.
c. Efisien dan efektif dalam penggunaan biaya. Setiap suatu perubahan, harus
selalu mempertimbangkan biaya dan efektivitas dalam kelancaran
pelaksanaannya. Bagaimana pun baiknya suatu model, tanpa ditunjang oleh
biaya memadai, maka tidak akan didapat hasil yang sempurna.
d. Terpenuhinya kepuasan pasien, keluarga, dan masyarakat. Tujuan akhir
asuhan keperawatan adalah kepuasan pelanggan atau pasien terhadap asuhan
yang diberikan oleh perawat. Oleh karena itu, model yang baik adalah model
asuhan keperawatan yang dapat menunjang kepuasan pelanggan.
e. Kepuasan dan kinerja perawat. Kelancaran pelaksanaan suatu model sangat
ditentukan oleh motivasi dan kinerja perawat. Model yang dipilih harus dapat
meningkatkan kepuasan perawat, bukan justru menambah beban kerja dan
frustrasi dalam pelaksanaannya.
f. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan
lainnya. Komunikasi secara profesional sesuai dengan lingkup tanggung
jawab merupakan dasar pertimbangan penentuan model. Model asuhan
keperawatan diharapkan akan dapat meningkatkan hubungan interpersonal
yang baik antara perawat dan tenaga kesehatan lainnya.

Metode yang digunakan oleh kelompok kami adalah metode MAKP Tim. Metode
ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam memberikan
asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2–3
tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu
kelompok kecil yang saling membantu.
Metode ini biasa digunakan pada pelayanan keperawatan di unit rawat inap, unit
rawat jalan, dan unit gawat darurat. Konsep metode Tim:
a. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan
berbagai teknik kepemimpinan
b. Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana
keperawatan terjamin
c. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim
d. Peran kepala ruang penting dalam model tim, model tim akan berhasil
bila didukung oleh kepala ruang.
Kelebihannya:
a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
b. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
c. Memungkinkan komunikasi antartim, sehingga konflik mudah di atasi
dan memberi kepuasan kepada anggota tim.
Kelemahan: Komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk dilaksanakan
pada waktu-waktu sibuk.
Konsep metode Tim:
a. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan
berbagai teknik kepemimpinan
b. Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana
keperawatan terjamin
c. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim
d. Peran kepala ruang penting dalam model tim, model tim akan berhasil
bila didukung oleh kepala ruang.

1. Peran Ketua Tim


a Fungsi
Dalam metode tim, katim memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan kewenangan yang didelegasikan
oleh kepala ruang
2) Membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi kinarja anggota tim
3) Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan
pasien
4) Mengembangkan kemampuan anggota
5) Menyelenggarakan konferensi.

b Tugas
Tugas ketua tim
1) Perencanaan
a) Mengikuti serah terima pasien dari tim sebelumnya bersama kepala
ruangan
b) Bersama kepala ruangan membagi tugas untuk anggota tim
c) Menyususn rencana asuhan keperawatan
d) Menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan asuhan keperawatan
e) Memberi pertolongan segera pada pasien dengan masalah kedaruratan
f) Melakukan ronde keperawatan brsama kepala ruang
g) Melakukan pelaporan pendokumentasian
2) Pengorganisasian
a) Merumuskan tujuan dari metode penugasan keperawatan tim.
b) Bersama kepala ruangan membuat rincian tugas untuk anggota
tim/pelaksana sesuai dengan perencanaan terhadap pasien yangmenjadi
tanggung jawabnya dalam pemberian asuhan keperawatan.
c) Melakukan pembagian kerja anggota tim/ pelaksana sesuaidengan tingkat
ketergantungan pasien.
d) Melakukan koordinasi pekerjaan dengan tim kesehatan lain.
e) Mengatur waktu istirahat untuk anggota tim/ pelaksana.
f) Mendelegasikan tugas pelaksanaan proses keperawatan kepada anggota
tim/pelaksana.
g) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
3) Pengarahan
a) Memberi pengarahan tentang tugas setiap anggota tim/ pelaksana.
b) Memberikan informasi kepada anggota tim/ pelaksana yang berhubungan
dengan asuhan keperawatan.
c) Melakukan bimbingan kepada anggota tim/ pelaksana yang berhubungan
dengan asuhan keperawatan.
d) Memberi pujian kepada anggota tim/ pelaksana yang melaksanakan
tugasnya dengan baik, tepat waktu, berdasarkan prinsip, rasional dan
kebutuhan pasien.
e) Memberi teguran kepada anggota tim/pelaksana yang melalaikan tugas
atau membuat kesalahan.
f) Memberi motivasi kepada anggota tim/pelaksana.
g) Melibatkan anggota tim/ pelaksana dari awal sampai dengan
akhirkegiatan.
h) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
4) Pengawasan
a) Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan
anggota tim/ pelaksana asuhan keperawatan kepada pasien.
b) Melalui supervisi: melihat/ mengawasi pelaksanaan asuhan keperawatan
dan catatan keperawatan yang dibuat oleh anggota tim/ pelaksana serta
menerima/ mendengar laporan secara lisan dari anggota tim/pelaksana
tentang tugas yang dilakukan.
c) Memperbaiki, mengatasi kelemahan atau kendala yang terjadi pada saat itu
juga.
d) Melalui evaluasi :
a. Mengevaluasi kinerja dan laporan anggota tim/ pelaksana dan
membandingkan dengan peran masing-masing serta dengan rencana
keperawatan yang telah disusun.
b. Penampilan kerja anggota tim/ pelaksana dalam melaksanakan tugas.
c. Upaya peningkatan kemampuan, keterampilan dan sikap.
d. Memberi umpan balik kepada anggota tim/ pelaksana.
e. Mengatasi masalah dan menetapkan upaya tindak lanjut.
f. Memperhatikan aspek etik dan legal dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan.
g. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
h. Gaya kepemimpinan yang bisa diterapkan: demokratik, otokratik,
pseudo demokartik, situasional, dll
i. Peran manajerial: informasional, interpersonal, decisional.
2. Peran Perawat Pelaksana
a Fungsi Perawat Pelaksana
Fungsi perawat pelaksana dalam metode tim yaitu:
1) Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung
jawabnya
2) Kerja sama dengan anggota tim dan antartim
3) Memberikan laporan harian
b Tugas Perawat Pelaksana
1) Perencanaan
a) Bersama kepala ruang dan ketua tim mengadakan serah terima
tugas.
b) Menerima pembagian tugas dari ketua tim.
c) Bersama ketua tim menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan
asuhan keperawatan.
d) Mengikuti ronde keperawatan bersama kepala ruangan.
e) Menerima pasien baru.
f) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
2) Pengorganisasian dan ketenagaan:
a) Menerima penjelasan tujuan dari metode penugasan keperawatan
tim.
b) Menerima rincian tugas dari ketua tim sesuai dengan perencanaan
terhadap pasien yang menjadi tanggung jawabnya dalam pemberian
asuhan keperawatan.
c) Melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketua tim.
d) Melaksanakan koordinasi pekerjaan dengan tim kesehatan lain.
e) Menyesuaikan waktu istirahat dengan anggota tim/ pelaksana
lainnya.
f) Melaksanakan asuhan keperawatan.
g) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian tindakan
keperawatan yang dilakukan.
3) Pengarahan
a) Menerima pengarahan dan bimbingan dari ketua tim tentang tugas
setiap anggota tim/ pelaksana.
b) Menerima informasi dari ketua tim berhubungan dengan asuhan
keperawatan.
c) Menerima pujian dari ketua tim.
d) Dapat menerima teguran dari ketua tim apabila melalaikan tugas
atau membuat kesalahan.
e) Mempunyai motivasi terhadap upaya perbaikan.
f) erlibat aktif dari awal sampai dengan akhir kegiatan.
g) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian
4) Pengawasan:
a) Menyiapkan dan menunjukkan bahan yang diperlukan untuk proses
evaluasi serta terlibat aktif dalam mengevaluasi kondisi pasien.
b) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian
BAB III
MANAJEMEN TIM

1. Planning
RENCANA KERJA BULANAN KETUA TIM
Bulan : Maret 2020

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu


1
Libur
2 3 4 5 6 7 8
Rapat Alokasi Alokasi Alokasi Alokasi Alokasi Libur
Ruangan pasien, pasien, pasien, pasien, pasien,
Supervisi PA Supervisi PA, Supervisi PA, Supervisi PA Supervisi PA
Case Pendkes
conference keluarga
9 10 11 12 13 14 15
Alokasi Alokasi Alokasi Alokasi Alokasi Alokasi Libur
pasien, pasien, pasien, pasien, pasien, pasien,
Supervisi Supervisi PA, Supervisi PA Supervisi PA Supervisi Supervisi PA
PA Case PA,
conference Pendkes
keluarga
16 17 18 19 20 21 22
Alokasi Alokasi Alokasi Alokasi Alokasi Alokasi Libur
pasien, pasien, pasien, pasien, pasien, pasien,
Supervisi Supervisi PA, Supervisi PA Supervisi PA Supervisi PA Supervisi PA,
PA, Pendkes Pendkes
Case keluarga keluarga
conference
23 24 25 26 27 28 29
Alokasi Alokasi Alokasi Alokasi Alokasi Alokasi Libur
pasien, pasien, pasien, pasien, pasien, pasien,
Supervisi Supervisi PA, Supervisi PA, Supervisi PA, Supervisi PA Supervisi PA
PA Menyusun Pendkes Menyusun
jadwal dinas keluarga laporan tim
tim

30 31
Koordinasi Menyusun
dengan laporan
Karu dalam bulanan
menyusun
laopran
bulanan

Ketua Tim Kepala Ruangan

Yustina Dwi Cahyanti Trimaningsih,S.Kep.Ns


RENCANA KERJA HARIAN KETUA TIM

Nama Katim : Yustina Dwi Cahyanti Ruangan : Rajawali 4A


Nama Perawat : Nadya Fickry M.S

Kartika Indriani

Fariz Akbar
Amelia Sabili

Hanifah Anggraeni

Fandi Akhmad
Hari/Tanggal : Rabu, 11 Maret 2020
Nama Pasien :
1. Ny.I (6.4)
2. Ny.S (6.5)
3. Ny.A (6.6)

Waktu Kegiatan Keterangan


07.00 WIB - Hand over
- Preconference
- Melakukan alokasi pasien sesuai dengan perawat
yang dinas.
08.00 WIB Pasien 1 : Melakukan ganti balut
Pasien 2 : Monitor KU dan TTV
Pasien 3 : Aff infus, BLPL
09.00 WIB Supervise perawat
Perawat 2
Fandi Akhmat : Melakukan pengkajian, monitor TTV
dan mendokumentasikan kegiatan.
10.00 WIB Mendampingi dokter visite
11.00 WIB Pasien 1 : Melakukan ganti balut
Pasien 2 : Melakukan pengukuran tanda-tanda vital dan
monitor KU
Pasien 3 : Edukasi pasien sebelum pulang
12.00 WIB - Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan
membuat catatan perkembangan pasien.
- Ishoma
13.00 WIB - Posconference dan menulis dokumentasi.
- Memeriksa kelengkapan dokumentasi askep.
- Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas.
14.00 WIB Hand over

Ketua Tim Kepala Ruangan


( Yustina Dwi Cahyanti ) ( Trimaningsih,S.Kep.Ns )

RENCANA KERJA HARIAN KETUA TIM

Nama Katim : Yustina Dwi Cahyanti Ruangan : Rajawali 4A


Nama Perawat : Nadya Fickry M.S

Kartika Indriani

Fariz Akbar

Amelia Sabili

Hanifah Anggraeni

Fandi Akhmad
Hari/Tanggal : Kamis, 12 Maret 2020
Nama Pasien :
1. Ny.I (6.4)
2. Ny.S (6.5)
Waktu Kegiatan Keterangan
14.00 WIB - Hand over
- Preconference
- Melakukan alokasi pasien sesuai dengan perawat
yang dinas.
15.00 WIB Pasien 1 : Monitor TTV dan Monitor balance cairan
Pasien 2 : Memonitor TTV dan mengkaji intensitas
nyeri
16.00 WIB Supervisi perawat
Perawat 1
Pasien 1 : Melakukan pengukuran tanda-tanda vital
dan monitor balance cairan
Perawat 2
Fandi Akhmat
Pasien 2 : Melakukan pengukuran tanda-tanda vital dan
mengkaji intensitas nyeri
17.00 WIB Pasien 1 : Memfasilitasi lingkungan yang aman dan
nyaman.
Pasien 2 : monitor KU dan mengajarkan teknik
relaksasi distraksi
19.00 WIB - Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan
membuat catatan perkembangan pasien.
- Ishoma
20.00 WIB - Posconference dan menulis dokumentasi.
- Memeriksa kelengkapan dokumentasi askep.
- Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas.
21.00 WIB Hand over

Ketua Tim Kepala Ruangan

(Yustina Dwi Cahyanti) (Trimaningsih,S.Kep.Ns)


2. Organizing, Actuating dan Controlling

PRE CONFERENCE
Waktu kegiatan : 11 Maret 2020 , 07.15 WIB
Tempat : meja pelayanan Ruang Rajawali 4A
Penanggungjawab : Yustina Dwi Cahyanti
Telah dilakukan timbang timbang terima/handover dari perawat jaga malam pada
perawat jaga pagi, pre conference dibuka oleh yustina dwi cahyanti sebagai ketua tim. Pada
hari rabu 11 Maret 2020 terdapat 2 perawat jaga yaitu perawat yustina dwi cahyanti dan fandi
akhmad, untuk pembagian asuhan keperawatan katim membagi 1 pasien dikelola oleh katim
dan 2 pasien dikelola oleh perawat fandi ahmad, untuk perawat yustina mengelola pasien
Ny.I sedangkan perawat fandi akhmad mengelola pasien Ny.S dan Ny. A. Perawat yustina
menyampaikan kondisi pasien dan rencana yang akan dilakukan yang pertama yaitu Ny.I
(6.4) dengan diagnosa medis ca ovarium, terdapat luka basah 5 cm di perut bawah yang akan
dilakukan ganti balut setiap hari. Kemudian Perawat fandi akmad menyampaikan kondisi
pasien kelolaan dan rencana yang akan dilakukan yang pertama yaitu Ny. S dengan diagnose
medis mioma uteri, abses intra abdomen, prolapse tunggal serviks, rencana kemoradiasi
(16/3/2020), kemudian Ny. A dengan diagnose granuloma dinding abdomen, edukasi
mengenai ganti balut secara mandiri di rumah, serta konfirmasi DPJP untuk perencanaan
BLPL. Katim menyampaikan masukan pada perawat pelaksana yaitu dari ke-3 pasien perlu di
motitor KU dan TTV, kondisi pasien self care. Katim menutup pre conference.

5)
POST CONFERENCE
Waktu kegiatan : 11 Maret 2020 14.15 WIB
Tempat : meja pelayanan, Ruang Rajawali 4A
Penanggung jawab : Yustina Dwi Cahyanti

Telah dilakukan timbang terima/handover dari perawat jaga pagi pada perawat jaga
siang, post conference dibuka oleh Yustina Dwi Cahyanti sebagai Katim. Perawat pelaksana
menyampaikan kondisi klien dan hasil tindakan pasien. Perawat yustina menyampaikan
mengenai pasien Ny.I saat akan dilakukan ganti balut mengatakan nyeri pada luka post op
laparotomy dan mengeluh kaki bengkak, kemudian perawat mengganti urine bag karena
terdapat sumbatan stosel. Kemudian perawat Fandi akhmat menyampaikan hasil asuhan
keperawatan pada Ny. S pada saat dilakukan pengukuran tanda-tanda vital didapatkan hasil
TD : 110/70 mmHg, HR : 82x/menit, RR : 20x/menit dan T : 36,8 °C, pasien masih
mengeluh nyeri pada daerah vagina saat BAK, kemudian telah dilakukan relaksasi nafas
dalam untuk mengurangi nyeri dan rencana kemoradiasi (16/03/2020). Kemudian Ny.A
sudah diperbolehkan pulang ke rumah, tinggal menunggu konfirmasi dari DPJP.

6)
PRE CONFERENCE
Waktu kegiatan : 12 Maret 2020 14.15 WIB
Tempat : meja pelayanan, Ruang Rajawali 4A
Penanggung jawab : Yustina Dwi Cahyanti
Telah dilakukan timbang terima/handover dari perawat jaga pagi pada perawat jaga siang,
Yustina Dwi Cahyanti sebagai Katim membuka pre conference dengan salam dan doa. Pada
tanggal 12 Maret 2020 ada 2 perawat jaga siang dan 2 pasien, katim sudah membagi tugas
asuhan keperawatan pada masing-masing perawat jaga siang yaitu perawat yustina mengelola
pasien Ny.I, kemudian perawat fandi akhmat mengelola pasien Ny S. Perawat yustina
menyampaikan Ny.I masih mengeluh nyeri pada perut yang terdapat luka basah 5 cm post op
laparotomy H+15, kaki terihat bengkak dan sudah terpasang elastic bandage , perawat fandi
akhmat menyampaikan Ny. S masih mengeluh nyeri saat BAK diakibatkan terdapat benjolan
di vagina, nyeri menetap dengan skala 5, kemudian benjolan di vagina tersebut sekarang
sedang dilakukan kompres dengan menggunakan cairan Nacl 0,9 %, Hb : 7,4 g/dL dan usaha
3 prc, rencana kemoradiasi (16/3/2022). Perawat yustina menyampaikan ny. I akan dipasang
infus ulang, monitor KU dan TTV.
7)
POST CONFERENCE
Waktu kegiatan : 12 Maret 2020 21.15 WIB
Tempat : meja pelayanan, Ruang Rajawali 4A
Penanggung jawab : Yustina Dwi Cahyanti

Telah dilakukan timbang terima/handover dari perawat jaga siang pada perawat jaga malam,
Yustina Dwi Cahyanti sebagai Katim membuka post conference dengan salam dan doa. Pada
tanggal 12 Maret 2020 ada 2 perawat jaga siang dan 2 pasien, katim sudah membagi tugas
asuhan keperawatan pada masing-masing perawat jaga siang yaitu perawat yustina mengelola
pasien Ny.I, kemudian perawat fandi akhmat mengelola pasien Ny.S. Perawat yustina
menyampaikan hasil asuhan keperawatan Ny.I yaitu telah dilakukan pemasangan infus ulang
dan pemasangan elastic bandage. Perawat fandi akhmad menyampaikan hasil asuhan
keperawatan Ny. S yaitu Ny. S masih mengeluh nyeri saat BAK dan benjolan di vagina
semakin membesar. Kemudian katim menyampaikan tindak lanjut yang akan dilakukan oleh
perawat jaga malam antara lain untuk Ny.I monitor balance cairan, monitor TTV dan KU,
monitor adanyan tanda infeksi, untuk Ny.S persiapan kemoradiasi (16/3/2020) dan usaha
bank darah 3 prc.

3. Hand Over
Katim melakukan hand over dengan teman yang jaga siang yaitu Nadya dan Amelia.
Kami melakukan hand over setelah mengikuti hand over ruangan sepaya bisa
mendapatkan gambaran cara hand over di ruangan.

HAND OVER

Tanggal : 9 Maret 2020


No Nama Pagi Sore Malam
. Pasien
1. Ny. I (40 S : S: S:
tahun) Dx : Ca Ovarium Pasien dengan diagnosaDx : Ca Ovarium
DK : Nyeri akut, medis post
DK : Nyeri akut,
kerusakan integritas BSO+FS+ADHES hari kerusakan integritas
kulit, kelebihan volume ke-12, pasien
kulit, kelebihan volume
cairan mengatakan nyeri perutcairan
Rawat inap hari ke-12 dan lemas, luka basah Rawat inap hari ke-12
Tanggal masuk RS 14 dibagian perut bawah Tanggal masuk RS 14
Februari 2019 (5cm), DPJP dr. Endy Februari 2019
DPJP : dr. Endy Cahyono Cahyono Kristiawan,
DPJP : dr. Endy Cahyono
Kristiawan, Sp.Og Sp,Og. Kristiawan, Sp.Og
PPJP : Nimatus Sholiha, PPJP : Nimatus Sholiha,
AMK Terapi : AMK
Terapi : - Infus Nacl 0,9% (20 Terapi :
- Infus Nacl 0,9% (20 tpm) - Infus Nacl 0,9% (20
tpm) tpm)
- Omeprazol 20 mg/24
B:
jam (p.o)
Pasien sudah diganti
B:
balut pagi hari, terpasang
Partial care, kesadaran
B: DC, infus menggunakan
composmentis
Partial care, kesadaran Nacl TD : 130/70 mmHg
composmentis Hb: 3,8 HR : 98 x/menit
TD : 120/80 mmHg RR : 20 x/menit
HR : 84 x/menit TD: 110/70 mmHg S : 37,5°C
RR : 20 x/menit Hb : 3,8 g/dl
RR: 19x/menit
S : 37°C
Hb : 3,8 g/dl S: 37,2°C
A:
HR:90x/menit E : 4, V : 5, M : 6
A: - Terdapat luka diperut
E : 4, V : 5, M : 6 bawah, luka masih
- Terdapat luka diperut A: basah, luka sekitar 5
bawah, luka masih pasien mengatakan luka cm
basah, luka sekitar 5 di perutnya masih basah - Terpasang elastic
cm sekitar 5 cm. terpasang bandage di kedua kaki
- Terpasang elastic DC, terpasang elastic - Pasien mengatakan
bandage di kedua kaki bandage di kedua kaki, lemas dan tidak nafsu
- Pasien mengatakan klien mengeluh nyeri makan. Pasien
lemas dan tidak nafsu mengeluh nyeri
makan. Pasien P : Nyeri timbul saat dibagian luka dengan
mengeluh nyeri aktivitas skala 5, hilang timbul,
dibagian luka dengan Q: seperti ditusuk - tusuk dan nyeri seperti
skala 5, hilang timbul, ditusuk-tusuk.
dan nyeri seperti R:diperut bagian bawah
ditusuk-tusuk.
S:5
R:
T:hilang timbul - Monitor KU dan TTV
R: - Manajemen nyeri
- Monitor KU dan TTV - Ganti balut 1 hari sekali
- Manajemen nyeri R: - Transfusi PRC
- Ganti balut 1 hari sekali - Lakukan perawatan
- Transfusi PRC luka setiap hari sekali
- Transfuse PRC
- Ajarkan teknik relaksasi
nafas dalam
2. Ny. S (54 S: S: S:
tahun) Dx : Leimiosarcoma, Pasien dengan diagnosa Dx : Leimiosarcoma,
prolaps tunggal serviks medis leimio sarcoma, prolaps tunggal serviks
DK : Nyeri kronis pasien mengatakan nyeri DK : Nyeri kronis
Rawat inap hari ke- pada bagian abdomen, Rawat inap hari ke-
Tanggal masuk RS 22 dengan DPJP dr. Mirza Tanggal masuk RS 22
Februari 2019 Iskandar Sp.Og. PPJP : Februari 2019
DPJP : dr. T Mirza Nimatus Sholiha, AMK DPJP : dr. T Mirza
Iskandar, Sp.Og Iskandar, Sp.Og
PPJP : Nimatus Sholiha, Terapi : PPJP : Nimatus Sholiha,
AMK - Infus Nacl 0,9% (20 AMK
Terapi : tpm) Terapi :
- Infus Nacl 0,9% (20 - Ketorolak 30 mg/8 jam - Infus Nacl 0,9% (20
tpm) tpm)
- Cefixime 200 gr/12 jam B: - Cefixime 200 gr/12 jam
(p.o) Partial care, kesadaran (p.o)
- Ketorolak 30 mg/8 jam composmentis - Ketorolak 30 mg/8 jam
- TD: 120/80 mmHg .
B: - RR: 20x/menit B:
Partial care, kesadaran - S: 36,2°C Partial care, kesadaran
composmentis - HR: 85x/menit composmentis
TD : 130/90 mmHg TD : 130/90 mmHg
HR : 88 x/menit HR : 84 x/menit
RR : 22 x/menit RR : 20 x/menit
A:
S : 37,5°C S : 36,8°C
Pasien mengatakan nyeri

P : Nyeri timbul saat


A: aktivitas A:
E : 4, V : 5, M : 6 E : 4, V : 5, M : 6
Pasien mengatakan lemas Q: seperti ditusuk - tusuk Pasien mengatakan lemas
dan nyeri dibagian R:diperut bagian bawah dan nyeri dibagian
abdomen dengan skala 4, abdomen dengan skala 4,
hilang timbul, dan nyeri S:4 hilang timbul, dan nyeri
seperti ditusuk-tusuk. seperti ditusuk-tusuk.
T:hilang timbul

R: R: R:
- Monitor KU dan TTV - Lanjutkan terapi - Monitor KU dan TTV
- Manajemen nyeri ketorolac - Manajemen nyeri
- Rencana kemoradiasi - Ajarkan teknik relaksasi - Rencana kemoradiasi
nafas dalam
3. Nn. A (42 S: S: S:
tahun) Dx : Granuloma dinding Dx : Granuloma dinding Dx : Granuloma dinding
abdomen abdomen abdomen
DK : Kerusakan DK : Kerusakan DK : Kerusakan
integritas kulit integritas kulit integritas kulit
Rawat inap hari ke- Rawat inap hari ke- Rawat inap hari ke-
Tanggal masuk RS 27 Tanggal Masuk RS 27 Tanggal masuk RS 27
Februari 2019 Februari 2019 Februari 2019
DPJP : dr. Parish DPJP : dr. Parish DPJP : dr. Parish
Budiono, M.Si.Med, Budiono, M.Si.Med, Budiono, M.Si.Med,
SP.B.BD SP.B.BD SP.B.BD
PPJP : Nimatus Sholiha, PPJP : Nimatus Sholiha, PPJP : Nimatus Sholiha,
AMK AMK AMK
Terapi : Terapi : Terapi :
- Infus Nacl 0,9% (20 - Infus NaCl 0,9% (20 - Infus Nacl 0,9% (20
tpm) tpm) tpm)
- PCT 100 (p.o) - PCT 100 mg (PO)
B:
B: B: Self care, kesadaran
Self care, kesadaran Self Care, Kesadaran composmentis
composmentis Composmentis TD : 110/70 mmHg
TD : 120/80 mmHg TD : 110/70 mmHg HR : 81 x/menit
HR : 82 x/menit HR : 84 x/menit RR : 18 x/menit
RR : 20 x/menit RR : 22 x//menit S : 37,0°C
S : 38,4°C
S : 37,5°C
A: A:
E : 4, V : 5, M : 6 A: E : 4, V : 5, M : 6
Pasien mengatakan E: 4, M: 6, V: 5 Pasien mengatakan
demam dan nyeri Pasien mengatakan demam dan nyeri
dibagian abdomen demam agak mendingan dibagian abdomen
dengan skala 4, hilang dan nyeri dibagian dengan skala 4, hilang
timbul, dan nyeri seperti abdomen bawah kanan timbul, dan nyeri seperti
ditusuk-tusuk. dengan skala 4, hilang ditusuk-tusuk.
timbul dan nyeri seperti
R: ditusuk-tusuk. R:
- Monitor KU dan TTV - Monitor KU dan TTV
- Manajemen nyeri R: - Manajemen nyeri
- Monitor KU dan TTV
- Manajemen Nyeri
dengan Tekhnik
Relaksasi Nafas
Dalam

HAND OVER

Tanggal : 10 Maret 2020


No Nama Pagi Sore Malam
. Pasien
1. Ny. I (40 S : S: S:
tahun) Dx : Ca Ovarium Dx : post Pasien dengan diagnosa
DK : Nyeri akut, BSO+FS+ADHES hari medis post
kerusakan integritas ke 13 mengeluh badan BSO+FS+ADHES
kulit, kelebihan volume lemas perawatan hari ke 13,
cairan Tanggal masuk RS 14 pasien mengeluh luka
Rawat inap hari ke-13 Februari 2019 basah di perut bagian
Tanggal masuk RS 14 DPJP dr. Endy Cahyono bawah, badan terasa
Februari 2019 Kristiawan, Sp,Og. lemas, nafsu makan
DPJP : dr. Endy Cahyono PPJP : Nimatus Sholiha, sudah cukup baik
Kristiawan, Sp.Og AMK terutama untuk makan
PPJP : Nimatus Sholiha, buah dengan DPJP dr.
AMK Endy Cahyono
Terapi : B: Kristiawan Sp.Og
- Infus Nacl 0,9% (20 Kesadaran composmentis
tpm) TD: 110/80 mmHg
- Omeprazol 20 mg/24 RR: 19x/menit B:
jam (p.o) S: 36,7°C Pasien ganti balut setiap
HR: 84x/menit satu hari sekali dengan
Hb : 3,8 g/dl diberikan salep
B: Pukul 20.00 masuk PRC biopalsenton, cairan infus
Partial care, kesadaran ke 4 NaCl, pasien terpasang
composmentis Terapi PO: DC
TD : 120/90 mmHg Cefixim 200mg
HR : 84 x/menit Metronidazole 500mg - TD: 120/80 mmHg
RR : 20 x/menit Natrium bicarbonate - RR: 18x/menit
S : 37°C 500mg - S: 36,5°C
Hb : 3,8 g/dl Vit C 50mg - HR: 90x/menit
Natrium declofenac
25mg A:
A: Pasien mengatakan nafsu
E : 4, V : 5, M : 6 makan sudah baik
- Terdapat luka diperut A: terutama makan buah,
bawah, luka masih Partial care, kesadaran luka di perut masih
basah, luka sekitar 5 composmentis basah, dan BAB disertai
cm Pasien mengatakan lemas darah.
- Pasien mengatakan Pasien mengatakan luka
melena masih basah sekitar 5 cm
- Pasien mengatakan Pasien mengeluh nyeri R:
lemas, nafsu makan dibagian luka dengan - Anjurkan pasien
mulai meningkat. skala 5, hilang timbul,
makan sedikit tapi
- Pasien mengeluh nyeri dan nyeri seperti ditusuk- sering
dibagian luka dengan tusuk. - Tranfusi PRC
skala 5, hilang timbul, pasien mengatakan nafsu
dan nyeri seperti makan mulai meningkat
ditusuk-tusuk.

R:
R: - Monitor KU dan TTV
- Monitor KU dan TTV - Cek darah rutin post
- Manajemen nyeri transfusi
- Ganti balut 1 hari sekali
- Transfusi PRC
2. Ny. S (54 S: S: S:
tahun) Dx : Leimiosarcoma, Dx; Leimiosarcoma Pasien dengan diagnosa
prolaps tunggal serviks prolaps tunggal serviks medis leimio sarcoma,
DK : Nyeri kronis Mengeluh nyeri pada pasien mengatakan nyeri
Rawat inap hari ke- bagian perut. DPJP : dr. pada bagian abdomen,
Tanggal masuk RS 22 Mirza Iskandar Sp.Og. abses intra abdomen,
Februari 2019 PPJP : Nimatus Sholiha, prolapse tunggal servik,
DPJP : dr. T Mirza AMK dengan DPJP dr. Mirza
Iskandar, Sp.Og Iskandar, Sp.Og
PPJP : Nimatus Sholiha,
AMK B:
Terapi : Kesadaran composmentis B:
- Infus Nacl 0,9% (20 - TD: 120/80 mmHg Pasien mendapatkan
tpm) - RR: 20x/menit terapi injeksi ketorolac
- Cefixime 200 gr/12 jam - S: 37,2°C 30mg/8 jam
(p.o) - HR: 85x/menit - TD: 120/80 mmHg
- Ketorolak 30 mg/8 jam - Terapi PO Cefixim - RR: 20x/menit
200mg - S: 37,2°C
- Infus NaCl 20tpm - HR: 90x/menit
B: - Daftar kemoradiasi Acc
Partial care, kesadaran
A:
composmentis
Pasien mengatakan nyeri
TD : 120/90 mmHg A:
perut dengan skala 3
HR : 86 x/menit klien mengatakan lemas,
terasa hilang timbul,
RR : 20 x/menit klien mengatakan masih
pasien mengatakan terasa
S : 37°C nyeri
lemas.
P: saat aktivitas
Q: mencengkeram
A: R: perut
E : 4, V : 5, M : 6 S: skala 3 R:
Pasien mengatakan lemas T: hilang timbul -Lanjutkan terapi
dan nyeri dibagian ketorolac 30 mg/8 jam
abdomen dengan skala 4, -Cefixime 200 gr/12jam
hilang timbul, dan nyeri R: -Ajarkan teknik relaksasi
seperti ditusuk-tusuk. - Monitor Ku dan TTV nafas dalam
- Ajarkan teknik
relaksasi nafas dalam Kaji skala nyeri setiap
R: hari
- Monitor KU dan TTV
- Manajemen nyeri
- Rencana kemoradiasi

3. Nn. A (42 S: S: S:
tahun) Dx : Granuloma dinding Dx : Granuloma dinding Pasien dengan diagnosa
abdomen abdomen medis granuloma dinding
DK : Kerusakan DK : Kerusakan
abdomen, pasien
integritas kulit integritas kulit
Rawat inap hari ke- Rawat inap hari ke- mengatakan sudah tidak
Tanggal masuk RS 27 Tanggal masuk RS 27 ada keluhan, sudah di
Februari 2019 Februari 2019
ijinkan pulang sedang
DPJP : dr. Parish DPJP : dr. Parish
Budiono, M.Si.Med, Budiono, M.Si.Med, menunggu acc dokter,
SP.B.BD SP.B.BD DPJP dr. Parish Budiono,
PPJP : Nimatus Sholiha, PPJP : Nimatus Sholiha,
AMK AMK M.Si, Med, Sp.B.BD.
Terapi : Terapi :
- Infus Nacl 0,9% (20 - Infus Nacl 0,9% (20 B:
tpm) tpm) - TD: 110/70 mmHg
- RR: 20x/menit
B: B:
Self care, kesadaran Self care, kesadaran - S: 36,5°C
composmentis composmentis - HR: 88x/menit
TD : 110/80 mmHg TD : 120/70 mmHg
HR : 84 x/menit HR : 86 x/menit
A:
RR : 20 x/menit RR : 22 x/menit
Pasien mengatakan sudah
S : 37,2°C S : 36,8°C
tidak ada keluhan
A: A:
R:
E : 4, V : 5, M : 6 E : 4, V : 5, M : 6
Pasien boleh pulang
Pasien mengatakan sudah KU baik, Kesadaran
tidak ada keluhan dan composmentis masih menunggu acc
sudah diperbolehkan Pasien mengatakan sudah DPJP.
pulang tidak ada keluhan dan
boleh pulang

R: R:
- Rencana pulang - Rencana BLPL
menunggu ACC DPJP menunggu acc dokter

HAND OVER
11 Maret 2020

NY. I (6.4) NY . S (6.5) NY. A (6.6)


S : S: S:
- Ny.I dengan diagnose ca - Ny.S dengan diagnose - Ny.A dengan diagnose
ovarium, rawat inap hari ke- mioma uteri, abses granuloma dinding
14 intra abdomen, abdomen, rawat inap hari
- klien mengatakan nyeri perut prolapse tunggal ke-12
post op laparotomi, nyeri servik, rawat inap hari - Klien mengatakan
hilang timbul, klien ke-17 keadaannya sudah
mengatakan kaki bengkak. - Klien mengatakan membaik dan tidak ada
- Diagnosa Keperawatan : nyeri saat BAK. keluhan.
nyeri akut, kerusakan - Diagnosa - Diagnosa Keperawatan :
intergritas kulit, kelebihan Keperawatan : nyeri kerusakan integritas kulit
volume cairan akut B:
B: B: - Kesadaran compos mentis,
- self care, kesadaran compos - Self care, kesadaran Self care, terdapat luka
menits, terdapat luka basah 5 compos mentis, kering di perut bawah post
cm diperut bawah, kaki terdapat benjolan di op laparotomi
terlihat bengkak. vagina. A:
A: A: - Monitor TTV
- monitor KU, monitor TTV - Monitor TTV TD : 120/70 mmHg
- TD : 120/70 mmHg TD : 110/70 mmHg HR : 80 x/menit
- HR : 92 x/menit HR : 82 x/menit RR : 18 x/menit
- RR : 20 x/menit RR : 20 x /menit T : 36,4 °C
- T : 36,5 °C T : 36,8 °C R:
R: R: - BLPL (Boleh Pulang)
- ganti balut/1 hari - Rencana kemoradiasi
(12/03/2020) (16/3/2020)
- ganti urine bag - Evaluasi skala nyeri
- monitor tanda-tanda infeksi - Ajarkan terknik
relaksasi napas
dalam /distraksi

HAND OVER
12 Maret 2020

NY.I (6.4) NY. S (6.5)


S : S:
- Ny.I dengan diagnose ca ovarium, rawat - Ny.S dengan diagnose mioma uteri,
inap hari ke-15 abses intra abdomen, prolapse tunggal
- klien mengatakan nyeri pada saat servik, rawat inap hari ke-18
dilakukan ganti balut - Klien mengatakan nyeri saat BAK.
- klien mengatakan kaki bengkak dan - Diagnosa Keperawatan : nyeri akut
demam B:
- Diagnosa Keperawatan : kerusakan - Self care, kesadaran compos mentis,
integritas kulit, nyeri akut, hipertermi, terdapat benjolan di vagina. Hb : 7,4
intoleransi aktivitas g/dL
B: - Kompres Nacl 0,9 % pada benjolan di
- self care, kesadaran compos menits, vagina
terdapat luka basah 5cm di perut bwah A :
post op laparotomi, kaki bengkak dan - Monitor TTV
terpasang elastic bandage. TD : 120/80 mmHg
A: HR : 84 x/menit
- monitor KU, monitor TTV RR : 22 x /menit
- TD : 127/67 mmHg T : 37 °C
- HR : 90 x/menit R:
- RR : 20 x/menit - Rencana kemoradiasi (16/3/2020)
- T : 38’5 °C - Evaluasi skala nyeri
- Monitor tanda-tanda infeksi Ajarkan terknik relaksasi napas dalam
R: /distraksi
- Monitor KU dan TTV - Usaha bank darah 3 prc
- Ganti balut/ 1x hari
- Pasang infus ulang
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Hambatan dalam Pelaksanaan Manajemen Keperawatan Ny. I


1. Pada saat hand over terkadang kami tidak diberikan kertas catatan pasien sehingga
kami kesulitan dalam mengikuti hand over. Hal tersebut akan menyebabkan
ketidakefektifan dalam melaksanakan fungsi manajemen asuhan keperawatan
professional, menurut Nursalam, (2014) fungsi-fungsi manajemen keperawatan terdiri
atas planning (perencanaan), Orgainizing (pengorganisasian), Actuating (pengarahan)
dan controlling (pengawasan).
2. Ketika hand over perawat membacakan kertas catatan pasien namun tidak
menggunakan metode SBAR. Menurut penelitian Karima Velji (2010) penggunaan
SBAR memiliki potensi untuk meningkatkan efektivitas komunikasi perawat pada
saat handover. Dalam manajemen asuhan keperawatan professional terdapat handover
atau timbang terima yang bertujuan untuk menyampaikan kondisi atau keadaan secara
umum klien, menyampaikan hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas
berikutnya sehingga dapat tersusun rencana kerja untuk dinas berikutnya
3. Perawat sift malam dari tim kami hanya satu orang untuk memberikan perawatan 1
pasien total care dan 2 pasien partial care. Dari hal tersebut terjadi kelebihan beban
kerja yang dilakukan perawat, beban kerja yang berlebih dapat menyebabkan asuhan
keperawatan yang tidak maksimal pada pasien, untuk mengatasi kelebihan beban
kerja perawat perlu dilakukan pembagian shift yang disesuaikan dengan jumlah
perawat sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang optimal.

B. Hambatan dalam Kolaborasi


Hambatan yang kami hadapi yaitu terlambat nya atau bahkan tidak hadir nya dokter
ketika visite sehingga dalam melakukan tindakan yang selanjutnya terhambat. Solusi nya
yaitu dengan menghubungi dokter melalui WA atau SMS secara pribadi. Sehingga dalam
pemberian tindakan berjalan dengan baik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pentingnya pemahaman peran dalam manajemen keperawatan dalam memenuhi
asuhan keperawatan yang akan diberikan kepada pasien. Terciptanya manajemen dalam
asuhan keperawatan yang baik sangat penting dalam keperawatan, komunikasi, dan
koordinasi yang baik antar anggota tim maupun semua elemen di manajemen berperan
penting sehingga dibutuhkan peran dari masing masing struktur organisasi tim yang
berkualitas agar mampu menghindari masalah dan hambatan yang dialami dalam
memberikan asuhan keperawatan
B. Saran
1. Meningkatkan evaluasi setiap saat terhadap tim untuk meningkatkan kualitas dalam
manajemen asuhan keperawatan professional.
2. Perawat diharapkan benar-benar memahami konsep dari manajemen asuhan
keperawatan professional.
3. Perawat diharapkan memahami tugas masing-masing dalam konsep manajemen
asuhan keperawatan professional.
DAFTAR PASIEN RUANGAN RAWAT INAP RAJAWALI 4A
RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

Tanggal 11 Maret 2020

No Nama Dokter Katim PP Pagi Sore Malam


Pasien
TIM I
1. NY. I dr. Endy Yustina 1. Nadya Fickry M.S Yustina Dwi Nadya Kartika
Dwi 2. Kartika Indriani Cahyanti Fickry Indri
Cahyono
Cahyanti 3. Fariz Akbar
Kristiawan, 4. Amelia Sabili
5. Hanifah Anggraeni
Sp. Og
6. Fandi Akhmad
2. NY. S dr. Mirza Yustina 1. Nadya Fickry M.S Fandi Nadya Kartika
Iskandar, Dwi 2. Kartika Indriani Akhmad Fickry Indri
Sp. Og Cahyanti 3. Fariz Akbar
4. Amelia Sabili
5. Hanifah Anggraeni
6. Fandi Akhmad
3. NY.A dr. Parish Yustina 1. Nadya Fickry M.S Fandi Amelia Fariz Akbar
Budiono, Dwi 2. Kartika Indriani Akhmad Sabili
M.Si. Med, Cahyanti 3. Fariz Akbar
SP. B. BD 4. Amelia Sabili
5. Hanifah Anggraeni
6. Fandi Akhmad

Ketua Tim

(Yustina Dwi Cahyanti)


DAFTAR PASIEN RUANGAN RAWAT INAP RAJAWALI 4A
RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

Tanggal 12 Maret 2020

No Nama Dokter Katim PP Pagi Sore Malam


Pasien
TIM I
1. NY. I dr. Endy Yustina 1. Nadya Fickry Hanifah Yustina Dwi Nadya
Dwi M.S Anggraeni Cahyanti Fikri
Cahyono
Cahyant 2. Kartika
Kristiawan, i Indriani
3. Fariz Akbar
Sp. Og
4. Amelia
Sabili5.
5. Hanifah
Anggraeni
6. Fandi
Akhmad
2. NY. S dr. Mirza Yustina 1. Nadya Fickry Hanifah Fandi Akhmad Amelia
Iskandar, Dwi M.S Anggraeni Sabili
Sp. Og Cahyant 2. Kartika
i Indriani
3. Fariz Akbar
4. Amelia
Sabili5.
5. Hanifah
Anggraeni
6. Fandi
Akhmad

Ketua Tim

(Yustina Dwi Cahyanti)

SURAT PENDELEGASIAN TUGAS


Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Hanifah Anggraeni
NIM : P1337420619098
Unit Kerja : Rajawali 4A RSUP Dr. KARIADI SEMARANG
Menyatakan tidak dapat melaksanakan tugas sebagai ketua tim pada :
Hari, tanggal : Jum’at, 23 Maret 2020
Demi kelancaran pelaksanaan tugas beserta kewenangannya, kepada :
Nama : Nadya Fickry
NIM : P1337420619099
Unit Kerja : Rajawali 4A RSUP Dr. KARIADI SEMARANG
Jabatan : Perawat Pelaksana
Demikian surat pendelegasian ini saya buat dengan sungguh-sungguh.
Semarang, 23 Maret 2020

Yang mendelegasikan tugas Penerima delegasi

(Hanifah Anggraeni) (Nadya Fickry)

Anda mungkin juga menyukai