Anggota Kelompok:
A. Latar Belakang
Model Praktik Keperawatan Profesional Model Praktek Keperawatan Profesional
(MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang
memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk
lingkungan, yang dapat menopang pemberian asuhan tersebut (Murwani & Herlambang,
2012). Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur,
proses, dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur
pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan
(Sitorus, 2006).
Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui
kerjasama berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan lingkungan wewenang dan tanggung
jawabnya (Nursalam, 2011). Praktik keperawatan diberikan melalui asuhan keperawatan
untuk klien individu, keluarga, masyarakat dan kelompok khusus dalam menyelesaikan
12 masalah kesehatan sederhana sampai komplek baik sehat maupun sakit sepanjang
rentang kehidupan manusia (Dikti, 2012)
Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) menutur Nursalam (2011) ada
lima metode pemberian asuhan keperawatan profesional yang sudah ada dan akan terus
dikembangkan di masa depan dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan.
1. Fungsional (bukan metode MAKP).
Metode fungsional dilakukan perawat dalam pengelolaan asuhan keperawatan
sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. 15 Pada saat itu, karena masih
terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat, maka setiap perawat hanya melakukan
satu atau dua jenis intervensi keperawatan saja (misalnya, merawat luka) kepada
semua pasien di bangsal.
2. MAKP tim.
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda
dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat
ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional, teknikal,
dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu.
3. MAKP primer.
Metode penugasan di mana satu orang perawat bertanggung jawab penuh
selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai
keluar rumah sakit. Medorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara
pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya
keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk
merencanakan, melakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien
dirawat.
4. MAKP kasus.
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia
dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap sif, dan tidak ada
jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh 16 orang yang sama pada hari berikutnya.
Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini
umumnya dilaksanakan untuk perawat privat/pribadi dalam memberikan asuhan
keperawatan khusus seperti kasus isolasi dan intensive care.
5. Modifikasi: MAKP tim-primer. Model MAKP tim dan Primer digunakan secara
kombinasi dari kedua sistem.
Sistem MAKP di ruang Arimbi RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang
menggunakan sistem MAKP tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi
menjadi 2 tim/grup yang terdiri atas tim 1 untuk Ruang Arimbi nomer 1,2,3,4,9,12,14 dan
tim 2 Ruang Arimbi nomer 5,6,7,8,10,11,15,16 hal ini menjadi satu ruangan karena
proses asuhan keperawatan di kedua ruangan tersebut sama dan jumlah total maksimal
ruang Arimbi adalah 15 pasien yang didalamnya terdiri dari tenaga profesional, teknikal,
dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu.
B. Tujuan
1. Mendiskripsikan asuhan keperawatan professional di ruang Rajawali 4A
2. Menjelaskan pelaksanaan fungsi manajemen : perencanaan pada pengelolaan
kasus di ruang Rajawali 4A
3. Menjelaskan pelaksanaan fungsi manajemen : pengorganisasian pada pengelolaan
kasus di ruang Rajawali 4A
4. Menjelaskan pelaksanaan fungsi manajemen : pelaksanaan pada pengelolaan
kasus di ruang Rajawali 4A
5. Menjelaskan pelaksanaan fungsi manajemen : controling pada pengelolaan kasus
di ruang Rajawali 4A
6. Menjelaskan peran ketua tim dalam praktik pengelolaan kasus berdasarkan
MAKP
7. Menjelaskan peran anggota tim dalam praktik pengelolaan kasus berdasarkan
MAKP
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Keperawatan
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk membuat suatu asuhan keperawatn secara professional (Nursalam,
2007). Manajemen dalam keperawatan sangat pentng untuk diterapkan demi tercapainya
suatu asuhan keperawatan yang maksimal untuk pasien. Menurut Mugianti, (2016) fungsi
manajemen keperawatan antara lain :
1. Planning
Perencanaan (planning), merupakan fungsi dasar dari manajemen dan semua
fungsi dalam manajemen tergantung dari fungsi perencanaan. Maksudnya fungsi-
fungsi yang lain dari manajemen tidak akan berjalan secara efektif tanpa adanya
perencanaan yang baik. Perencanaan adalah proses berkelanjutan yang diawali dengan
menetapkan tujuan, dan kemudian melaksanakannya sesuai dengan proses,
memberikan umpan balik dan melakukan modifikasi rencana jika diperlukan.
Perencanaan dibuat berdasarkan proses berfikir untuk membuat keputusan yang
berorientasi pada masa yang akan datang.
Perencanaan dalam manajemen keperawatan berdasarkan jangka waktunya
dibagi menjadi 3 jenis, yaitu perencanaan jangka pendek, jangka menengah dan
jangka panjang. Perencanaan jangka pendek atau yang disebut sebagai perencanaan
operasional adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan dengan kurun waktu satu
jam sampai dengan satu tahun. Perencanaan jangka menengah adalah perencanaan
yang dibuat untuk kegiatan dengan kurun waktu antara satu tahun sampai lima tahun,
sedangkan perencanaan jangka panjang atau sering disebut perencanaan strategis
adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan tiga sampai 20 tahun. Dalam
perencanaan di ruang perawatan biasanya yang digunakan adalah perencanaan jangka
pendek yaitu rencana harian, bulanan dan rencana tahunan.
Rencana Harian adalah rencana yang berisi kegiatan masing-masing perawat
yang dibuat setiap hari sesuai perannya. Rencana dibuat oleh kepala ruang, ketua
tim/perawat primer dan perawat pelaksana. Rencana Bulanan adalah rencana yang
berisi kegiatan dalam satu bulan. Rencana ini harus disinkronkan dengan rencana
harian. Rencana ini biasanya dibuat oleh kepala ruang dan ketua tim/perawat primer.
Rencana Tahunan adalah rencana yang dibuat setiap tahun sekali, yang dibuat
berdasarkan hasil evaluasi kegiatan tahun sebelumnya, rencana ini biasanya dibuat
oleh kepala ruang.
Menurut waktu pembuatan perencanaan dapat diklasifikasikan dalam:
a Perencanaan reaktif yaitu perencanaan yang disusun ketika adanya
masalah aktual yang dihadapi saat ini.
b Perencanaan proaktif yaitu perencanaan yang disusun sebelum masalah
timbul, antisipasi terhadap perubahan kebutuhan dan meningkatkan
kemampuan organisasi.
Sedangkan menurut proses penyusunan perencanaan diklasifikasikan menjadi:
Pendekatan Perkembangan yang menguntungkan (Profitabel Growth Approach) dan
pendekatan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Treat).
a Pendekatan Perkembangan yang menguntungkan (Profitabel Growth
Approach) yaitu Perencanaan yang dilakukan dengan menganalisa sarana
produksi yang dimiliki dan dihubungkan dengan kebutuhan yang muncul
dari lingkungan. Mengusahakan terjadinya keseimbangan antara sarana
yang dimiliki dengan kebutuhan lingkungan. SALING BANGUN : SA
(Sarana Produksi) LING (Lingkungan masyarakat), BANGUN
(Perkembangan yang menguntungkan).
b Pendekatan SWOT ( Strenght, Wakness, OpportunitydanThreat) Rencana
disusun dengan proses perencanaan, dimulai dengan menganalisa faktor
internal yang berhubungan dengan kekuatan (Strenght) dan kelemahan
(Weaknes), selanjutnya melakukan analisa faktor eksternal yang
berhubungan dengan peluang (opportunity) dan tekanan/ancaman (Threat).
Setelah diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman selanjutnya
disusun rencana strategis untuk mencapai tujuan organisasi. Rencana
strategis harus diterjemahkan ke dalam rencana operasional yang
mencantumkan target yang harus dicapai.
2. Organizing
Pengorganisasian pelayanan keperawatan adalah proses pengelompokan
kegiatan terhadap tugas, wewenang, tanggung jawab dan koordinasi kegiatan baik
vertikal maupun horizontal yang dilakukan oleh tenaga keperawatan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi ini mencakup penetapan tugas-tugas yang harus
dilakukan, siapa yang harus melakukan, seperti apa tugas-tugas dikelompokkan, siapa
yang melaporkan ke siapa, dan di mana serta kapan keputusan harus diambil oleh
seorang perawat.
Beberapa kegiatan pengorganisasian dalam manajemen keperawatan yang biasa
dilakukan oleh manajer keperawatan adalah seperti berikut ini:
a Mengelompokkan dan membangi kegiatan yang harus dilakukan oleh staf
dibagi habis sesuai kompetensi dan tanggung jawabnya
b Menentukan jalinan hubungan kerja antar tenaga kesehatan, agar
komunikasi baik dan mendukung kegiatan srhari hari
c Menentukan penugasan yang kondusif, semua tugas dikerjakan secara
sukarela dan optimal tanpa ada rasa curiga antar pe rawat
B. MAKP
Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada pasien sangat ditentukan oleh
pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan profesional. Dengan semakin
meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan dan tuntutan
perkembangan iptek, maka metode sistem pemberian asuhan keperawatan harus efektif
dan efisien.
Ada beberapa metode sistem pemberian asuhan keperawatan kepada pasien.
Terdapat delapan model pemberian asuhan keperawatan, tetapi model yang umum
digunakan di rumah sakit adalah asuhan keperawatan total, keperawatan tim, dan
keperawatan primer. Dari beberapa metode yang ada, institusi pelayanan perlu
mempertimbangkan kesesuaian metode tersebut untuk diterapkan. Tetapi, setiap unit
keperawatan mempunyai upaya untuk menyeleksi model untuk mengelola asuhan
keperawatan berdasarkan kesesuaian antara ketenagaan, sarana dan prasarana, dan
kebijakan rumah sakit. Oleh karena setiap perubahan akan berakibat suatu stres sehingga
perlu adanya antisipasi (Nursalam, 2014).
Menurut Nursalam (2014) terdapat 6 unsur yang menjadi pertimbangan dalam
pemilihan metode keperawatan yaitu:
a. Sesuai dengan visi dan misi institusi. Dasar utama penentuan model
pemberian asuhan keperawatan harus didasarkan pada visi dan misi rumah
sakit.
b. Dapat diterapkannya proses keperawatan dalam asuhan keperawatan. Proses
keperawatan merupakan unsur penting terhadap kesinambungan asuhan
keperawatan kepada pasien. Keberhasilan dalam asuhan keperawatan sangat
ditentukan oleh pendekatan proses keperawatan.
c. Efisien dan efektif dalam penggunaan biaya. Setiap suatu perubahan, harus
selalu mempertimbangkan biaya dan efektivitas dalam kelancaran
pelaksanaannya. Bagaimana pun baiknya suatu model, tanpa ditunjang oleh
biaya memadai, maka tidak akan didapat hasil yang sempurna.
d. Terpenuhinya kepuasan pasien, keluarga, dan masyarakat. Tujuan akhir
asuhan keperawatan adalah kepuasan pelanggan atau pasien terhadap asuhan
yang diberikan oleh perawat. Oleh karena itu, model yang baik adalah model
asuhan keperawatan yang dapat menunjang kepuasan pelanggan.
e. Kepuasan dan kinerja perawat. Kelancaran pelaksanaan suatu model sangat
ditentukan oleh motivasi dan kinerja perawat. Model yang dipilih harus dapat
meningkatkan kepuasan perawat, bukan justru menambah beban kerja dan
frustrasi dalam pelaksanaannya.
f. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan
lainnya. Komunikasi secara profesional sesuai dengan lingkup tanggung
jawab merupakan dasar pertimbangan penentuan model. Model asuhan
keperawatan diharapkan akan dapat meningkatkan hubungan interpersonal
yang baik antara perawat dan tenaga kesehatan lainnya.
Metode yang digunakan oleh kelompok kami adalah metode MAKP Tim. Metode
ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam memberikan
asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2–3
tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu
kelompok kecil yang saling membantu.
Metode ini biasa digunakan pada pelayanan keperawatan di unit rawat inap, unit
rawat jalan, dan unit gawat darurat. Konsep metode Tim:
a. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan
berbagai teknik kepemimpinan
b. Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana
keperawatan terjamin
c. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim
d. Peran kepala ruang penting dalam model tim, model tim akan berhasil
bila didukung oleh kepala ruang.
Kelebihannya:
a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
b. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
c. Memungkinkan komunikasi antartim, sehingga konflik mudah di atasi
dan memberi kepuasan kepada anggota tim.
Kelemahan: Komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk dilaksanakan
pada waktu-waktu sibuk.
Konsep metode Tim:
a. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan
berbagai teknik kepemimpinan
b. Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana
keperawatan terjamin
c. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim
d. Peran kepala ruang penting dalam model tim, model tim akan berhasil
bila didukung oleh kepala ruang.
b Tugas
Tugas ketua tim
1) Perencanaan
a) Mengikuti serah terima pasien dari tim sebelumnya bersama kepala
ruangan
b) Bersama kepala ruangan membagi tugas untuk anggota tim
c) Menyususn rencana asuhan keperawatan
d) Menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan asuhan keperawatan
e) Memberi pertolongan segera pada pasien dengan masalah kedaruratan
f) Melakukan ronde keperawatan brsama kepala ruang
g) Melakukan pelaporan pendokumentasian
2) Pengorganisasian
a) Merumuskan tujuan dari metode penugasan keperawatan tim.
b) Bersama kepala ruangan membuat rincian tugas untuk anggota
tim/pelaksana sesuai dengan perencanaan terhadap pasien yangmenjadi
tanggung jawabnya dalam pemberian asuhan keperawatan.
c) Melakukan pembagian kerja anggota tim/ pelaksana sesuaidengan tingkat
ketergantungan pasien.
d) Melakukan koordinasi pekerjaan dengan tim kesehatan lain.
e) Mengatur waktu istirahat untuk anggota tim/ pelaksana.
f) Mendelegasikan tugas pelaksanaan proses keperawatan kepada anggota
tim/pelaksana.
g) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
3) Pengarahan
a) Memberi pengarahan tentang tugas setiap anggota tim/ pelaksana.
b) Memberikan informasi kepada anggota tim/ pelaksana yang berhubungan
dengan asuhan keperawatan.
c) Melakukan bimbingan kepada anggota tim/ pelaksana yang berhubungan
dengan asuhan keperawatan.
d) Memberi pujian kepada anggota tim/ pelaksana yang melaksanakan
tugasnya dengan baik, tepat waktu, berdasarkan prinsip, rasional dan
kebutuhan pasien.
e) Memberi teguran kepada anggota tim/pelaksana yang melalaikan tugas
atau membuat kesalahan.
f) Memberi motivasi kepada anggota tim/pelaksana.
g) Melibatkan anggota tim/ pelaksana dari awal sampai dengan
akhirkegiatan.
h) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
4) Pengawasan
a) Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan
anggota tim/ pelaksana asuhan keperawatan kepada pasien.
b) Melalui supervisi: melihat/ mengawasi pelaksanaan asuhan keperawatan
dan catatan keperawatan yang dibuat oleh anggota tim/ pelaksana serta
menerima/ mendengar laporan secara lisan dari anggota tim/pelaksana
tentang tugas yang dilakukan.
c) Memperbaiki, mengatasi kelemahan atau kendala yang terjadi pada saat itu
juga.
d) Melalui evaluasi :
a. Mengevaluasi kinerja dan laporan anggota tim/ pelaksana dan
membandingkan dengan peran masing-masing serta dengan rencana
keperawatan yang telah disusun.
b. Penampilan kerja anggota tim/ pelaksana dalam melaksanakan tugas.
c. Upaya peningkatan kemampuan, keterampilan dan sikap.
d. Memberi umpan balik kepada anggota tim/ pelaksana.
e. Mengatasi masalah dan menetapkan upaya tindak lanjut.
f. Memperhatikan aspek etik dan legal dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan.
g. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
h. Gaya kepemimpinan yang bisa diterapkan: demokratik, otokratik,
pseudo demokartik, situasional, dll
i. Peran manajerial: informasional, interpersonal, decisional.
2. Peran Perawat Pelaksana
a Fungsi Perawat Pelaksana
Fungsi perawat pelaksana dalam metode tim yaitu:
1) Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung
jawabnya
2) Kerja sama dengan anggota tim dan antartim
3) Memberikan laporan harian
b Tugas Perawat Pelaksana
1) Perencanaan
a) Bersama kepala ruang dan ketua tim mengadakan serah terima
tugas.
b) Menerima pembagian tugas dari ketua tim.
c) Bersama ketua tim menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan
asuhan keperawatan.
d) Mengikuti ronde keperawatan bersama kepala ruangan.
e) Menerima pasien baru.
f) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
2) Pengorganisasian dan ketenagaan:
a) Menerima penjelasan tujuan dari metode penugasan keperawatan
tim.
b) Menerima rincian tugas dari ketua tim sesuai dengan perencanaan
terhadap pasien yang menjadi tanggung jawabnya dalam pemberian
asuhan keperawatan.
c) Melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketua tim.
d) Melaksanakan koordinasi pekerjaan dengan tim kesehatan lain.
e) Menyesuaikan waktu istirahat dengan anggota tim/ pelaksana
lainnya.
f) Melaksanakan asuhan keperawatan.
g) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian tindakan
keperawatan yang dilakukan.
3) Pengarahan
a) Menerima pengarahan dan bimbingan dari ketua tim tentang tugas
setiap anggota tim/ pelaksana.
b) Menerima informasi dari ketua tim berhubungan dengan asuhan
keperawatan.
c) Menerima pujian dari ketua tim.
d) Dapat menerima teguran dari ketua tim apabila melalaikan tugas
atau membuat kesalahan.
e) Mempunyai motivasi terhadap upaya perbaikan.
f) erlibat aktif dari awal sampai dengan akhir kegiatan.
g) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian
4) Pengawasan:
a) Menyiapkan dan menunjukkan bahan yang diperlukan untuk proses
evaluasi serta terlibat aktif dalam mengevaluasi kondisi pasien.
b) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian
BAB III
MANAJEMEN TIM
1. Planning
RENCANA KERJA BULANAN KETUA TIM
Bulan : Maret 2020
30 31
Koordinasi Menyusun
dengan laporan
Karu dalam bulanan
menyusun
laopran
bulanan
Kartika Indriani
Fariz Akbar
Amelia Sabili
Hanifah Anggraeni
Fandi Akhmad
Hari/Tanggal : Rabu, 11 Maret 2020
Nama Pasien :
1. Ny.I (6.4)
2. Ny.S (6.5)
3. Ny.A (6.6)
Kartika Indriani
Fariz Akbar
Amelia Sabili
Hanifah Anggraeni
Fandi Akhmad
Hari/Tanggal : Kamis, 12 Maret 2020
Nama Pasien :
1. Ny.I (6.4)
2. Ny.S (6.5)
Waktu Kegiatan Keterangan
14.00 WIB - Hand over
- Preconference
- Melakukan alokasi pasien sesuai dengan perawat
yang dinas.
15.00 WIB Pasien 1 : Monitor TTV dan Monitor balance cairan
Pasien 2 : Memonitor TTV dan mengkaji intensitas
nyeri
16.00 WIB Supervisi perawat
Perawat 1
Pasien 1 : Melakukan pengukuran tanda-tanda vital
dan monitor balance cairan
Perawat 2
Fandi Akhmat
Pasien 2 : Melakukan pengukuran tanda-tanda vital dan
mengkaji intensitas nyeri
17.00 WIB Pasien 1 : Memfasilitasi lingkungan yang aman dan
nyaman.
Pasien 2 : monitor KU dan mengajarkan teknik
relaksasi distraksi
19.00 WIB - Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan
membuat catatan perkembangan pasien.
- Ishoma
20.00 WIB - Posconference dan menulis dokumentasi.
- Memeriksa kelengkapan dokumentasi askep.
- Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas.
21.00 WIB Hand over
PRE CONFERENCE
Waktu kegiatan : 11 Maret 2020 , 07.15 WIB
Tempat : meja pelayanan Ruang Rajawali 4A
Penanggungjawab : Yustina Dwi Cahyanti
Telah dilakukan timbang timbang terima/handover dari perawat jaga malam pada
perawat jaga pagi, pre conference dibuka oleh yustina dwi cahyanti sebagai ketua tim. Pada
hari rabu 11 Maret 2020 terdapat 2 perawat jaga yaitu perawat yustina dwi cahyanti dan fandi
akhmad, untuk pembagian asuhan keperawatan katim membagi 1 pasien dikelola oleh katim
dan 2 pasien dikelola oleh perawat fandi ahmad, untuk perawat yustina mengelola pasien
Ny.I sedangkan perawat fandi akhmad mengelola pasien Ny.S dan Ny. A. Perawat yustina
menyampaikan kondisi pasien dan rencana yang akan dilakukan yang pertama yaitu Ny.I
(6.4) dengan diagnosa medis ca ovarium, terdapat luka basah 5 cm di perut bawah yang akan
dilakukan ganti balut setiap hari. Kemudian Perawat fandi akmad menyampaikan kondisi
pasien kelolaan dan rencana yang akan dilakukan yang pertama yaitu Ny. S dengan diagnose
medis mioma uteri, abses intra abdomen, prolapse tunggal serviks, rencana kemoradiasi
(16/3/2020), kemudian Ny. A dengan diagnose granuloma dinding abdomen, edukasi
mengenai ganti balut secara mandiri di rumah, serta konfirmasi DPJP untuk perencanaan
BLPL. Katim menyampaikan masukan pada perawat pelaksana yaitu dari ke-3 pasien perlu di
motitor KU dan TTV, kondisi pasien self care. Katim menutup pre conference.
5)
POST CONFERENCE
Waktu kegiatan : 11 Maret 2020 14.15 WIB
Tempat : meja pelayanan, Ruang Rajawali 4A
Penanggung jawab : Yustina Dwi Cahyanti
Telah dilakukan timbang terima/handover dari perawat jaga pagi pada perawat jaga
siang, post conference dibuka oleh Yustina Dwi Cahyanti sebagai Katim. Perawat pelaksana
menyampaikan kondisi klien dan hasil tindakan pasien. Perawat yustina menyampaikan
mengenai pasien Ny.I saat akan dilakukan ganti balut mengatakan nyeri pada luka post op
laparotomy dan mengeluh kaki bengkak, kemudian perawat mengganti urine bag karena
terdapat sumbatan stosel. Kemudian perawat Fandi akhmat menyampaikan hasil asuhan
keperawatan pada Ny. S pada saat dilakukan pengukuran tanda-tanda vital didapatkan hasil
TD : 110/70 mmHg, HR : 82x/menit, RR : 20x/menit dan T : 36,8 °C, pasien masih
mengeluh nyeri pada daerah vagina saat BAK, kemudian telah dilakukan relaksasi nafas
dalam untuk mengurangi nyeri dan rencana kemoradiasi (16/03/2020). Kemudian Ny.A
sudah diperbolehkan pulang ke rumah, tinggal menunggu konfirmasi dari DPJP.
6)
PRE CONFERENCE
Waktu kegiatan : 12 Maret 2020 14.15 WIB
Tempat : meja pelayanan, Ruang Rajawali 4A
Penanggung jawab : Yustina Dwi Cahyanti
Telah dilakukan timbang terima/handover dari perawat jaga pagi pada perawat jaga siang,
Yustina Dwi Cahyanti sebagai Katim membuka pre conference dengan salam dan doa. Pada
tanggal 12 Maret 2020 ada 2 perawat jaga siang dan 2 pasien, katim sudah membagi tugas
asuhan keperawatan pada masing-masing perawat jaga siang yaitu perawat yustina mengelola
pasien Ny.I, kemudian perawat fandi akhmat mengelola pasien Ny S. Perawat yustina
menyampaikan Ny.I masih mengeluh nyeri pada perut yang terdapat luka basah 5 cm post op
laparotomy H+15, kaki terihat bengkak dan sudah terpasang elastic bandage , perawat fandi
akhmat menyampaikan Ny. S masih mengeluh nyeri saat BAK diakibatkan terdapat benjolan
di vagina, nyeri menetap dengan skala 5, kemudian benjolan di vagina tersebut sekarang
sedang dilakukan kompres dengan menggunakan cairan Nacl 0,9 %, Hb : 7,4 g/dL dan usaha
3 prc, rencana kemoradiasi (16/3/2022). Perawat yustina menyampaikan ny. I akan dipasang
infus ulang, monitor KU dan TTV.
7)
POST CONFERENCE
Waktu kegiatan : 12 Maret 2020 21.15 WIB
Tempat : meja pelayanan, Ruang Rajawali 4A
Penanggung jawab : Yustina Dwi Cahyanti
Telah dilakukan timbang terima/handover dari perawat jaga siang pada perawat jaga malam,
Yustina Dwi Cahyanti sebagai Katim membuka post conference dengan salam dan doa. Pada
tanggal 12 Maret 2020 ada 2 perawat jaga siang dan 2 pasien, katim sudah membagi tugas
asuhan keperawatan pada masing-masing perawat jaga siang yaitu perawat yustina mengelola
pasien Ny.I, kemudian perawat fandi akhmat mengelola pasien Ny.S. Perawat yustina
menyampaikan hasil asuhan keperawatan Ny.I yaitu telah dilakukan pemasangan infus ulang
dan pemasangan elastic bandage. Perawat fandi akhmad menyampaikan hasil asuhan
keperawatan Ny. S yaitu Ny. S masih mengeluh nyeri saat BAK dan benjolan di vagina
semakin membesar. Kemudian katim menyampaikan tindak lanjut yang akan dilakukan oleh
perawat jaga malam antara lain untuk Ny.I monitor balance cairan, monitor TTV dan KU,
monitor adanyan tanda infeksi, untuk Ny.S persiapan kemoradiasi (16/3/2020) dan usaha
bank darah 3 prc.
3. Hand Over
Katim melakukan hand over dengan teman yang jaga siang yaitu Nadya dan Amelia.
Kami melakukan hand over setelah mengikuti hand over ruangan sepaya bisa
mendapatkan gambaran cara hand over di ruangan.
HAND OVER
R: R: R:
- Monitor KU dan TTV - Lanjutkan terapi - Monitor KU dan TTV
- Manajemen nyeri ketorolac - Manajemen nyeri
- Rencana kemoradiasi - Ajarkan teknik relaksasi - Rencana kemoradiasi
nafas dalam
3. Nn. A (42 S: S: S:
tahun) Dx : Granuloma dinding Dx : Granuloma dinding Dx : Granuloma dinding
abdomen abdomen abdomen
DK : Kerusakan DK : Kerusakan DK : Kerusakan
integritas kulit integritas kulit integritas kulit
Rawat inap hari ke- Rawat inap hari ke- Rawat inap hari ke-
Tanggal masuk RS 27 Tanggal Masuk RS 27 Tanggal masuk RS 27
Februari 2019 Februari 2019 Februari 2019
DPJP : dr. Parish DPJP : dr. Parish DPJP : dr. Parish
Budiono, M.Si.Med, Budiono, M.Si.Med, Budiono, M.Si.Med,
SP.B.BD SP.B.BD SP.B.BD
PPJP : Nimatus Sholiha, PPJP : Nimatus Sholiha, PPJP : Nimatus Sholiha,
AMK AMK AMK
Terapi : Terapi : Terapi :
- Infus Nacl 0,9% (20 - Infus NaCl 0,9% (20 - Infus Nacl 0,9% (20
tpm) tpm) tpm)
- PCT 100 (p.o) - PCT 100 mg (PO)
B:
B: B: Self care, kesadaran
Self care, kesadaran Self Care, Kesadaran composmentis
composmentis Composmentis TD : 110/70 mmHg
TD : 120/80 mmHg TD : 110/70 mmHg HR : 81 x/menit
HR : 82 x/menit HR : 84 x/menit RR : 18 x/menit
RR : 20 x/menit RR : 22 x//menit S : 37,0°C
S : 38,4°C
S : 37,5°C
A: A:
E : 4, V : 5, M : 6 A: E : 4, V : 5, M : 6
Pasien mengatakan E: 4, M: 6, V: 5 Pasien mengatakan
demam dan nyeri Pasien mengatakan demam dan nyeri
dibagian abdomen demam agak mendingan dibagian abdomen
dengan skala 4, hilang dan nyeri dibagian dengan skala 4, hilang
timbul, dan nyeri seperti abdomen bawah kanan timbul, dan nyeri seperti
ditusuk-tusuk. dengan skala 4, hilang ditusuk-tusuk.
timbul dan nyeri seperti
R: ditusuk-tusuk. R:
- Monitor KU dan TTV - Monitor KU dan TTV
- Manajemen nyeri R: - Manajemen nyeri
- Monitor KU dan TTV
- Manajemen Nyeri
dengan Tekhnik
Relaksasi Nafas
Dalam
HAND OVER
R:
R: - Monitor KU dan TTV
- Monitor KU dan TTV - Cek darah rutin post
- Manajemen nyeri transfusi
- Ganti balut 1 hari sekali
- Transfusi PRC
2. Ny. S (54 S: S: S:
tahun) Dx : Leimiosarcoma, Dx; Leimiosarcoma Pasien dengan diagnosa
prolaps tunggal serviks prolaps tunggal serviks medis leimio sarcoma,
DK : Nyeri kronis Mengeluh nyeri pada pasien mengatakan nyeri
Rawat inap hari ke- bagian perut. DPJP : dr. pada bagian abdomen,
Tanggal masuk RS 22 Mirza Iskandar Sp.Og. abses intra abdomen,
Februari 2019 PPJP : Nimatus Sholiha, prolapse tunggal servik,
DPJP : dr. T Mirza AMK dengan DPJP dr. Mirza
Iskandar, Sp.Og Iskandar, Sp.Og
PPJP : Nimatus Sholiha,
AMK B:
Terapi : Kesadaran composmentis B:
- Infus Nacl 0,9% (20 - TD: 120/80 mmHg Pasien mendapatkan
tpm) - RR: 20x/menit terapi injeksi ketorolac
- Cefixime 200 gr/12 jam - S: 37,2°C 30mg/8 jam
(p.o) - HR: 85x/menit - TD: 120/80 mmHg
- Ketorolak 30 mg/8 jam - Terapi PO Cefixim - RR: 20x/menit
200mg - S: 37,2°C
- Infus NaCl 20tpm - HR: 90x/menit
B: - Daftar kemoradiasi Acc
Partial care, kesadaran
A:
composmentis
Pasien mengatakan nyeri
TD : 120/90 mmHg A:
perut dengan skala 3
HR : 86 x/menit klien mengatakan lemas,
terasa hilang timbul,
RR : 20 x/menit klien mengatakan masih
pasien mengatakan terasa
S : 37°C nyeri
lemas.
P: saat aktivitas
Q: mencengkeram
A: R: perut
E : 4, V : 5, M : 6 S: skala 3 R:
Pasien mengatakan lemas T: hilang timbul -Lanjutkan terapi
dan nyeri dibagian ketorolac 30 mg/8 jam
abdomen dengan skala 4, -Cefixime 200 gr/12jam
hilang timbul, dan nyeri R: -Ajarkan teknik relaksasi
seperti ditusuk-tusuk. - Monitor Ku dan TTV nafas dalam
- Ajarkan teknik
relaksasi nafas dalam Kaji skala nyeri setiap
R: hari
- Monitor KU dan TTV
- Manajemen nyeri
- Rencana kemoradiasi
3. Nn. A (42 S: S: S:
tahun) Dx : Granuloma dinding Dx : Granuloma dinding Pasien dengan diagnosa
abdomen abdomen medis granuloma dinding
DK : Kerusakan DK : Kerusakan
abdomen, pasien
integritas kulit integritas kulit
Rawat inap hari ke- Rawat inap hari ke- mengatakan sudah tidak
Tanggal masuk RS 27 Tanggal masuk RS 27 ada keluhan, sudah di
Februari 2019 Februari 2019
ijinkan pulang sedang
DPJP : dr. Parish DPJP : dr. Parish
Budiono, M.Si.Med, Budiono, M.Si.Med, menunggu acc dokter,
SP.B.BD SP.B.BD DPJP dr. Parish Budiono,
PPJP : Nimatus Sholiha, PPJP : Nimatus Sholiha,
AMK AMK M.Si, Med, Sp.B.BD.
Terapi : Terapi :
- Infus Nacl 0,9% (20 - Infus Nacl 0,9% (20 B:
tpm) tpm) - TD: 110/70 mmHg
- RR: 20x/menit
B: B:
Self care, kesadaran Self care, kesadaran - S: 36,5°C
composmentis composmentis - HR: 88x/menit
TD : 110/80 mmHg TD : 120/70 mmHg
HR : 84 x/menit HR : 86 x/menit
A:
RR : 20 x/menit RR : 22 x/menit
Pasien mengatakan sudah
S : 37,2°C S : 36,8°C
tidak ada keluhan
A: A:
R:
E : 4, V : 5, M : 6 E : 4, V : 5, M : 6
Pasien boleh pulang
Pasien mengatakan sudah KU baik, Kesadaran
tidak ada keluhan dan composmentis masih menunggu acc
sudah diperbolehkan Pasien mengatakan sudah DPJP.
pulang tidak ada keluhan dan
boleh pulang
R: R:
- Rencana pulang - Rencana BLPL
menunggu ACC DPJP menunggu acc dokter
HAND OVER
11 Maret 2020
HAND OVER
12 Maret 2020
A. Kesimpulan
Pentingnya pemahaman peran dalam manajemen keperawatan dalam memenuhi
asuhan keperawatan yang akan diberikan kepada pasien. Terciptanya manajemen dalam
asuhan keperawatan yang baik sangat penting dalam keperawatan, komunikasi, dan
koordinasi yang baik antar anggota tim maupun semua elemen di manajemen berperan
penting sehingga dibutuhkan peran dari masing masing struktur organisasi tim yang
berkualitas agar mampu menghindari masalah dan hambatan yang dialami dalam
memberikan asuhan keperawatan
B. Saran
1. Meningkatkan evaluasi setiap saat terhadap tim untuk meningkatkan kualitas dalam
manajemen asuhan keperawatan professional.
2. Perawat diharapkan benar-benar memahami konsep dari manajemen asuhan
keperawatan professional.
3. Perawat diharapkan memahami tugas masing-masing dalam konsep manajemen
asuhan keperawatan professional.
DAFTAR PASIEN RUANGAN RAWAT INAP RAJAWALI 4A
RSUP Dr. KARIADI SEMARANG
Ketua Tim
Ketua Tim