Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN BLEFARITIS

OLEH :

KELOMPOK 1

KADEK NONIK ARISKA (NIM 213221239)


I MADE DWI PRASETYA PARAMARTHA (NIM 213221240)
I KADEK RIKA SUMANDA PUTRA (NIM 213221241)
PUTU DIESTA FAJARYANA (NIM 213221242)
NI PUTU DESYA WIYANTI (NIM 213221243)
I PUTU HERY INDRAYUDHA (NIM 213221244)
PUTU DEWI PRADNYANI (NIM 213221245)
NI MADE YULIASMINI (NIM 213221246)
I MADE ADI ASTAWA (NIM 213221247)
VERONICA DIAN CAHYANINGTYAS (NIM 213221248)
NI KADEK AYU SRIANI (NIM 213221249)
I WAYAN NAMUN PEBRIANA (NIM 213221250)
I WAYAN ADI SANTIAWAN (NIM 213221251)
KELAS B-14 B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Blefaritis adalah istilah medis untuk peradangan pada tepi kelopak


mata. Kata blefaritis berasal dari kata Yunani yang berarti ”kelopak mata” dan
akhiran itis yang menunjukkan peradangan. Blefaritis adalah radang yang
sering terjadi pada kelopak mata dan tepi kelopak. Blefaritis ditandai dengan
pembentukan minyak berlebih di dalam kelenjar didekat kelopak mata yang
merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal
ditemukan di kulit (Riordan, 2009).
Blefaritis dapat disebabkan oleh infeksi ataupun alergi yang biasanya
berjalan kronis atau menahun. Blefaritis alergi dapat terjadi akibat debu, asap,
bahan kimia iritatif, dan bahkan bahan kosmetik, sedangkan Blefaritis infeksi
bisa disebabkan oleh kuman streptococcus alfa atau beta, pneumococcus,
pseudomonas, demodex folliculorum dan staphylococcus (melalui demodex
folliculorum sebagai vektor) (Ilyas, 2014).
Gejala umum pada blefaritis adalah kelopak mata merah, bengkak,
sakit, eksudat lengket dan epiforia. Blefaritis sering disertai dengan
konjungtivitis dan keratitis. Biasanya blefaritis sebelum diobati dibersihkan
dengan garam fisiologik hangat dan kemuadian diberikan antibiotik yang
sesuai. Penyulit blefaritis yang dapat timbul adalah konjungtivitis, keratitis,
hordeolum, kalazoin dan madarosis.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Blefaritis ?

2. Bagaimana anatomi palbebra ?

3. Apa saja etiologi dari Blafaritis ?

4. Bagaimana patofisologi dari Blefaritis ?


5. Bagaimana pathway dari Blefaritis ?

6. Apa saja klasifikasi dari Blefaritis ?

7. Apa saja tanda dan gejala dari Blefaritis ?

8. Bagaimana penatalaksanaan dari Blefaritis ?

9. Apa saja komplikasi dari Blefaritis ?

10. Bagaimana asuhan keperawatan dari Blefaritis ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari blefaritis


2. Untuk mengetahuai anatomi palbebra
3. Untuk mengetahui apa saja etiologi dari blafaritis
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari blefritis
5. Untuk mengetahui pathway dari blefaritis
6. Untuk mengetahui klasifikasi dari blefaritis
7. Untuk mengetahui tanda gejala dari blefaritis
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari blefaritis
9. Untuk mengetahui komplikasi dari blefaritis
10. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan dari blefaritis
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian
Blefaritis adalah istilah medis untuk peradangan pada tepi kelopak
mata. Kata blefaritis berasal dari kata Yunani yang berarti ”kelopak mata”
dan akhiran itis yang menunjukkan peradangan. Blefaritis adalah radang
yang sering terjadi pada kelopak mata dan tepi kelopak. Blefaritis ditandai
dengan pembentukan minyak berlebih di dalam kelenjar didekat kelopak
mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam
keadaan normal ditemukan di kulit (Riordan, 2009).
Blefaritis dapat disebabkan oleh infeksi ataupun alergi yang biasanya
berjalan kronis atau menahun. Blefaritis alergi dapat terjadi akibat debu,
asap, bahan kimia iritatif, dan bahkan bahan kosmetik, sedangkan Blefaritis
infeksi bisa disebabkan oleh kuman streptococcus alfa atau beta,
pneumococcus, pseudomonas, demodex folliculorum dan staphylococcus
(melalui demodex folliculorum sebagai vektor) (Ilyas, 2014).

2.2 Anatomi Palpebra


Palpebra merupakan alat penutup mara yang berguna untuk
melindungi mata terhadap trauma, trauma sinar, dan pengeringan mata.
Kelopak mempunyai lapisan kulit yang tipis pada bagian depan sedang
dibagian belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut kenjungtiva
tarsal (Ilyas, 2014). Pada kelopak mata terdapat bagian-bagian diantaranya:
1. Satu lapisan permukaan kulit. Tipis dan halus, dihubungan oleh
jaringan ikat yang halus dengan otot yang ada dibawahnya, sehingga
kulit dengan mudah dapat digerakkan dari dasarnya. Sehingga edema
atau perdarahan mudah terkumpul dan menimmbulkan pembengkakan
palpebra.
2. Kelenjar seperti kelenjar sebasea, kelenjar moll atau kelenjar keringat,
kelenjar zeis pada pangkal rambut, dan kelenjar meibom pada tarsus
dan bermuara pada tepi kelopak mata.
3. Di dalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat
dengan kelenjar di dalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara
pada margo palpebral
4. Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosus berasal dari rima
orbita merupakan pembatas isi orbita dengan kelopak depan.
5. Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada
seluruh lingkaran permukaan orbita. Tarsus terdiri atas jaringan ikat
yang merupakan jaringan penyokong kelopak dengan kelenjar
Meibom (40 buah dikelopak atas dan 20 buah di kelopak bawah ).
6. Pembuluh darah yang memperdarainya adalah a. palpebrae.
7. Persarafan sensorik kelopaka matas atas didapatkan dari ramus frontal
n.V, sedangkan kelopaka bawah oleh cabang ke II saraf ke V.

2.3 Etiologi
Blefaritis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, alergi,
kondisi lingkungan, atau mungkin terkait dengan penyakit sistemik (Ilyas,
2014) :
1. Blefaritis inflamasi terjadi akibat peningkatan sel radang kulit di
sekitar kelopak.
2. Infeksi biasanya disebabkan oleh kuman Blefaritis infeksi bisa
disebabkan oleh kuman streptococcus alfa atau beta, pneumococcus,
pseudomonas, demodex folliculorum dan staphylococcus (melalui
demodex folliculorum sebagai vektor).
3. Blefaritis alergi dapat terjadi akibat debu, asap, bahan kimia iritatif,
dan bahkan bahan kosmetik, atau dengan banyak obat, baik mata atau
sistemik. Pada banyak orang juga dapat disebabkan oleh karena
paparan hewan seperti anjing atau kucing.
4. Bentuk ulseratif (blefaritis menular) sering ditandai dengan adanya
sekret kuning atau kehijauan.
5. Blefaritis dapat disebabkan oleh kondisi medis sistemik atau kanker
kulit dari berbagai jenis
Penyebab kebanyakan kasus blefaritis adalah kerusakan kelenjar minyak di
kelopak. Ada sekitar 40 kelenjar ini di setiap kelopak mata atas dan bawah.
Ketika kelenjar minyak memproduksi terlalu banyak, terlalu sedikit, atau
salah jenis minyak, tepi kelopak mata dapat menjadi meradang, iritasi, dan
gatal (Wardani, 2015).

2.4 Patofisiologi
Patofisiologi blefaritis biasanya terjadi karena kolonisasi bakteri pada
mata dan kelainan metabolik. Biasanya disebabkan oleh jamur pitirusporum
ovale sehingga dapat menimbulkan blefaritis serboreik/ skuamosa. Pada
peradangan ini terjadi pelepasan lapisan tanduk di kulit dan daerah bulu
mata yang dapat menyebabkan skauma atau sisik. Selain itu menimbulkan
gangguan pada folikel rambut yang menyebabkan bulu mata cepat jatuh.
Sedangkan blefaritis ulseratif atau stafilokok disebabkan oleh infeksi
stafilokok atau soroboik. Peradangan ini dapat menimbulkan destruksi
folikel rambut, ulkus kecil dan mudah berdarah, dan dapat melengketkan
bulu mata dan gatal. Infeksi stafilokokus dapat menimbulkan peradangan
pada meibon sehingga menimbulkan sumbatan dan menimbulkan secret
kental.
2.5 Pathway

Kelainan Jamur pitirusporum ovale Infeksi stafilokokus


metabolik

Blefaritis ulseratif/
Blefaritis serboreik/ stafilokok
skuamosa

Destruksi Ulkus kecil & Pangkal


folikel rambut mudah berdarah rambut
Pelepasan Gangguan
lapisan folikel rambut
tanduk di
kulit & Peradangan
daerah Perlu perawatan Pelepasan krusta meibon
bulu mata Bulu mata khusus warna kuning
cepat jatuh kering

Sumbatan muara
kelenjar
Ansietas Kurang Melengketkan Hordeolum
pengetahuan bulu mata &
gatal Sekret kental
Skuama/ sisik Gangguan
Pelebaran rasa
Gangguan citra nyaman
kelenjar meibon
tubuh
Kerusakan
integritas kulit Secret abnormal

2.6 Klasifikasi
1. Blefaritis Anterior: blefaritis yang terjadi di kelopak mata bagian luar,
tempat dimana bulu mata tertanam. Blefaritis anterior biasanya
disebabkanoleh infeksi bakteri (stafilokokus blefaritis) atau ketombe di
kepala danalis mata (blefaritis sebore).Walaupun jarang, dapat juga
disebabkan karena alergi (Johnson, 2014).
2. Blefaritis Posterior: blefaritis yang terjadi di kelopak mata bagian dalam,
bagian yang kontak langsung dengan bola mata. Blefaritis posterior dapat
disebabka karena produksi minyak oleh kelenjar di kelopak mata yang
berlebihan (blefaritis meibom) yang akan mengakibatkan terbentuknya
lingkungan yang diperlukan bakteri untuk bertumbuh. Selain itu, dapat
pula terjadi karena kelainan kulit yang lain seperti jerawat atau ketombe
(Johnson, 2014).

2.7 Tanda dan Gejala


Blefaritis sering timbul pada usia muda atau usia pertengahan. Gejala
umum yang dirasakan seperti gatal pada tepi palpebra, rasa terbakar, iritasi
terutama pada pagi hari hingga mata berair dan lelah. Mata yang terkena
dapat terlihat merah dan pada ujung palpebra atas atau bawah dekat bulu
mata dapat ditemukan krusta yang menggantung. Pada blefaritis posterior
gejala dirasakan apabila sudah tahap berat (Tanto, 2014).

2.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan blefaritis dapat dilakukan secara sistematis dan
dalam jangka panjang untuk menjaga kebersihan kelopak mata. Banyak
sistem mengenai kebersihan kelopak mata dan semua termasuk variasi dari
3 langkah diantaranya:
1. Menggunakan kompres hangat basah pada kelopak mata secara
berulang. Hal ini untuk membersihkan sekret yang menempel.
Hindari untuk penggunaan panas yang berlebihan.
2. Tepi kelopak mata dibersihkan untuk menghilangkan ketombe dan
sisik selain itu untuk lubang kelenjar. Hal ini dapat dilakukan
dengan handuk hangat atau dengan kain kasa.
3. Salep antibiotik dapat diberikan pada tepi kelopak mata setelah
direndam dan digosok. Umumnya salep yang digunakan adalah
salep eritromisin atau sulfacetamide.

2.9 Komplikasi
Komplikasi yang berat karena blefaritis jarang terjadi. Komplikasi
yangpaling sering terjadi pada pasien yang menggunakan lensa kontak.
Mungkinsebaiknya disarankan untuk sementara waktu menggunakan alat
bantu lain sepertikaca mata sampai gejala blefaritis benar-benar sudah
hilang (Wardani, 2015).
1. Mata merah : blefaritis dapat menyebabkan serangan berulang mata
merah (konjungtivitis).
2. Keratokonjungtivissica adalah kondisi dimana mata pasien tidak bias
memproduksi air mata yang cukup, atau air mata menguap terlalu cepat.
Ini bias menyebabkan mata kekurangan air dan menjadi meradang.
Syndrome mata kering dapat terjadi karena dipengaruhi gejala blefaritis,
dermatitis seboroik, dandermatitis rosea, namun dapat juga disebabkan
karena kualitas air mata yang kurang baik
3. Ulserasi kornea: iritasi yang terus menerus dari kelopak mata yang
meradang atau salah arah bulu mata dapat menyebabkan goresan (ulkus)
di kornea.
Blefaritis tidak mempengaruhi penglihatan pada umumnya, meskipun
defisiensi tear film kadang dapat mengaburkan penglihatan, menyebabkan
berbagai derajat penglihatan berfluktuasi sepanjang hari (Wardani, 2015)

2.10 Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Data Subjektif
1) Orang dengan radang mata dapat mengeluh gatal-gatal
2) Nyeri (ringan sampai berat) pada kelopak mata
3) Lakrimasi (mata selalu berair)
4) Sensitif terhadap cahaya (fotopobia)
5) Kejang kelopak mata (blepharospasme)
6) Gelisah akibat gatal-gatal/nyeri
7) Penderita merasa ada sesuatu di matanya
8) Malu dan kurang percaya diri akibat efek dari penyakitnya
(bulu mata rotok dan tidak terganti)
9) Pandangan mata kabur dan ketajaman penglihatan menurun
b. Data objektif
1) Kemerahan
2) Edema kelopak mata
3) Pengeluaran pus
4) Kelopak mata dapat menjadi rapat ketika tidur

2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (peradangan
pada kelopak mata)
2. Risiko infeksi
3. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini
4. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan agen cedera
(prosedur pembedahan)
3. Rencana Keperawatan
No.Dx NOC NIC
1 Setelah dilkukan tindakan Manajement nyeri
keperawatan selama …..x24 jam
nyeri pasien berkurang dengan - Lakukan penilaian terhadap nyeri,
kriteria : lokasi, karakteristik dan faktor-
Indikator: Kontrol nyeri faktor yang dapat menambah nyeri
- Menggunakan skala nyeri untuk - Amati isyarat non verbal tentang
mengidentifikasi tingkat nyeri kegelisaan
- Menyatakan nyeri berkurang - Fasilitasi linkungan nyaman
- Mampu istirahan/tidur - Berikan obat anti sakit
- Menggunakan tekhnik non - Bantu pasien menemukan posisi
farmakologi nyaman
- Berikan massage di punggung
- Tekan dada saat latihan batuk
2 Setelah dilakukan tindakan Perawatan Luka
keperawatan selama ........x24 jam - Angkat balutan dan plester perekat
diharapkan risiko infeksi pada - Monitor karakteristik luka, termasuk
pasien teratasi dengan kriteria: drainase, warna, ukuran, dan bau
Indikator: Kontrol Risiko - Bersihkan dengan normal salin
- Mengenali faktor penyebab risiko - Berikan balutan yang sesuai dengan
pada individu jenis luka
- Menghindari paparan ancaman - Periksa luka setiap kali mengganti
kesehatan balutan
3 Setelah dilakukan tindakan Pengurangan Kecemasan
keperawatan selama .....x24 jam - Gunakan pendekatan yang tenang
diharapkan tingkat kecemasan dan meyakinkan
menurun dengan kriteria: - Jelaskan prosedur yang akan
Indikator: Tingkat Kecemasan dilakukan dan sensasi yang akan
- Pasien tampak tegang dirasakan
- Perasaan gelisah pasien berkurang - Dorong keluarga untuk
mendampingi pasien
- Kolaborasikan penggunaan obat-
obatan untuk mengurangi
kecemasan
4 Setelah dilakukan tindakan Perawatan Luka
keperawatan selama .....x24 jam a. Monitor karakteristik luka,
diharapakan kerusakan intergritas termasuk drainase, ukuran,
jaringan pasien teratasi dengan warna, dan bau
kriteria hasil: b. Ajarkan pasien dan keluarga
Integritas Jaringan : Kulit dan pasien untuk prosedur perawatan
Membran Mukosa luka
a. Perfusi jaringan baik c. Bersihkan luka pasien dengan
(ditingkatkan dari 2-3) normal salin dan ganti balutan
b. Ketebalan dan tekstur jaringan d. Kolaborasikan pada tenaga
normal kesehatan lain untuk pemberian
c. Integritas kulit baik antibiotik pada pasien
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Blefaritis adalah istilah medis untuk peradangan pada tepi kelopak mata. Kata
blefaritis berasal dari kata Yunani yang berarti ”kelopak mata” dan akhiran itis yang
menunjukkan peradangan. Blefaritis adalah radang yang sering terjadi pada kelopak
mata dan tepi kelopak. Blefaritis ditandai dengan pembentukan minyak berlebih di
dalam kelenjar didekat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh
bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit (Riordan, 2009).
Blefaritis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, alergi, kondisi
lingkungan, atau mungkin terkait dengan penyakit sistemik (Ilyas, 2014). Klasifikasi
blefaritis dibagi menjadi dua yaitu blefaritis anterior dan blefaritis posterior.

3.2 Saran
Sebagai calon perawat hendaklah bisa menerapkan dan memahami mengenai
konsep dasar asuhan keperawatan, sehingga dalam memberikan pelayanan bisa
dilakukan secara tepat dan optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., Wagner, C.M. 2016. Nursing
Interventioms Classification (NIC), edisi 6. Singapura: Elsevier
Herdman, T.H. 2018. NANDA-I Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi
2018-2020. Jakarta: EGC
Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. 5th ed. Jakarta: Badan Penerbit FKUI;
2014
Moorhead, S., Johnson, M., Mass, M.L.,Swanson, E. 2016. Nursing Outcomes
Classifivation (NOC), edisi 5. Singapura: Elsevier
Riordan-Eva P, Whitcher JP, eds. Vaughan & Asbury: Oftalmologi Umum. 17th
ed. Jakarta: EGC; 2009
Tanto, C., Liwang, F., Hanifah, S., Pradipta, E.A. 2014. Kapita Selekta
Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius
Wardani, H. K. 2015. Blefaritis. Universitas Muslim Indonesia Makassar

Anda mungkin juga menyukai