PENANGANANNYA
SRI SUPARTI
TITLE LOREM IPSUM DOLOR
LOREM IPSUM DOLOR SIT AMET, NUNC VIVERRA IMPERDIET ENIM. PELLENTESQUE HABITANT
CONSECTETUER ADIPISCING FUSCE EST. VIVAMUS A TELLUS. MORBI TRISTIQUE SENECTUS ET
ELIT. NETUS.
DEFINISI
International Society for the Study of Pain mendefinisikan nyeri sebagai suatu
pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan
kerusakan jaringan aktual maupun potensial atau digambarkan sebagai
kerusakan itu sendiri (Gonce P, Fontaine D, Hudak C, Gallo B, 2012)
NYERI PADA PASIEN KRITIS
75 % pasien melaporkan nyeri sedang-berat
Kejadian nyeri dipengaruhi oleh faktor fisik, psikososial dan lingkungan
Penelitian yang didukung oleh AACCN (American Association Critical Care Nursing) menunjukkan hasil terdapat enam
prosedur yang menyebabkan nyeri mulai dari nyeri ringan hingga berat yaitu pemasangan jalur sentral, pencabutan
selubung femoral, pengisapan trachea, memiringkan, perawatan luka, pencabutan drain luka.
Pengalaman nyeri pada pasien kritis adalah akut dan memiliki banyak sebab, seperti dari proses penyakitnya,
monitoring dan terapi (perangkat ventilasi, intubasi endotrakheal), perawatan rutin (suction, perawatan luka,
mobilisasi), immobilitas berkepanjangan dan trauma
Jenis nyeri akut dan kronis
FISIOLOGI NYERI
Proses elektrofisiologis dari kerusakan jaringan hingga nyeri dirasakan : nociceptive
Partially tightened 2
Fully tightened 3
Grimacing 4
Upper Limbs No movement 1
Partially bent 2
Fully bent with finger flexion 3
Permanently retracted 4
Compliance with ventilation Tolerating movement 1
Coughing but tolerating ventilation for most of the time 2
Fighting ventilator 3
Unable to control ventilation 4
Total 3 to 12
PENATALAKSANAAN
Lakukan pengkajian nyeri secara sistematik
Kaji ulang kebutuhan akan dosis aman analgesik
Apabila pasien mengalami kondisi atau prosedur yang diperkirakan menimbulkan
nyeri, dan laporan pasien tidak bisa diperoleh anggap nyeri itu ada dan atasi nyeri
tersebut
Ingatlah bahwa pasien sakit kritis yang tidak sadar, dibawah pengaruh obat bius,
atau mendapatkan blokade neuromuskular sangat beresiko mengalami nyeri yang
penanganannya tidak adekuat
Cegah nyeri dengan mengatasinya terlebih dahulu
Apabila pasien sering atau mengalami nyeri yang kontinyu berikan analgesik melalui
infus intravena kontinyu atau 24 jam bukan sesuai kebutuhan.
TERAPI FARMAKOLOGI
Analgetik non opioid (NSAID)
➢ Mengurangi nyeri dengan menghambat sintesa mediator inflamatorik
(prostaglandin, histamine, bradikinin) pada tempat cedera
➢ ES : perdarahan gastro intestinal, inhibisi trombosit, dan insufisiensi ginjal
➢ Contoh : Asetaminofen, aspirin, selekoksib (celebrex), indometasin (indocin),
ibuprofen (motrin), ketorolac (toradol), naproksen (naprosyn)
ANALGETIK OPIOID
Berikatan dengan berbagai tempat reseptor dalam medulla spinalis, system saraf
pusat (SSP), dan system saraf perifer (Peripheral Nervous System/ PNS) sehingga
mampu mengubah persepsi nyeri
ES : konstipasi, retensi urine, pruritus, sedasi, depresi pernafasan dan mual
Contoh : morfin, fentanyl, hidromorfon (dilaudid), meperidin (demerol), metadon
(dolophine), kodein, dan oksikodon
Metode : oral, rektal, transdermal (koyo transdermal), intramuscular (IM), intravena
(IV), subkutan, spinal, dan intratekal atau epidural (ruang subarakhnoid).
Selain metode diatas ada metode lain yaitu PCA (Pain Control Analgesia)
SEDASI DAN ANSIOLISIS
Nyeri akut kecemasan
ansiolitik + analgesik
kenyamanan pasien
Contoh obat ansiolisis adalah benzodiazepine dan propofol.
TERAPI NON FARMAKOLOGI
Modifikasi Lingkungan
Relaksasi
Distraksi
Terapi Musik
Sentuhan
Massase
Imajinasi Terbimbing
Stimulasi Fisik (Kulit, Akupuntur, SEFT)
Gonce P, Fontaine D, Hudak C, Gallo B,( 2012)
Terpasang
Penurunan ventilator Terintubasi
kesadaran endotrakheal
Terbatasnya
kewenangan dalam Kondisi pasien
pengambilan
keputusan
PENELITIAN TERKAIT
Julianna Barr, dkk : Clinical Practice Guidelines for The Management of Pain, Agitation, and Delirium in
Adult Patients In The Intensive Care Unit: Executive Summary.
➢ Nyeri yang dirasakan oleh pasien di ICU adalah nyeri akibat procedural (tindakan).
➢ Pengukuran nyeri menggunakan Behavioral Pain Scale (BPS) dan the Critical-Care Pain Observation Tool (CPOT) untuk
mengukur nyeri yang dialami pasien bedah (post-operasi)
➢ Nyeri sebaiknya dimasukkan dalam pengkajian TTV
➢ Sebaiknya sebelum dilakukan tindakan procedural yang menimbulkan nyeri, pasien diberikan analgesic terlebih dahulu.
➢ Dianjurkan agar menggunakan opioid IV pada kasus nyeri neurophatic.
COOKE M,DKK (2010)
Meneliti tentang Efek Pemberian Music Terhadap Kejadian Tidak Menyenangkan Selama Alih Baring pada Pasien
ICU.
Tindakan keperawatan yang paling menyakitkan adalah saat prosedur alih baring, namun saat dilakukan
penelitian skor ketidaknyamanan berada pada tingkat yang rendah sehingga efek penurunan kurang terlihat
(hasil statistic pre dan post adalah P= 0,59 dan P = 0,34). Sebenarnya pemberian music menunjukkan
penurunan skor namun tidak begitu signifikan.
STEFANI DKK (2011)
Menganalisis reliabilitas dan validitas dari CPOT di rumah sakit, dan kelayakan klinis.
Penelitian ini dilakukan oleh 50 anggota staf keperawatan dari tiga perawatan kritis yang berbeda dari Rumah
Sakit Vicenza memberikan penilaian CPOT pada 121 pasien, saat istirahat dan setelah kegiatan perawatan
biasa.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa CPOT menunjukkan sifat psikometrik baik dalam hal reliabilitas dan
validitas, hasil ini, ditambahkan ke evaluasi perawat yang positif, mendukung utilitas dan digunakan dalam
pengaturan klinis.
SIMPULAN
Nyeri merupakan diagnosa yang paling sering pada perawatan kritis
Pasien yang tidak bisa melaporkan nyeri sangat bergantung pada perawat untuk menilai nyeri secara akurat
dan untuk memberikan intervensi yang tepat.
The behavioral pain scale dan the Critical-Care Pain Observation Tool adalah alat penilaian nyeri yang valid dan
handal yang dapat digunakan untuk menilai nyeri nonverbal pasien dengan fungsi motorik utuh.
CPOT bisa digunakan baik pada pasien yang mampu mengatakan nyeri dan pasien terintubasi
FLACC digunakan untuk mengkaji nyeri pada ps. anak
REFERENCE
Adamson., H et al. (2004). Memories of Intensive Care an Experiences of Survivor of Critical Illness: an Interview Study.
Intensive and Critical Care Nursing. Elsevier
Bergen, T. (2005). The role of Critical Care Nurse in Improving Quality of Life in ICU Survivors
Dines-Kalinowski, C.(2002). Promoting sleep in the ICU. Critical Care Nursing. Springnet.com
Engstrom, Asa., 2012. People’s Experiences of Being Mechanically Ventilated in an ICU: a Qualitative Study. Intensive and
Critical Care Nursing. Elsevier
Hofhui., G.M. (2008). Experiences of Critically Ill Patient in The ICU.Intensive and Critical Care Nursing. Elsevier
Hupcey, Judith E,. 2000. Feeling safe: The Psychososial Needs of ICU Patients. Journal of Nursing Scholarship. Sigma Theta
Tau International
Magnus.,S. 2006. Intentensive and Critical Care Nursing. Elsevier
Novaes., M et.al., 1997. Stressor in ICU: Patient’s Evaluation. Intensive Care Med. Springer-Verlag
Parbury, J. Et al. (2000) Patients’ Experience of Being in an Intensive Care Unit: a Select Literature Review. American
Journal of Critical Care
Patricia ,Dorrie .2009.Critical Care Nursing A holistic Approach.9thed.Lippincott
REFERENSI
Bagshaw SM, Webb SA, Delaney A, George C, Pilcher D, Hart GK, Bellomo R. Very old patients admitted to intensive care in Australia and
New Zealand: a multi-centre cohort analysis. Crit Care. 2009;13(2):R45. doi: 10.1186/cc7768. Epub 2009 Apr 1. PubMed
PMID: 19335921; PubMed Central PMCID: PMC2689489.
Biston P, Aldecoa C, Devriendt J, Madl C, Chochrad D, Vincent JL, De Backer D. Outcome of elderly patients with circulatory failure. Intensive
Care Med. 2014 Jan;40(1):50-6. doi: 10.1007/s00134-013-3121-7. Epub 2013 Oct 17. PubMed PMID: 24132383.
British Geriatrics Society. Fit for frailty. Consensus best practice guidance for the care of older people living with frailty in community and
outpatient settings. London: British Geriatrics Society2014. Available online at www.bgs.org.uk/campaigns/fff/fff_full.pdf [Accessed 10
August 2015]
Heyland DK, Dodek P, Mehta S. Admission of the very elderly to the intensive care unit: family members’ perspectives on clinical decision-
making from a multicenter cohort study. Palliative medicine. 29(4):324-35. 2015. [pubmed]
Heyland DK, Garland A, Bagshaw SM. Recovery after critical illness in patients aged 80 years or older: a multi-center prospective
observational cohort study. Intensive care medicine. 2015. [pubmed]
Iwashyna TJ, Ely EW, Smith DM, Langa KM. Long-term cognitive impairment and functional disability among survivors of severe sepsis. JAMA.
2010 Oct 27;304(16):1787-94. doi: 10.1001/jama.2010.1553. PubMed PMID: 20978258; PubMed Central PMCID: PMC3345288.
Nguyen YL, Angus DC, Boumendil A, Guidet B. The challenge of admitting the very elderly to intensive care. Ann Intensive Care. 2011 Aug
1;1(1):29. doi: 10.1186/2110-5820-1-29. PubMed PMID: 21906383; PubMed Central PMCID: PMC3224497.
Rusinova K, Guidet B. “Are you sure it’s about ‘age’?”. Intensive Care Med. 2014 Jan;40(1):114-6. doi: 10.1007/s00134-013-3147-x. Epub
2013 Nov 12. PubMed PMID: 24217659. [free full text]
Sprung CL, et al. The Eldicus prospective, observational study of triage decision making in European intensive care units. Part II: intensive care
benefit for the elderly. Crit Care Med. 2012 Jan;40(1):132-8. doi: 10.1097/CCM.0b013e318232d6b0. PubMed PMID: 22001580.