Anda di halaman 1dari 18

TUGAS INDIVIDU

MAKALAH KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Nifas
Dosen Pengampu: IGAA Novya Dewi, SST,M.Keb

Disusun oleh :
LUH DESIA RIDAYANTI
(NIM : P07124222089)

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR


PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN ALIH JENJANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………..1


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………….1
1.3 Tujuan ……………………………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Nutrisi dan Cairan …………………………………………………………………2

2.2 Ambulasi ……………….……………………………………………………....….3

2.3 Eliminasi …………………………………………………………………………..4

2.4 Kebersihan Diri dan Perineum…………………………………………………….5

2.5 Istirahat………………………………………………………………………….…7

2.6 Keluarga Berencana………………………………………………………………..8

2.7 Aktivitas Selsual……………………………………………………………….......12

2.8 Senam Nifas ……………………………………………………..…………………13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………….…..16

3.2 Saran……………………………….………………………………………………..16

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir
ketika alat- alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Biasanya
berlangsung selama lebih kurang 6-8 minggu.

Saat melahirkan ibu telah banyak mengeluarkan tenaga untuk melahirkan anaknya. Setelah
melahirkan ibu biasanya akan kelelahan dan kurang tenaga. Maka dari itu ibu sangatlah
membutuhkan tenaga yang banyak untuk menyusui bayinya yang baru lahir yangmana sangat
membutuhkan makanan setelah dilahirkan.

Dalam proses laktasi ibu sangat membutuhkan makanan yang bergizi untuk
kesempurnaan produksi ASI. Jika ASI yang diproduksi ibu banyak maka bayi ibu akan
tumbuh dengan sehat dan berkembang seperti seharusnya atau normal. Menyusui sangat
banyak manfaatnya bagi ibu untuk proses pengembalian atau pemulihan kembali kesehatan
dan organ-organ ibu. Maka dari itu ibu membutuhkan makanan yang bergizi. Belakangan ini
ibu banyak yang tidak menyusui bayinya, banyak alasan yang diajukan,  padahal menyusui
sangatlah banyak untungnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja kebutuhan dasar ibu nifas ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja kebutuhan dasar ibu nifas

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Nutrisi dan Cairan


Nutrisi yang dikonsumsi harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori. Kalori bagus
untuk proses metabolism tubuh, kerja organ tubuh, proses pembentukan ASI. Wanita dewasa
membutuhkan 2.200 kalori. Ibu menyusui memerlukan kalori yang sama dengan wanita
dewasa + 700 kalori pada 6 bulan pertama kemudian + 500 kalori bulan selanjutnya. Gizi ibu
menyusui erat kaitannya dengan produksi air susu,yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh
kembang bayi. Bila pemberian ASI berhasil baik,maka berat badan bayi akan
meningkat,integritas kulit baik,tonus otot,serta kebiasaan makan yang memuaskan.
Gizi Ibu Menyusui
1. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari. Rata- rata kandungan kalori ASI yang
dihasilkan ibu dengan nutrisi baik adalah 70kal /100 ml dan kira-kira 85 kal
diperlukan oleh ibu untuk tiap 100 ml yang dihasilkan. Rata-rata ibu menggunakan
kira-kira 640kal/hari untuk 6 bulan pertama dan 510 kal/haro selama 6 bulan kedua
untuk menghasilkan jumlah susu normal. Rata-rata ibu harus mengonsumsi 2.300-
2.700 kal ketika menyusui. Makanan yang dikonsumsi juga perlu memenuhi syarat
seperti susunannya harus seimbang,porsinya cukup dan teratur,tidak terlalu asin,pedas
atau berlemak,serta tidak mengandung alcohol,nikotin,bahan pengawet dan pewarna.
2. Ibu memerlukan tambahan 20 gr protein di atas kebutuhan normal ketika menyusui.
Jumlah ini hanya 16% dari tambahan 500 kal yang dianjurkan. Protein diperlukan
untuk pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang rusak atau mati. Sumber protein
dapat diperoleh dari protein hewani dan protein nabati. Protein hewani antara lain
telur,daging,ikan,udang,kerang,susu dan keju. Sementara itu,protein nabati banyak
terkandung dalam tahu,tempe,kacang-kacangan dan lain-lain.
3. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui).
Ini digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan mengatur
kelancaran metabolism di dalam tubuh. Sumber zat pengatur tersebut bisa diperoleh
dari semua jenis sayur dan buah-buahan segar.
4. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca
bersalin.
5. Minum vitamin A (200.000 unit) agar bias memberikan vitamin A kepada bayinya
melalui ASInya.
Sesudah satu bulan pasca persalinan, makanlah makanan yang mengandung kalori cukup
banyak untuk mempertahankan berat badan si ibu.
Tujuan pemenuhan nutrisi
1. Memulihkan kesehatan
2. Pembentukan dan pengeluaran ASI
Adapun manfaat nutrisi dan cairan untuk ibu nifas:
1. Memberi tenaga atau energi

4
2. Membangun, memelihara dan mengganti jaringan tubuh yang rusak.
3. Mengatur dan mengkoordinir pekerjaan tubuh.
4. Menjaga kecukupan ASI.
Jika ibu ingin menyusui bayi kembar dua, kembar tiga atau bayi baru lahir beserta dengan
kakaknya yang balita ibu membutuhkan kalori lebih banyak daripada ibu menyusui satu bayi
saja. Jika ibu ingin menurunkan berat badan batasi besarnya penurunan tersebut sampai
setengah kilogram perminggu. Pastikan diet ibu mengandung 1500 kalori dan hidrusi diet
cairan atau obat-obatan pengurus badan.

Tabel 1.2 Kecukupan gizi pada wanita dewasa,ibu hamil dan ibu menyusui.

WANITA
NO ZAT GIZI IBU HAMIL IBU NIFAS
DEWASA

1 Energi (Kkal) 2200 285 700

2 Protein (g) 48 12 16

3 Vitamin A (RE) 500 200 350

4 Vitamin D (mg) 5 5 5

5 Vitamin E (mg) 8 2 4

6 Vitamin K (mg) 6,5 6,5 6,5

7 Tiamin/Vit B1(mg) 1,0 0,2 0,3

8 Riboflavin/Vit B2 (mg) 1,2 0,2 0,4

9 Niasin/Vit B3 (mg) 9 0,1 3

WANITA
NO ZAT GIZI IBU HAMIL IBU NIFAS
DEWASA

10 Cyanocobalamin/ Vit B12 (mg) 1,0 0,3 0,3

11 Asam Folat (mg) 150 150 50

12 Pyridoksin/ Vit B6 (mg) 1,6 0,6 0,5

13 Vitamin C (mg) 60 10 25

14 Kalsium (mg) 500 400 400

15 Fosfor (mg) 450 200 300

16 Besi (mg) 26 20 2

17 Seng (mg) 15 5 10

18 Yodium (mg) 150 25 50

19 Selenium (mg) 55 15 25
5
Tabel 1.2 Contoh Menu Sehari Ibu Menyusui
PAGI SIANG MALAM
Nasi Nasi Nasi
Telur dadar Ikan bumbu kuning Daging bumbu balado
Tempe bacem Tahu goreng Prekedel kentang
Sayur Bayem Sayur Asem Sayur capcay
Jam 10.00(Selingan) Pepaya Apel
Bubur Kacang Hijau Jam 16.00(Selingan) Jam 21.00(Selingan)
Kue Susu

2.2 Ambulasi
Mobilisasi sebaiknya dilakukan secara bertahap. Diawali dengan gerakan miring ke kanan
dan ke kiri di atas tempat tidur Mobilisasi ini tidak mutlak, bervariasi tergantung pada ada
tidaknya komplikasi persalinan, nifas dan status kesehatan ibuKemudian ibu boleh miring ke
kiri dan ke kanan untuk mencegah terjadinya thrombosis dan trombo-emboli. Pada hari kedua
telah dapat duduk, hari ketiga telah dapat jalan-jalan dan hari keempat atu kelima boleh
pulang. Mobilisasi ini tidak mutlak, bervariasi tergantung pada adanya komplikasi persalinan,
nifas dan sembuhnya luka. Pada masa lampau,perawatan pueperium sangat
konservatif,dimana puerperal harus tidur telentang selama 40 hari. Kini perawatan puerperium
lebih aktif dengan dianjurkan untuk melakukan mobilisasi dini. Perawatan mobilisasi dini
mempunyai keuntungan,yaitu :
1. Melancarkan pengeluaran lokia,mengurangi infeksi puerperium
2. Mempercepat involusi uteri
3. Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat kelamin.
4. Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat fungsi ASI dan
pengeluaran sisa metabolisme.
Setelah bersalin, ibu akan merasa lelah. Oleh karena itu, ibu harus sehat. Mobilisasi yang
dilakukan tergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka.
Ambulasi dini (early ambulation) adalah mobilisasi segera setelah ibu melahirkan dengan
membimbing ibu untuk bangun dari tempat tidurnya. Ibu postpartum diperbolehkan bangun
dari tempat tidurnya 24 – 48 jam setelah melahirkan. Anjurkan ibu untuk memulai mobilisasi
dengan miring kanan/kiri, duduk kemudian berjalan.
Keuntungan ambulasi dini adalah:
1. Ibu merasa lebih sehat dan kuat.
2. Fungsi usus, sirkulasi, paru-paru dan perkemihan lebih baik.
3. Memungkinkan kita mengajarkan ibu cara merawat anaknya selama ibu masih
dirumah sakit. Misalnya memandikan, mengganti pakaian, dan memberi makan.
4. Lebih sesuai dengan keadaan Indonesia (social ekonomis).
5. Tidak menyebabkan pendarahan yang abnormal
6. Tidak memengaruhi penyembuhan luka episiotomy atau luka di perut.

6
Ambulasi dini dilakukan secara berangsur-angsur,maksudnya bukan berarti ibu
diharuskan langsung bekerja (mencuci,memasak,dan sebagainya) setelah bangun. Early
ambulation tidak dianjurkan pada bu postpartum dengan penyulit, seperti anemia, penyakit
jantung, penyakit paru-paru, demam, dan sebagainya.

2.3 Eliminasi
1. BAK/ Miksi
Buang air kecil sendiri sebaiknya dilakukan secepatnya. Miksi disebut normal bila BAK
spontan setiap 3-4 jam. Pada kala IV persalinan pemantauan urin dilakukan selama 2 jam,
setiap 15 menit sekali pada 1 jam pertama dan 30 menit sekali pada jam berikutnya.
Pemantauan urin dilakukan untuk memastikan kandung kemih tetap kosong sehingga uterus
dapat berkontraksi dengan baik Ibu diharapkan untuk berkemih dalam 6-8 jam pertama.
Pengeluaran urin masih tetap dipantau dan diharapkan setiap kali berkemih urin yang keluar
minimal sekitar 150 ml
Kesulitan BAK dapat disebabkan karena springter uretra tertekan oleh kepala janin dan
spasme oleh iritasi muskulo spingter ani selama persalinan, atau dikarenakan oedem kandung
kemih selama persalinan. Ibu diusahakan mampu buang air kecil sendiri,bila tidak,maka
dilakukan tindakan berikut ini.
a. Dirangsang dengan mengalirkan air keran di dekat klien.
b. Mengompres air hangat diatas simfisis.
c. Saat site bath (berenda di air hangat) klien disuruh BAK.
Lakukan kateterisasi apabila kandung kemih penuh dan sulit berkemih. Hal ini dapat
membuat klien merasa tidak nyaman dan risiko infeksi saluran kemih tinggi. Oleh sebab
itu,kateterisasi tidak dilakukan sebelum lewat 6 jam postpartum.
2. Defekasi / BAB
Ibu diharapkan dapat BAB sekitar 3-4 hari postpartum. Kebutuhan untuk defekasi
biasanya timbul pada hari pertama sampai hari ke tiga post partum. Kebutuhan ini dapat
terpenuhi bila ibu mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi serat, cukup cairan dan
melakukan mobilisasi dengan baik dan benar.

2.4 Kebersihan Diri dan Perineum


a. Personal Hygiene
Kebersihan diri berguna untuk mengurangi infeksi dan meningkatkan perasaan nyaman.
Kebersihan diri meliputi kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur maupun lingkungan. Bagian
yang utama dibersihkan adalah putting susu dan mammae.
1. Putting susu
Harus diperhatikan kebersihannya dan luka pecah (rhagade) harus segera diobati
karena kerusakan putting susu merupakan port de entrée dan dapat menimbulkan
mastitis. Air susu yang menjadi kering akan menjadi kerak dan dapat merangsang
kulit sehingga timbul enzema. Oleh karena itu,sebaiknya puting susu dibersihkan
dengan air yang dimasak,tiap kali sebelum dan sesudah menyusukan bayi.
2. Partum lokia
7
Lokia adalah cairan yang keluar dari vagina pada masa nifas yang tak lain adalah
secret dari Rahim terutama luka plasenta. Pada 2 hari pertama,lokia berupa darah
yang disebut lokia rubra. Setelah 3-7 hari merupakan darah encer yang disebut lokia
serosa dan pada hari ke 10 menjadi cairan putih atau kekuning-kuningan yang disebut
lokia alba.
Lokia yang berbau amis dan lokia yang berbau busuk menandakan adanya infeksi.
Jika lokia berwarna merah setelah 2 minggu,ada kemungkinan tertinggalnya sisi
plasenta atau karena involusi yang kurang sempurna yang sering disebabkan
retrolexio uteri.
Tanda tanda pengeluaran lokia yang menunjukkan keadaan yang abnormal adalah :
a. Pendarahan yang berkepanjangan
b. Pengeluaran lokia tertahan
c. Rasa nyeri yang berlebihan
d. Terdapat sisa plasenta yang merupakan sumber pendarahan
e. Terjadi infeksi intrauterine.
Beberapa hal yang dapat dilakukan ibu postpartum dalam menjaga kebersihan diri, adalah
sebagai berikut:
1. Mandi teratur minimal 2 kali sehari
2. Mengganti pakaian dan alas tempat tidur
3. Menjaga lingkungan sekitar tempat tinggal
4. Melakukan perawatan perineum
5. Mengganti pembalut minimal 2 kali sehari
6. Mencuci tangan setiap membersihkan daerah genitalia.
b. Perineum
Bila sudah buang air besar atau buang air kecil,perineum harus dibersihkan
secara rutin. Caranya dibersihkan dengan air hasil rebusan yang sudah didinginkan.
Berikut mengenai cara membersihkan vagina yang benar :
1. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
2. Ajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan air. Pastikan bahwa
membersihkan daerah sekitar vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang,baru
kemudian dibersihkan daerah sekitr anus. Beritahu ibu untuk membersihkan ulva
setiap kali selesai buang air kecil/besar.
3. Vagina boleh dicuci menggunakan sabun maupun cairan antiseptic karena dapat
berfungsi sebagai penghilang kuman.
4. Setelah dibasuh, keringkan perineum dengan handuk lembut, lalu kenakan pembalut
baru. Ingat pembalut harus diganti setiap habis BAK atau BAB atau minimal 3 jam
sekali atau bila sudah dirasa tidak nyaman.
5. Sarankan ibu untuk mencuci tangan tangan dengan sabu dan air,sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelaminnya.
6. Jika ibu mempunyai luka episiotomy atau laserasi,sarankan kepada ibu untuk tidak
menyentuh luka.

8
2.5 Istirahat
Istirahat yang memuaskan bagi ibu yang baru merupakan masalah yang sangat penting
sekalipun kadang-kadang tidak mudah dicapai. Keharusan ibu untuk beristirahat sesudah
melahirkan memang tidak diragukan lagi, kehamilan dengan beban kandungan yang berat dan
banyak keadaan yang menganggu lainnya, plus pekerjaan bersalin. Dengan tubuh yang letih
dan mungkin pula pikiran yang sangat aktif, ibu sering perlu diingatkan dan dibantu agar
mendapat istirahat yang cukup. Kebutuhan istirahat bagi ibu menyusui minimal 8 jam
sehari,yang dapat dipenuhi melalui istirahat siang dan malam.
Hal – hal yang dapat dilakukan ibu dalam memenuhi kebutuhan istirahatnya antara lain:
1. Anjurkan ibu untuk cukup istirahat.
2. Sarankan ibu untuk melakukan kegiatan rumah tangga secara perlahan.
3. Tidur siang atau istirahat saat bayi tidur.
Kurang istirahat dapat menyebabkan:
1. Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi.
2. Memperlambat proses involusio uteri dan memperbanyak pendarahan.
3. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan dalam merawat bayi dan dirinya sendiri.
2.6 Aktivitas Seksual
Secara fisik aman memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu
dapat memasukkan satu dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri, maka ibu aman untuk
memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa
waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan ini
bergantung pada pasangan yang bersangkutan. Hubungan seksual dapat dilakukan dengan
aman ketika luka episiotomy telah sembuh dan lokia berhenti. Sebaiknya hubungan seksual
dapat ditunda sedapat mungkin sampai 40 hari setelah persalinan karena pada saat itu
diharapkan organ-organ tubuh telah pulih kembali. Bila suatu persalinan dipastikan tidak ada
luka atau laserasi/robek pada jaringan,hubungan skes bahkan telah boleh dilakukan 3-4
minggu setelah proses melahirkan.

Hal yang dapat menyebabkan pola seksual selama nifas berkurang antara lain:
1. Gangguan/ ketidaknyamanan fisik.
2. Kelelahan.
3. Ketidakseimbangan hormone.
4. Kecemasan berlebihan.
Ibu mengalami ovulasi dan mungkin mengalami kehamilan sebelum haid yang pertama tinbul
setelah persalinan. Oleh karena itu,bila senggama tidak mungkin menunggu sampai hari ke
40,suami istri perlu melakukan usaha untuk mencegah kehamilan.

2.7 Senam Nifas


Senam Nifas adalah senam yang dilakukan oleh ibu setelah persalinan, setelah keadaan
ibu normal ( pulih kembali ) . senam nifas merupakan latihan yang tepat untuk memulihkan
kondisi tubuh ibu dan keadaan ibu secara pisiologis maupun psikologis. Wanita yang setelah
9
persalina seringkali mengeluhkan bentuk tubuhnya yang melar. Hal ini dapat dimaklumi
karena merupakan akibat membesarnya otot rahim karena pembesaran selama kehamilan dan
otot perut jadi memanjang sesuai usai kehamilan yang terus bertambah . setelah persalinan,
otot otot tersebut akan mengendur. Selain itu, peredaran darah dan pernafasan belum kembali
normal. Hingga untuk mengembalikan tubuh ke bentuk dan kondisi semula salah satunya
dengan melakukan senam nifas yang teratur di samping anjuran-anjuran lainnya.
 Beberapa factor yang menentukan kesiapan ibu untuk memulai senam nifas antara
lain :
1. Tingkat kebugaran tubuh ibu
2. Riwayat persalinan
3. Kemudahan bayi dalam pemberian asuhan
4. Kesulitan adaptasi postpartum.
 Tujuan senam nifas:
1. Membantu mempercepat pemulihan kondisi ibu.
2. Mempercepat proses involusio uteri.
3. Membantu memulihkan dan mengencangkan otot panggul, perut, dan perineum.
4. Memperlancar pengeluaran lokhia.
5. Membantu mengurangi rasa sakit.
6. Merelaksasikan otot-otot yang menunjang proses kehamilan dan persalinan.
 Manfaat senam nifas
1. Membantu memperbaiki sirkulasi darah
2. Memperbaiki sikap tubuh dan punggung pasca persalinan.
3. Memperbaiki otot tonus, pelvis dan peregangan otot abdomen.
4. Memperbaiki dan memperkuat otot panggul.
5. Membantu ibu lebih relaks dan segar pasca persalinan.
6. Meningkatkan kesadaran untuk melakukan relaksasi otot-otot dasar panggul
Senam nifas dilakukan pada saat ibu benar-benar pulih dan tidak ada komplikasi atau
penyulit masa nifas atau diantara waktu makan. Sebelum senam nifas, persiapan yang dapat
dilakukan adalah :
1.    Mengenakan baju yang nyaman untuk olahraga.
2.    Minum banyak air putih
3.    Dapat dilakukan di tempat tidur.
4.    Dapat diiringi musik
5.    Perhatikan keadaan ibu.
Selain senam nifas,secara bertahap ibu pasca persalinan juga dapat mulai kembali
melakukan olahraga favorit,seperti renang,jogging,atau bersepeda,tetapi dipastikan
melakukannya dalam porsi yang cukup,tidak terlalu banyak dan tidak terlalu dini.
Latihan senam nifas yang dapat dilakukan antara lain :
Berikut adalah gerakan senam nifas secara bertahap: (Nurjanah, 2013 dalam

Saraswati, 2014 )

10
Hari pertama

Berbaring dengan lutut ditekuk. Tempatkan tangan di atas perut di bawah area

iga – iga. Tarik napas dalam dan lambat melalui hidung tahan hingga hitungan ke-5

atau ke-8 dan kemudian keluarkan melalui mulut. Lakukan dalam waktu 5 – 10 kali

hitungan pada pagi dan sore hari.

Gambar 2.1: Gerakan Senam Hari Pertama

Rasional : Latihan pernafasan ini ditujukan untuk memperlancar peredaran darah dan
pernafasan. Seluruh organ-organ tubuh akan teroksigenasi dengan baik sehingga hal ini juga
akan membantu proses pemulihan tubuh.

Hari kedua

Berbaring terlentang, lengan dikeataskan diatas kepala, telapak terbuka keatas.

Kendurkan lengan kiri sedikit dan renggangkan lengan kanan. Pada waktu yang

bersamaan rilekskan kaki kiri dan renggangkan kaki kanan sehingga ada regangan

penuh pada seluruh bagian kanan tubuh. Lakukan 15 kali gerakan pada pagi dan sore.

Gambar 2.2 : Gerakan Senam Hari Kedua

Rasional : Latihan ini di tujukan untuk memulihakan dan menguatkan kembali otot- otot
lengan.

11
Hari ketiga

Berbaring terlentang. Kedua kaki diregangkan. Tarik dasar panggul, tahan

selama 3 detik dan kemudian rileks. Lakukan 5-6 kali dalam latihan pagi dan sore.

Gambar 2.3 : Gerakan Senam Hari Ketiga

Rasional :

Latihan ini di tujukan untuk menguatkan kembali otot - otot dasar panggul

yang sebelumnya otot-otot ini bekerja dengan keras selama kehamilan dan

persalinan.

Hari keempat

Berbaring lutut ditekuk. Kontraksikan/ kencangkan otot – otot perut

sampai tulang punggung mendatar dan kencangkan otot – otot bokong tahan 3

detik kemudian rileks. Lakukan dalam 10-15 kali gerakan pada pagi dan sore.

Gambar 2.4 : Gerakan Senam Hari Keempat

Rasional : Latihan ini di tujukan untuk memulihakan dan menguatkan kembali otot- otot
punggung.

12
Hari kelima

Berbaring terlentang, lutut ditekuk, lengan dijulurkan ke lutut. Angkat

kepala dan bahu kira – kira 45°, tahan 3 detik dan rileks dengan perlahan.

Lakukan dalam 10-15 kali gerakan pada pagi dan sore.

Gambar 2.5 : Gerakan Senam Hari Kelima

Rasional :

Latihan ini bertujuan untuk melatih sekaligus otot-otot tubuh diantaranya

otot-otot punggung, otot-otot bagian perut, dan otot-otot paha.

Hari keenam

Posisi tidur terlentang, kaki lurus, dan kedua tangan di samping badan,

kemudian lutut ditekuk ke arah perut 90° secara bergantian antara kaki kiri dan

kaki kanan. Jangan menghentak ketika menurunkan kaki, lakukan perlahan namun

bertenaga. Ulangi gerakan sebanyak 8 kali pada pagi dan sore hari.

13
Gambar 2.6 : Gerakan Senam Hari Keenam

Rasional :

Latihan ini ditujukan untuk menguatkan otot-otot di kaki yang selama kehamilan

menyangga beban yang berat. Selain itu untuk memperlancar sirkulasi di daerah

kaki sehingga mengurangi resiko edema kaki.

Hari ketujuh

Tidur telentang dengan kaki terangkat keatas, badan agak melengkung

dengan letak pada kaki bawah lebih atas. Lakukan gerakan pada jari – jari kaki

seperti mencakar dan meregangkan, selanjutnya diikuti dengan gerakan ujung

kaki secara teratur seperti lingkaran dari luar ke dalam, kemudian gerakkan

telapak kaki kiri dan kanan ke atas dan ke bawah seperti menggergaji. Lakukan

gerakan ini masing – masing selama setengah menit dengan 10-15 kali gerakan

pada pagi dan sore.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perempuan masa nifas perlu dipenuhi kebutuhannya untuk bisa memulihkan kondisi
setelah melahirkan dan untuk persiapan laktasi supaya bayinya tumbuh kembangnya
berjalan dengan normal. Kebutuhan yang essensial dari perempuan nifas meliputi.
a.  Nutrisi dan cairan
b.  Ambulasi
c.   Eliminasi
d.   Istirahat
e.    Kebersihan diri
f.    Seksual
g.    Latihan/ senam nifas

3.2 Saran
Untuk para ibu setelah melahirkan dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang
bergizi. Karena kebutuhan ibu yang menyusui itu lebih banyak dibandingkan dengan ibu
hamil maupun wanita biasa. Dengan menyusui diharapkan untuk mengurangi AKI dan
AKA karena dengan menyusui dapat mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi.

15
DAFTAR PUSTAKA
                                
Ari Sulistyawati. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Damayanti. 2011. Asuhan kebidanan masa nifas. Refika Aditama. Bandung.
Siti Saleha. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Nanny,Vivian. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta : Salemba Medika.

16
17
1

Anda mungkin juga menyukai