Anda di halaman 1dari 9

TUGAS INDIVIDU

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN


MATERNAL DAN NEONATAL
INFEKSI NIFAS TROMBOPLEBITIS
Dosen Pengampu: Ni Nyoman Suindri, S.Si.T., M.Keb

oleh:

PUTU ELSA YULIANI


NIM. P07124222094
KELAS: A
ABSEN: 19

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN ALIH JENJANG
DENPASAR
2022
i
Latar Belakang
Sebagian besar kejadian kesakitan dan kematian ibu yang disebabkan oleh
perdarahan paska persalinan terjadi empat jam pertama setelah kelahiran bayi.
Karena itulah penting sekali untuk memantau ibu secara ketat, segera setelah
setiap tahapan atau kala persalinan diselesaikan, khususnya pada saat setelah
persalinan. Pemantauan ini berupa konsultasi paska persalinan di ruangan maupun
pemeriksaan-pemeriksaan yang diperlukan. Jika tanda-tanda vital dan tonus uterus
masih dalam batas normal selama dua jam pertama pasca persalinan, mungkin ibu
tidak akan mengalami perdarahan paska persalinan. Penting sekali untuk tetap
berada di samping ibu dan bayinya selama dua jam pertama pasca persalinan.
Tekanan darah dan denyut nadi harus diukur tiap 15 menit sekali, selama beberapa
jam pertama setelah pelahiran, atau lebih sering bila ada indikasi tertentu.
Pemijatan uterus untuk memastikan uterus menjadi keras juga diperlukan.
Pemantauan suhu tubuh, perdarahan harus diawasi. Tidak dianjurkan
menggunakan kain pembebat perut selama dua jam pertama pasca persalinan atau
hingga ibu sudah stabil. Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu
sedikit naik antara 37,2-37,8 0C oleh karena resorbsi benda-benda dalam rahim
dan mulainya laktasi. Dalam hal ini disebut demam resorbsi, hal ini adalah
normal.
Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat-alat genitalia
dalam masa nifas. Demam nifas adalah demam dalam masa nifas oleh sebab
apapun. Mobilitas puereuralis adalah kenaikan suhu badan sampai 38 0C atau
lebih selama 2 hari.
Dalam 10 hari pertama postpatum. Kecuali pada hari pertama. Suhu diukur 4x
sehari secara oral (dari mulut). Beberapa faktor predisposisi:
1. Kurang gizi atau nutrisi
2. Anemia
3. Higiene
4. Kelelahan
5. Proses persalinan bermasalah:
2
a. Partus lama atau macet
b. Korioamnionitis
c. Persalinan traumatik
d. Kurang baiknya pencegahan infeksi
e. Manipulasi yang berlebihan
f. Dapat berlanjut keinfeksi dalam masa nifas

Infeksi diklasifikasikan menjadi Infeksi terbatas lokasinya pada perineum, vulva,


serviks, dan endometrium dan Infeksi yang menyebar ketempat lain melaui:
pembuluh darah vena, pembuluh limfe dan endometrium (Rustam Muchtar,
1998).
Tomboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah disertai
pembentukan pembekuan darah. Tomboflebitis cenderung terjadi pada periode
pasca partum pada saat kemampuan penggumpalan darah meningkat akibat
peningkatan fibrinogen; dilatasi vena ekstremitas bagian bawah disebabkan oleh
tekanan keopala janin gelana kehamilan dan persalinan; dan aktifitas pada periode
tersebut yang menyebabkan penimbunan, statis dan membekukan darah pada
ekstremitas bagian bawah (Adele Pillitteri, 2007).

Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari tromboflebitis
2. Untuk mengetahui jenis dari tromboflebitis
3. Untuk mengetahui etiologi dari tromboflebitis
4. Untuk mengetahui faktor predisposisi dari tromboflebitis
5. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari tromboflebitis
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari tromboflebitis

3
Pengertian Tromboflebitis
Tromboflebitis adalah peradangan vena yang terjadi dikaitkan dengan
bekuan intervaskular atau trombus. (Kopita Selekta Kedaruratan Obstetri dan
Ginekologi, 420).
Tromboflebitis adalah infeksi nifas oleh mikroorganisme patogen yang
mengikuti aliran di sepanjang vena dan cabang-cabangnya. (Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, 264).
Tromboflebitis adalah inflamasi endotelium vaskuler dengan pembentukan
bekuan pada dinding pembuluh darah. (Keperawatan ibu-bayi baru lahir)

Klasifikasi Tromboflebitis
1. Tromboflebitis Femoralis
Yaitu suatu tromboflebitis yang mengenai satu atau kedua vena femoralis.
Hal ini disebabkan oleh adanya trombosis atau embosis yang disebabkan
karena adanya perubahan atau kerusakan pada intima pembuluh darah,
perubahan pada susunan darah, laju peredaran darah, atau karena pengaruh
infeksi atau venaseksi.
2. Tromboflebitis Pelvik
Mengenai vena-vena dinding uterus dan ligamentum latum, yaitu vena
ovarika, vena uterina dan vena hipogastrika. Vena yang paling sering terkena
adalah vena ovarika dektra karena infeksi pada tempat implantasi plasenta
terletak di bagian atas uterus. Perluasan infeksi dari vena ovarika sinistra
ialah ke vena renalis, sedang perluasan infeksi dari vena ovarika dekstra ialah
ke vena kava inferior.Perluasan infeksi dari vena uterina ialah ke vena iliaka
komunis.
Bakteri yang biasanya berkaitan dengan tromboflebitis streptokokus
anaerob dan bakteriodes

Tanda dan Gejala Tromboflebitis


1. Tromboflebitis Pelvik

4
a. Nyeri, yang terdapat pada perut bagian bawah dan atau perut bagian
samping
b. timbul pada hari ke 2 – 3 masa nifas dengan atau tanpa panas.
c. Penderita tampak sakit berat dengan gambaran karakteristik sebagai
berikut :
- Menggigil berulang kali
- Suhu badan naik turun secara tajam (360c menjadi 400c).
- Penyakit dapat berlangsung selama 1 – 3 bulan.
- Cenderung terbentuk PUS, yang menjalar ke mana-mana, terutama
ke paru-paru.
d. Gambaran darah :
Terdapat leukositosis
e. Pada periksa dalam hampir tidak ditemukan apa-apa karena yang paling
banyak terkena adalah vena ovarika, yang sukar dicapai pada
pemeriksaan dalam.
2. Tromboflebitis Femoralis
a. Pada salah satu kaki yang terkena, akan memberikan tanda-tanda sebagai
berikut :
- Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar
bergerak, lebih panas dibanding dengan kaki lainnya.
- Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dan
keras pada paha bagian atas.
- Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha.
- Reflektorik akan terjadi spasmus sehingga kaki menjadi bengkak,
tegang, nyeri dan dingin dan pulsasi menurun.
- Edema kadang-kadang terjadi sebelum atau setelah nyeri dan pada
umumnya terdapat pada paha bagian atas, tetapi lebih sering dimulai
dari jari-jari kaki dan pergelangan kaki, kemudian meluas dari
bawah ke atas.
- Nyeri pada betis, yang dapat terjadi spontan atau dengan memijit
betis.
5
b. Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris selama 7 – 10 hari,
kemudian suhu mendadak naik kira-kira pada hari ke 10 – 20, yang
disertai dengan menggigil dan nyeri sekali

Faktor Predisposisi Tromboflebitis


1. Pertambahan usia, semakin tua maka semakin beresiko terjadi tromboflebitis.
2. Episode tromboflebitis sebelumnya
3. Pembedahan obstetric
4. Kelahiran
5. Obesitas
6. Imobilisasi
7. Trauma vaskular
8. Varises
9. Multiparietas
10. Supresi laktasi dengan esterogen
11. Infeksi nifas

Patofisiologi
Terlampir

Pemeriksaan Penunjang
1. Ultrasonograf Doppler
Tehnik dopler memungkinkan penilaian kualitatif terhadap kemampuan katub
pada vena profunda,vena penghubung dan vena yang mengalami pervorasi
2. Pemeriksaan hematokrit
Mengidentifikasi Hemokonsentrasi
3. Pemeriksaan Koagulasi
Menunjukkan hiperkoagulabilitas
4. Biakan darah

6
Pemeriksaan Baik aerob maupun anaerob dapat membantu. Organisme yang
penting untuk di antisipasi meliputi Streptokokus aerob dan anaerob.
Staphilokokus aureus ,Eschercia coli dan Bakteriodes
5. Pemindai ultrasuond dupleks
dengan tehnik ini obstruksi vena dan refleks katub dapat dideteksi dan
dilokalisasi dan dapat dilihat diagram vena-vena penghubung yang tidak
kompeten
6. Venografi
Bahan kontras disuntikkan kedalam sistem vena untuk memberikan
gambaran pada vena-vena di ekstrimitas bawah dan pelvis.

Penanganan Tromboflebitis
1. Tromboflebitis Pelvik
a. Rawat inap
Penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakitnya dan
mencegahnya terjadinya emboli pulmonum.
b. Terapi medis
Pemberian antibiotika heparin jika terdapat tanda-tanda atau dugaan
adanya emboli pulmonum.
c. Terapi operatif
Pengikatan vena kava inferior dan vena ovarika jika emboli septik terus
berlangsung sampai mencapai paru-paru, meskipun sedang dilakukan
heparinisasi.
2. Tromboflebitis Femoralis
a. Perawatan
Kaki ditinggikan untuk mengurangi edema, lakukan kompresi pada kaki.
Setelah mobilisasi kaki hendaknya tetap dibalut elastik atau memakai
kaos kaki panjang yang elastik selama mungkin.
b. Terapi medik : pemberian antibitik dan anlgetika

7
Kesimpulan
Tomboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah disertai
pembentukan pembekuan darah. Trombosis bisa terdapat pada vena-vena kaki
juga pada vena-vena panggul. Trombosis pada vena-vena yang dekat pada
permukaan biasanya disertai peradangan, sehingga merupakan tromboflebitis.
Tromboflebitis disebabkan karena Perluasan infeksi endometrium, Mempunyai
varises pada vena, Obesitas, Pernah mengalami tramboflebitis, Berusia 30 tahun
lebih dan pada saat persalinan berada pada posisi litotomi untuk waktu yang lama,
Memiliki insidens tinggi untuk mengalami tromboflebitis dalam keluarga.(Adele
Pillitteri, 2007).

Saran
1. Bagi Ibu Nifas
Bagi ibu nifas, disaran agar rajin melakukan mobilisasi agar terhindar dari
tromboflebitis.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan, agar lebih memperhatikan pasien post
partum sehingga terhindar dari komplikasi post partum seperti tromboflebitis.

8
DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri dan Ginecologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2002.


Buku Acuan Nasioanl Pelayanan Kesehatan Material dan Neonatal.
Jakarta : YBP – SP.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan KB, Jakarta : EGC.

Mochtar, rustam. 1998. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, obstetri Patologo.


Jakarta : EGC.

Straight,Barbara R.2004.Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir.Jakarta:EGC

Taber, Ben – Zion. 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta : EGC.

WHO. 2002. Safe Motherhood, Modul Sepsis Puerperalis : Materi Pendidikan


Untuk Kebidanan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai