Anda di halaman 1dari 16

TROMBHOFLEBITIS

SKDI : 2
Definisi
Tromboflebitis adalah kondisi dimana terbentuk
bekuan dalam vena sekunder akibat
inflamasi/trauma dinding vena atau karena
obstruksi vena sebagian. (Adele, Pillitteri, 2007)

Tromboflebitis adalah perluasan atau invasi


mikroorganisme patogen (Streptokokus anaerob &
Bakteriodes) yang mengikuti aliran darah di
sepanjang vena dan cabang-cabangnya.
Etiologi

Secara umum etiologi tromboflebitis adalah


sebagai berikut:
a. perluasan infeksi endometrium
b. mempunyai varises pada vena
c. Obesitas
Faktor Predisposisi Tromboflebitis

1. Pertambahan usia, semakin tua maka semakin beresiko


terjadi tromboflebitis.
2. Episode tromboflebitis sebelumnya
3. Pembedahan obstetric
4. Kelahiran
5. Obesitas
6. Imobilisasi
7. Trauma vaskular
8. Varises
9. Multiparietas
10. Supresi laktasi dengan esterogen
11. Infeksi nifas
Klasifikasi

Tromboflebitis Tromboflebitis
Femoralis Pelvico
Patofisiologi
Patofisiologi Tromboflebitis
Terjadinya thrombus :
a. Abnormalitas dinding pembuluh darah
Formasi trombus merupakan akibat dari statis vena, gangguan
koagubilitas darah atau kerusakan pembuluh maupun endotelial.
Stasis vena lazim dialami oleh orang-orang yang imobilisasi
maupun yang istirahat di tempat tidur dengan gerakan otot yang
tidak memadai untuk mendorong aliran darah. Stasis vena juga
mudah terjadi pada orang yang berdiri terlalu lama, duduk
dengan lutut dan paha ditekuk, berpakaian ketat, obesitas,
tumor maupun wanita hamil.
b. Perubahan komposisi darah (hyperkoagulabilitas)
Hyperkoagulabilitas darah yang menyertai trauma, kelahiran
dan IMA juga mempermudah terjadinya trombosis. Infus
intravena, banyak faktor telah dianggap terlibat dalam
patogenesis flebitis karena infus intravena, antara lain:
Faktor-faktor kimia seperti obat atau cairan yang iritan
(flebitis kimia)
a. pH dan osmolaritas cairan infus yang ekstrem selalu
diikuti risiko flebitis tinggi.
b. Mikropartikel yang terbentuk bila partikel obat tidak
larut sempurna selama pencampuran.
c. Penempatan kanula pada vena proksimal (kubiti atau
lengan bawah) sangat dianjurkan untuk larutan infus
dengan osmolaritas > 500 mOsm/L. Hindarkan vena pada
punggung tangan jika mungkin, terutama pada pasien usia
lanjut
d. Kateter yang terbuat dari silikon dan poliuretan
kurang bersifat iritasi dibanding politetrafluoroetilen
(teflon) karena permukaan lebih halus, lebih thermoplastik
dan lentur. Risiko tertinggi untuk flebitis dimiliki kateter
yang terbuat dari polivinil klorida atau polietilen.
Faktor-faktor mekanis seperti bahan, ukuran
kateter, lokasi dan lama kanulasi. (Kanula yang
dimasukkan ada daerah lekukan sering
menghasilkan flebitis mekanis. Ukuran kanula
harus dipilih sesuai dengan ukuran vena dan
difiksasi dengan baik).
Agen infeksius.
Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap flebitis bakteri
meliputi:
a. Teknik pencucian tangan yang buruk
b. Kegagalan memeriksa peralatan yang rusak.
c. Pembungkus yang bocor atau robek mengundang
bakteri.
d. Teknik aseptik tidak baik
e. Teknik pemasangan kanula yang buruk
f. Kanula dipasang terlalu lama
g. Tempat suntik jarang diinspeksi visual
c. Gangguan aliran darah
Manifestasi klinis
• Nyeri di daerah Vena (Terlokalisir)
• Nyeri tekan
• Kulit sekitar menjadi kemerahan
• Rasa Hangat sampai panas
• Edema atau pembengkakan agak luas
• Nyeri saat menggerakan tungkai
• Pengerasan jalur vena
• Fluktuasi (akibat Abses
• Tanda-tanda hambatan vena
• Malaise
Pelvio tromboflebitis
a. Nyeri yang terdapat pada perut bagian bawah dan atau perut bagian samping, timbul pada
hari ke-2-3 masa nifas dengan atau tanpa panas.
b. Penderita tampak sakit berat dengan gambaran karakteristik sebagai berikut:
1) Menggigil berulang kali, menggil inisial terjadi sangat berat (30-40 menit)
dengan interval hanya beberapa jam saja dan kadang-kadang 3 hari pada
waktu menggigil penderita hampir tidak panas.
2) Suhu badan naik turun secara tajam (36oC menjadi 40oC) yang diikuti
penurunan suhu dalam 1 jam (biasanya subfebris seperti pada
endometritis).
3) Penyakit dapat langsung selama 1-3 bulan.
c. Abses pada pelvis
d. Gambaran darah
1) Terdapat leukositosis
2) Untuk membuat kultur darah, darah diambil pada saat tepat sebelum
mulainya menggigil, kultur darah sangat sukar dibuat karena bakterinya adalah
anaerob.
e. Pada periksa dalam hampir tidak diketemukan apa-apa karena yang paling banyak terkena
adalah vena ovarika; yang sukar dicapai dalam pemeriksaan dalam.
f. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain pada paru- paru (infark, abses, pneumonia), pada
ginjal sinistra yang diiikuti proteinurina, hematuria, pada persedian.
Penatalaksanaan
a. Lakukan pencegahan terhadap endometritis dan
tromboflebitis dengan menggunakan teknik aseptik yang
baik
b. Rawat inap : penderita tirah baring untuk pemantauan
gejala penyakit dan mencegah terjadinya emboli
pulmonum
c. Terapi medik: pemberian antibiotika, heparin terdapat
tanda-tanda atau dugaan adanya emboli pulmonum
d. Terapi operatif : pengikatan vena kava inferior dan vena
ovarika jika emboli septik terus berlangsung sampai
mencapai paru-paru; meskipun sedang dilakukan
hipernisasi, siapkan untuk menjalani pembedahan.
Pemeriksaan penunjang
1. Ultrasonograf Doppler
2. Pemeriksaan hematokrit
3. Pemeriksaan Koagulasi
4. Biakan darah
5. Pemindai ultrasuond dupleks
6. Venografi
Dianogsa Banding
Tromboflebitis pelvica
Diagnosa banding dari tromboflebitis pelvica antara
lain adalah:
a) apendiktis akut
b) kista ovarium yang terpuntir
c) hematoma
d) ligamentum lantum
e) abses pelvis
f) Infeksi traktus urinarius
g) infeksi luka.
Komplikasi
Tromboflebitis pelvica
Komplikasi potensial dari tromboflebitis pelvica
antara lain adalah:
• emboli paru septik
• septikemia
• emfisema
Daftar Pustaka
• Prawirrohardjo Sarwono. 2009. Ilmu
Kebidanan. Jakarta : Yayasan bina pustaka.
• FKUI. 2007. Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
• Djojosugito Ahmad. 2010. Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai