Anda di halaman 1dari 63

TROMBOPHLEBITI

S DAN
LUKA
PERITONITIS

1.
2.
3.
4.
5.

Maharani savitri emillia utomo


Muzna halek

Rheka hernanda
Siti aisyah

Ulil maftukhah

PENGERTIAN

Tromboflebitis adalah radang vena yang berhubungan dengan


pembentukan

trombus.

Tromboflebitis

merupakan

inflamasi

permukaan pembuluh darah disertai pembentukan pembekuan


darah. Tromboflebitis cenderung terjadi pada periode pasca
partum pada saat kemampuan penggumpalan darah meningkat
akibat peningkatan fibrinogen .

KLASIFIKASI

Tromboflebitis Femoralis

Yaitu suatu tromboflebitis yang mengenai satu atau kedua vena


femoralis.

Tromboflebitis Pelvik

Mengenai vena-vena dinding uterus dan ligamentum latum, yaitu


vena ovarika, vena uterina dan vena hipogastrika. Vena yang paling
sering terkena adalah vena ovarika dektra karena infeksi pada
tempat implantasi plasenta terletak di bagian atas uterus.

ETIOLOGI

Secara umum etiologi tromboflebitis adalah sebagai berikut:

a.

perluasan infeksi endometrium

b.

mempunyai varises pada vena

c.

Obesitas

FAKTOR PREDISPOSISI

Pertambahan usia, semakin tua maka semakin beresiko terjadi


tromboflebitis.

Perluasan infeksi endometrium

Mempunyai varises pada vena

Obesitas

Pernah mengalami tramboflebitis

Berusia 30 tahun lebih dan pada saat persalinan berada pada posisi stir
up untuk waktu yang lama

Memiliki insidens tinggi untuk mengalami tromboflebitis dalam keluarga.

PATOFISIOLOGI

Terjadinya trombus

a.

Abnormalitas dinding pembuluh darah


Formasi trombus merupakan akibat dari statis vena, gangguan
koagubilitas darah atau kerusakan pembuluh maupun endotelial.
Stasis vena lazim dialami oleh orang-orang yang imobilisasi
maupun yang istirahat di tempat tidur dengan gerakan otot yang
tidak memadai untuk mendorong aliran darah. Stasis vena juga
mudah terjadi pada orang yang berdiri terlalu lama, duduk dengan
lutut dan paha ditekuk, berpakaian ketat, obesitas, tumor
maupun wanita hamil.

LANJUTAN
b.

Perubahan komposisi darah (hyperkoagulabilitas)


hyperkoagulabilitas darah yang menyertai trauma, kelahiran dan IMA
juga mempermudah terjadinya trombosis. Infus intravena, banyak
faktor telah dianggap terlibat dalam patogenesis flebitis

MANIFESTASI KLINIS

a.

Pelvio tromboflebitis
Nyeri yang terdapat pada perut bagian bawah dan atau perut bagian
samping, timbul pada hari ke-2-3 masa nifas dengan atau tanpa panas.

b.

Penderita tampak sakit berat dengan gambaran karakteristik sebagai


berikut:

Menggigil berulang kali, menggil inisial terjadi sangat berat (30-40 menit)
dengan interval hanya beberapa jam saja dan kadang-kadang 3 hari pada
waktu menggigil penderita hampir tidak panas.

Suhu badan naik turun secara tajam (36oC menjadi 40oC) yang diikuti
penurunan suhu dalam 1 jam (biasanya subfebris seperti pada endometritis).

Penyakit dapat langsung selama 1-3 bulan.

c.Abses pada pelvis

LANJUTAN

a.

Tromboflebitis femoralis
Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris selama 7-10 hari,
kemudian suhu mendadak naik kira-kira pada hari ke-10-20 yang
disertai dengan menggigil dan nyeri sekali.

b.

Pada salah satu kaki yang terkena, biasanya kaki kiri akan memberikan
tanda-tanda sebagai berikut:

Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar
bergerak, lebih panas dibandingkan dengan kaki lainnya.

Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dan keras
pada paha bagian atas.

Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha.

Reflektorik akan terjadi spasmus arteria sehingga kaki menjadi


bengkak, tegang, putih, nyeri, dan dingin dan pulsasi menurun.

Edema kadang-kadang terjadi sebelum atau sesudah nyeri dan pada


umumnya terdapat pada paha bagian atas, teatapi lebih sering dimulai
dari jari-jari kaki dan pergelangan kaki kemudian melus dari bawah ke
atas.

Nyeri pada betis, yang terjadi spontan atau dengan memijat betis atau
dengan meregangkan tendo akhiles (tanda homan positif).

KOMPLIKASI

Tromboflebitis pelvica
Komplikasi potensial dari tromboflebitis pelvica antara lain
adalah:

a.

emboli paru septik

b.

Septikemia

c.

emfisema

Tromboflebitis femoralis
Komplikasi potensial dari tromboflebitis femoralis yang paling
serius adalah emboli paru.

DIAGNOSA BANDING

Tromboflebitis pelvica
Diagnosa banding dari tromboflebitis pelvica antara lain adalah:

a.

apendiktis akut

b.

kista ovarium yang terpuntir

c.

Hematoma

d.

ligamentum lantum

e.

abses pelvis

f.

Infeksi traktus urinarius

g.

infeksi luka.

LANJUTAN

Tromboflebitis femoralis
Diagnosa banding dari tromboflebitis femoralis antara lain adalah:

a.

Selulitis

b.

vena varikosa

c.

trauma dengan hematoma subfasial

d.

Limfangitis

e.

artritis

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan hematokrit
Mengidentifikasi Hemokonsentrasi

Pemeriksaan Koagulasi
Menunjukkan hiperkoagulabilitas

Biakan darah
Pemeriksaan Baik aerob maupun anaerob dapat membantu. Organisme
yang penting untuk di antisipasi meliputi Streptokokus aerob dan
anaerob. Staphilokokus aureus ,Eschercia coli dan Bakteriodes

Pemindai ultrasuond dupleks


Dengan tehnik ini obstruksi vena dan refleks katub dapat dideteksi dan
dilokalisasi dan dapat dilihat diagram vena-vena penghubung yang tidak
kompeten

Venografi
Bahan kontras disuntikkankedalam sistem vena untuk memberikan
gambaran pada vena-vena di ekstrimitas bawah dan pelvis.

PENATALAKSANAAN

a.

Pelvio tromboflebitis
Lakukan pencegahan terhadap endometritis dan tromboflebitis dengan
menggunakan teknik aseptik yang baik

b.

Rawat inap : penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakit


dan mencegah terjadinya emboli pulmonum

c.

Terapi medik: pemberian antibiotika, heparin terdapat tanda-tanda


atau dugaan adanya emboli pulmonum

d.

Terapi operatif : pengikatan vena kava inferior dan vena ovarika jika
emboli septik terus berlangsung sampai mencapai paru-paru; meskipun
sedang dilakukan hipernisasi, siapkan untuk menjalani pembedahan.

Tromboflebitis femoralis

a.

Terapi medik : Pemberian analgesik dan antibiotik.

b.

Anjurkan ambulasi dini untuk meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas


bawah dan menurunkan kemungkinan pembentukan pembekuan darah.
Jauhkan tekanan dari daerah untuk mengurangi rasa sakit dan
mengurangi risiko kerusakan lebih lanjut.

c.

Tinggikan daerah yang terkena untuk mengurangi pembengkakan.


Pastikan

Pasien

untuk

tidak

berada

pada

posisi

litotomi

dan

menggantung kaki lebih dari 1 jam, dan pastikan untuk memberikan alas
pada penyokong kaki guna mencegah adanya tekanan yaang kuat pada
betis.

d.

Sediakan stocking pendukung kepada Pasien pasca partum yang


memiliki varises vena untuk meningkatkan sirkulasi vena dan membantu
mencegah kondisi stasis.

e.

Instruksikan kepada Pasien untuk memakai stocking pendukung


sebelum bangun pagi dan melepaskannya 2x sehari untuk mengkaji
keadaan kulit dibawahnya.

f.

Anjurkan tirah baring dan mengangkat bagian kaki yang terkena.

g.

Dapatkan nilai pembekuan darah perhari sebelum obat anti koagulan


diberikan.

h.

Berikan anti koagulan, analgesik, dan anti biotik sesuai dengan resep.

i.

Berikan alat pamanas seperti lampu. Atau kompres hangat basah sesuai
instruksi, pastikan bahwa berat dari kompres panas tersebut tidak
menekan kaki Pasien sehingga aliran darah tidak terhambat.

j.

Sediakan bed cradle untuk mencegah selimut menekan kaki yang


terkena.

k.

Ukur diameter kaki pada bagian paha dan betis dan kemudian
bandingkan pengukuran tersebut dalam beberapa hari kemudian untuk
melihat adanya peningkatan atau penurunan ukuran.

l.

Dapatkan laporan mengenai lokea dan timbang berat pembalut perineal


untuk mengkaji pendarahan jika Pasien dalam terapi antikoagulan.

m.

Adanya kemungkinan tanda pendarahan lain, misalnya: pendarahan pada


gusi, bercak ekimosis, pada kulit atau darah yang keluar dari jahitan
episiotomi.

n.

Yakinkan Pasien bahwa heparin yang diterimanya dapat dilanjutkan


pada masa menyusui karena obat ini tidak akan berada didalam air
susu.

o.

Siapkan pemberian protamin sulfat sebagai antagonis heparin.

p.

Jelaskan pada Pasien mengenai pemberian heparin yang harus


dilakukan melalui terapi sub kutan Jelaskan kepada Pasien bahwa untuk
kehamilan selanjutnya ia harus memberitahukan tenaga kesehatan yang
dia hadapi untuk memastikan bahwa pencegahan trombofrebitis yang
tepat telah dilakukan.

TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY S P10001 POST PARTUM HARI KE 4
PATOLOGIS DENGAN TROMBOPHLEBITIS

SUBJEKIF

Tanggal 5 November 2007

Identitas

Nama Istri : Ny S

Umur

Agama : Islam

Pendidikan

: SMA

Pendidikan

: S1

Pekerjaan

: IRT

Pekerjaan

: Guru

Suku

: Jawa

Suku

: Jawa

Alamat : Jl. Dahlia

: 24 Tahun

pukul 17.00 WIB

Nama Suami : Tn. T


Umur

: 26 Tahun

Agama

: Islam

Alamat

: Jl. Dahlia

Keluhan utama
Ibu mengatakan sejak 4 hari yang lalu (1 November 2007)
mengeluh badannya terasa panas, nyeri pada betis, kaki kiri
bengkak dan kemerahan.

Riwayat persalinan
Ibu melahirkan pada tanggal 1 November 2007 pukul 19.00 WIB

Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak menggunakan KB apapun karena ini adalah
kehamilan yang pertama


a.
.

Pola Hidup Sehari-Hari


Nutrisi
Sebelum melahirkan : Ibu makan 3x sehari, dengan porsi satu
piring nasi, sayur, tempe/ikan, buah. Ibu minum 8-12 gelas / hari
dan minum susu 2 gelas / hari

Sesudah melahirkan : Ibu mengtakan tidak begitu nafsu makan,


dua kali sehari dengan porsi 1 piring nasi, sayur, tempe, ikan,
telur, buah. Ibu telah banyak minum 12-14 gelas / hari. Dan minum
susu 2 gelas/hari

b. Eliminasi

Sebelum melahirkan : BAB; 1x sehari konsistensi lunak. BAK; 3-4x


sehari

Sesudah melahirkan : BAB; Ibu mengatakan belum BAB setelah


melahirkan. BAK sejak melahirkan ibu sudah 3x BAK.

c. Istirahat

Sebelum melahirkan : Ibu mengatakan biasa tidur 7-8 jam / hari,


1 jam tidur siang.

Sesudah melahirkan : Ibu mengatakan sulit tidur karena nyeri


pada betisnya, sehingga hanya tidur 5-6 jam / hari, tidur siang
jam.

d. Aktifitas

Sebelum melahirkan : Ibu mengatakan melakukan tugas rumah


tangga sendiri, melakukan kegiatan sehari-hari sendiri tanpa
bantuan.

Sesudah melahirkan : Ibu belum melakukan banyak aktifitas,


namun sudah bisa ke kamar mandi sendiri.

e. Personal Hygiene

Sebelum melahirkan : Baik, Ibu mandi 2x sehari, ganti pakaian 2x


sehari, cuci rambut 2 hari sekali, cuci tangan sesudah BAK dan
BAB, cuci tangan sebelum dan sesudah makan.

Sesudah melahirkan : Baik, Ibu mandi 2x sehari, ganti pakaian 2x


sehari, cuci rambut 2 hari sekali, ganti pembalut 3x sehari, cuci
tangan sesudah BAK dan BAB, cuci tangan sebelum dan sesudah
makan.

Keadan Psikologis
Ibu mengatakan saat ini merasa bahagia dengan kelahiran bayinya
karena sudah lama menantikannya dan jenis kelaminnya sesuai
dengan yang diinginkannya, namun ibu agak cemas tidak bisa
merawat bayinya dengan baik karena ini pengalamannya yang
pertama. Suami dan keluarga sangat senang dengan kelahiran
bayinya. Ibu takut bergerak karena terasa nyeri, Ibu menyusui
bayinya dan ibu ingin KB setelah melahirkan untuk menunda
kehamilan selanjutnya.

Riwayat kesehatan sekarang


Ibu mengatakan badannya letih dan pegal tidak ada luka hecting,
nyeri pada kaki dan betis ibu mengatakan takut bergerak, tidak
ada penyakit menular dan menahun

Riwayat kesehatan keluarga


Dalam

keluarga

tidak

(HIV/AIDS,hepatitis,TBC)
menahun (jantung,asma).

ada

menurun(DM,

penyakit
hipertensi)

menular
dan

OBYEKTIF

Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum

Kesadaran

BB sebelum hamil

Hamil aterm

Setelah melahirkan : 58 Kg

TB : 157 Cm

Tanda-tanda vital

TD : 110/70 nnHg

Nadi

Temperatur : 37,5 oC

Pernafasan : 22x / menit

: Baik

: Composmentis
: 56 Kg

: 64 Kg

: 80x / menit

Pemeriksaan Fisik Khusus

Kepala : Tidak ada benjolan dan lesi

Rambut : Berwarna hitam, lurus, bersih

Wajah : Tidak ada chloasma gravidarum, tidak ada odema

Mata : Fungsi penglihatan baik, konjungtiva pucal, sklera tidak


iklerik simetris kanan dan kiri

Hidung : Fungsi penciuman baik, kebersihan baik, mukosa berwana


merah mudatidak ada peradangan, polip tidak ada.

Telinga : Fungsi pendengaran baik, kebersihan baik, tidak ada


pengeluaran serum, daun telinga ada.

Mulut dan gigi : Fungsi pengecap baik kebersihan cukup, gigi


lengkap tidak ada stomatitis dan tidak ada caries

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan pembengkakan


vena jugularis

Dada : Simetris kanan-kiri gerakan dada saat inspirasi dan


ekspirasi seirama, tidak terdengar ronchi, tidak terdengar bunyi
wheezing, suara nafas baik, jantung tidak ada mur-mur.

Payudara : Terlihat bersih, konsistensi lunak, simetris kanan-kiri,


putting susu menonjol, terdapat hiperpigmentasi pada areola
mamae, tidak ada nyeri, abses, dan pembengkakan, kolostrum
sudah keluar lancar.

Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, strie albikans ada, linea


nigra ada, kandung kemih kosong, konsistensi keras, kontraksi
uterus baik.

Genitalia : Tidak terdapat luka perineum, tidak ada varises pada


vagina, peneluaran darah pervaginam normal, tidak ada oedema,
kotor oleh lendir dan bekas darah serta air ketuban. m. Bokong :
Kotor oleh lendir dan bekas darah serta air ketuban, tidak
terdapat hemoroid

Ekstrimitas atas : Jari-jari lengkap pergerakan baik tidak ada


oedema, kuku bersih, simetris kanan-kiri

Ekstrimitas bawah : Ada oedema, kaki kiri bengkak dan


kemerahan, nyeri pada betis, jari-jari lengkap, kaki kiri sulit
digerakkan, simetris kanan-kiri

ASSESSEMENT
Ny S P10001 post partum hari ke-4 dengan Tromboflebitis
femoralis

PENATALAKSANAAN

Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu saaat ini
yaitu mengalami tromboflebitis femoralis sehingga kaki ibu bengkak
dan tegang dan terasa nyeri, suhu tubuh 37,5 C
E/ Ibu mengerti dengan penjelasan bidan tentang kondisinya saat ini

Menjelaskan pada ibu untuk melakukan ambulasi dini agar dapat


meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas bawah dan menurunkan
kemungkinan pembentukan bekuan darah, misalnya: jika ibu sudah
merasa tidak lelah anjurkan untuk kekamar mandi namun tetap
ditemani.

Menjelaskan pada ibu untuk tidak berada pada posisi litotomi dan
tidak menggantung kaki lebih dari 1 jam dan memberi alas
penyokong kaki guna mencegah adanya tekanan yang kuat pada
betis.
E/ Ibu mengerti dengan penjelasan dari bidan dan bersedia
melakukan anjuran dari bidan

Menjelaskan dan mengajarkan pada ibu tentang cara mengurangi


nyeri yaitu:

1.

tirah

baring

dan

mengangkat

bagian

kaki

yang

terkena

tromboflebitis
2.

menyediakan stoking pendukung untuk meningkatkan sirkulasi


vena dan membantu mencegah kondisi statis

3.

memakai stoking pendukung sebelum bangun pagi dan melepasnya


2x sehari untuk mengkaji keadaan kulit dibawahnya

4.

kaki dikompres dengan air hangat


E/ Ibu besedia melakukan anjuran dari bidan

Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan melibatakan diri


dalam kegiatan ibu untuk mengatasi tromboflebis misalnya
membantu ibu unutuk melakukan ambulasi dini dengan cara
menemani ibu kekamar mandi, jalan-jalan disekitar tempat tidur,
mengingatkan ibu untuk tidak menggantung kaki lebih dari 1 jam,
membantu ibu melakukan kompres pada kaki yang nyeri dan
membantu ibu dalam memakaikan stoking
E/ Suami dan keluarga bersedia membantu ibu dalam melakukan
anjuran bidan

Menjelaskan pada ibu tentang pentingnya pemenuhan keutuhan


nutrisi bagi ibu nifas seperti mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung protein, mineral, vitamin, cukup (sayur-sayuran,
tempe, tahu, telur, ikan, buah-buahan, apabila ibu mampu membeli
susu dan mencobanya walau tidak suka susu)
E/ Ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan bidan dan
bersedia melakukannya

Menjelaskan dan menganjurkan ibu untuk minum 3 liter setiap


hari (8-12 gelas setiap hari) untuk mencegah dehidrasi dan
menurunkan panas dengan adanya peningkatan pengeluaran urine
E/ Ibu bersedia melakukan anjuran dari bidan

Membantu ibu dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari dengan


melibatkan keluarganya seperti pemenuhan kebutuhan cairan dan
nutrisinya
E/ Kebutuhan ibu terpenuhi

Megobservasi

apakah

ibu

sudah

dapat

nengurangi

nyeri,

melakukan ambulasi dini dengan atau tanpa bantuan keluarga dan


observasi suhu badan ibu
E/ ibu sudah melakukan ambulasi dini dan dapat mengurangi rasa
nyeri

Mengevaluasi keadaan ibu apakah sudah bisa melakukan ambulasi


dini dan tidak nyeri lagi pada kakinya
E/ Ibu sudah melakukan ambulasi dini, rasa nyeri berkurang

Memberikan

terapi

antipiretik

parasetamol

mengatasi demam
E/ Ibu sudah diberikan terapi

Mengevaluasi keadaan ibu apakah tidak demam lagi


E/ ibu sudah tidk demam

3x1mg

untuk

LUKA PERITONITIS

PENGERTIAN
Peritonitis adalah inflamasi peritoneum- lapisan
membrane serosarongga abdomen
Peritonitis merupakan sebuah proses
peradangan pada membraneserosa yang
melingkupi kavitas abdomen dan organ yang
terletakdidalamnya
Padawanita sangat dimungkinkan peritonitis
terlokalisasi pada ronggapelvis dari infeksi tuba
falopi atau rupturnya kista ovari

PENYEBAB

Bentuk peritonitis yang paling sering ialah.


Spontaneous BacterialPeritonitis (SBP) dan
peritonitis sekunder. SBP terjadi bukan
karenaninfeksi intra abdomen,tetapi biasanya
terjadi pada pasien yang asites terjadi
kontaminasi hingga ke rongga peritoneal
sehingga menjadi translokasi bakteri munuju
dinding perut atau pembuluhlimfe
mesenterium, kadang terjadi penyebaran
hematogen jikaterjadi bakterimia dan akibat
penyakit hati yang kronik. Semakinrendah
kadar protein cairan asites, semakin tinggi risiko
terjadinyaperitonitis dan abses

Peritonitis sekunder yang paling seringterjadi


disebabkan oleh perforasi atau nekrosis (infeksi
transmural)organ-organ dalam dengan inokulasi bakteri
rongga peritonealterutama disebabkan bakteri gram
positif yang berasal dari salurancerna bagian atas.
Peritonitis tersier terjadi karena infeksi
peritonealberulang setelah mendapatkan terapi SBP
atau peritonitis sekunderyang adekuat, bukan berasal
dari kelainan organ, pada pasienperitonisis tersier
biasanya timbul abses atau flagmon dengan atautanpa
fistula. Selain itu juga terdapat peritonitis TB, peritonitis
sterilatau kimiawi terjadi karena iritasi bahan-bahan
kimia, misalnyacairan empedu, barium, dan substansi
kimia lain atau prsesinflamasi transmural dari organorgan dalam

KLASIFIKASI
1. PeritonitisBakterialPrimer
Merupakan peritonitis akibat kontaminasi
bakterial secarahematogen pada cavum
peritoneum dan tidak ditemukan fokusinfeksi
dalam abdomen. Penyebabnya bersifat
monomikrobial,biasanya E. Coli, Sreptococus
atau Pneumococus. Peritonitisbakterial primer
dibagi menjadi dua, yaitu:
Spesifik

: misalnya Tuberculosis
Non spesifik: misalnya pneumonia non tuberculosis
an Tonsilitis.

Faktor resiko yang berperan pada peritonitis ini


adalah adanyamalnutrisi, keganasan
intraabdomen, imunosupresi dansplenektomi.
Kelompok resiko tinggi adalah pasien dengan
sindrom nefrotik,gagal ginjal kronik, lupus
eritematosus sistemik, dan sirosishepatis
dengan asites.

2. PeritonitisBakterialAkutSekunder (Supurativa).
Peritonitis yang mengikuti suatu infeksi akut atau perforasi
tractusigastrointestinal atau tractus urinarius. Pada
umumnya organismtunggal tidak akan menyebabkan
peritonitis yangfatal. Sinergismedari multipel organisme
dapat memperberat terjadinya infeksi
ini.Bakteriianaerob,khususnya spesies Bacteroides,
dapatmemperbesar pengaruh bakteri aerob dalam
menimbulkaninfeksi.
Luka/trauma penetrasi, yang membawa kuman dari luar
masukke dalam cavum peritoneal.
Perforasi organ-organ dalam perut, contohnya peritonitis
yangdisebabkanoleh bahankimia, perforasi usus sehingga feces
keluar dari usus.
Komplikasi dari proses inflamasi organ-organ intra
abdominal,misalnyaappendisitis.

3. Peritonitis tersier
Peritonitis yang disebabkan oleh jamur. Peritonitis
yang sumber kumannya tidak dapat
ditemukan.Merupakan peritonitis yang disebabkan
oleh iritan langsung,sepertii misalnya empedu,
getah lambung, getah pankreas, danurine.
4. Peritonitis Bentuk lain dari peritonitis:
Aseptik/steril

peritonitis
Granulomatous peritonitis
Hiperlipidemik peritonitis
Talkum peritonitis

GEJALA DAN TANDA


demam tinggi
pasien yang sepsis bisa menjadi hipotermia,takikardi,
dehidrasi hingga menjadi hipotensi.
Pada wanita dilakukan pemeriksaan vaginabimanual
untuk membedakan nyeri akibat PID . Pemeriksaanpemeriksaan klinis ini bisa jadi positif palsupada
penderita dalam keadaan imunosupresi (misalnya
diabetesberat, penggunaan steroid,
pascatransplantasi, atau HIV),penderita dengan
penurunan kesadaran (misalnya trauma
cranial,ensefalopati toksik, syok sepsis, atau
penggunaan analgesic),penderita dnegan paraplegia
dan penderita geriatric.

KOMPLIKASI
Eviserasi Luka
Pembentukan abses

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Test laboratorium
Leukositosis
Hematokrit

meningkat
Asidosis metabolik

X. Ray
Foto polos abdomen 3 posisi (anterior, posterior,
lateral),didapatkan :Illeus merupakan
penemuan yang tak khas pada peritonitis.Usus
halus dan usus besar dilatasi.Udara bebas dalam
rongga abdomen terlihat pada kasusperforasi.

ASUHAN KEBIDANAN
Pada Ny T P1OOO1 7 Hari Post Partum Dengan
Infeksi Nifas (Peritonitis)

SUBJEKTIF
Tanggal : 1 januari 2016
Jam : 18.00 wib

Identitas

Nama Ibu : Ny. T


Umur
: 30 tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan : IRT
Suku/Bangsa: Jawa
Alamat : Purwakarta

Nama Suami : Tn. K


Umur
:31 tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Swasta
Suku/Bangsa : Jawa
Alamat
: Purwakarta

Keluhan Utama :
Ibu mengatakan merasa sakit pada daerah perut kanan
bagian bawah dan masih merasakan mules, ibu takut jika
mau cebok, ibu kurang istirahat.

Status Perkawinan :

Kawin ke : 1
Usia kawin
: 19 tahun
Lama Kawin : 11 tahun

Riwayat Menstruasi :

Menarche : 11 tahun
Siklus : 30 hari
Lama : 5 hari
Warnanya : Merah Kehitaman
Baumya
:Khas anyir
Jumlahnya
:2-3 pembalut/hari
Dismenorhea : kadang-kadang
Flour Albus
: Tidak ada

Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas


nifas ini
Riwayat KB
ibu mengatakan tidak pernah menggunakan KB, karena ini kehamilannya yang
pertama

Riwayat Kesehatan Ibu :


Ibu mengatakan tidak pernah mamiliki riwayat peyakt menular seperti
(HIV/AIDS,hepatitis,TBC), menurun (DM,hipertensi), menahun
(jantung,asma)
Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan di dalam kelurganya tidak ada yang memiliki riwayat
peyakt menular seperti (HIV/AIDS,hepatitis,TBC), menurun (DM,hipertensi),
menahun (jantung,asma)
Riwayat keluarga berencana :
Ny.Tmengaku menggunakan alat kontrasepsi barier kombinasi pil selama 3
tahun, dan menggunakan suntik 3 bulan selama 3 tahun, karena mereka
ingin menunda kehamilan dulu.
Riwayat social :
Ibu mengatakan senang dengan kelahiran anaknya, hubungan ibu dan
kelurga baik,

Pola Kebiasan Sehari-hari :

Nutrisi

Eliminasi

Sebelum melahirkan : Ibu mengatakan biasa tidur 7-8 jam / hari, 1 jam tidur siang.
Sesudah melahirkan : Ibu mengatakan sulit tidur karena nyeri pada betisnya, sehingga hanya tidur 5-6
jam / hari, tidur siang jam.

Aktifitas

Sebelum melahirkan : BAB; 1x sehari konsistensi lunak. BAK; 3-4x sehari


Sesudah melahirkan : BAB; Ibu mengatakan belum BAB setelah melahirkan. BAK sejak melahirkan ibu
sudah 3x BAK.

Istirahat

Sebelum melahirkan : Ibu makan 3x sehari, dengan porsi satu piring nasi, sayur, tempe/ikan, buah. Ibu
minum 8-12 gelas / hari dan minum susu 2 gelas / hari
Sesudah melahirkan : Ibu mengtakan tidak begitu nafsu makan, dua kali sehari dengan porsi 1 piring nasi,
sayur, tempe, ikan, telur, buah. Ibu telah banyak minum 12-14 gelas / hari. Dan minum susu 2 gelas/hari

Sebelum melahirkan : Ibu mengatakan melakukan tugas rumah tangga sendiri, melakukan kegiatan
sehari-hari sendiri tanpa bantuan.
Sesudah melahirkan : Ibu belum melakukan banyak aktifitas, namun sudah bisa ke kamar mandi sendiri.

Personal Hygiene

Sebelum melahirkan : Baik, Ibu mandi 2x sehari, ganti pakaian 2x sehari, cuci rambut 2 hari sekali, cuci
tangan sesudah BAK dan BAB, cuci tangan sebelum dan sesudah makan.
Sesudah melahirkan : Baik, Ibu mandi 2x sehari, ganti pakaian 2x sehari, cuci rambut 2 hari sekali, ganti
pembalut 3x sehari, cuci tangan sesudah BAK dan BAB, cuci tangan sebelum dan sesudah makan.

OBJEKTIF

Pemeriksaan Fisik Umum :


Keadaan

umum
: Cukup
Kesadaran
: composmentis
Tanda-tanda Vital:
TD
: 120/70 mmHg
Nadi
: 100x/menit
Suhu
: 38C
RR
: 28x/menit

Pemeriksaan

Fisik Khusus
Kepala : Tidak ada benjolan dan lesi
Rambut : Berwarna hitam, lurus, bersih
Wajah : Tidak ada chloasma gravidarum, tidak ada odema
Mata : Fungsi penglihatan baik, konjungtiva pucal, sklera tidak iklerik
simetris kanan dan kiri
Hidung : Fungsi penciuman baik, kebersihan baik, mukosa berwana
merah mudatidak ada peradangan, polip tidak ada.
Telinga : Fungsi pendengaran baik, kebersihan baik, tidak ada
pengeluaran serum, daun telinga ada.
Mulut dan gigi : Fungsi pengecap baik kebersihan cukup, gigi lengkap
tidak ada stomatitis dan tidak ada caries
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan pembengkakan vena
jugularis
Dada : Simetris kanan-kiri gerakan dada saat inspirasi dan ekspirasi
seirama, tidak terdengar ronchi, tidak terdengar bunyi wheezing, suara
nafas baik, jantung tidak ada mur-mur.

Payudara : Terlihat bersih, konsistensi lunak, simetris kanan-kiri, putting susu


menonjol, terdapat hiperpigmentasi pada areola mamae, tidak ada nyeri, abses,
dan pembengkakan, kolostrum sudah keluar lancar.
Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kandung kemih kosong, konsistensi keras,
kontraksi uterus baik. Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada striae dan linea.
Kandung kemih kosong dan tidak adanya mules. Rahim terlihat membesar dan
teraba sedikit keras. nyeri tekan pada perut bagian bawah.
Genitalia : Tidak terdapat luka perineum, tidak ada varises pada vagina,
peneluaran darah pervaginam normal, tidak ada oedema, kotor oleh lendir dan
bekas darah serta air ketuban. m. Bokong : Kotor oleh lendir dan bekas darah serta
air ketuban, tidak terdapat hemoroid Adanya bekas luka parut, tidak ada tumor,
tidak adanya benjolan dan tumor, tidak adanya varises. Adanya lendir keluar dari
vagina dan berbau.
Pemeriksaan dalam
Ibumerasakan nyeri tekan pada saat dipalpasi, kavum douglas terlihat menonjol
Ekstrimitas atas : Jari-jari lengkap pergerakan baik tidak ada oedema, kuku
bersih, simetris kanan-kiri
Ekstrimitas bawah : Ada oedema, kaki kiri bengkak dan kemerahan, nyeri pada
betis, jari-jari lengkap, kaki kiri sulit digerakkan, simetris kanan-kiri

Pemeriksaan Lab :
Hematokrit

:45%
Leukosit
: 20.000/l
Kulturabses :e.Coli,bakteroidefragile,
viridiansstreptococci, enterococci

ASSESSMENT
Ny T P10001 7 hari post partum dengan infeksi
nifas (peritonitis).

PENATALAKSANAAN

Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, TD: 110/70mmhg,


N:100x/mnt, S:38 c, R :24x/mnt, pemfis : Muka odema (-), Mata
konjungtiva anemis, sclera tdk icterik, mulut : membran
mukosakering. ibu terlihat pucat dan dehidrasi,
e/ ibu mengerti dgn penjelasan yang diberikan.

Menganjurkan ibu untuk banyak istrahat, menganjurkan ibu


untuk istrahat yang cukup dan membebaskan pikiran dan
melakukan pola istrahat tidur mlm 8 jam dan tidur siang 2 jam.
e/ ibu akan banyak istrahat.

Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang banyak


vitamin, serta mengatur pola makan seimbang, menganjurkan
ibu untuk makan yang cukup makanan yang mengandung gizi
dan vitamin untuk menjaga kondisi serta mengembalikan kondisi
ibu setelah melahirkan. Jangan biarkan ibu tidak memperhatikan
pola makannya sehingga membuat kondisi ibu menurun.
e/ Ibu dan keluarga mengerti saran yg disampaikan dan akan
mau mengkonsumsi makanan yang kaya gizi dan vit.
Mengingatkan ibu untuk melakukan mobilisasi disekitar rumah,
menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dengan sering
bergerak untuk melakukan aktifitas yang dapat dikerjakan
sendiri, jangan terlalu memanjakan diri dengan banyak berbaring
karena setelah melahirkan dengan bergerak akan melatih kerja
otot untuk membakar lemak tubuh dan menghasilkan tenaga
untuk segera memulihkan keadaan ibu seperti semula.
e/ ibu dan keluarga mengerti dgn jelas dan akan melakukannya.

Menganjurkan ibu untuk tetap melakukan personal hygen, menganjurkan ibu untuk
terus menjaga personal hygen yaitu selalu menjaga perawatan payudara dengan
membersihkannya saat mandi serta menjaga kebersihkan kemaluannya setelah dari
kamar mandi untuk menghindarkan diri dari berbagai bakteri yg dapat masuk ke
dalam tubuh.
e/ Ibu dan keluarga mengerti dengan jelas dan akan berusaha melakukannya.

Menganjurkan ibu untuk tetap memberi asi kepada bayinya selama 6 bulan ekslusif
karena sangat baik bagi pertumbuhan bayi dan membantu pemulihan rahim ibu (masa
involusi) setelah melahirkan.
e/ Ibu mengerti dengan jelas dan sampai saat ini ibu mengaku selalu memberikan asi
ekslusif kepada bayi.

Memberitahu cara mengatasi rasa nyeri tekan pada perut, memberitahu ibu cara
mengatasi keluhan rasa nyeri tekan pada perut dengan cara mengurangi aktifitas atau
pekerjaan rumah sehari-hari, dan belajar nafas yg teratur dgn menarik nafas panjang
dan mengeluarkannya perlahan lewat mulut untuk merelaksasikan otot perut saat
terasa sakit.
e/ Ibu mengerti dan akan mengurangi aktivitas atau pekerjaan rumah dan berusaha/
mengikuti anjuran yg diberikan.

Melakukan kolaborasi dgn SPOG dalam pemberian obat antibiotik, analgetik serta
vitamin untuk memulihkan kondisi ibu saat ini, serta berkolaborasi dalam deteksi
lanjut untuk melakukan USG
e/ kolaborasi telah di lakukan

Memberikan

pengertian untuk melakukan


pemeriksaan USG untuk dilakukan pemeriksaan
penunjang dalam mendiagnosa masalah ibu, agar
mendapatkan penanganan lebih lanjut dan sesuai
dengan kebutuhan dan persiapan laparotomi.
e/ Ibu dan keluarga mengerti untuk melakukan USG
ke dr.obgyne
Memberikan pengertian untuk melakukan laparotomy
untuk mengeluarkan bakteri yang menyebabkan abses.
e/ Ibu dan keluarga mengerti untuk melakukan
laparotomy.
Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
e/ pendokumentasian telah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai