BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi merupakan bagian penting dari program kesehatan dan
merupakan titik pusat sumber daya manusia mengingat pengaruhnya terhadap setiap orang
dan mencakup banyak aspek kehidupan sejak dalam kandungan sampai pada kematian. Oleh
karena itu pelayanan kesehatan reproduksi harus mencakup empat komponen esensial yang
mampu memberikan hasil yang efektif dan efisien bila dikemas dalam pelayanan yang
terintegrasi. Salah satu dari empat komponen esensial yaitu Keluarga Berencana.
Pelayanan Keluarga Berencana perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena
dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat
meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma
dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian
populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang terfokus pada kesehatan
reproduksi serta hak reproduksi, maka pelayanan KB harus menjadi lebih berkualitaas serta
memperhatikan hak hak dari klien dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan.
( Buku Panduan Praktik Pelayanan Kontrasepsi, 2003 )
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan keluarga berencana dengan Akseptor baru KB suntik 3
bulanan.
1.2.2. Tujuan Khusus
a.
b.
c.
Merencanakan tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan diagnosa kebidanan dan masalah
yang ada.
e.
Wawancara
Mengadakan Tanya jawab secara langsung kepada klien, keluarga atau tenaga kesehatan
tentang hal hal yang berhubungan dengan kesehatan atau keadaan klien. Tujuannya adalah
untuk memperoleh data secara langsung dari sumber data.
d. Mempelajari Kasus
Dengan melihat rekam medis klien terhadap program pengobatan melalui catatan medik.
1.4. Sistematika Penulisan
Penyusunan Asuhan Kebidanan ini terbagi dalam 6 bab yaitu :
BAB I
: PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II
: TINJAUAN TEORI
: TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
2. Identifikasi masalah / diagnosa
3. Antisipasi masalah potensial
4. Identifikasi kebutuhan segera
5. Intervensi
6. Implementasi
7. Evaluasi
BAB IV
: PEMBAHASAN
Berisi tentang pembasahan kesenjangan antara teori dengan kasus dan praktek di lapangan.
BAB V
: PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Konsep KB
2.1.1
1.
Pengertian
KB Secara Umum
Suatu usaha mengatur banyaknya kelahiran sedemikian rupa, sehingga bagi ibu maupun
bayinya dan bagi ayahnya serta keluarga dan masyarakat yang bersangkutan tidak
menimbulkan kerugaian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut.
2.
KB Secara Khusus
Suatu tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya pembuahan atau mencegah
pertemuan antara sel mani dan ovarium.
( Manuaba , 1998 )
2.1.2
Jenis Suntikan KB
1.
a.
Schering AG ( 1957 )
a.
Suntikan Kombinasi
Jenis suntikan kombinasi adalah
Pengertian
Suatu sintesa progesteron yang mempunyai efek seperti progesteron asli dari tubuh wanita.
2.2.2
Mekanisme Kerja
Efektifitas
Kontrasepsi tersebut memiliki efektifitas yang tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100
perempuan per tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah
ditentukan.
2.2.4
Keuntungan
1. Sangat efektif.
2. Pencegahan kehamilan jangka panjang.
3. Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri.
4. Tidak mengandung esterogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah.
5. Sedikit efek samping.
6. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
7. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause.
8. Mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektropik.
9. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
10. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
11. Menurunkan krisis anemia bulan sabit ( sickle cell )
2.2.5
Keterbatasan
Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk
suntikan).
Keputihan
a. Gejala dan keluhan : flour albus yang berlebihan, gangguan rasa nyaman, tidak berbahaya
kecuali ada bau, panas dan gatal.
b. Penanggulangan :
Konseling cari penyebab.
Pengobatan konsulasi medis, terapi.
4. Jerawat
a. Gejala : timbul jerawat di wajah / badan, dapat infeksi
ataupun tidak.
b. Penanggulangan :
konseling dan vitamin E dosis tinggi
5. Perubahan Libido
a. Gejala : meningkat dan menurunkan libido bersifat dan sulit
dinilai
b. Penanggulangan :
Pengobatan medis tidak dianjurkan.
6. Perubahan Berat Badan
a. Gejala dan keluhan : berat badan bertambah setelah pemakaian
KB karena sifat hormone resisten
7.
Hematomae
1.
Usia reproduksi.
11.
12.
13.
14.
Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil
kontrasepsi kombinasi.
2.2.8
Kontra Indikasi
1. Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil.
2. Mulai hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.
3. Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan saja ibu
tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
4.
Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin menggantikan dengan
kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrsepsi hormonal sebelumnya secara
benar dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat diberikan tidak menunggu sampai
haid berikutnya datang.
5. Bila ibu sedang menggunakan kontrasepsi jenis lain dan ingin menggantinya dengan jenis
kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal
kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.
6. Ibu yang ingin menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya dengan
kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat
segera diberikan, asal ibu tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid
berikutnya datang. Bila ibu disuntik setelah hari ke 7 haid, ibu tersebut selama 7 hari suntikan
tidak boleh melakukan hubungan seksual.
7. Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan pertama dapat
diberikan pada hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid atau dapat diberikan setiap saat
setelah hari ke 7 siklus haid, asal saja yakin ibu tersebut tidak hamil.
8. Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan pertama dapat diberikan
setiap saat asal ibu tidak hamil, dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan
hubungan seksual.
2.2.10 Teknik Penyuntikan
1. Injeksi dalampada musculus gluteus maximus atau musculus gleteur deltoideus.
Pengkajian
Biodata
a. Nama ibu / suami : untuk mengetahui identitas, mengenal/memanggil penderita agar tidak
keliru dengan penderita penderita lain serta untuk menjaga keakraban.
b.Umur
: untuk mengetahui keadaan ibu apakah termasuk primi biasa atau primi para
mengenali hal hal yang berkaitan dengan masalah asuhan yang diberikan.
d. Suku bangsa
: untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal dan menentukan cara
: untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi klien dan
asuhan.
g.Penghasilan
n.Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :Untuk mengetahui apakah kehamilan,
persalinan dan nifas yang lalu berjalan normal atau adakah komplikasi selama kehamilan,
persalinan dan nifas.
o.Riwayat KB
: untuk mengetahui apakah rambut ibu tampak bersih atau kotor, ada kutu atau
tidak.
b. Kepala
tidak.
c. Mata : untuk mengetahui apakah konjungtiva anemis, ikterus pada sclera.
d. Telinga
kesimetrisannya.
e. Mulut : untuk mengetahui apakah mukosa bibir kering dan adakah stromatitis.
f.
Leher
g. Perut
: untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis.
: untuk mengetahui apakah ada pembesaran abnormal.
h. Ekstermitas : untuk mengetahui apakah ada kelainan atau tidak (polidaktil atau sindaktil),
adanya oedema, adakah varices.
i. Integumen : untuk mengetahui kebersihan.
2.3.2
Identifikasi Diagnosa/Masalah
Diagnosa : Ny. .... P...... Ab....... dengan akseptor baru KB Suntik 3 bulanan, diperoleh
dengan didasarkan pada :
1. Data subyektif
2. Data Obyektif
2.3.3
2.3.4
Identifikasi KebutuhanSegera
Menentukan tindakan yang akan segera dilakukan berdasarkan pada masalah potensial yang
terjadi (kolaborasi dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya).
2.3.5
Intervensi
:
ujuan
riteria hasil
: Ibu dapat menggunakan KB suntik 3 bulanan dan program KB yang ibu gunakan berhasil
sesuai dengan tujuan
Intervensi
1. Nilai kembali status kesehatan klien
R/ Status kesehatan sangat menentukan ketepatan akan tindakan yang dilakukan.
2. Kaji keluhan keluhan subyektif ibu.
R/ Keluhan yang diungkapkan dapat menjadi parameter untuk menetukan apakah tindakan
boleh dilakukan atau tidak.
3. Bina hubungan baik dengan ibu.
R/ Persiapan yang baik akan mendukung keberhasilan tindakan yang akan dilakukan.
4. Siapkan spuit 3 cc, vial Depoprogestin dan kocok sehingga endapan bercampur.
R/ Menempatkan kadar homogen sehingga kadar maksimal.
5. Siapkan ruangan tertutup dan klien.
R/ Ruangan yang aman dan nyaman akan mempermudah prosedur kerja dan privasi klien
dapat terjaga.
6. Lakukan penyuntikkan secara IM sesuai prosedur.
R/ Tindakan sesuai prosedur akan menekan / mengurangi terjadinya komplikasi.
7. Buang alat alat dan sampah ke tempat yang disediakan
R/
8. Beritahu klien untuk segera datang ke tenaga kesehatan apabila dirasakan ada keluhan.
R/ Penanganan yang cepat dan tepat akan menghindari timbulnya komplikasi yang berlanjut.
9. Beritahu klien tanggal kembali untuk suntik ulang dan catat di kartu KB klien.
R/ Informasi yang tepat dapat menghindari kesalahan atau kelainan yang mungkin terjadi.
10. Ingatkan klien agar kembali tepat waktu untuk suntik ulang.
R/ Untuk menghindari kegagalan kontrasepsi.
11. Berikan kartu akseptor KB dan minta klien untuk membawanya lagi saat suntik ulang.
R/ Sebagai tanda bukti dan acuan dalam memberikan petunjuk penyuntikan berikutnya
2.3.6
Implementasi
Pada langkah ini bidan memberikan intervensi langsung baik mandiri maupun kolaborasi :
1.
Melihat kartu KB ibu untuk mengetahui jenis KB suntik apa yang dipakai, dan tanggal,
waktu untuk kembali suntik. Kaji BB dan TD ibu.
2. Menanyakan pada ibu apakah selama menggunakan KB suntik, ibu merasa ada keluhan atau
tidak.
3. Sapa ibu dengan ramah dan beritahu ibu keadaannya cukup baik untuk dilakukan suntik KB
ulangan.
4.
Mengkocok vial Depoprogestin, disinfeksi tutup vial dengan kapas alkohol, masukkan
larutan Depoprogestin dalam spuit 3 cc, pastikan tidak ada gelembung udara dalam tabung
spuit.
5. Membeeritahu ibu untuk berbaring telungkup pada tempat tidur periksa, tutup tirai supaya
ibu merassa nyaman dan terlindungi privasinya.
6.
Mendisinfeksi daerah pantat klien (1/3 sias) dengan kapas alkohol. Suntikkan secara IM
dengan sudut 90 0, lakukan aspirasi, semprotkan atau suntikkan DMPA secara perlahan
lahan, fiksasi dengan kapas alkohol kemudian keluarkan jarumnya.
Evaluasi
Pada langkah ini bidan menilai kembali dari seluruh asuhan yang telah diberikan :
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian Data
Tanggal
Jam
: Ny. N
Umur
: 21 tahun
Umur
: 22 tahun
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Suku/Bangsa : Jawa
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Swasta
Penghasilan
:-
Penghasilan
:-
Alamat
Alamat
2. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin menggunakan KB suntik 3 bulan.
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
4. Riwayat Haid
Menarche
: 13 tahun
Lama haid
: 6- 7 hari
Siklus Haid
: 28 hari
Flour Albus
: Tidak ada
Keluhan
: Tidak ada
HPHT
: 17 Oktober 2011
5. Riwayat Perkawinan
Nikah
: 1x
Lama Nikah
: 1,5 tahun
: 19 tahun
:1
Kehamilan cukup bulan (9 bulan) periksa kehamilan 5x di BPS, suntik TT 2x, selama hamil
tidak ada kelainan/keluhan.
Persalinan dilakukan di rumah bidan dan ditolong oleh dokter. Lahir SC. Ibu melahirkan
bayi laki- laki dengan BB lahir 3000 gr
Nifas ibu berjalan normal, bayi dan ibu dalam kondisi sehat, ibu memberi ASI sendiri kepada
bayinya sampai sekarang.
9. Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan kontrasepsi apapun.
10. Pola Kebiasaan Sehari hari
POLA
Nutrisi
Keiasaan
Ibu makan 3x sehari dengan porsi sedikit, terdiri dari
nasi, sayur, lauk, kadang-kadang disertai buah dan
minum air putih 6-7 gelas / hari
Eliminasi
Istirahat
Hygiene
Aktifitas
Ibu
mengerjakan
pekerjaan
rumah
tangga
di
Rekreasi
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum :
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Composmentis.
Tekanan Darah
: 130/90 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Berat Badan
: 48,5 kg
Respirasi Rate
: 20 x/ menit
2. Pemeriksaan Fisik :
Inspeksi :
Rambut
Kepala
Wajah
Mata
tidak ikterus.
Telinga
sekret.
Mulut
Leher
Payudara
Abdomen
: Simetris
: bersih, tidak tampak pembesaran abnormal,
Ekstermitas
Integumen
: bersih
Palpasi :
Leher
Payudara
Perut
DO :
Keadaaan Umum
Tekanan Darah
Berat Badan
: 48,5 kg
Nadi
: 80 x/menit
Respirasi Rate
: Baik
: 130/90 mmHg
: 20 x/menit
R/ Ruangan yang aman dan nyaman akan mempermudah prosedur kerja dan privasi klien
dapat terjaga.
6. Lakukan penyuntikkan secara IM sesuai prosedur.
R/ Tindakan sesuai prosedur akan menekan / mengurangi terjadinya komplikasi.
7. Buang alat alat dan sampah ke tempat yang disediakan
R/ Menjaga kebersihan, kerapian serta kontaminasi kuman.
8. Beritahu klien untuk segera datang ke tenaga kesehatan apabila dirasakan ada keluhan.
R/ Penanganan yang cepat dan tepat akan menghindari timbulnya
komplikasi yang berlanjut.
9. Beritahu klien tanggal kembali untuk suntik ulang dan catat di kartu KB klien.
R/ Informasi yang tepat dapat menghindari kesalahan atau kelainan yang mungkin terjadi.
10. Ingatkan klien agar kembali tepat waktu untuk suntik ulang.
R/ Untuk menghindari kegagalan kontrasepsi.
11. Berikan kartu akseptor KB dan minta klien untuk membawanya lagi saat suntik ulang.
R/ Sebagai tanda bukti dan acuan dalam memberikan petunjuk penyuntikan berikutnya
3.6 Implementasi
1. Mengkaji berat badan dan tekanan darah
-
BB 48,5 kg
TD 130/90 mmHg
2. Menyapa ibu dengan ramah dan beritahu ibu keadaannya cukup baik untuk dilakukan suntik
KB.
3.
Kocok vial KB suntik 3 bulanan, disinfeksi tutup vial dengan kapas alkohol, masukkan
larutan KB suntik dalam spuit 3 cc, pastikan tidak ada gelembung udara dalam tabung spuit.
4.
Beritahu ibu untuk berbaring telungkup pada tempat tidur periksa, tutup tirai supaya ibu
merassa nyaman dan terlindungi privasinya.
5.
Mendisinfeksi daerah pantat klien (1/3 sias) dengan kapas alkohol. Suntikkan secara IM
dengan sudut 90 0, lakukan aspirasi, semprotkan atau suntikkan DMPA secara perlahan
lahan, fiksasi dengan kapas alkohol kemudian keluarkan jarumnya.
6. Membuang spuit dan jarum bekas pakai ke sampah medis yang telah disediakan.
7. Setelah selesai penyuntikan beritahu ibu untuk segera kembali bila ibu merasakan keluhan
seperti pusing atau lainnya ke tenaga kesehatan.
8. Melihat kembali kartu KB ibu, pastikan tanggal ibu kembali untuk suntik ulang. (tanggal 10
Januari 2012).
9.
Mengingatkan ibu untuk kembali pada tanggal 10 Januari 2012 untuk suntik ulang dan
anjurkan ibu agar tidak terlambat untuk suntik.
10. Memberi kembali kartu KB pada ibu dan ingatkan ibu untuk membawa kembali kartunya bila
waktu suntik tiba.
3.7 Evaluasi
Tanggal `18 oktober 2011
Jam 10.20 WIB
1. Ibu mengatakan telah disuntik KB 3 bulanan
2. Ibu akan kembali suntik ulang tanggal 10 januari 2011
3. Ibu mengatakan bila ada keluhan akan segera memeriksakan diri ke
Tenaga kesehatan
BAB V
PEMBAHASAN
Pada kasus Ny. N P1001 Ab000 Akseptor KB dengan akseptor KB baru KB suntik 3
bulanan ini berdasarkan analisa yang telah kami lakukan, ditemukan tidak adanya
kesenjangan antara teori dengan praktek. Baik itu pengkajian data, identifikasi
BAB V
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya ini dapat
bersifat sementara atau permanent. Kontrasepsi suntik di Indonesia merupakan salah satu
kontrasepsi yang popular. Jenis suntikan progestin adalah Depo medioksiprogesteron asetat
(DMPA) injeksi secara IM tiap 3 bulan sekali, mengandung 150 mg DMPA.
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada Ny. N P1001 Ab000 dengan Akseptor baru
KB suntik 3 bulanan, penulis menyimpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus di
Memberi waktu kepada klien dan keluarga untuk bertanya serta memberikan keterangan dan
informasi yang jelas dan tepat.
Keluarga diharapkan selalu bekerjasama dengan petugas kesehatan dalam proses pelayanan
kesehatan sehingga asuhan dapat berjalan dengan baik.
Segera datang / memeriksakan diri kepada petugas kesehatan jika mengalami suatu kelainan
atau ketidaknyamanan.
Daftar Pustaka
Manuaba, Ida Bagus Gede.2000. Ilmu Kebidanan dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo Sarwono. 2003. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal. Yayasan Bina
Pustaka.:Jakarta.
Saifuddin Bari.A. 2001.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: YBP-SP.
Hartono, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan