Anda di halaman 1dari 21

asuhan kebidanan pada akseptor KB Hormonal

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi merupakan bagian penting dari program kesehatan dan
merupakan titik pusat sumber daya manusia mengingat pengaruhnya terhadap setiap orang
dan mencakup banyak aspek kehidupan sejak dalam kandungan sampai pada kematian. Oleh
karena itu pelayanan kesehatan reproduksi harus mencakup empat komponen esensial yang
mampu memberikan hasil yang efektif dan efisien bila dikemas dalam pelayanan yang
terintegrasi. Salah satu dari empat komponen esensial yaitu Keluarga Berencana.
Pelayanan Keluarga Berencana perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena
dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat
meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma
dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian
populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang terfokus pada kesehatan
reproduksi serta hak reproduksi, maka pelayanan KB harus menjadi lebih berkualitaas serta
memperhatikan hak hak dari klien dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan.
( Buku Panduan Praktik Pelayanan Kontrasepsi, 2003 )
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan keluarga berencana dengan Akseptor baru KB suntik 3
bulanan.
1.2.2. Tujuan Khusus
a.

Melaksanakan pengkajian pada Ny. N meliputi data subyektif dan obyektif.

b.

Menegakkan diagnosa kebidanan dan menidentifikasi masalah kebidanan berdasarkan data


subyektif dan obyektif.

c.

Merencanakan tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan diagnosa kebidanan dan masalah
yang ada.

d. Melaksanakan implementasi dari rencana yang telah disusun.

e.

Melaksanakan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan.

1.3. Metode Penulisan


Data dalam penulisan Asuhan Kebidanan ini didapatkan dengan cara :
a. Studi Kepustakaan
Dengan membaca dan mempelajari buku buku referensi yang berhubungan dengan masalah
yang ditulis. Tujuannya agar mendapatkan data dasar yang teoritis dan bersifat ilmiah.
b. Observasi
Dengan pengamatan secara langsung meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
c.

Wawancara
Mengadakan Tanya jawab secara langsung kepada klien, keluarga atau tenaga kesehatan
tentang hal hal yang berhubungan dengan kesehatan atau keadaan klien. Tujuannya adalah
untuk memperoleh data secara langsung dari sumber data.

d. Mempelajari Kasus
Dengan melihat rekam medis klien terhadap program pengobatan melalui catatan medik.
1.4. Sistematika Penulisan
Penyusunan Asuhan Kebidanan ini terbagi dalam 6 bab yaitu :
BAB I

: PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, tujuan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II

: TINJAUAN TEORI

Berisi tentang konsep KB dan konsep manajemen kebidanan


BAB III

: TINJAUAN KASUS

1. Pengkajian
2. Identifikasi masalah / diagnosa
3. Antisipasi masalah potensial
4. Identifikasi kebutuhan segera
5. Intervensi
6. Implementasi
7. Evaluasi
BAB IV

: PEMBAHASAN

Berisi tentang pembasahan kesenjangan antara teori dengan kasus dan praktek di lapangan.
BAB V

: PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep KB
2.1.1
1.

Pengertian
KB Secara Umum
Suatu usaha mengatur banyaknya kelahiran sedemikian rupa, sehingga bagi ibu maupun
bayinya dan bagi ayahnya serta keluarga dan masyarakat yang bersangkutan tidak
menimbulkan kerugaian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut.

2.

KB Secara Khusus

Suatu tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya pembuahan atau mencegah
pertemuan antara sel mani dan ovarium.
( Manuaba , 1998 )
2.1.2

Jenis Suntikan KB

1.

Upyhon Company ( 1958 )

a.

Depo provera yang mengandung medoxy progesterone asetat 150 mg

b. Cyclofem yang mengandung medoxy progesterone asetat 50 mg dan komponen estrogen.


(Manuaba, 1998)
2.

Schering AG ( 1957 )

a.

Suntikan Kombinasi
Jenis suntikan kombinasi adalah

25 mg dan 5 mg estradiol spionat. Diberikan injeksi IM sebulan sekali ( cyclofem ).


50 mg norition enantat dan 5 mg estradiol valerat. Diberikan secara IM sebulan sekali.
b. Suntikan Progestin
Depo medioksiprogesteron asetat (DMPA); Depo provera injeksi secara IM tiap 3 bulan sekali,
mengandung 150 mg DMPA
Depo noretisteran enantat ( Depo Noristerat ); mengandung 200 mg noretindron enantat,
diberikan setiap 2 bulan sekali untuk suntikan pertama sampai ke empat dan untuk suntikan
kelima dan suntikan pertama sampai ke empat dan untuk suntikan kelima dan selanjutnya
berinterval 3 bulan.
2.2 Kontrasepsi Depoprogestin
2.2.1

Pengertian
Suatu sintesa progesteron yang mempunyai efek seperti progesteron asli dari tubuh wanita.

2.2.2

Mekanisme Kerja

1. Menghambat sekresi hormon hormon gonadatropin terutam LN sehingga mencegah


ovulasi.
2. Lendir servik menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan barier terhadap sperma.
3. Membuat endometrium menjadi kurang baik / layak untuk implantasi dari ovum yang telah
dibuahi.
4. Mempengaruhi kecepatan transport ovum di dalam tubafalopi.
2.2.3

Efektifitas

Kontrasepsi tersebut memiliki efektifitas yang tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100
perempuan per tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah
ditentukan.
2.2.4

Keuntungan
1. Sangat efektif.
2. Pencegahan kehamilan jangka panjang.
3. Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri.
4. Tidak mengandung esterogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah.
5. Sedikit efek samping.
6. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
7. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause.
8. Mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektropik.
9. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
10. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
11. Menurunkan krisis anemia bulan sabit ( sickle cell )

2.2.5

Keterbatasan

1. Sering ditemukan gangguan haid, seperti :


a. Siklus haid yang memendek atau memanjang.
b. Perdarahan yang banyak atau sedikit.
c. Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak ( spotting ).
d. Tidak haid sama sekali
2.

Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk
suntikan).

3. Tidak dapat dihentikan sewaktuwaktu sebelum suntikan berikut.

4. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.


5. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
6. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B atau
virus HIV.
7. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan :
a. Kekeringan pada vagina
b. Gangguan emosi (jarang terjadi).
c. Perubahan pada lipit serum.
d. Nervositas, jerawat.
e. Menurunkan libido.
f. Menurunkan kepadatan tulang.
g. Sakit kepala.
2.2.6 Efek Samping dan cara penanganan
1. Gangguan Haid.
a. Gejala dan keluhan : amenorhea, spoting, metrorrhagia,
Menorrhagia
b. Penanggulangan :
Konseling akibat pengaruh hormonat tidak berlangsung lama
Bila ingin haid beri pil KB hari 1 11, 3 tablet per hari, selanjutnya 1 tablet per hari selama 5
hari.
2. Depresi ( Jarang terjadi )
a. Gejala dan keluhan : lesu, tidak semangat dalam bekerja.
b. Penanggulangan :
Konseling hindari perasaan bersalah.
Pengobatan terapi psikologis, vitamin.
3.

Keputihan

a. Gejala dan keluhan : flour albus yang berlebihan, gangguan rasa nyaman, tidak berbahaya
kecuali ada bau, panas dan gatal.
b. Penanggulangan :
Konseling cari penyebab.
Pengobatan konsulasi medis, terapi.

4. Jerawat
a. Gejala : timbul jerawat di wajah / badan, dapat infeksi
ataupun tidak.
b. Penanggulangan :
konseling dan vitamin E dosis tinggi
5. Perubahan Libido
a. Gejala : meningkat dan menurunkan libido bersifat dan sulit
dinilai
b. Penanggulangan :
Pengobatan medis tidak dianjurkan.
6. Perubahan Berat Badan
a. Gejala dan keluhan : berat badan bertambah setelah pemakaian
KB karena sifat hormone resisten
7.

Hematomae

a. Gejala dan keluhan : warna biru dan nyeri akibat suntikan


b. Penanggulangan :
Konseling : mungkin bisa terjadi.
Pengobatan : kompres dingin selama 2 hari, kemudian kompres panas sampai warna kembali
normal.
2.2.7

Indikasi KB Suntik Depoprogestin

1.

Usia reproduksi.

2. Nulipara dan telah memiliki anak.


3. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas tinggi.
4. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
6. Setelah abortus atau keguguran.
7. Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.
8. Perokok.
9. Tekanan Darah < 180 / 110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah atau anemia
bulan sabit.
10.

Menggunakan obat untuk epilepsy atau obat tuberkulosis

11.

Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.

12.

Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.

13.

Anemia defisiensi besi.

14.

Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil

kontrasepsi kombinasi.
2.2.8

Kontra Indikasi

1. Hamil atau dicurigai hamil.


2. Perdarahan pervoginam yang belum jelas penyebabnya.
3. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea.
4. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
5. Diabetes Melitus disertai komplikasi.
2.2.9

Waktu dan menggunakan

1. Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil.
2. Mulai hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.
3. Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan saja ibu
tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
4.

Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin menggantikan dengan
kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrsepsi hormonal sebelumnya secara
benar dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat diberikan tidak menunggu sampai
haid berikutnya datang.

5. Bila ibu sedang menggunakan kontrasepsi jenis lain dan ingin menggantinya dengan jenis
kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal
kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.
6. Ibu yang ingin menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya dengan
kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat
segera diberikan, asal ibu tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid
berikutnya datang. Bila ibu disuntik setelah hari ke 7 haid, ibu tersebut selama 7 hari suntikan
tidak boleh melakukan hubungan seksual.
7. Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan pertama dapat
diberikan pada hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid atau dapat diberikan setiap saat
setelah hari ke 7 siklus haid, asal saja yakin ibu tersebut tidak hamil.
8. Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan pertama dapat diberikan
setiap saat asal ibu tidak hamil, dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan
hubungan seksual.
2.2.10 Teknik Penyuntikan
1. Injeksi dalampada musculus gluteus maximus atau musculus gleteur deltoideus.

2. Tidak melakukan masase agar tidak mengurangi keefektifan obat.

2.3 Konsep Manajemen Varney


2.3.1
1.

Pengkajian
Biodata

a. Nama ibu / suami : untuk mengetahui identitas, mengenal/memanggil penderita agar tidak
keliru dengan penderita penderita lain serta untuk menjaga keakraban.
b.Umur

: untuk mengetahui keadaan ibu apakah termasuk primi biasa atau primi para

tua, deteksi resiko kehamilan.


c. Agama

: untuk mengetahui kepercayaan klien terhadap agama yang dianutnya dan

mengenali hal hal yang berkaitan dengan masalah asuhan yang diberikan.
d. Suku bangsa

: untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal dan menentukan cara

pendekatan serta pemberian asuhan.


e. Pekerjaan

: untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi klien dan

apakah pekerjaan ibu / suami dapat mempengaruhi kesehatan klien/tidak.


f. Pendidikan

: untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai dasar dalam memberikan

asuhan.
g.Penghasilan

: untuk mengetahui status ekonomi penderita dan mengetahui pola kebiasaan

yang dapat mempengaruhi kesehatan klien.


h.Alamat

: untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai apakah lingkungan

cukup aman bagi kesehatannya.


i. Alasan datang

: mengetahui alasan klien mengapa datang ke klinik dan mengetahui

bagaimana kondisi saat klien pertama datang.


j. Riwayat Haid

: untuk mengetahui apakah haidnya berjalan

normal atau tidak, dan

mengetahui keadaan alat kelamin dalam apakah normal atau tidak.


k.Riwayat kesehatan yang lalu : untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita ibu
sebelumnya apakah merupakan kontraindikasi kontrasepsi suntik atau tidak.
l. Riwayat kesehatan keluarga : untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang menderita
penyakit menular atau tidak, adakah penyakit keturunan yang dapat mempengaruhi efektifitas
kontrasepsi.
m. Riwayat pernikahan :untuk mengetahui keadaan kelamin dalam ibu dan mengetahui berapa
lama ibu menikah.

n.Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :Untuk mengetahui apakah kehamilan,
persalinan dan nifas yang lalu berjalan normal atau adakah komplikasi selama kehamilan,
persalinan dan nifas.
o.Riwayat KB

: untuk mengetahui adanya keluhan selama ibu menjadi akseptor KB dan

berapa lama ibu menjadi akseptor Kb.


p.Pola kebiasaan di rumah : untuk mengetahui bagaimana kebiasaan ibu di rumah yang dapat
mempengaruhi efektifitas dari kontrasepsi.
2. Pemeriksaan Umum
Untuk mengetahui keadaan ibu secara keseluruhan.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Rambut

: untuk mengetahui apakah rambut ibu tampak bersih atau kotor, ada kutu atau

tidak.
b. Kepala

: untuk mengetahui kebersihan, bentuk, adakah benjolan yang abnormal atau

tidak.
c. Mata : untuk mengetahui apakah konjungtiva anemis, ikterus pada sclera.
d. Telinga

: untuk mengetahui kebersihan atau ada pengeluaran secret dan bentuk

kesimetrisannya.
e. Mulut : untuk mengetahui apakah mukosa bibir kering dan adakah stromatitis.
f.

Leher

g. Perut

: untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis.
: untuk mengetahui apakah ada pembesaran abnormal.

h. Ekstermitas : untuk mengetahui apakah ada kelainan atau tidak (polidaktil atau sindaktil),
adanya oedema, adakah varices.
i. Integumen : untuk mengetahui kebersihan.
2.3.2

Identifikasi Diagnosa/Masalah
Diagnosa : Ny. .... P...... Ab....... dengan akseptor baru KB Suntik 3 bulanan, diperoleh
dengan didasarkan pada :

1. Data subyektif
2. Data Obyektif
2.3.3

Identifikasi Masalah Potensial


Masalah potensial yang mungkin terjadi pada kontrasepsi KB Suntik yaitu efek samping yang
ditimbulkan dan keluhan dari pasien.

2.3.4

Identifikasi KebutuhanSegera
Menentukan tindakan yang akan segera dilakukan berdasarkan pada masalah potensial yang
terjadi (kolaborasi dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya).

2.3.5

Intervensi
:

Ny. .... P...... Ab....... dengan akseptor baru KB Suntik 3 bulanan

ujuan

: Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan ibu mendapatkan pelayanan KB suntik 3


bulanan sesuai dengan yang diinginkan ibu

riteria hasil

: Ibu dapat menggunakan KB suntik 3 bulanan dan program KB yang ibu gunakan berhasil
sesuai dengan tujuan

Intervensi
1. Nilai kembali status kesehatan klien
R/ Status kesehatan sangat menentukan ketepatan akan tindakan yang dilakukan.
2. Kaji keluhan keluhan subyektif ibu.
R/ Keluhan yang diungkapkan dapat menjadi parameter untuk menetukan apakah tindakan
boleh dilakukan atau tidak.
3. Bina hubungan baik dengan ibu.
R/ Persiapan yang baik akan mendukung keberhasilan tindakan yang akan dilakukan.
4. Siapkan spuit 3 cc, vial Depoprogestin dan kocok sehingga endapan bercampur.
R/ Menempatkan kadar homogen sehingga kadar maksimal.
5. Siapkan ruangan tertutup dan klien.
R/ Ruangan yang aman dan nyaman akan mempermudah prosedur kerja dan privasi klien
dapat terjaga.
6. Lakukan penyuntikkan secara IM sesuai prosedur.
R/ Tindakan sesuai prosedur akan menekan / mengurangi terjadinya komplikasi.
7. Buang alat alat dan sampah ke tempat yang disediakan
R/

Menjaga kebersihan dan kerapian.

8. Beritahu klien untuk segera datang ke tenaga kesehatan apabila dirasakan ada keluhan.
R/ Penanganan yang cepat dan tepat akan menghindari timbulnya komplikasi yang berlanjut.
9. Beritahu klien tanggal kembali untuk suntik ulang dan catat di kartu KB klien.
R/ Informasi yang tepat dapat menghindari kesalahan atau kelainan yang mungkin terjadi.
10. Ingatkan klien agar kembali tepat waktu untuk suntik ulang.
R/ Untuk menghindari kegagalan kontrasepsi.
11. Berikan kartu akseptor KB dan minta klien untuk membawanya lagi saat suntik ulang.
R/ Sebagai tanda bukti dan acuan dalam memberikan petunjuk penyuntikan berikutnya

2.3.6

Implementasi
Pada langkah ini bidan memberikan intervensi langsung baik mandiri maupun kolaborasi :

1.

Melihat kartu KB ibu untuk mengetahui jenis KB suntik apa yang dipakai, dan tanggal,
waktu untuk kembali suntik. Kaji BB dan TD ibu.

2. Menanyakan pada ibu apakah selama menggunakan KB suntik, ibu merasa ada keluhan atau
tidak.
3. Sapa ibu dengan ramah dan beritahu ibu keadaannya cukup baik untuk dilakukan suntik KB
ulangan.
4.

Mengkocok vial Depoprogestin, disinfeksi tutup vial dengan kapas alkohol, masukkan
larutan Depoprogestin dalam spuit 3 cc, pastikan tidak ada gelembung udara dalam tabung
spuit.

5. Membeeritahu ibu untuk berbaring telungkup pada tempat tidur periksa, tutup tirai supaya
ibu merassa nyaman dan terlindungi privasinya.
6.

Mendisinfeksi daerah pantat klien (1/3 sias) dengan kapas alkohol. Suntikkan secara IM
dengan sudut 90 0, lakukan aspirasi, semprotkan atau suntikkan DMPA secara perlahan
lahan, fiksasi dengan kapas alkohol kemudian keluarkan jarumnya.

7. Membuang alat alat ke tempat yang telah disediakan.


8. Setelah selesai beritahu ibu untuk segera kembali bila ibu merasakan keluhan seperti pusing
atau lainnya ke tenaga kesehatan.
9. Mengecek kembali kartu KB ibu, pastikan tanggal ibu kembali untuk suntik ulang.
10. Mengingatkan ibu untuk kembali pada tanggal yang telah ditetapkan untuk suntik ulang dan
anjurkan ibu agar tidak terlambat untuk suntik.
11. Memberi kembali kartu KB pada ibu dan ingatkan ibu untuk membawa kembali kartunya bila
waktu suntik tiba.
2.3.7

Evaluasi
Pada langkah ini bidan menilai kembali dari seluruh asuhan yang telah diberikan :

BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian Data
Tanggal
Jam

:18 Oktober 2011


:10.00 WIB

No. Register : 216606


A.
Data Subyektif
1. Biodata
Nama ibu

: Ny. N

Nama suami : TnK

Umur

: 21 tahun

Umur

: 22 tahun

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Suku

: Jawa

Suku/Bangsa : Jawa

Pendidikan

: SMA

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: IRT

Pekerjaan

: Swasta

Penghasilan

:-

Penghasilan

:-

Alamat

Alamat

2. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin menggunakan KB suntik 3 bulan.
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
4. Riwayat Haid
Menarche

: 13 tahun

Lama haid

: 6- 7 hari

Siklus Haid

: 28 hari

Flour Albus

: Tidak ada

Keluhan

: Tidak ada

HPHT

: 17 Oktober 2011

5. Riwayat Perkawinan
Nikah

: 1x

Lama Nikah

: 1,5 tahun

Umur pertama kali nikah


Jumlah Anak

: 19 tahun

:1

6. Riwayat Kesehatan Sekarang


Ibu dalam keadaan sehat, tidak sedang menderita penyakit yang merupakan kontraindikasi
kontrasepsi suntik, seperti : penyakit jantung dan kencing manis.
7. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga baik dari keluarga ibu dan suami tidak ada yang menderita
penyakit menurun seperti asma, jantung, darah tinggi, dan tidak ada yang menderita penyakit
menular seperti hepatitis,malaria, TBC atau penyakit menular lainnya.
8. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan nifas yang lalu

Kehamilan cukup bulan (9 bulan) periksa kehamilan 5x di BPS, suntik TT 2x, selama hamil
tidak ada kelainan/keluhan.

Persalinan dilakukan di rumah bidan dan ditolong oleh dokter. Lahir SC. Ibu melahirkan
bayi laki- laki dengan BB lahir 3000 gr

(sekarang umur 2 bulan).

Nifas ibu berjalan normal, bayi dan ibu dalam kondisi sehat, ibu memberi ASI sendiri kepada
bayinya sampai sekarang.

9. Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan kontrasepsi apapun.
10. Pola Kebiasaan Sehari hari
POLA
Nutrisi

Keiasaan
Ibu makan 3x sehari dengan porsi sedikit, terdiri dari
nasi, sayur, lauk, kadang-kadang disertai buah dan
minum air putih 6-7 gelas / hari

Eliminasi

BAB teratur tiap hari (1x tiap pagi) konsistensi lunak


BAK 5x sehari, tidak ada keluhan

Istirahat

Ibu tidak bekerja, tidur siang 2 jam/hari, jam 13.00-

15.00 WIB dan tidur malam 7-8 jam/hari, jam


21.00-04.00 WIB
Personal

Ibu mandi 2x sehari, memakai sabun, gosok gigi 2x

Hygiene

sehari, ganti baju dan celana dalam tiap habis


mandi,keramas 3x seminggu..

Aktifitas

Ibu

mengerjakan

pekerjaan

rumah

tangga

di

rumahnya seperti mencuci, memasak, membersihkan


rumah
Kebiasaa

Ibu tidak merokok atau minum minuman beralkohol,

bila sakit ibu pergi ke Balai Pengobatan atau


Puskesmas
Waktu luang ibu digunakan untuk menonton TV dan

Rekreasi

jalan jalan bersama suami dan anaknya.

11. Data psiko sosial


Psikologis
Respon Ibu dan keluarga terhadap metode KB yang digunakan
sangat mendukung ibu ikut KB suntik 3 bulanan.
Sosial
Ibu tinggal serumah dengan suami dan anaknya
Ibu mengatakan hubungan diantara mereka rukun dan harmonis
Ibu berkomunikasi bersama dengan keluarga menggunakan bahasa jawa
12. Data sosial budaya
Ibu mengatakan dalam keluarganya masih melaksanakan upacara kehamilannya, namun
keluarga tidak ada yang melarang ibu untuk makan makanan tertentu selama hamil dan di
keluarga tidak percaya dengan tahayul.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum :

Keadaan Umum

: Baik

Kesadaran

: Composmentis.

Tekanan Darah

: 130/90 mmHg

Nadi

: 80 x/menit

Berat Badan

: 48,5 kg

Respirasi Rate

: 20 x/ menit

2. Pemeriksaan Fisik :
Inspeksi :

Rambut

: Bersih, hitam dan lurus.

Kepala

: Bersih, tidak tampak benjolan abnormal.

Wajah

: Tidak pucat, tidak oedem

Mata

: simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera

tidak ikterus.

Telinga

: simetris, bersih, tidak ada pengeluaran

sekret.

Mulut

: Mukosa bibir tidak kering, tidak ada

Stomatitis, gigi tidak caries.

Leher

: tidak tampak pembesaran tyroid, vena

Jugularis dan kelenjar limfe

Payudara

Abdomen

: Simetris
: bersih, tidak tampak pembesaran abnormal,

tidak ada luka bekas operasi.

Ekstermitas

: Atas dan bawah normal, tidak ada kelainan.

Integumen

: bersih

Palpasi :

Leher

: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan


pembesaran kelenjar limfe

Payudara

: lembek, tidak ada benjolan abnormal, tidak

ada nyeri tekan.

Perut

: tidak ada pembesaran uterus, dan tidak

ada nyeri tekan.


3.2 Identifikasi Diagnosa/ Masalah
Dx : Ny. N P1001 Ab000 Akseptor Baru KB suntik 3 bulanan
DS : Ibu mengatakan ingin mendapatkan pelayanan KB suntik 3 bulanan

DO :

Keadaaan Umum

Tekanan Darah

Berat Badan

: 48,5 kg

Nadi

: 80 x/menit

Respirasi Rate

: Baik
: 130/90 mmHg

: 20 x/menit

3.3 Identifikasi Diagnosa / Masalah Potensial


Tidak ada
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
Tidak Ada
3.5 Intervensi
Dx

: Ny. N P1001 Ab000 Akseptor baru KB suntik 3 bulanan

Tujuan : Ibu mendapatkan pelayanan KB Suntik 3 bulanan


Kriteria Hasil :
Ibu mendapat pelayanan suntik KB Suntik 3 bulanan sesuai keinginan ibu
Ibu mengetahui kapan suntik ulang.
1. Nilai kembali status kesehatan klien
R/ Status kesehatan sangat menentukan ketepatan akan tindakan yang
dilakukan.
2. Kaji keluhan keluhan subyektif ibu.
R/ Keluhan yang diungkapkan dapat menjadi parameter untuk menetukan apakah tindakan
boleh dilakukan atau tidak.
3. Bina hubungan baik dengan ibu.
R/ Persiapan yang baik akan mendukung keberhasilan tindakan yang akan dilakukan.
4. Siapkan spuit 3 cc, vial Depoprogestin dan kocok sehingga endapan bercampur.
R/ Menempatkan kadar homogen sehingga kadar maksimal.
5. Siapkan ruangan tertutup dan klien.

R/ Ruangan yang aman dan nyaman akan mempermudah prosedur kerja dan privasi klien
dapat terjaga.
6. Lakukan penyuntikkan secara IM sesuai prosedur.
R/ Tindakan sesuai prosedur akan menekan / mengurangi terjadinya komplikasi.
7. Buang alat alat dan sampah ke tempat yang disediakan
R/ Menjaga kebersihan, kerapian serta kontaminasi kuman.
8. Beritahu klien untuk segera datang ke tenaga kesehatan apabila dirasakan ada keluhan.
R/ Penanganan yang cepat dan tepat akan menghindari timbulnya
komplikasi yang berlanjut.
9. Beritahu klien tanggal kembali untuk suntik ulang dan catat di kartu KB klien.
R/ Informasi yang tepat dapat menghindari kesalahan atau kelainan yang mungkin terjadi.
10. Ingatkan klien agar kembali tepat waktu untuk suntik ulang.
R/ Untuk menghindari kegagalan kontrasepsi.
11. Berikan kartu akseptor KB dan minta klien untuk membawanya lagi saat suntik ulang.
R/ Sebagai tanda bukti dan acuan dalam memberikan petunjuk penyuntikan berikutnya
3.6 Implementasi
1. Mengkaji berat badan dan tekanan darah
-

BB 48,5 kg

TD 130/90 mmHg

2. Menyapa ibu dengan ramah dan beritahu ibu keadaannya cukup baik untuk dilakukan suntik
KB.
3.

Kocok vial KB suntik 3 bulanan, disinfeksi tutup vial dengan kapas alkohol, masukkan
larutan KB suntik dalam spuit 3 cc, pastikan tidak ada gelembung udara dalam tabung spuit.

4.

Beritahu ibu untuk berbaring telungkup pada tempat tidur periksa, tutup tirai supaya ibu
merassa nyaman dan terlindungi privasinya.

5.

Mendisinfeksi daerah pantat klien (1/3 sias) dengan kapas alkohol. Suntikkan secara IM
dengan sudut 90 0, lakukan aspirasi, semprotkan atau suntikkan DMPA secara perlahan
lahan, fiksasi dengan kapas alkohol kemudian keluarkan jarumnya.

6. Membuang spuit dan jarum bekas pakai ke sampah medis yang telah disediakan.
7. Setelah selesai penyuntikan beritahu ibu untuk segera kembali bila ibu merasakan keluhan
seperti pusing atau lainnya ke tenaga kesehatan.

8. Melihat kembali kartu KB ibu, pastikan tanggal ibu kembali untuk suntik ulang. (tanggal 10
Januari 2012).
9.

Mengingatkan ibu untuk kembali pada tanggal 10 Januari 2012 untuk suntik ulang dan
anjurkan ibu agar tidak terlambat untuk suntik.

10. Memberi kembali kartu KB pada ibu dan ingatkan ibu untuk membawa kembali kartunya bila
waktu suntik tiba.

3.7 Evaluasi
Tanggal `18 oktober 2011
Jam 10.20 WIB
1. Ibu mengatakan telah disuntik KB 3 bulanan
2. Ibu akan kembali suntik ulang tanggal 10 januari 2011
3. Ibu mengatakan bila ada keluhan akan segera memeriksakan diri ke
Tenaga kesehatan

BAB V
PEMBAHASAN

Pada kasus Ny. N P1001 Ab000 Akseptor KB dengan akseptor KB baru KB suntik 3
bulanan ini berdasarkan analisa yang telah kami lakukan, ditemukan tidak adanya
kesenjangan antara teori dengan praktek. Baik itu pengkajian data, identifikasi

masalah/diagnosa yang didapatkan dari anamnesa maupun pemeriksaan langsung mengenai


KB 3 bulanan.
Dari uraian di atas, menunjukkan bahwa di Poli KIA RSUD dr. R. SoedarsonoPasuruan telah melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. N dengan akseptor baru KB
suntik 3 bulanan secara tepat sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

BAB V
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya ini dapat
bersifat sementara atau permanent. Kontrasepsi suntik di Indonesia merupakan salah satu
kontrasepsi yang popular. Jenis suntikan progestin adalah Depo medioksiprogesteron asetat
(DMPA) injeksi secara IM tiap 3 bulan sekali, mengandung 150 mg DMPA.
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada Ny. N P1001 Ab000 dengan Akseptor baru
KB suntik 3 bulanan, penulis menyimpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus di

lapangan baik dalam pengkajian, pemeriksaan maupun konseling sehingga Asuhan


Kebidanan yang diberikan baik secara mandiri maupun kolaborasi bisa membawa klien pada
kenyamanan dan kepuasan klien.
6.2. Saran
6.2.1. Bagi petugas kesehatan :

Diharapkan dalam memberikan asuhan / pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan


klien.

Diharapkan petugas mempunyai pengetahuan dan kemampuan serta ketrampilan dalam


melakukan tindakan asuhan kebidanan pada klien.

Memberi waktu kepada klien dan keluarga untuk bertanya serta memberikan keterangan dan
informasi yang jelas dan tepat.

6.2.2. Bagi Keluarga :

Keluarga diharapkan selalu bekerjasama dengan petugas kesehatan dalam proses pelayanan
kesehatan sehingga asuhan dapat berjalan dengan baik.

Melaksanakan saran dan petunjuk yang diberikan oleh petugas kesehatan.

Segera datang / memeriksakan diri kepada petugas kesehatan jika mengalami suatu kelainan
atau ketidaknyamanan.

Daftar Pustaka
Manuaba, Ida Bagus Gede.2000. Ilmu Kebidanan dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo Sarwono. 2003. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal. Yayasan Bina
Pustaka.:Jakarta.
Saifuddin Bari.A. 2001.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: YBP-SP.
Hartono, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan

Anda mungkin juga menyukai