B. INDIKATOR
Setelah mengikuti praktikum, diharapkan mampu :
1. Menghitung umur kehamilan
2. Menilai berat badan fakta dan mengukur berat badan ideal
3. Menilai status gizi fakta dan menentukan pertambahan atau pengurangan berat badan
yang harus diupayakan agar status gizi ideal
4. Menghitung kebutuhan energi dan zat gizi yang lain dalam sehari
5. Menyusun menu seimbang untuk ibu hamil
C. MATERI
1. Kehamilan (Ibu hamil) Kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi. Konsepsi adalah
bersatunya sel telur (ovum) dan sperma. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40
minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan
sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya
sperma dengan telur) yang terjadi 2 minggu setelahnya.fertilisasi pada manusia diawali
dengan terjadinya persetubuhan (koitus). Fertilisasi merupakan peleburan antara inti
spermatozoa dengan inti sel telur. Proses fertilisasi ini dapat terjadi di bagian ampula tuba
fallopi atau uterus.
2. Perkembangan Kehamilan Kehamilan dibagi dalam triwulan, yaitu trimester I (0-12
minggu), trimester II (12-28 minggu), trimester III (28-40 minggu).
Di dalam tubuh seorang bumil terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan : Janin,
Plasenta, uterus dll, serta bertambahnya jaringan Payudara dan lemak yang dipersiapkan
agar ibu mampu membuat ASI pasca melahirkan.
BERAT PRODUK KEHAMILAN NORMAL
Pertumbuhan dan perkembangan produk kehamilan tersebut akan menyebabkan hal seperti :
BB BUMIL bertambah dan kebutuhan gizi lebih besar dari ibu tidak hamil. Kurangnya
asupan zat gizi berdampak negatif pada ibu dan bayi. Terbukti ketika kelaparan melanda
eropa saat PD II terjadi peningkatan :
- Angka ketidaksuburan : (50% wanita usia subur tidak haid)
- angka abortus spontan
- Angka stillbirth, BBLR dan malformasi kongenital
Untuk mencegah outcome kehamilan yang buruk adalah dengan memberi asupan gizi
yang adekuat (tidak lebih dan tidak kurang) bahwasanya asupan gizi sudah adekuat nampak
dari pertambahan bb ibu selama kehamilan (lihat tabel berikut).
PENAMBAHAN BB YG DI REKOMENDASIKAN
BMI TOTAL TAMBAHAN BB TAMBAHAN BB
PRA TAMBAHAN BB TRIMESTER I (kg) PER MG TM II,
HAM (kg) III (kg)
Tambahan energi :
Bumil usia dewasa dg status gizi pra-hamil baik dan aktifiitas fisik ringan, pada :
Trimester I hampir tak perlu tambahan
Tambahan pada TR II 300-350 KKAL/hari
Tambahan pada TR III 450-500 KKAL/hari
Kebutuhan protein :
- Pra hamil 0,8/ kg bb/ hari
- tambahan protein bagi bumil 25 g/hari
Tambahan beberapa vitamin dan mineral bagi bumil nampak pada tabel berikut.
Kebutuhan vit. yang larut lemak sama dengan ibu tak hamil kecuali vitamin A.
Naiknya kebutuhan vit. B kompleks sejajar dengan naiknya kebutuhan energi.
Pada umumnya kebutuhan mineral naik, kecuali fluor.
Catatan :
Tambahan B12 Bumil vegetarian lebih besar
Def.iodium bayi lahir dgn hipotiroidi pertumbuhan fisik dan otak terganggu.
dampaknya : penambahan TB kurang bayi tumbuh menjadi anak yang cebol, tuli,
bisu dan bodoh.
Dibanding dgn bumil normal: kebutuhan energi dan protein, lebih tinggi pada:
bumil remaja,
bb pra-hamil kurang
bumil pekerja berat
Kebutuhan energi bumil dengan status gizi pra-hamil obeis, lebih sedikit tetapi kebutuhan
protein normal
Lembar Kerja 1
3. Waktu
2 JP (2 x 45 menit = 90 menit)
Lanjutan
Lembar Kerja 2
B. Judul Pokok Bahasan : Strategi pemilihan pangan lokal untuk menyusun menu
keluarga sesuai prinsip gizi seimbang.
1. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Setelah berlatih peserta dapat menjelaskan strategi pemilihan pangan lokal
berdasarkan satuan penukar untuk menyusun menu keluarga sesuai prinsip gizi
seimbang
2. Pokok Bahasan
a. Penggolongan pangan berdasarkan fungsinya (termasuk pangan lokal yang
berasal dari pekarangan)
b. Instrumen menyusun menu seimbang : Ukuran rumah tangga (URT), Ukuran
porsi, dan Bahan pangan penukar
c. Langkah menyusun menu keluarga sesuai prinsip gizi seimbang
3. Waktu
2 JP (2 x 45 menit = 90 menit)
Latihan/Proses Pembelajaran
1. Langkah kerja
Alat dan Waktu
No Langkah Kerja Melatih Metode
Bahan (menit)
Untuk mencapai dan memelihara kesehatan, status gizi maupun produktivitas secara
optimal maka seseorang perlu mengkonsumai makanan yang mengandung zat gizi sesuai tri-
guna makanan sebagai sumber zat tenaga, pembangunan dan pengatur secara seimbang.
Hal ini dapat diperoleh dari anekaragam pangan (makanan) sumber karbohidat & lemak,
protein, serta vitamin & mineral secara proporsional atau seimbang. Jika masyarakat
mengkonsumsi beranekaragam pangan lokal secara seimbang maka akan tercapai derajat
kesehatan yang optimal, sekaligus melestarikan sumberdaya pangan sehingga keberlanjutan
ketahanan pangan dan kualitas lingkungan akan terjaga.
Makanan merupakan hak azasi dan kebutuhan dasar bagi pencapaian kualitas hidup
setiap manusia. Makanan mengandung zat gizi yang sangat diperlukan tubuh untuk
memulihkan dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, mengatur proses di dalam tubuh,
perkembangbiakan dan menghasilkan energi untuk kepentingan berbagai kegiatan dalam
kehidupan. Makanan tersebut berasal dari sumber hayati (nabati maupun hewani) dan air. Hal
ini sesuai dengan definisi pangan seperti terdapat pada UU no 7 tahun 1996 tentang Pangan.
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun
tidak, yang diperuntukan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk
bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses
penyiapan pengolahan, dan atau pembuatan makanan dan minuman.
Gizi berasal dari bahasa arab Al Gizzai yang artinya makanan dan manfaatnya untuk
kesehatan. Al Gizzai juga dapat diartikan sari makanan yang bermanfaat untuk kesehatan. Ilmu
Gizi adalah ilmu yang mempelajari cara memberikan makanan yang sebaik-baiknya agar tubuh
selalu dalam kesehatan yang optimal.
Untuk hidup dan meningkatkan kualitas hidup, setiap orang memerlukan aneka zat gizi
yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air dalam jumlah cukup, tidak
berlebihan dan tidak juga kekurangan. Dengan kata lain, zat gizi yang dibutuhkan untuk hidup
sehat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro
terdiri dari karbohidrat, protein, lemak . Zat gizi mikro terdiri dari vitamin dan mineral. Di
samping itu, manusia memerlukan air dan serat untuk memperlancar berbagai proses faali
dalam tubuh. Apabila kelompok zat gizi tersebut diuraikan lebih rinci, maka terdapat lebih dari
45 jenis zat gizi yang dibutuhkan manusia untuk untuk hidup sehat.
Secara alami, komposisi/kandungan zat gizi setiap jenis pangan memiliki keunggulan
dan kelemahan tertentu. Pangan tertentu mengandung karbohidrat tetapi kurang vitamin dan
mineral. Jenis pangan yang lain kaya akan vitamin C tetapi miskin vitamin A. Oleh karena itu,
apabila konsumsi makan sehari-hari kurang beranekaragam, maka akan timbul
ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk hidup
sehat dan produktif serta akan menimbulkan berbagai penyakit.
Kebutuhan gizi adalah jumlah zat gizi minimal yang diperlukan seseorang dalam sehari
untuk hidup sehat. Kebutuhan zat gizi setiap individu berbeda-beda tergantung pada faktor-
faktor yang mempengaruhinya, yaitu umur, jenis kelamin, kegiatan dan kondisi fisiologis
seperti kehamilan dan menyusui. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan (AKG) adalah suatu
kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi hampir semua orang menurut golongan umur, jenis
kelamin, kegiatan dan kondisi fisiologis seperti kehamilan dan menyusui.
AKG ditetapkan berdasarkan kajian dan kesepakatan pakar berdasarkan hasil penelitian
kebutuhan gizi. AKG yang digunakan sebagai pedoman adalah hasil Widya Karya Nasional
Pangan dan Gizi (WKNPG) yang direvisi setiap lima tahun sekali.
Tujuan utama penyusunan AKG adalah sebagai acuan untuk perencanaan dan penilaian
konsumsi pangan dan gizi bagi orang sehat agar tercegah dari kekurangan atau kelebihan
asupan zat gizi. AKG ini juga dapat dipergunakan untuk a) merencanakan bantuan makanan
dalam rangka program kesejahteraan rakyat; b) merencanakan konsumsi pangan individu,
keluarga, maupun penduduk; c) mengevaluasi tingkat kecukupan penyediaan pangan untuk
kelompok tertentu; d) menilai status gizi masyarakat; e) merencanakan fortifikasi makanan; f)
merencanakan KIE di bidang gizi termasuk penyusunan PUGS; g) membuat label gizi pada
kemasan produk makanan industri.
Saat ini, AKG yang digunakan adalah hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII
tahun 2004. Secara lengkap jenis zat gizi yang dicantumkan dalam AKG adalah energi (kkal),
protein (g), vitamin A (RE), vitamin D (mg), vitamin E (µg), vitamin K (mg), thiamine (mg),
riboflavin (mg), kalsium (mg), fosfor (mg), besi (mg), seng (µg), iodium (mg) dan selenium
(mg). Pada Tabel 1 dicantumkan angka kecukupan energi (AKE) dan angka kecukupan protein
(AKP) sesuai kesepakatan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (WKNPG, 2004). Angka
kecukupan energi dan protein rata-rata/orang/hari pada tingkat konsumsi 2.000 kkal &
52 g, dengan tingkat kegiatan sedang pada tinggi dan berat badan ideal.
Tabel 1 AKE, AKP yang Dianjurkan menurut Umur & Jenis Kelamin
Berat ideal Tinggi ideal AKE AKP
No Umur
(kg) (cm) kkal/or/hr gr/or/ hr
Anak :
1 0 - 6 bl 6 60 550 10
2 7 - 11 bl 8.5 71 650 16
3 1 - 3 th 12 90 1000 25
4 4 - 6 th 18 110 1550 39
5 7 - 9 th 25 120 1800 45
Pria :
6 10 - 12 th 35 138 2050 50
7 13 - 15 th 48 155 2400 50
8 16 - 18 th 55 160 2600 65
9 19 - 29 th 60 165 2550 60
10 30 - 49 th 62 165 2350 60
11 50 - 64 th 62 165 2250 60
12 65+ th 62 165 2050 60
Wanita:
13 10 – 12 th 38 145 2050 50
14 13 – 15 th 49 152 2350 57
15 16 – 18 th 50 155 2200 55
16 19 - 29 th 52 156 1900 50
17 30 - 49 th 55 156 1800 50
18 50 - 64 th 55 156 1750 50
19 65+ th 55 156 1600 45
Hamil :
20 Trimester 1 180 17
21 Trimester 2 300 17
22 Trimester 3 300 17
Menyusui:
23 6 bl pertama 500 17
24 6 bl kedua 550 17
Berdasarkan Tabel 1 diatas dapat dihitung kebutuhan energi individu didasarkan pada
rata-rata patokan berat badan untuk masing-masing kelompok umur dan jenis kelamin.
Penyesuaian angka kebutuhan gizi seseorang karena perbedaan berat badan ideal dalam AKE
dengan berat badan aktualnya, dilakukan berdasarkan rumus :
Keterangan :
BB standar = berat badan acuan yang tertera pada tabel angka kebutuhan gizi
Selain berdasarkan acuan referensi seperti terdapat pada Tabel 1, maka penetapan berat badan
ideal juga dapat digunakan rumus Brocca, yaitu sebagai berikut :
Contoh Kasus :
Seseorang yang mempunyai tinggi badan 160 cm dengan kerangka badan besar mempunyai
berat badan ideal :
Cara lain menilai berat badan adalah dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT).
Penilaian berat badan berdasarkan IMT menggunakan batas ambang seperti dapat dilihat pada
Tabel 2. dibawah ini :
Bila berat badan dinilai kurang dari berat badan ideal, maka kebutuhan energinya
ditambah sebanyak 500 Kalori sehari, sedangkan bila lebih, dikurangi sebanyak 500 Kalori
sehari. Penyesuaian kebutuhan energi tersebut dimaksudkan agar dapat dicapai berat badan
ideal.
IMT = 45/1,652 = 16,5 (termasuk kategori kekurangan berat badan tingkat ringan)
1. Seorang pria berusia 35 tahun dengan berat badan 58 kg. Hitunglah kebutuhan energi pria
tersebut. Berdasarkan Tabel 1 berat badan standar untuk pria usia 35 tahun adalah 62 kg
dengan AKE sebesar 2350 kkal/hari.
Maka kebutuhan energi pria tersebut adalah = 58/62 x 2350 = 2198,39 kkal
(dibulatkan 2200 kkal/hari)
2. Sebuah keluarga terdiri dari ayah (usia 38 tahun, berat badan 60 kg), ibu hamil trisemester
1 (usia 35 tahun, berat badan 55 kg), anak (perempuan usia 7 tahun, berat badan 25 kg),
anak (laki-laki usia 5 tahun, berat badan 19 kg).
Kebutuhan energi keluarga sebagai berikut :
- Kebutuhan energi ayah = 60/62 x 2350 kkal = 2199 kkal
- Kebutuhan energi ibu hamil = 55/55 x 1800 + 180 = 1980 kkal
- Kebutuhan energi anak perempuan = 25/25 x 1800 = 1800 kkal
- Kebutuhan energi anak laki-laki = 19/18 x 1550 = 1636 kkal
Angka kebutuhan gizi dalam sehari tersebut dijabarkan menjadi kebutuhan pangan
sehingga dapat disusun menu (”susunan makanan”) sehari. Menu tersebut harus memenuhi
kaidah triguna makanan yaitu pangan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat
pengatur secara seimbang.
Tabel 3. Susunan pangan 3B menurut umur dan jenis kelamin
Dengan demikian manfaat konsumsi pangan 3 B adalah untuk menjamin zat-zat gizi yang
diperlukan oleh tubuh agar dapat melakukan pekerjaan sehari-hari dan terhindar dari penyakit
kekurangan atau kelebihan gizi. Akibat tidak mengkonsumsi pangan 3 B adalah tubuh kekurangan
zat gizi tertentu dan lebih mudah terserang penyakit dan khusus balita pertumbuhan dan
kecerdasannya terganggu. Sebaliknya jika terjadi kelebihan makanan akan menyebabkan
terjadinya kegemukan yang menimbulkan gangguan kesehatan berupa timbulnya penyakit
hipertensi, jantung dan diabetes.
Hal ini berarti jika suatu keluarga mengkonsumsi pangan 3B maka keluarga tersebut
memenuhi salah satu kriteria rumahtangga sehat. Rumah Tangga Sehat adalah Rumah Tangga
yang memenuhi minimal 11 indikator dari 16 Indikator PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
pada tatanan Rumah Tangga. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan
perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan
seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperanserta dalam
mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Indikator PHBS secara keseluruhan adalah sebagai
berikut:
B. INDIKATOR
1. Mengetahui berat badan fakta sebelum menyusui dan mengukur berat badan idealnya
2. Menilai status gizi fakta dan menentukan pertambahan atau pengurangan berat badan
yang harus diupayakan agar status gizi ideal
3. Mengetahui lama laktasi (6 bulan pertama dan 6 bulan ke dua)
4. Menghitung kebutuhan energi dan zat gizi yang lain
5. Menyusun menu seimbang untuk ibu menyusui
C. MATERI
1. Nutrisi Ibu Menyusui
Gizi Seimbang untuk ibu menyusui harus memenuhi kebutuhan bagi dirinya dan untuk
pertumbuhan serta perkembangan bayi dan anak. Dengan demikian maka kebutuhan zat
gizi ibu menyusui lebih banyak dari kebutuhan zat gizi ibu yang tidak menyusui.
Konsumsi pangannya tetap harus beranekaragam dan seimbang dalam jumlah dan
proporsinya. Selama menyusui, ibu harus menambah jumlah dan jenis makanan yang
dikonsumsi yaitu untuk mencukupi kebutuhan ibu sendiri dan kebutuhan untuk
memproduksi ASI.
Bila makanan ibu sehari-hari tidak cukup mengandung zat gizi yang dibutuhkan,
misalnya sel lemak sebagai sumber energi dan zat besi sebagai zat untuk pembentukkan
sel darah merah, maka kebutuhan zat-zat tersebut dalam produksi ASI untuk memenuhi
kebutuhan bayi akan diambil dari persediaan yang ada didalam tubuh ibu. Berbeda
dengan sel lemak dan zat besi kebutuhan bayi akan vitamin B dan vitamin C
yang dipenuhi melalui produksi ASI tidak dapat diambil dari persediaan yang ada dalam
tubuh ibu, melainkan harus dipenuhi dari konsumsi pangan ibu setiap hari.
Keuntungan Ibu memberikan ASI Menurut Roesli ( 2000 ) dalam Mengenal Asi
Eksklusif keuntungan ibu memberikan ASI yaitu :
d. Mengecilkan rahim Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan sangat
membantu rahim kembali ke ukuran sebelum hamil. Proses pengecilan ini akan
lebih cepat dibandingkan pada ibu yang tidak menyusui
e. Lebih cepat langsing kembali Oleh karena menyusui memerlukan energy maka
tubuh akan mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil. Dengan
demikian berat badan ibu yang menyusui akan lebih cepat kembali ke berat badan
sebelum hamil
Pada umumnya bila semua wanita dapat melanjutkan menyusui sampai bayi
berumur 2 tahun atau lebih, diduga angka kejadian kanker payudata akan
berkurang sampai sekitar 25%.
Beberapa penelitian menemukan juga bahwa menyusui akan melindungi ibu dari
penyakit kanker indung telur. Salah satu dari penelitian ini menunjukan bahwa
risiko terkena kanker indung telur. Salah satu dari penelitian ini menunjukan bahwa
risiko terkena kanker indung telur pada ibu yang menyusui berkurang 20-25%.
g. Lebih ekonomis/murah Dengan memberi ASI berarti menghemat pengeluasan
untuk susu formula, perlengkapan menyusui, dan persiapan pembuatan minum susu
formula. Selain itu, pemberian ASI juga menhemat pengeluaran untuk berobat bayi,
misalnya biasa jasa dojter, biaya pembeliano obat-obatan, bahkan mungkin biaya
perawatan rumah sakit.
h. Tidak merepotkan dan hemat waktu Air Susu Ibu dapat dengan segera
diberikan pada bayi tanpa harus meyiapkan atau memasak air, juga tanpa harus.
mencucui botol, dan tanpa menunggu agar susu tidak terlalu panas. pemberian susu
botol akan lebih mereporkan terutama pada malam hari. Apalagi kalau persediaan
susu habis pada malam harim harus repot mecari susu.
i. Portable dan praktis. Mudah dibawa kemana-mana sehingga saat bepergian tidak
perlu membawa berbagai alat untuk minum susu formula dan tidak perlu membawa
alat listrik untuk memasak atau mengangatkan susu. Air susu ibu dapat diberikan
dimana saja dan kapan saja dalam keadaan siap dimakan/minum, serta sudu yang
selalu tepat.
j. Memberi kepuasan bagi ibu Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif akan
merasakan keuasan, kebangan dan kebagaian yang mendalam.
Memberi kepuasan bagi ibu Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif akan
merasakan keuasan, kebangan dan kebagaian yang mendalam.
2. Pesan Gizi Seimbang Ibu Menyusui
a. Biasakan Ibu menyusui perlu mengonsumsi aneka ragam pangan yang lebih banyak untuk
memenuhi kebutuhan energi, protein dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral) karena
digunakan untuk pemeliharaan kesehatan ibu dan produksi ASI. Protein diperlukan juga
untuk sintesis hormon prolaktin (untuk memproduksi ASI) dan hormon oksitosin (untuk
mengeluarkan ASI). Zat gizi mikro yang diperlukan selama menyusui adalah zat besi,
asam folat, vitamin A, B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B3 (niasin), B6 (piridoksin), vitamin
C, vitamin D, iodium, zink dan selenium. Defisiensi zat gizi tersebut pada ibu
menyebabkan turunnya kualitas ASI. Kebutuhan protein selama menyusui
meningkat. Peningkatan kebutuhan ini untuk mempertahankan kesehatan ibu. Sangat
dianjurkan untuk mengonsumsi pangan sumber protein hewani seperti ikan, susu dan
telur. Kebutuhan zat besi selama menyusui meningkat karena digunakan untuk
pembentukan sel dan jaringan baru. Selain itu zat besi merupakan unsur penting dalam
pembentukan hemoglobin pada sel darah merah. Kekurangan hemoglobin disebut anemia
dapat membahayakan kesehatan ibu dan peningkatan risiko kematian. Ibu menyusui yang
menderita anemia sebagai akibat lanjut dari kekurangan zat besi selama masa kehamilan,
juga disarankan untuk mengonsumsi tablet tambah darah dengan konsultasi kepada ahli
gizi dan/atau dokter. Kebutuhan asam folat meningkat karena digunakan untuk
pembentukan sel dan sistem saraf termasuk sel darah merah. Sayuran hijau seperti bayam
dan kacang-kacangan banyak mengandung asam folat yang sangat diperlukan pada masa
menyusui. Untuk meningkatkan produksi ASI ibu dianjurkan untuk banyak mengonsumsi
daun katuk dan daun torbangun (sayuran yang banyak terdapat di daerah Sumatra
Utara/Batak). Kebutuhan kalsium meningkat pada saat menyusui karena digunakan untuk
meningkatkan produksi ASI yang mengandung kalsium tinggi. Apabila konsumsi kalsium
tidak mencukupi maka ibu akan mengalami pengeroposan tulang dan gigi karena
cadangan kalsium dalam tubuh ibu digunakan untuk produksi ASI. Sumber kalsium
yang baik adalah susu, yogurt, keju, ikan teri, kacang-kacangan, tahu dan sayuran
hijau. Penyerapan kalsium pada makanan akan lebih bagus apabila ibu membiasakan diri
berjemur dibawah sinar matahari pada pagi hari. Vitamin C dibutuhkan oleh ibu
menyusui, untuk membantu penyerapan zat besi yang berasal dari pangan nabati,
sedangkan vitamin D dibutuhkan untuk membantu penyerapan kalsium. meningkat karena
digunakan untuk pembentukan sel dan jaringan baru. Selain itu zat besi merupakan unsur
penting dalam pembentukan hemoglobin pada sel darah merah. Kekurangan hemoglobin
disebut anemia dapat membahayakan kesehatan ibu dan peningkatan risiko kematian. Ibu
menyusui yang menderita anemia sebagai akibat lanjut dari kekurangan zat besi selama
masa kehamilan, juga disarankan untuk mengonsumsi tablet tambah darah dengan
konsultasi kepada ahli gizi dan/atau dokter. Kebutuhan asam folat meningkat karena
digunakan untuk pembentukan sel dan sistem saraf termasuk sel darah merah. Sayuran
hijau seperti bayam dan kacang- kacangan banyak mengandung asam folat yang sangat
diperlukan pada masa menyusui. Untuk meningkatkan produksi ASI ibu dianjurkan untuk
banyak mengonsumsi daun katuk dan daun torbangun (sayuran yang banyak terdapat di
daerah Sumatra Utara/Batak). kalsium yang baik adalah susu, yogurt, keju, ikan
teri, kacang- kacangan, tahu dan sayuran hijau.
b. Minumlah air putih yang lebih banyak
Air merupakan cairan yang paling baik untuk hidrasi tubuh secara optimal. Air berfungsi
membantu pencernaan, membuang racun, sebagai penyusun sel dan darah, mengatur
keseimbangan asam basa tubuh, dan mengatur suhu tubuh. Jumlah air yang dikonsumsi
ibu menyusui perhari adalah sekitar 850-1.000 ml lebih banyak dari ibu yang tidak
menyusui atau sebanyak 3.000 ml atau 12-13 gelas air. Jumlah tersebut adalah untuk
dapat memproduksi ASI sekitar 600-850 ml perhari.
c. Batasi minum kopi
Kafein yang terdapat dalam kopi yang dikonsumsi ibu akan masuk ke dalam ASI
sehingga akan berpengaruh tidak baik terhadap bayi, misalnya bayi sulit tidur dan
gangguan metabolisme zat besi pada ibu menyusui. Hal ini disebabkan karena
metabolisme bayi belum siap untuk mencerna kafein. Konsumsi kafein pada ibu
menyusui juga berhubungan dengan rendahnya pasokan ASI.
Prinsip utama yang dianjurkan terkait dengan konsumsi kafein atau kopi bagi ibu
menyusui adalah
1. Bila ibu tidak biasa minum kopi sebaiknya tidak minum kopi ketika periode
menyusui;
2. Bila ibu biasa minum kopi dianjurkan agar mengurangi atau menghindari minum kopi
ketika periode menyusui.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli di Harvard University,
konsumsi kafein untuk ibu menyusui tidak lebih dari 300 mg/hari atau sebanyak 3
cangkir kopi/hari. Hasil penelitian yang dilakukan di Mayo Clinics Rechester
Minnoseta USA menunjukkan bahwa apabila konsumsi kafein melebihi 300 mg/hari
maka kandungan zat besi dalam ASI-nya 30% lebih rendah daripada ibu menyusui
yang tidak minum kafein. Oleh karena itu untuk kesehatan ibu dan bayi sebaiknya ibu
menyusui menghindari minum kopi.
D. Untuk penyusunan menu pada ibu menyusui sama dengan ibu hamil
DAFTAR PUSTAKA