Anda di halaman 1dari 32

ACARA PRAKTIKUM

1. Gizi Ibu Hamil


2. Gizi Ibu Menyusui
3. Gizi Untuk Bayi
4. Gizi Untuk Balita
5. Gizi Anak Usia Prasekolah
6. Gizi Untuk Orang Dewasa
7. Gizi Untuk Lanjut Usia
PRAKTIKUM 1
IBU HAMIL
A. PRINSIP
1. Memahami pentingnya gizi pada ibu hamil.
2. Menghitung umur kehamilan
3. Menghitung menilai berat badan ideal ibu hamil
4. Mengukur dan menilai status gizi ibu hamil
5. Menghitung kebutuhan energy dan zat gizi ibu hamil
6. Menyusun menu seimbang untuk ibu hamil

B. INDIKATOR
Setelah mengikuti praktikum, diharapkan mampu :
1. Menghitung umur kehamilan
2. Menilai berat badan fakta dan mengukur berat badan ideal
3. Menilai status gizi fakta dan menentukan pertambahan atau pengurangan berat badan
yang harus diupayakan agar status gizi ideal
4. Menghitung kebutuhan energi dan zat gizi yang lain dalam sehari
5. Menyusun menu seimbang untuk ibu hamil

C. MATERI
1. Kehamilan (Ibu hamil) Kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi. Konsepsi adalah
bersatunya sel telur (ovum) dan sperma. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40
minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan
sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya
sperma dengan telur) yang terjadi 2 minggu setelahnya.fertilisasi pada manusia diawali
dengan terjadinya persetubuhan (koitus). Fertilisasi merupakan peleburan antara inti
spermatozoa dengan inti sel telur. Proses fertilisasi ini dapat terjadi di bagian ampula tuba
fallopi atau uterus.
2. Perkembangan Kehamilan Kehamilan dibagi dalam triwulan, yaitu trimester I (0-12
minggu), trimester II (12-28 minggu), trimester III (28-40 minggu).
Di dalam tubuh seorang bumil terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan : Janin,
Plasenta, uterus dll, serta bertambahnya jaringan Payudara dan lemak yang dipersiapkan
agar ibu mampu membuat ASI pasca melahirkan.
BERAT PRODUK KEHAMILAN NORMAL

Pertumbuhan dan perkembangan produk kehamilan tersebut akan menyebabkan hal seperti :
BB BUMIL bertambah dan kebutuhan gizi lebih besar dari ibu tidak hamil. Kurangnya
asupan zat gizi berdampak negatif pada ibu dan bayi. Terbukti ketika kelaparan melanda
eropa saat PD II terjadi peningkatan :
- Angka ketidaksuburan : (50% wanita usia subur tidak haid)
- angka abortus spontan
- Angka stillbirth, BBLR dan malformasi kongenital

Faktor yg mempengaruhi outcome kehamilan :


- Asupan zat gizi makanan ibu
- Status gizi ibu pra hamil (gizi-kurang atau gizi-lebih)
- Penambahan BB selama hamil
- Ibu dalam fase pertumbuhan (remaja), dan
- Jumlah janin per kehamilan
- Gizi-kurang pra hamil dan kurang asupan gizi saat hamil beresiko terjadinya
abortus, stillbirth dan BBLR
- Obesitas saat pra hamil beresiko : sulit hamil dan bila terjadi kehamilan, maka
bumil beresiko menderita hipertensi dan DM
- Remaja hamil beresiko mendapat bayi dengan BBLR
- Kehamilan kembar beresiko mendapat bayi dengan BBLR

Untuk mencegah outcome kehamilan yang buruk adalah dengan memberi asupan gizi
yang adekuat (tidak lebih dan tidak kurang) bahwasanya asupan gizi sudah adekuat nampak
dari pertambahan bb ibu selama kehamilan (lihat tabel berikut).
PENAMBAHAN BB YG DI REKOMENDASIKAN
BMI TOTAL TAMBAHAN BB TAMBAHAN BB
PRA TAMBAHAN BB TRIMESTER I (kg) PER MG TM II,
HAM (kg) III (kg)

< 18,5 12,5 – 18 2,3 0,5


18,5 -23 11.5-16 1,6 0,4
23-27 7,0 – 11,5 0,9 0,3
> 27 6,0

Tambahan energi :
Bumil usia dewasa dg status gizi pra-hamil baik dan aktifiitas fisik ringan, pada :
 Trimester I hampir tak perlu tambahan
 Tambahan pada TR II 300-350 KKAL/hari
 Tambahan pada TR III 450-500 KKAL/hari

Kebutuhan protein :
- Pra hamil 0,8/ kg bb/ hari
- tambahan protein bagi bumil 25 g/hari

Tambahan beberapa vitamin dan mineral bagi bumil nampak pada tabel berikut.

TABEL KEBUTUHAN ENERGI, PROTEIN DAN VITAMIN YG LARUT


DALAM LEMAK IBU HAMIL
KEBUTUHAN PRA HAMIL HAMIL

Energi (kcal) Tergantung BB +0 trimester I


+340 trimester II
+452 trimester III
Protein 0,8/KgBB +25
Vitamin A (µgRE) 700 770 (>18 th)
750 (≤ 18 th)
Vitamin D (µg)* AI 5 5
Vitamin E (mg α -TE) 15 15
Vitamin K (µg) 90 90 (>18 th)
75 ( ≤18 th)

TABEL KEBUTUHAN VITAMIN YANG LARUT AIR IBU HAMIL


KEBUTUHAN PRA HAMIL HAMIL

Vitamin C (mg) 75 85 (> 18 th)


80 ( ≤18 th)
1.4
Thiamin (mg) 1.1 1.4
Riboflavin (mg) 1.1 18
Niacin (mg NE) 14 1.9
Vitamin B (µg) 1.3
6
+ 600
Folat (µ g) 400 2.6
Vitamin B (µg) 2.4 30
1 30 6
2 5 450
Biotin (µ g)*AI 425
As. Pantotenat (mg)*AI
Kolin (mg)* AI
TABEL KEBUTUHAN MINERAL IBU HAMIL

KEBUTUHAN PRA HAMIL HAMIL

Kalsium (mg)* AI 1000 1000 (>18 th)


1300 (≤ 18 th)
Fosfat (mg) 700 700(>18 th)
1250 ( ≤18 th)
Magnesium (mg) 310 350 (>18 th)
400 ( ≤18 th)
Fluoride (mg)* AI 3 3
Besi (mg) 18 27
Seng (mg) 8 11 (>18 th)
12 ( ≤18 th)
Iodine (µg) 150 220
Selenium (µg) 55 60

 Kebutuhan vit. yang larut lemak sama dengan ibu tak hamil kecuali vitamin A.
 Naiknya kebutuhan vit. B kompleks sejajar dengan naiknya kebutuhan energi.
 Pada umumnya kebutuhan mineral naik, kecuali fluor.

Catatan :
 Tambahan B12 Bumil vegetarian lebih besar
 Def.iodium bayi lahir dgn hipotiroidi pertumbuhan fisik dan otak terganggu.
dampaknya : penambahan TB kurang bayi tumbuh menjadi anak yang cebol, tuli,
bisu dan bodoh.

DEFISIENSI Fe menyebabkan : - anemia pada ibu


 Melahirkan lebih dini ,
 Bayi BBLR
 Perinatal morbidity dan mortality bayi dan ibu tinggi
DEFISIENSI ZN berhubungan dengan :
 Partus lama, BBLR, teratogenik,
 kematian embrio dan perinatal

Dibanding dgn bumil normal: kebutuhan energi dan protein, lebih tinggi pada:
 bumil remaja,
 bb pra-hamil kurang
 bumil pekerja berat
Kebutuhan energi bumil dengan status gizi pra-hamil obeis, lebih sedikit tetapi kebutuhan
protein normal

Masalah dan komplikasi kehamilan yang berhubungan dengan nutrisi :


1. Masalah saluran cerna
2. Berat badan lahir rendah (bblr)
3. Gestational diabetes
4. Hipertensi
5. Neural tube defect (NTD)
6. Anemia defisiensi Fe, B12 dan Folat
Masalah saluran cerna BU-MIL:
1. Enek dan Muntah
2. Heartburn
3. Konstipasi

1. a). Enek Dan Muntah


Diatasi dengan :
- Makan dg porsi kecil tapi sering
- Hindari bau yang merangsang
- Minum sedikit setelah makan
- Minum di antara waktu makan cukup
- Makanan sarapan harus mudah dicerna (dari tepung dan gula)
b) Heartburn (Cairan Lambung Naik Ke Atas)
Diatasi dg cara makan ditambah dengan :
- Jangan berbaring pasca makan
- Ketika tidur posisi kepala di atas
- Hindari makanan yang merangsang (asam, pedes, lemak , kopi dll)
c) Konstipasi terjadi karena :
- gerakan usus melambat (TR II dan III)
- makanan kurang serat tambah serat
- kurang minum dan kurang olahraga perbanyak minum dan lakukan olahraga
(ringan)
2). BBLR :
Bisa karena lahir belum waktu atau gangguan pertumbuhan
- penyebab: kurang makan,ibu remaja, merokok, infeksi, hipertensi, BMI pra-hamil
kurang
- bayi dengan BBLR lebih beresiko untuk mendapat penyakit dan kematian.

3) GESTATIONAL DIABETES MELITUS = GDM (glukosa > 140 mg / 100 cc darah)


- GDM berkaitan dengan : obesitas pra- hamil, umur, famili ada yang DM
- Komplikasi GDM : hipertensi, lahir seksio, pada hamil berikutnya GDM berulang,
pasca lahir ibu menderita DM dan bayi lahir dengan BB besar.
PENGATURAN MAKAN GESTATIONAL DM :
 Asupan energi sesuai kebutuhan komposisi : 60% kh, < 10% kh sederhana,
protein 15-20% sisanya lemak.
 Waktu mengonsumsi makanan teratur.
 Buah dimakan 2-3 jam sebelum waktu makan siang dan makan malam. dan
olahraga teratur
 Kebutuhan energi tercukupi
 Program pengaturan makan bumil obes= bumil dg DM
Syarat berolah raga ketika hamil adalah :
 Ringan (denyut jantung ibu < 120/menit
 (jalan, jogging, sepeda stasioner, renang )
 Lamanya 1 jam dan 3 kali/ minggu
4). Hipertensi Karena Kehamilan
 Tekanan darah >140/90 mmhg
 Pre eklampsia : no 1+ proteinuria
 Eklampsia : no.2+ kejang-kejang
Pengaturan makan hipertensi kehamilan :
 Asupan energi dan garam sekitar normal-minimal
 Pemberian tambahan ca tak bermanfaat
 Pemberian mg sulfat mencegah eklampsia dan preeklampsia
 Diperkirakan pemberian antioksidan (vit.e, c dan karotin) bermanfaat
5.) NEURAL TUBE DEFECT (NTD)
 Seperti : anencephaly, meningocele, dll
 70-80 % dapat dicegah dengan pemberian as. Folat 600 mikrogram di awal
Trimester I
6.) ANEMIA DEFISIENSI
Hb < 11 mg/100 ml ANEMIA
Mengatasinya :
Menambah asupan besi (diberikan dalam dosis terbagi), B12 dan Folat, disertai dengan
asupan energi dan protein yang adekuat.
Makanan /minuman yang tidak dianjurkan Bagi bumil :
1. Alkohol , karena berakibat :
- Janin menderita sindroma alkohol.
- tumbuh kembang janin dan bayi terganggu
- berkaitan dg : abortus spontan, abruptio plasenta, dan BBLR
2. Cafein pada semester I dapat menyebabkan abortus spontan
3. Aspartam tidak boleh diberikan pada bumil dengan phenyl ketonuria
4. Merokok dan narkoba berpengaruh buruk terhadap janin
5. Karena dampaknya belum diketahui … hati-hati dengan obat tradisional (jamu)

Pemberian Nutrisi Pada Bumil Harus Dapat :


 Menumbuh-kembangkan bayi dg optimal
 Menyelesaikan fase tumbuh kembang bumil remaja
 Mengantisipasi perubahan fisiologis ibu
 Memperbaiki status gizi bumil
 Menumbuhkembangkan plasenta
 Membuat kondisi ibu siap melahirkan dan menyusui
PENYUSUNAN MENU SEIMBANG

Lembar Kerja 1

A. Judul Pokok Bahasan : Konsep dasar pangan beragam bergizi seimbang


1. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Setelah berlatih peserta dapat menjelaskan konsep dasar pangan beragam bergizi
seimbang

2. Sub Pokok Bahasan


a. Definisi dan prinsip gizi seimbang
b. Manfaat konsumsi pangan beragam bergizi seimbang

3. Waktu
2 JP (2 x 45 menit = 90 menit)

Latihan dalam Proses Pembelajaran.


1. Langkah Kerja

Alat dan Waktu


No Langkah Kerja Melatih Metode
Bahan (menit)
1 Ciptakan suasana berlatih Ice breaking 5
2 Tugaskan peserta mengerjakan evaluasi awal Penugasan Lembar 5
Tertulis evaluasi
Awal
3 Jelaskan dan sepakati dengan peserta tentang Ceramah Alat bantu 5
TPU dan TPK (power
point)

Lanjutan

No Langkah Kerja Melatih Metode Alat dan Waktu


Bahan (menit
)

4  Minta pendapat peserta menyampaikan curah Alat tulis 10


pendapatnya tentang istilah “gizi “ dan pendapat,
“pangan” kuliah dan Kertas
 Kemudian minta beberapa peserta untuk tanya jawab Alat bantu
mengemukakan pendapatnya tentang (power
pengertian dan prinsip gizi seimbang dengan point,
menulis pada kertas metaplan poster)
 Tempelkan pendapat peserta di papan
tulis/kertas koran.
 Buat kesimpulan terhadap hasil curah
pendapat dan fasilitator menjelaskan
pengertian dan prinsip gizi seimbang dengan
menyangkan alat bantu (power point &
poster)
5 Jelaskan mengenai ciri menu 3B dengan cara Kuliah Alat bantu 5
sebagai berikut : singkat dan
tanya jawab
 Fasilitator menjelaskan tentang ciri menu 3B
dengan menayangkan alat bantu
 Beri kesempatan kepada peserta untuk
bertanya atau menanggapinya
6 Jelaskan mengenai manfaat gizi seimbang Kuliah Alat bantu 5
dengan cara sebagai berikut : singkat dan
tanya jawab
 Fasilitator menjelaskan tentang manfaat gizi
seimbang dengan menayangkan alat bantu
Beri kesempatan kepada peserta untuk
menanggapinya.

Lembar Kerja 2

B. Judul Pokok Bahasan : Strategi pemilihan pangan lokal untuk menyusun menu
keluarga sesuai prinsip gizi seimbang.
1. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Setelah berlatih peserta dapat menjelaskan strategi pemilihan pangan lokal
berdasarkan satuan penukar untuk menyusun menu keluarga sesuai prinsip gizi
seimbang

2. Pokok Bahasan
a. Penggolongan pangan berdasarkan fungsinya (termasuk pangan lokal yang
berasal dari pekarangan)
b. Instrumen menyusun menu seimbang : Ukuran rumah tangga (URT), Ukuran
porsi, dan Bahan pangan penukar
c. Langkah menyusun menu keluarga sesuai prinsip gizi seimbang
3. Waktu
2 JP (2 x 45 menit = 90 menit)

Latihan/Proses Pembelajaran
1. Langkah kerja
Alat dan Waktu
No Langkah Kerja Melatih Metode
Bahan (menit)

1 a. Minta beberapa peserta Curah Alat tulis 10


mengemukakan pendapatnya tentang pendapat ,
kelompok dan jenis pangan (termasuk tanya jawab Alat bantu
pangan lokal) berdasarkan Tri-guna (form-1)
makanan Alat bantu
b. Tuliskan pendapat peserta di papan (power point)
tulis. Beri kesempatan kepada peserta
untuk menanggapi
c. Lakukan penyimpulan terhadap hasil
curah pendapat.
d. Jelaskan kelompok dan jenis pangan
berdasarkan fungsinya (termasuk
pangan lokal) dan bahas bersama
peserta untuk memperjelas materi
2 Jelaskan mengenai instrumen menyusun Kuliah 15
Alat bantu
menu seimbang (ukuran rumah tangga, singkat, tanya
(power point)
ukuran porsi) dengan cara sebagai jawab
berikut spanduk dan
buku PORSI)
a. Minta pendapat peserta tentang ukuran
bahan pangan yang biasa digunakan
sehari-hari di Rumahtangga
b. Tuliskan hasil pendapat peserta dan
tunjukkan bahwa ukuran di tiap
tempat bisa berbeda
c. Simpulkan hasil curah pendapat serta
bantu penjelasan tentang ukuran
rumah tangga (URT) dengan alat
bantu
3 Jelaskan mengenai instrumen menyusun Kuliah 20
Alat bantu
menu seimbang (bahan pangan singkat, tanya
(power point)
penukar) dengan cara sebagai berikut : jawab
spanduk dan
a. Minta peserta memilih satu jenis
buku PORSI)
bahan pangan sesuai Tri-guna
makanan dan pangan lokal penukarnya
b. Tuliskan hasil pendapat peserta dan
beri kesempatan untuk
menanggapinya
c. Simpulkan hasil curah pendapat serta
bantu penjelasannya dengan alat bantu
Lanjutan

No Langkah Kerja Melatih Metode Alat dan Waktu


Bahan (menit)

4 Jelaskan mengenai langkah menyusun Kuliah Alat bantu 45


menu sesuai prinsip gizi seimbang : singkat, tanya (form 2, 3, 4,
a. Minta pendapat peserta tentang jawab, Tabel 1,
kebutuhan gizi dan pangan setiap kartu putar
anggota keluarga sehari (dengan Praktek
mengisi Form 2) porsimetri)
menyusun
b. Minta pendapat peserta tentang jumlah
menu
pangan yang dibutuhkan satu keluarga
sehari untuk memenuhi prinsip gizi seimbang
seimbang (dengan mengisi Form 2) keluarga
c. Minta pendapat peserta tentang
kebiasaan makan keluarganya yaitu
frekuensi makan sehari, termasuk
jajan (dengan mengisi form 3)
d. Minta pendapat peserta tentang menu
sarapan, makan siang, makan malam
dan selingan/kudapan yang memenuhi
prinsip gizi seimbang (dengan mengisi
form 4)
Konsep Dasar Pangan Beragam Bergizi Seimbang

A. Pengertian dan Prinsip Gizi Seimbang

Untuk mencapai dan memelihara kesehatan, status gizi maupun produktivitas secara
optimal maka seseorang perlu mengkonsumai makanan yang mengandung zat gizi sesuai tri-
guna makanan sebagai sumber zat tenaga, pembangunan dan pengatur secara seimbang.
Hal ini dapat diperoleh dari anekaragam pangan (makanan) sumber karbohidat & lemak,
protein, serta vitamin & mineral secara proporsional atau seimbang. Jika masyarakat
mengkonsumsi beranekaragam pangan lokal secara seimbang maka akan tercapai derajat
kesehatan yang optimal, sekaligus melestarikan sumberdaya pangan sehingga keberlanjutan
ketahanan pangan dan kualitas lingkungan akan terjaga.

Makanan merupakan hak azasi dan kebutuhan dasar bagi pencapaian kualitas hidup
setiap manusia. Makanan mengandung zat gizi yang sangat diperlukan tubuh untuk
memulihkan dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, mengatur proses di dalam tubuh,
perkembangbiakan dan menghasilkan energi untuk kepentingan berbagai kegiatan dalam
kehidupan. Makanan tersebut berasal dari sumber hayati (nabati maupun hewani) dan air. Hal
ini sesuai dengan definisi pangan seperti terdapat pada UU no 7 tahun 1996 tentang Pangan.
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun
tidak, yang diperuntukan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk
bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses
penyiapan pengolahan, dan atau pembuatan makanan dan minuman.

Gizi berasal dari bahasa arab Al Gizzai yang artinya makanan dan manfaatnya untuk
kesehatan. Al Gizzai juga dapat diartikan sari makanan yang bermanfaat untuk kesehatan. Ilmu
Gizi adalah ilmu yang mempelajari cara memberikan makanan yang sebaik-baiknya agar tubuh
selalu dalam kesehatan yang optimal.

Untuk hidup dan meningkatkan kualitas hidup, setiap orang memerlukan aneka zat gizi
yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air dalam jumlah cukup, tidak
berlebihan dan tidak juga kekurangan. Dengan kata lain, zat gizi yang dibutuhkan untuk hidup
sehat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro
terdiri dari karbohidrat, protein, lemak . Zat gizi mikro terdiri dari vitamin dan mineral. Di
samping itu, manusia memerlukan air dan serat untuk memperlancar berbagai proses faali
dalam tubuh. Apabila kelompok zat gizi tersebut diuraikan lebih rinci, maka terdapat lebih dari
45 jenis zat gizi yang dibutuhkan manusia untuk untuk hidup sehat.
Secara alami, komposisi/kandungan zat gizi setiap jenis pangan memiliki keunggulan
dan kelemahan tertentu. Pangan tertentu mengandung karbohidrat tetapi kurang vitamin dan
mineral. Jenis pangan yang lain kaya akan vitamin C tetapi miskin vitamin A. Oleh karena itu,
apabila konsumsi makan sehari-hari kurang beranekaragam, maka akan timbul
ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk hidup
sehat dan produktif serta akan menimbulkan berbagai penyakit.

Dengan demikian, tujuan penganekaragaman konsumsi pangan bertujuan untuk untuk


meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui konsumsi pangan yang cukup gizi secara
kuantitas dalam komposisi yang seimbang. Hal ini berarti diversifikasi konsumsi pangan
tidak diarahkan untuk menurunkan konsumsi beras, namun konsumsi beras akan
dengan sendirinya menurun bila konsumsi pangan masyarakat beranekaragam.
Diversifikasi pangan tidak boleh direduksi maknanya hanya sebatas pada pangan pokok
tetapi mencakup tri-guna makanan.

Dengan mengonsumsi makanan sehari-hari yang beranekaragam, kekurangan zat gizi


pada jenis pangan yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis pangan
yang lain, sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang. Terdapat tiga kata kunci
dalam makanan (menu) berbasis gizi seimbang, yaitu 1) seimbang antara asupan (konsumsi)
zat gizi dengan kebutuhan setiap orang sehari; 2) seimbang jumlah antar kelompok pangan dan
fungsi yaitu sebagi sumber tenaga (pangan sumber karbohidrat dan lemak mencakup pangan
pokok yaitu serealia, umbi-umbian, makanan berpati; gula; buah/biji berminyak; lemak &
minyak), sebagai sumber pembangun (pangan sumber protein hewani, yang dikenal sebagai
lauk yaitu daging, telur, susu, ikan serta pangan sumber protein nabati, yang dikenal sebagai
pauk yaitu berasal dari kacang-kacangan), sebagai sumber pengatur (pangan sumber vitamin
mineral yang berasal dari sayur dan buah); serta 3) seimbang jumlah antar waktu makan
berdasarkan kebiasaan frekuensi makan sehari.

Kebutuhan gizi adalah jumlah zat gizi minimal yang diperlukan seseorang dalam sehari
untuk hidup sehat. Kebutuhan zat gizi setiap individu berbeda-beda tergantung pada faktor-
faktor yang mempengaruhinya, yaitu umur, jenis kelamin, kegiatan dan kondisi fisiologis
seperti kehamilan dan menyusui. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan (AKG) adalah suatu
kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi hampir semua orang menurut golongan umur, jenis
kelamin, kegiatan dan kondisi fisiologis seperti kehamilan dan menyusui.

AKG ditetapkan berdasarkan kajian dan kesepakatan pakar berdasarkan hasil penelitian
kebutuhan gizi. AKG yang digunakan sebagai pedoman adalah hasil Widya Karya Nasional
Pangan dan Gizi (WKNPG) yang direvisi setiap lima tahun sekali.
Tujuan utama penyusunan AKG adalah sebagai acuan untuk perencanaan dan penilaian
konsumsi pangan dan gizi bagi orang sehat agar tercegah dari kekurangan atau kelebihan
asupan zat gizi. AKG ini juga dapat dipergunakan untuk a) merencanakan bantuan makanan
dalam rangka program kesejahteraan rakyat; b) merencanakan konsumsi pangan individu,
keluarga, maupun penduduk; c) mengevaluasi tingkat kecukupan penyediaan pangan untuk
kelompok tertentu; d) menilai status gizi masyarakat; e) merencanakan fortifikasi makanan; f)
merencanakan KIE di bidang gizi termasuk penyusunan PUGS; g) membuat label gizi pada
kemasan produk makanan industri.

Saat ini, AKG yang digunakan adalah hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII
tahun 2004. Secara lengkap jenis zat gizi yang dicantumkan dalam AKG adalah energi (kkal),
protein (g), vitamin A (RE), vitamin D (mg), vitamin E (µg), vitamin K (mg), thiamine (mg),
riboflavin (mg), kalsium (mg), fosfor (mg), besi (mg), seng (µg), iodium (mg) dan selenium
(mg). Pada Tabel 1 dicantumkan angka kecukupan energi (AKE) dan angka kecukupan protein
(AKP) sesuai kesepakatan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (WKNPG, 2004). Angka
kecukupan energi dan protein rata-rata/orang/hari pada tingkat konsumsi 2.000 kkal &
52 g, dengan tingkat kegiatan sedang pada tinggi dan berat badan ideal.

Tabel 1 AKE, AKP yang Dianjurkan menurut Umur & Jenis Kelamin
Berat ideal Tinggi ideal AKE AKP
No Umur
(kg) (cm) kkal/or/hr gr/or/ hr
Anak :

1 0 - 6 bl 6 60 550 10
2 7 - 11 bl 8.5 71 650 16
3 1 - 3 th 12 90 1000 25
4 4 - 6 th 18 110 1550 39
5 7 - 9 th 25 120 1800 45
Pria :

6 10 - 12 th 35 138 2050 50
7 13 - 15 th 48 155 2400 50
8 16 - 18 th 55 160 2600 65
9 19 - 29 th 60 165 2550 60
10 30 - 49 th 62 165 2350 60
11 50 - 64 th 62 165 2250 60
12 65+ th 62 165 2050 60
Wanita:
13 10 – 12 th 38 145 2050 50
14 13 – 15 th 49 152 2350 57
15 16 – 18 th 50 155 2200 55
16 19 - 29 th 52 156 1900 50
17 30 - 49 th 55 156 1800 50
18 50 - 64 th 55 156 1750 50
19 65+ th 55 156 1600 45
Hamil :

20 Trimester 1 180 17
21 Trimester 2 300 17

22 Trimester 3 300 17

Menyusui:

23 6 bl pertama 500 17
24 6 bl kedua 550 17

Berdasarkan Tabel 1 diatas dapat dihitung kebutuhan energi individu didasarkan pada
rata-rata patokan berat badan untuk masing-masing kelompok umur dan jenis kelamin.
Penyesuaian angka kebutuhan gizi seseorang karena perbedaan berat badan ideal dalam AKE
dengan berat badan aktualnya, dilakukan berdasarkan rumus :

Angka kebutuhan gizi seseorang = berat badan aktual X AKG

Berat badan ideal

Keterangan :

BB aktual = berat badan aktual, berdasarkan hasil penimbangan (kg)

BB standar = berat badan acuan yang tertera pada tabel angka kebutuhan gizi

AKG = angka kebutuhan energi

Selain berdasarkan acuan referensi seperti terdapat pada Tabel 1, maka penetapan berat badan
ideal juga dapat digunakan rumus Brocca, yaitu sebagai berikut :

Berat Badan Ideal (kg) = (Tinggi Badan dalam cm – 100) – 10%


Berat badan ideal tergantung pada besar kerangka dan komposisi tubuh, yaitu otot dan lemak.
Seseorang yang mempunyai kerangka badan yang lebih besar atau mempunyai komposisi otot
yang lebih besar mempunyai berat badan ideal yang lebih besar daripada yang sebaliknya. Oleh
karena itu, terhadap rumus berat badan diatas diberi kelonggaran ± 10%.

Contoh Kasus :

Seseorang yang mempunyai tinggi badan 160 cm dengan kerangka badan besar mempunyai
berat badan ideal :

(160 – 100) – 10% (+ 10%) = (54 + 5,4) kg = 59,4 kg

Bila kerangka badannya kecil, berat badan idealnya adalah :

(160 – 100) – 10% (-10%) = (54 – 5,4) kg = 48,6 kg

Cara lain menilai berat badan adalah dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT).

IMT = Berat Badan (kg)

Tinggi Badan (m2)

Penilaian berat badan berdasarkan IMT menggunakan batas ambang seperti dapat dilihat pada
Tabel 2. dibawah ini :

Tabel 2. Kategori Batas Ambang IMT

Kategori Batas Ambang

Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0

Kekerangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,5

Normal > 18,5 – 22,9

Gemuk obesitas > 23,0 – 25,0

Obesitas I > 25,0

Obesitas II > 27,0

Bila berat badan dinilai kurang dari berat badan ideal, maka kebutuhan energinya
ditambah sebanyak 500 Kalori sehari, sedangkan bila lebih, dikurangi sebanyak 500 Kalori
sehari. Penyesuaian kebutuhan energi tersebut dimaksudkan agar dapat dicapai berat badan
ideal.

Contoh Perhitungan IMT:


Seorang laki-laki berat badan 45 kg, tinggi badan 165 cm (1,65 m). Berapa IMT-nya?

IMT = 45/1,652 = 16,5 (termasuk kategori kekurangan berat badan tingkat ringan)

Contoh perhitungan penetapan kebutuhan energi :

1. Seorang pria berusia 35 tahun dengan berat badan 58 kg. Hitunglah kebutuhan energi pria
tersebut. Berdasarkan Tabel 1 berat badan standar untuk pria usia 35 tahun adalah 62 kg
dengan AKE sebesar 2350 kkal/hari.
Maka kebutuhan energi pria tersebut adalah = 58/62 x 2350 = 2198,39 kkal
(dibulatkan 2200 kkal/hari)

2. Sebuah keluarga terdiri dari ayah (usia 38 tahun, berat badan 60 kg), ibu hamil trisemester
1 (usia 35 tahun, berat badan 55 kg), anak (perempuan usia 7 tahun, berat badan 25 kg),
anak (laki-laki usia 5 tahun, berat badan 19 kg).
Kebutuhan energi keluarga sebagai berikut :
- Kebutuhan energi ayah = 60/62 x 2350 kkal = 2199 kkal
- Kebutuhan energi ibu hamil = 55/55 x 1800 + 180 = 1980 kkal
- Kebutuhan energi anak perempuan = 25/25 x 1800 = 1800 kkal
- Kebutuhan energi anak laki-laki = 19/18 x 1550 = 1636 kkal

Angka kebutuhan gizi dalam sehari tersebut dijabarkan menjadi kebutuhan pangan
sehingga dapat disusun menu (”susunan makanan”) sehari. Menu tersebut harus memenuhi
kaidah triguna makanan yaitu pangan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat
pengatur secara seimbang.
Tabel 3. Susunan pangan 3B menurut umur dan jenis kelamin

Makanan Pokok Lauk Pauk Sayur Buah Susu* Gula Minyak


Kelompok Umur L Hewani 50 gr
100 gr nasi atau L Nabati 50 gr tempe 100 gr 200 gr susu
daging atau 50 gr buah 10 g Gula 5 g minyak
padanannya atau padanannya sayuran segar
padananannya
Anak :
1 - 3 th 3p 1p 1p 1.5 p 3p 1p 1p 1.5 p
4 - 6 th 4p 2p 2p 2p 3p 1p 2p 3p
7 - 9 th 4.5 p 2p 3p 3p 3p 1p 2,5 p 4p
Pria :
10 - 12 th 5p 2.5 p 3p 3p 4p 1p 3p 5p
13 - 15 th 6.5 p 3p 3p 3p 4p 1p 3p 5p
16 - 18 th 8p 3p 3p 3p 4p - 3.5 p 4p
19 - 29 th 8p 3p 3p 3p 5p - 3.5 p 4p
30 - 49 th 7p 3p 3p 3p 5p - 3.5 p 4p
50 - 64 th 6p 3p 3p 4p 5p 1p 3.5 p 4p
65+ th 5p 3p 3p 4p 4p 1p 3.5 p 4p
Wanita :
10 – 12 th 4p 3p 3p 3p 4p 1p 3p 4p
13 – 15 th 4.5 p 3p 3p 3p 4p 1p 3.5 p 5p
16 – 18 th 5p 3p 3p 3p 4p - 3p 5p
19 - 29 th 4.5 p 3p 3p 3p 5p - 2.5 p 4p
30 - 49 th 4.5 p 3p 3p 3p 5p - 2.5 p 4p
50 - 64 th 4.5 p 3p 3p 4p 5p 1p 2.5 p 4p
65+ th 4p 3p 3p 4p 4p 1p 3p 4p
Hamil 5p+1 p 3p 3p 3p 4p +1 p 3p 5p
Menyusui 5p+1p 3p 3p+1p 3p+1p 4p +1 p 3p 5 p+1p

Ket: * 1 porsi susu merupakan pengganti 1 porsi pangan hewani


Tabel 4. Kebutuhan air /orang/hari (WNKPG VIII, (2004)

Kelompok umur Kebutuhan Air (L/hr)


Bayi (diberikan dalam bentuk ASI)
0-6 bl 0,8
7-12 bl 1,0
Anak
1-3 th 1,1
4-6 th 1,4
7-9 th 1,6
Pria
10-12 th 1,8
13-15 th 2,1
16-18 th 2,2
19-29 th 2,5
30-49 th 2,4
50-64 th 2,3
>65 th 1,5
Wanita
10-12 th 1,9
13-15 th 2,1
16-18 th 2,1
19-29 th 2,0
30-49 th 2,0
50-64 th 2,0
>65 th 1,5

2. Manfaat konsumsi pangan beragam bergizi seimbang

Mengapa disarankan menyediakan menu 3B; menghidangkan menu 3B dan


mengkonsumsi menu 3B? Pertama, karena tidak ada satu pun jenis makanan yang mengandung
semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan
produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi anekaragam makanan; kecuali bayi
umur 0-6 bulan yang cukup mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI) saja. Bagi bayi 0-6 bulan, ASI
adalah satu-satunya makanan tunggal yang penting dalam proses tumbuh kembang dirinya secara
wajar dan sehat. Kedua, konsumsi pangan 3B sangat bermanfaat bagi kesehatan, karena apabila
terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan
dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Konsumsi satu jenis pangan dalam jangka
waktu relatif lama, dapat menderita berbagai penyakit kekurangan zat gizi atau gangguan
kesehatan. Hal ini terjadi antara lain jika seseorang pantang terhadap makanan tertentu. Pantangan
makanan yang seringkali masih dijumpai di berbagai masyarakat seyogyanya dapat dihindari
karena dapat merugikan kesehatan, kecuali apabila ketentuan agama memang tegas-tegas
melarang. Kekurangan zat gizi dalam konsumsi pangan sehari-hari akan menyebabkan
penggunaan zat gizi lainnya tidak optimal, misalnya penyerapan zat besi tidak optimal jika
konsumsi vitamin C rendah.

Dengan demikian manfaat konsumsi pangan 3 B adalah untuk menjamin zat-zat gizi yang
diperlukan oleh tubuh agar dapat melakukan pekerjaan sehari-hari dan terhindar dari penyakit
kekurangan atau kelebihan gizi. Akibat tidak mengkonsumsi pangan 3 B adalah tubuh kekurangan
zat gizi tertentu dan lebih mudah terserang penyakit dan khusus balita pertumbuhan dan
kecerdasannya terganggu. Sebaliknya jika terjadi kelebihan makanan akan menyebabkan
terjadinya kegemukan yang menimbulkan gangguan kesehatan berupa timbulnya penyakit
hipertensi, jantung dan diabetes.

Hal ini berarti jika suatu keluarga mengkonsumsi pangan 3B maka keluarga tersebut
memenuhi salah satu kriteria rumahtangga sehat. Rumah Tangga Sehat adalah Rumah Tangga
yang memenuhi minimal 11 indikator dari 16 Indikator PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
pada tatanan Rumah Tangga. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan
perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan
seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperanserta dalam
mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Indikator PHBS secara keseluruhan adalah sebagai
berikut:

1) Menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.


2) Menggunakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan.
3) Membuang sampah pada tempat yang disediakan.
4) Membuang air limbah pada saluran yang memenuhi syarat.
5) Mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar.
6) Keluarga makan dengan gizi seimbang.
7) Pemeriksaan kehamilan (K4), minimal 4 kali dalam masa kehamilan dengan rincian 1 kali
pada trimester I, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III, atau 2 kali pada trimester
II dan 2 kali pada trimester III.
8) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan (Bidan, Dokter, Perawat terlatih).
9) Penimbangan Balita secara teratur ke Posyandu, Puskesmas, Pustu, RS,  Bidan dan sarana
kesehatan lainnya minimal 8 kali setahun.
10) Keluarga secara rutin menggosok gigi minimal 2 kali sehari.
11) Keluarga melaksanakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) minimal 1 minggu sekali.
12) Keluarga tidak meminum minuman keras yang mengandung alkohol dan atau tidak
menyalahgunakan napza / narkoba.
13) Keluarga tidak ada yang merokok.
14) Keluarga berencana, PUS menjadi akseptor KB.
15) Keluarga menjadi peserta dana sehat / asuransi kesehatan / JPKM
16) Keluarga memiliki persediaan obat sederhana dan atau membudidayakan/menggunakan
TOGA minimal 3 jenis.
DAFTAR PUSTAKA

 Almatsier S, Soetardjo S, Soekatri M. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama; 2011
 Shetty P. 2002. Nutrition Trough The Life Cycle. UK: Leatherhead.
 Brown JE. 2011. Nutrition Through The Life Cycle 4th ed. Belmont USA : Wadsworth
 Sharlin J, Edelstein S. 2011. Essentials of Life Cycle Nutrition.Sudbury Massachusetts :
Jones and Barlett.
 Thompson JL, Manore MM, Vaughan LA. 2011. The Science of Nutrition 2nd ed. San
Fransisco : Benjamin Cummings
 Mahan LK and Sylvia Escott-Stump. Krause’s Food, Nutrition, & Diet Therapy. United
States of America : Saunders, 2004.
 Gibson, R.S. 2005. Principles of Nutritional Assesment. Oxford University Press. New
York.
 Supariasa, I Dewa Nyoman; Bachyar Bakri; Ibnu Fajar. Penilaian Status Gizi.2002.
EGC. Jakarta
PRAKTIKUM 2
IBU MENYUSUI
A. PRINSIP
1. Mengetahui dan mengukur berat badan ideal
2. Mengukur dan menilai status gizi ibu menyusui
3. Mengetahui lama laktasi
4. Menghitung kebutuhan energi dan zat gizi ibu menyusui
5. Menyusun menu seimbang untuk ibu menyusui

B. INDIKATOR
1. Mengetahui berat badan fakta sebelum menyusui dan mengukur berat badan idealnya
2. Menilai status gizi fakta dan menentukan pertambahan atau pengurangan berat badan
yang harus diupayakan agar status gizi ideal
3. Mengetahui lama laktasi (6 bulan pertama dan 6 bulan ke dua)
4. Menghitung kebutuhan energi dan zat gizi yang lain
5. Menyusun menu seimbang untuk ibu menyusui

C. MATERI
1. Nutrisi Ibu Menyusui

Gizi Seimbang untuk ibu menyusui harus memenuhi kebutuhan bagi dirinya dan untuk
pertumbuhan serta perkembangan bayi dan anak. Dengan demikian maka kebutuhan zat
gizi ibu menyusui lebih banyak dari kebutuhan zat gizi ibu yang tidak menyusui.
Konsumsi pangannya tetap harus beranekaragam dan seimbang dalam jumlah dan
proporsinya. Selama menyusui, ibu harus menambah jumlah dan jenis makanan yang
dikonsumsi yaitu untuk mencukupi kebutuhan ibu sendiri dan kebutuhan untuk
memproduksi ASI.
Bila makanan ibu sehari-hari tidak cukup mengandung zat gizi yang dibutuhkan,
misalnya sel lemak sebagai sumber energi dan zat besi sebagai zat untuk pembentukkan
sel darah merah, maka kebutuhan zat-zat tersebut dalam produksi ASI untuk memenuhi
kebutuhan bayi akan diambil dari persediaan yang ada didalam tubuh ibu. Berbeda
dengan sel lemak dan zat besi kebutuhan bayi akan vitamin B dan vitamin C
yang dipenuhi melalui produksi ASI tidak dapat diambil dari persediaan yang ada dalam
tubuh ibu, melainkan harus dipenuhi dari konsumsi pangan ibu setiap hari.
Keuntungan Ibu memberikan ASI Menurut Roesli ( 2000 ) dalam Mengenal Asi
Eksklusif keuntungan ibu memberikan ASI yaitu :

a. Mengurangi Perdarahan setelah Melahirkan Apabila bayi disusui segera setelah


dilahirkan maka kemungkinan terjadinya perdarahan setelah melahirkan (post
partum) akan berkurang. Hal ini dikarenakan pada ibu menyusui terjadi peningkatan
kadar oksitoksin yang berguna juga untuk konstriksi/penutupan pembuluh darah
sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti. Hal ini akan menurunkan angka
kematian ibu yang melahirkan.

b. Mengurangi terjadinya anemia Mengurangi kemungkinan terjadinya


kekurangan darah atau anemia karena zat besi. Menyusui mengurangi
perdarahan.

c. Menjarangkan kehamilan Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman,


murah, dan cukup berhasil. Semala ibu memberi ASI Eksklusif dan belum haid,
98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak akan
hamil sampai bayi berusia 12 bulan.

d. Mengecilkan rahim Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan sangat
membantu rahim kembali ke ukuran sebelum hamil. Proses pengecilan ini akan
lebih cepat dibandingkan pada ibu yang tidak menyusui

e. Lebih cepat langsing kembali Oleh karena menyusui memerlukan energy maka
tubuh akan mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil. Dengan
demikian berat badan ibu yang menyusui akan lebih cepat kembali ke berat badan
sebelum hamil

f. Mengurangi kemungkinan menderita kanker Pada ibu yang memberikan ASI


eksklusif, umumnya kemungkinan menderita kanker payudara dan indung telur
berkurang. Beberapa penelitian menunjukan bahwa menyusui akan mengurangi
kemungkinan terjadinya kanker payudara.

Pada umumnya bila semua wanita dapat melanjutkan menyusui sampai bayi
berumur 2 tahun atau lebih, diduga angka kejadian kanker payudata akan
berkurang sampai sekitar 25%.

Beberapa penelitian menemukan juga bahwa menyusui akan melindungi ibu dari
penyakit kanker indung telur. Salah satu dari penelitian ini menunjukan bahwa
risiko terkena kanker indung telur. Salah satu dari penelitian ini menunjukan bahwa
risiko terkena kanker indung telur pada ibu yang menyusui berkurang 20-25%.
g. Lebih ekonomis/murah Dengan memberi ASI berarti menghemat pengeluasan
untuk susu formula, perlengkapan menyusui, dan persiapan pembuatan minum susu
formula. Selain itu, pemberian ASI juga menhemat pengeluaran untuk berobat bayi,
misalnya biasa jasa dojter, biaya pembeliano obat-obatan, bahkan mungkin biaya
perawatan rumah sakit.
h. Tidak merepotkan dan hemat waktu Air Susu Ibu dapat dengan segera
diberikan pada bayi tanpa harus meyiapkan atau memasak air, juga tanpa harus.
mencucui botol, dan tanpa menunggu agar susu tidak terlalu panas. pemberian susu
botol akan lebih mereporkan terutama pada malam hari. Apalagi kalau persediaan
susu habis pada malam harim harus repot mecari susu.
i. Portable dan praktis. Mudah dibawa kemana-mana sehingga saat bepergian tidak
perlu membawa berbagai alat untuk minum susu formula dan tidak perlu membawa
alat listrik untuk memasak atau mengangatkan susu. Air susu ibu dapat diberikan
dimana saja dan kapan saja dalam keadaan siap dimakan/minum, serta sudu yang
selalu tepat.
j. Memberi kepuasan bagi ibu Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif akan
merasakan keuasan, kebangan dan kebagaian yang mendalam.
Memberi kepuasan bagi ibu Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif akan
merasakan keuasan, kebangan dan kebagaian yang mendalam.
2. Pesan Gizi Seimbang Ibu Menyusui

a. Biasakan Ibu menyusui perlu mengonsumsi aneka ragam pangan yang lebih banyak untuk
memenuhi kebutuhan energi, protein dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral) karena
digunakan untuk pemeliharaan kesehatan ibu dan produksi ASI. Protein diperlukan juga
untuk sintesis hormon prolaktin (untuk memproduksi ASI) dan hormon oksitosin (untuk
mengeluarkan ASI). Zat gizi mikro yang diperlukan selama menyusui adalah zat besi,
asam folat, vitamin A, B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B3 (niasin), B6 (piridoksin), vitamin
C, vitamin D, iodium, zink dan selenium. Defisiensi zat gizi tersebut pada ibu
menyebabkan turunnya kualitas ASI. Kebutuhan protein selama menyusui
meningkat. Peningkatan kebutuhan ini untuk mempertahankan kesehatan ibu. Sangat
dianjurkan untuk mengonsumsi pangan sumber protein hewani seperti ikan, susu dan
telur. Kebutuhan zat besi selama menyusui meningkat karena digunakan untuk
pembentukan sel dan jaringan baru. Selain itu zat besi merupakan unsur penting dalam
pembentukan hemoglobin pada sel darah merah. Kekurangan hemoglobin disebut anemia
dapat membahayakan kesehatan ibu dan peningkatan risiko kematian. Ibu menyusui yang
menderita anemia sebagai akibat lanjut dari kekurangan zat besi selama masa kehamilan,
juga disarankan untuk mengonsumsi tablet tambah darah dengan konsultasi kepada ahli
gizi dan/atau dokter. Kebutuhan asam folat meningkat karena digunakan untuk
pembentukan sel dan sistem saraf termasuk sel darah merah. Sayuran hijau seperti bayam
dan kacang-kacangan banyak mengandung asam folat yang sangat diperlukan pada masa
menyusui. Untuk meningkatkan produksi ASI ibu dianjurkan untuk banyak mengonsumsi
daun katuk dan daun torbangun (sayuran yang banyak terdapat di daerah Sumatra
Utara/Batak). Kebutuhan kalsium meningkat pada saat menyusui karena digunakan untuk
meningkatkan produksi ASI yang mengandung kalsium tinggi. Apabila konsumsi kalsium
tidak mencukupi maka ibu akan mengalami pengeroposan tulang dan gigi karena
cadangan kalsium dalam tubuh ibu digunakan untuk produksi ASI. Sumber kalsium
yang baik adalah susu, yogurt, keju, ikan teri, kacang-kacangan, tahu dan sayuran
hijau. Penyerapan kalsium pada makanan akan lebih bagus apabila ibu membiasakan diri
berjemur dibawah sinar matahari pada pagi hari. Vitamin C dibutuhkan oleh ibu
menyusui, untuk membantu penyerapan zat besi yang berasal dari pangan nabati,
sedangkan vitamin D dibutuhkan untuk membantu penyerapan kalsium. meningkat karena
digunakan untuk pembentukan sel dan jaringan baru. Selain itu zat besi merupakan unsur
penting dalam pembentukan hemoglobin pada sel darah merah. Kekurangan hemoglobin
disebut anemia dapat membahayakan kesehatan ibu dan peningkatan risiko kematian. Ibu
menyusui yang menderita anemia sebagai akibat lanjut dari kekurangan zat besi selama
masa kehamilan, juga disarankan untuk mengonsumsi tablet tambah darah dengan
konsultasi kepada ahli gizi dan/atau dokter. Kebutuhan asam folat meningkat karena
digunakan untuk pembentukan sel dan sistem saraf termasuk sel darah merah. Sayuran
hijau seperti bayam dan kacang- kacangan banyak mengandung asam folat yang sangat
diperlukan pada masa menyusui. Untuk meningkatkan produksi ASI ibu dianjurkan untuk
banyak mengonsumsi daun katuk dan daun torbangun (sayuran yang banyak terdapat di
daerah Sumatra Utara/Batak). kalsium yang baik adalah susu, yogurt, keju, ikan
teri, kacang- kacangan, tahu dan sayuran hijau.
b. Minumlah air putih yang lebih banyak

Air merupakan cairan yang paling baik untuk hidrasi tubuh secara optimal. Air berfungsi
membantu pencernaan, membuang racun, sebagai penyusun sel dan darah, mengatur
keseimbangan asam basa tubuh, dan mengatur suhu tubuh. Jumlah air yang dikonsumsi
ibu menyusui perhari adalah sekitar 850-1.000 ml lebih banyak dari ibu yang tidak
menyusui atau sebanyak 3.000 ml atau 12-13 gelas air. Jumlah tersebut adalah untuk
dapat memproduksi ASI sekitar 600-850 ml perhari.
c. Batasi minum kopi

Kafein yang terdapat dalam kopi yang dikonsumsi ibu akan masuk ke dalam ASI
sehingga akan berpengaruh tidak baik terhadap bayi, misalnya bayi sulit tidur dan
gangguan metabolisme zat besi pada ibu menyusui. Hal ini disebabkan karena
metabolisme bayi belum siap untuk mencerna kafein. Konsumsi kafein pada ibu
menyusui juga berhubungan dengan rendahnya pasokan ASI.
Prinsip utama yang dianjurkan terkait dengan konsumsi kafein atau kopi bagi ibu
menyusui adalah
1. Bila ibu tidak biasa minum kopi sebaiknya tidak minum kopi ketika periode
menyusui;
2. Bila ibu biasa minum kopi dianjurkan agar mengurangi atau menghindari minum kopi
ketika periode menyusui.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli di Harvard University,
konsumsi kafein untuk ibu menyusui tidak lebih dari 300 mg/hari atau sebanyak 3
cangkir kopi/hari. Hasil penelitian yang dilakukan di Mayo Clinics Rechester
Minnoseta USA menunjukkan bahwa apabila konsumsi kafein melebihi 300 mg/hari
maka kandungan zat besi dalam ASI-nya 30% lebih rendah daripada ibu menyusui
yang tidak minum kafein. Oleh karena itu untuk kesehatan ibu dan bayi sebaiknya ibu
menyusui menghindari minum kopi.
D. Untuk penyusunan menu pada ibu menyusui sama dengan ibu hamil

DAFTAR PUSTAKA

 Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun


2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta : Menteri Kesehatan RI; 2014
 Roesli U. Mengenal ASI Eksklusif Jakarta : Puspa Swara; 2000.

Anda mungkin juga menyukai