Anda di halaman 1dari 39

MODUL PRAKTIKUM

GIZI DALAM
KESEHATAN
REPRODUKSI

2021
POLTEKKES KEMENKES MEDAN
1. Mata Kuliah : GIZI DALAM KESEHATAN
REPRODUKSI

2. Judul Modul : KAJIAN ILMIAH KEBUTUHAN GIZI


KESEHATAN REPRODUKSI

3. Penyusun : KELOMPOK 4 DISUSUN OLEH

KELAS A

1. Isnawiyah Madaningrum (P07524120016)


2. Natalia Hutagaol (P07524120027)
3. Putri Dayanti Nababan (P07524120030)
4. Rima Saryanti (P07524120033)
5. Sinta Maizlani Siregar (P07524120037)
6. Yuni Silitonga (P07524120043)

KELAS B

7. Lidya Natalia Sinaga (P07524120065)


8. Lydia Maria Magdalena T (P07524120066)
9. Micyeel Tarigan (P07524120067) 10. Nadyta Nirwana
(P07524120068)
11. Natalia Elisabet S (P07524120069)
12. Nur Fadilla (P07524120070)
13. Nurhaliza (P07524120071

AKADEMI KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES
MEDAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas karunia, nikmat, serta
limpahan rahmatNya atas terwujudnya Modul Gizi Pada Ibu Hamil, Ibu Menyusui, Bayi
dan Balita. Modul ini disusun atas dasar Tri Dharma Perguruan Tinggi yang salah satunya
yaitu Pengajaran. Besar harapan kami, penyusunan Modul Gizi pada ibu hamil, ibu
menyusui, bayi dan balita ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Akhir kata kamipun
menyadari bahwa dalam menyusun Modul Gizi ini tentunya ada kekurangan-kekurangannya,
untuk itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangatlah kami harapkan demi
kebaikan kita bersama

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Depan........................................................................................................i
Kata Pengantar..........................................................................................................ii
Daftar Isi......................................................................................................................iii
Petunjuk Belajar Bagi Mahasiswa …………………………………………
BAB I Gizi Ibu Hamil …………………………………………………….
BAB II Gizi Ibu Menyusui ………………………………………………..
BAB III Gizi Bayi ……………………………………………………………….
BAB IV Gizi Balita ……………………………………………………………..
BAB I
GIZI PADA IBU HAMIL

Tujuan Umum :
Setelah mengikuti proses belajar peserta didik memahami pentingnya gizi bagi bagi ibu
hamil.

Tujuan Khusus :
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar peserta didik mampu:
1. Menjelaskan kebutuhan gizi ibu hamil
2. Menjelaskan factor yang mempengaruhi gizi ibu hamil
3. Menyusun menu sesuai kebutuhan ibu hamil

MATERI
1. Kehamilan (Ibu hamil) Kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi. Konsepsi
adalah bersatunya sel telur (ovum) dan sperma. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung
selama 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia
kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi
(tanggal bersatunya sperma dengan telur) yang terjadi 2 minggu setelahnya.fertilisasi
pada manusia diawali dengan terjadinya persetubuhan (koitus).
Fertilisasi merupakan peleburan antara inti spermatozoa dengan inti sel telur. Proses
fertilisasi ini dapat terjadi di bagian ampula tuba fallopi atau eterus

2. Perkembangan Kehamilan Kehamilan dibagi dalam triwulan, yaitu trimester I (0-12


minggu), trimester II (12-28 minggu), trimester III (28-40 minggu).

Di dalam tubuh seorang bumil terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan :


Janin, Plasenta, uterus dll, serta bertambahnya jaringan Payudara dan lemak yang
dipersiapkan agar ibu mampu membuat ASI pasca melahirkan

Modul Praktikum Gizi 1


BERAT PRODUK KEHAMILAN NORMAL

PRODUK KEHAMILAN BERAT (+/-) dalam g

Bayi 3000-3500
Placenta 450
Cairan amnion 900
Uterus 1100
Jaringan payudara 1400
Volume darah 1500-1800 ml
Jaringan cadangan ibu 1800-3600
TOTAL 10-12,7 KG

Pertumbuhan dan perkembangan produk kehamilan tersebut akan menyebabkan hal seperti :
BB BUMIL bertambah dan kebutuhan gizi lebih besar dari ibu tidak hamil. Kurangnya
asupan zat gizi berdampak negatif pada ibu dan bayi. Terbukti ketika kelaparan melanda
eropa saat PD II  terjadi peningkatan :
- Angka ketidaksuburan : (50% wanita usia subur tidak haid)
- angka abortus spontan
- Angka stillbirth, BBLR dan malformasi kongenital

Faktor yg mempengaruhi outcome kehamilan :


- Asupan zat gizi makanan ibu
- Status gizi ibu pra hamil (gizi-kurang atau gizi-lebih)
- Penambahan BB selama hamil
- Ibu dalam fase pertumbuhan (remaja), dan
- Jumlah janin per kehamilan
- Gizi-kurang pra hamil dan kurang asupan gizi saat hamil beresiko terjadinya
abortus, stillbirth dan BBLR
- Obesitas saat pra hamil beresiko :sulit hamil dan bila terjadi kehamilan, maka
bumil beresiko menderita hipertensi dan DM
- Remaja hamil beresiko mendapat bayi dengan BBLR
- Kehamilan kembar beresiko mendapat bayi dengan BBLR

Modul Praktikum Gizi 2


Untuk mencegah outcome kehamilan yang buruk adalah dengan memberi asupan gizi
yang adekuat (tidak lebih dan tidak kurang).bahwasanya asupan gizi sudah adekuat nampak
dari pertambahan bb ibu selama kehamilan (lihat tabel berikut)

PENAMBAHAN BB YG DI REKOMENDASIKAN

BMI TOTAL TAMBAHAN BB TAMBAHAN BB


PRA TAMBAHAN BB TRIMESTER I (kg) PER MG TM II,
HAM (kg) III (kg)

< 18,5 12,5 – 18 2,3 0,5


18,5 -23 11.5-16 1,6 0,4
23-27 7,0 – 11,5 0,9 0,3
> 27 6,0

Perubahan fisiologis bumil


Perubahan fisiologi (setelah trimester II ) tersebut adalah :
1. Volume plasma yg naik 40-50% menyebabkan :
- anemia (walaupun produksi RBC : naik 33%)
- kadar protein plasma turun
- pembesaran ginjal karena ginjal harus bekerja keras

2. Perubahan pada sistim kardio vaskuler dan paru


- adanya tumbuh-kembang  kebutuhan o2 naik, dan akibatnya adalah:
- Cardiac output naik  jantung membesar 12%
- Vasodilatasi perifer  tek. Diastolik turun  edema
- Paru harus bekerja lebih keras
- Basal metabolic rate naik 15-20 %

3. Saluran Pencernaan
Di awal kehamilan nafsu makan turun kemudian nafsu makan naik, daya serap
usus meningkat, gerakan usus melambat, transit time bertambah  regurgitasi dan
konstipasi

Modul Praktikum Gizi 3


4. Placenta tumbuh dan berkembang plasenta berfungsi untuk :
Menghasilkan hormon-hormon pengatur pertumbuhan janin serta jaringan ibu
dan persiapan laktasi.
Untuk pertukaran zat gizi dan O2 dengan waste product dan CO2 antara janin dan ibu
Oleh karena kebutuhan zat gizi bumil lebi besar dari ibu tak hamil, maka  bumil
memerlukan tambahan asupan zat gizi dari makanannya.
Tambahan energi :
Bumil usia dewasa dg status gizi pra-hamil baik dan aktifiitas fisik ringan, pada :
 Trimester I hampir tak perlu tambahan
 Tambahan pada TR II 300-350 KKAL/hari
 Tambahan pada TR III 450-500 KKAL/hari

Kebutuhan protein :
- Pra hamil 0,8/ kg bb/ hari
- tambahan protein bagi bumil 25 g/hari

Tambahan beberapa vitamin dan mineral bagi bumil nampak pada tabel berikut.

TABEL KEBUTUHAN ENERGI, PROTEIN DAN VITAMIN YG LARUT


DALAM LEMAK IBU HAMIL

KEBUTUHAN PRA HAMIL HAMIL

Energi (kcal) Tergantung BB +0 trimester I


+340 trimester II
+452 trimester III
Protein 0,8/KgBB +25
Vitamin A (µgRE) 700 770 (>18 th)
750 (≤ 18 th)
Vitamin D (µg)* AI 5 5
Vitamin E (mg α -TE) 15 15
Vitamin K (µg) 90 90 (>18 th)
75 ( ≤18 th)

Modul Praktikum Gizi 4


TABEL KEBUTUHAN VITAMIN YANG LARUT AIR IBU HAMIL

KEBUTUHAN PRA HAMIL HAMIL

Vitamin C (mg) 75 85 (> 18 th)


80 ( ≤18 th)
Thiamin (mg) 1.1 1.4
Riboflavin (mg) 1.1 1.4
Niacin (mg NE) 14 18
Vitamin B (µg) 1.3 1.9
6
+
Folat (µ g)
400 600
Vitamin B (µg)
12 2.4 2.6
Biotin (µ g)*AI 30 30
As. Pantotenat (mg)*AI 5 6
Kolin (mg)* AI 425 450

TABEL KEBUTUHAN MINERAL IBU HAMIL

KEBUTUHAN PRA HAMIL HAMIL

Kalsium (mg)* AI 1000 1000 (>18 th)


1300 (≤ 18 th)
Fosfat (mg) 700 700(>18 th)
1250 ( ≤18 th)
Magnesium (mg) 310 350 (>18 th)
400 ( ≤18 th)
Fluoride (mg)* AI 3 3
Besi (mg) 18 27
Seng (mg) 8 11 (>18 th)
12 ( ≤18 th)
Iodine (µg) 150 220
Selenium (µg) 55 60

Modul Praktikum Gizi 5


 Kebutuhan vit. yang larut lemak sama dengan ibu tak hamil kecuali vitamin A.
 Naiknya kebutuhan vit. B kompleks sejajar dengan naiknya kebutuhan
energi.
 Pada umumnya kebutuhan mineral naik, kecuali fluor
Catatan :
 Tambahan B12 Bu-mil vegetarian lebih besar
 Def.iodium  bayi lahir dgn hipotiroidi  pertumbuhan fisik dan otak
terganggu. dampaknya : penambahan TB kurang  bayi tumbuh menjadi
anak yang cebol, tuli, bisu dan bodoh

DEFISIENSI Fe menyebabkan : - anemia pada ibu 


 melahirkan lebih dini ,
 bayi BBLR
 perinatal morbidity dan mortality bayi dan ibu tinggi

DEFISIENSI ZN berhubungan dengan :


 partus lama, BBLR, teratogenik,
 kematian embrio dan perinatal

Dibanding dgn bumil normal: kebutuhan energi dan protein, lebih tinggi pada:
 bumil remaja,
 bb pra-hamil kurang
 bumil pekerja berat
Kebutuhan energi bumil dengan status gizi pra-hamil obeis, lebih sedikit tetapi kebutuhan
protein normal

Masalah dan komplikasi kehamilan yang berhubungan dengan nutrisi :


1. Masalah saluran cerna
2. Berat badan lahir rendah (bblr)
3. Gestational diabetes
4. Hipertensi
5. Neural tube defect (NTD)
6. Anemia defisiensi Fe, B12 dan Folat

Modul Praktikum Gizi 6


Masalah saluran cerna BU-MIL:
1. Enek dan Muntah
2. Heartburn
3. Konstipasi
1. a). ENEK DAN
MUNTAH Diatasi
dengan :
- makan dg porsi kecil tapi sering
- hindari bau yang merangsang
- minum sedikit setelah makan
- minum di antara waktu makan cukup
- makanan sarapan harus mudah dicerna (dari tepung dan gula)
b) HEARTBURN (CAIRAN LAMBUNG NAIK KE
ATAS) diatasi dg cara makan ditambah dengan :
- jangan berbaring pasca makan
- ketika tidur posisi kepala di atas
- hindari makanan yang merangsang (asam, pedes, lemak , kopi dll)
c) Konstipasi terjadi karena :
- gerakan usus melambat (TR II dan III)
- makanan kurang serat tambah serat
- kurang minum dan kurang olahraga  perbanyak minum dan lakukan olahraga
(ringan)

2). BBLR :
Bisa karena lahir belum waktu atau gangguan pertumbuhan
- penyebab: kurang makan,ibu remaja, merokok, infeksi, hipertensi, BMI pra-hamil
kurang
- bayi dengan BBLR lebih beresiko untuk mendapat penyakit dan kematian.

3) GESTATIONAL DIABETES MELITUS = GDM (glukosa > 140 mg / 100 cc darah)


- GDM berkaitan dengan : obesitas pra- hamil, umur, famili ada yang DM
- Komplikasi GDM : hipertensi, lahir seksio, pada hamil berikutnya GDM berulang,
pasca lahir ibu menderita DM dan bayi lahir dengan BB besar.

Modul Praktikum Gizi 7


PENGATURAN MAKAN GESTATIONAL DM :
Asupan energi sesuai kebutuhan komposisi : 60% kh, < 10% kh sederhana,
protein 15-20% sisanya lemak.
Waktu mengonsumsi makanan teratur.
 Buah dimakan 2-3 jam sebelum waktu makan siang dan makan malam. dan
olahraga teratur
 Kebutuhan energi tercukupi
 Program pengaturan makan bumil obes= bumil dg DM
Syarat berolah raga ketika hamil adalah :
 ringan (denyut jantung ibu < 120/menit
 (jalan, jogging, sepeda stasioner, renang )
 Lamanya 1 jam dan 3 kali/ minggu
4). Hipertensi karena kehamilan
 Tekanan darah >140/90 mmhg
 Pre eklampsia : no 1+ proteinuria
 Eklampsia : no.2+ kejang-kejang

Pengaturan makan hipertensi kehamilan :


 Asupan energi dan garam sekitar normal-minimal
 Pemberian tambahan ca tak bermanfaat
 Pemberian mg sulfat mencegah eklampsia dan preeklampsia
 Diperkirakan pemberian antioksidan (vit.e, c dan karotin) bermanfaat

5.) NEURAL TUBE DEFECT (NTD),


 Seperti : anencephaly, meningocele, dll
 70-80 % dapat dicegah dengan pemberian as. Folat 600 mikrogram di awal
Trimester I

6.) ANEMIA DEFISIENSI


Hb < 11 mg/100 ml  ANEMIA
Mengatasinya :
Menambah asupan besi (diberikan dalam dosis terbagi), B12 dan Folat, disertai dengan
asupan energi dan protein yang adekuat.

Modul Praktikum Gizi 8


Makanan /minuman yang tidak dianjurkan Bagi bumil :
1. Alkohol , karena berakibat :
- Janin menderita sindroma alkohol.
- tumbuh kembang janin dan bayi terganggu
- berkaitan dg : abortus spontan, abruptio plasenta, dan BBLR
2. Cafein pada semester I dapat menyebabkan abortus spontan
3. Aspartam tidak boleh diberikan pada bumil dengan phenyl ketonuria
4. Merokok dan narkoba berpengaruh buruk terhadap janin
5. Karena dampaknya belum diketahui  hati-hati dengan obat tradisional (jamu)

Pemberian nutrisi pd bumil harus dapat :


 Menumbuh-kembangkan bayi dg optimal
 Menyelesaikan fase tumbuh kembang bumil remaja
 Mengantisipasi perubahan fisiologis ibu
 Memperbaiki status gizi bumil
 Menumbuhkembangkan plasenta
 Membuat kondisi ibu siap melahirkan dan menyusui

Modul Praktikum Gizi 9


BAB II
GIZI PADA IBU MENYUSUI

Tujuan Umum :
Setelah mengikuti proses belajar peserta didik memahami pentingnya gizi bagi ibu menyusui
dan bayi yang disuusuinya.

Tujuan Khusus :
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar peserta didik mampu:
1. Menjelaskan nutrisi ibu menyusui
2. Menjelaskan keuntungan ibu memberikan ASI
3. Menjelaskan pesan gizi seimbang ibu menyusui

MATERI
1. Nutrisi Ibu Menyusui
Gizi Seimbang untuk ibu menyusui harus memenuhi kebutuhan bagi dirinya dan untuk
pertumbuhan serta perkembangan bayi dan anak. Dengan demikian maka kebutuhan zat
gizi ibu menyusui lebih banyak dari kebutuhan zat gizi ibu yang tidak menyusui.
Konsumsi pangannya tetap harus beranekaragam dan seimbang dalam jumlah dan
proporsinya. Selama menyusui, ibu harus menambah jumlah dan jenis makanan yang
dikonsumsi yaitu untuk mencukupi kebutuhan ibu sendiri dan kebutuhan untuk
memproduksi ASI.
Bila makanan ibu sehari-hari tidak cukup mengandung zat gizi yang dibutuhkan,
misalnya sel lemak sebagai sumber energi dan zat besi sebagai zat untuk pembentukkan
sel darah merah, maka kebutuhan zat-zat tersebut dalam produksi ASI untuk memenuhi
kebutuhan bayi akan diambil dari persediaan yang ada didalam tubuh ibu. Berbeda
dengan sel lemak dan zat besi kebutuhan bayi akan vitamin B dan vitamin C
yang dipenuhi melalui produksi ASI tidak dapat diambil dari persediaan yang ada dalam
tubuh ibu, melainkan harus dipenuhi dari konsumsi pangan ibu setiap hari.
Keuntungan Ibu memberikan ASI Menurut Roesli ( 2000 ) dalam Mengenal Asi
Eksklusif keuntungan ibu memberikan ASI yaitu :
a. Mengurangi Perdarahan setelah Melahirkan Apabila bayi disusui segera setelah
dilahirkan maka kemungkinan terjadinya perdarahan setelah melahirkan (post
partum) akan berkurang. Hal ini dikarenakan pada ibu menyusui terjadi peningkatan

Modul Praktikum Gizi 10


kadar oksitoksin yang berguna juga untuk konstriksi/penutupan pembuluh darah
sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti. Hal ini akan menurunkan angka
kematian ibu yang melahirkan.
b. Mengurangi terjadinya anemia Mengurangi kemungkinan terjadinya
kekurangan darah atau anemia karena zat besi. Menyusui mengurangi
perdarahan.
c. Menjarangkan kehamilan Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman,
murah, dan cukup berhasil. Semala ibu memberi ASI Eksklusif dan belum haid, 98%
tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak akan hamil
sampai bayi berusia 12 bulan.
d. Mengecilkan rahim Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan sangat
membantu rahim kembali ke ukuran sebelum hamil. Proses pengecilan ini akan lebih
cepat dibandingkan pada ibu yang tidak menyusui
e. Lebih cepat langsing kembali Oleh karena menyusui memerlukan energy maka tubuh
akan mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil. Dengan demikian berat
badan ibu yang menyusui akan lebih cepat kembali ke berat badan sebelum hamil
f. Mengurangi kemungkinan menderita kanker Pada ibu yang memberikan ASI
eksklusif, umumnya kemungkinan menderita kanker payudara dan indung telur
berkurang. Beberapa penelitian menunjukan bahwa menyusui akan mengurangi
kemungkinan terjadinya kanker payudara.
Pada umumnya bila semua wanita dapat melanjutkan menyusui sampai bayi berumur
2 tahun atau lebih, diduga angka kejadian kanker payudata akan berkurang
sampai sekitar 25%.
Beberapa penelitian menemukan juga bahwa menyusui akan melindungi ibu dari
penyakit kanker indung telur. Salah satu dari penelitian ini menunjukan bahwa risiko
terkena kanker indung telur. Salah satu dari penelitian ini menunjukan bahwa risiko
terkena kanker indung telur pada ibu yang menyusui berkurang 20-25%.
g. Lebih ekonomis/murah Dengan memberi ASI berarti menghemat pengeluasan untuk
susu formula, perlengkapan menyusui, dan persiapan pembuatan minum susu
formula. Selain itu, pemberian ASI juga menhemat pengeluaran untuk berobat bayi,
misalnya biasa jasa dojter, biaya pembeliano obat-obatan, bahkan mungkin biaya
perawatan rumah sakit.
h. Tidak merepotkan dan hemat waktu Air Susu Ibu dapat dengan segera
diberikan pada bayi tanpa harus meyiapkan atau memasak air, juga tanpa harus

Modul Praktikum Gizi 11


mencucui botol, dan tanpa menunggu agar susu tidak terlalu panas. pemberian susu
botol akan lebih mereporkan terutama pada malam hari. Apalagi kalau persediaan
susu habis pada malam harim harus repot mecari susu.
i. .Portable dan praktis. Mudah dibawa kemana-mana sehingga saat bepergian tidak
perlu membawa berbagai alat untuk minum susu formula dan tidak perlu membawa
alat listrik untuk memasak atau mengangatkan susu. Air susu ibu dapat diberikan
dimana saja dan kapan saja dalam keadaan siap dimakan/minum, serta sudu yang
selalu tepat.
j. Memberi kepuasan bagi ibu Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif akan
merasakan keuasan, kebangan dan kebagaian yang mendalam.
 Memberi kepuasan bagi ibu Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif akan
merasakan keuasan, kebangan dan kebagaian yang mendalam.

2. Pesan Gizi Seimbang Ibu Menyusui


a. Biasakan Ibu menyusui perlu mengonsumsi aneka ragam pangan yang lebih banyak
untuk memenuhi kebutuhan energi, protein dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral)
karena digunakan untuk pemeliharaan kesehatan ibu dan produksi ASI. Protein
diperlukan juga untuk sintesis hormon prolaktin (untuk memproduksi ASI) dan hormon
oksitosin (untuk mengeluarkan ASI). Zat gizi mikro yang diperlukan selama menyusui
adalah zat besi, asam folat, vitamin A, B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B3 (niasin), B6
(piridoksin), vitamin C, vitamin D, iodium, zink dan selenium. Defisiensi zat gizi
tersebut pada ibu menyebabkan turunnya kualitas ASI. Kebutuhan protein selama
menyusui meningkat. Peningkatan kebutuhan ini untuk mempertahankan kesehatan ibu.
Sangat dianjurkan untuk mengonsumsi pangan sumber protein hewani seperti ikan, susu
dan telur. Kebutuhan zat besi selama menyusui meningkat karena digunakan untuk
pembentukan sel dan jaringan baru. Selain itu zat besi merupakan unsur penting dalam
pembentukan hemoglobin pada sel darah merah. Kekurangan hemoglobin disebut anemia
dapat membahayakan kesehatan ibu dan peningkatan risiko kematian. Ibu menyusui
yang menderita anemia sebagai akibat lanjut dari kekurangan zat besi selama masa
kehamilan, juga disarankan untuk mengonsumsi tablet tambah darah dengan konsultasi
kepada ahli gizi dan/atau dokter. Kebutuhan asam folat meningkat karena
digunakan untuk pembentukan sel dan sistem saraf termasuk sel darah merah. Sayuran
hijau seperti bayam dan kacang-kacangan banyak mengandung asam folat yang sangat
diperlukan pada masa menyusui. Untuk meningkatkan produksi ASI ibu dianjurkan

Modul Praktikum Gizi 12


untuk banyak mengonsumsi daun katuk dan daun torbangun (sayuran yang banyak
terdapat di daerah Sumatra Utara/Batak). Kebutuhan kalsium meningkat pada saat
menyusui karena digunakan untuk meningkatkan produksi ASI yang mengandung
kalsium tinggi. Apabila konsumsi kalsium tidak mencukupi maka ibu akan mengalami
pengeroposan tulang dan gigi karena cadangan kalsium dalam tubuh ibu digunakan
untuk produksi ASI. Sumber kalsium yang baik adalah susu, yogurt, keju, ikan
teri, kacang-kacangan, tahu dan sayuran hijau. Penyerapan kalsium pada makanan akan
lebih bagus apabila ibu membiasakan diri berjemur dibawah sinar matahari pada pagi
hari. Vitamin C dibutuhkan oleh ibu menyusui, untuk membantu penyerapan zat besi
yang berasal dari pangan nabati, sedangkan vitamin D dibutuhkan untuk membantu
penyerapan kalsium. meningkat karena digunakan untuk pembentukan sel dan jaringan
baru. Selain itu zat besi merupakan unsur penting dalam pembentukan hemoglobin pada
sel darah merah. Kekurangan hemoglobin disebut anemia dapat membahayakan
kesehatan ibu dan peningkatan risiko kematian. Ibu menyusui yang menderita anemia
sebagai akibat lanjut dari kekurangan zat besi selama masa kehamilan, juga disarankan
untuk mengonsumsi tablet tambah darah dengan konsultasi kepada ahli gizi dan/atau
dokter. Kebutuhan asam folat meningkat karena digunakan untuk pembentukan
sel dan sistem saraf termasuk sel darah merah. Sayuran hijau seperti bayam dan kacang-
kacangan banyak mengandung asam folat yang sangat diperlukan pada masa menyusui.
Untuk meningkatkan produksi ASI ibu dianjurkan untuk banyak mengonsumsi daun
katuk dan daun torbangun (sayuran yang banyak terdapat di daerah Sumatra
Utara/Batak). kalsium yang baik adalah susu, yogurt, keju, ikan teri, kacang-
kacangan, tahu dan sayuran hijau.

b. Minumlah air putih yang lebih banyak


Air merupakan cairan yang paling baik untuk hidrasi tubuh secara optimal. Air berfungsi
membantu pencernaan, membuang racun, sebagai penyusun sel dan darah, mengatur
keseimbangan asam basa tubuh, dan mengatur suhu tubuh. Jumlah air yang dikonsumsi
ibu menyusui perhari adalah sekitar 850-1.000 ml lebih banyak dari ibu yang tidak
menyusui atau sebanyak 3.000 ml atau 12-13 gelas air. Jumlah tersebut adalah untuk
dapat memproduksi ASI sekitar 600-850 ml perhari.

Modul Praktikum Gizi 13


c. Batasi minum kopi
Kafein yang terdapat dalam kopi yang dikonsumsi ibu akan masuk ke dalam ASI
sehingga akan berpengaruh tidak baik terhadap bayi, misalnya bayi sulit tidur dan
gangguan metabolisme zat besi pada ibu menyusui. Hal ini disebabkan karena
metabolisme bayi belum siap untuk mencerna kafein. Konsumsi kafein pada ibu
menyusui juga berhubungan dengan rendahnya pasokan ASI.
Prinsip utama yang dianjurkan terkait dengan konsumsi kafein atau kopi bagi ibu
menyusui adalah
1) Bila ibu tidak biasa minum kopi sebaiknya tidak minum kopi ketika periode
menyusui;
2) Bila ibu biasa minum kopi dianjurkan agar mengurangi atau menghindari minum kopi
ketika periode menyusui.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli di Harvard University,
konsumsi kafein untuk ibu menyusui tidak lebih dari 300 mg/hari atau sebanyak 3
cangkir kopi/hari. Hasil penelitian yang dilakukan di Mayo Clinics Rechester
Minnoseta USA menunjukkan bahwa apabila konsumsi kafein melebihi 300 mg/hari
maka kandungan zat besi dalam ASI-nya 30% lebih rendah daripada ibu menyusui
yang tidak minum kafein. Oleh karena itu untuk kesehatan ibu dan bayi sebaiknya ibu
menyusui menghindari minum kopi.

Modul Praktikum Gizi 14


BAB III
GIZI PADA BAYI

Tujuan Umum :
Setelah mengikuti proses belajar peserta didik memahami pentingnya gizi bagi bayi.

Tujuan Khusus :
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar peserta didik mampu:
1. Menjelaskan gizi pada bayi
2. Menjelaskan ASI pertama (kolustrum)
3. Menjelaskan asi eksklusif

MATERI
1) Kelompok bayi
Menurut Soehardjo (1992), kelompok bayi umur 0-1 tahun, didalam masa pertumbuhan
dan perkembangan yang paling pesat adalah bayi. Bayi yang dilahirkan dengan sehat
pada umur 6 bulan akan mencapai pertumbuhan atau berat badan dua kali lipat dari berat
badan pada waktu dilahirkan.
Untuk pertumbuhan bayi dengan baik zat -zat gizi yang sangat dibutuhkan ialah:
a. Protein dibutuhkan 3-4 gram/kilogram berat badan
b. Calsium ( Cl ).
c. Vitamin D, tetapi karena Indonesia berada di daerah tropis, maka hal ini tidak begitu
menjadi masalah
d. Vitamin A & K yang harus diberikan sejak post natal
e. Fe (zat besi) diperlukan karena di dalam proses kelahiran sebagian Fe ikut terbuang.
Secara alamiah sebenarnya zat–zat gizi tersebut sudah terkandung didalam ASI.
Pemberian ASI saja tanpa makanan tambahan lain sampai pada umur 6 bulan ini disebut
pemberian ASI eksklusif di samping itu ASI juga mempunyai keunggulan yakni
mengandung immunoglobolin yang memberi daya tahan tubuh pada bayi yang berasal
dari ibu.

Modul Praktikum Gizi 15


Tabel. 3.1.Tabel peralihan asi ke makanan dan kebutuhan kalori
Umur Anak PMT Kebutuhan kalori
0-6 bulan ASI saja 300 Kalori
6-9 bulan
Makanan Halus 800 Kalori
9-12 bulan Makanan Lembut 900 Kalori
12-18 bulan Makanan Lunak 1100 Kalori
18-24 bulan Makanan semi keras 1300 Kalori
24 bulan (2 tahun) Makanan dewasa dan disapih
Sumber: (Soehadrjo, (1992)

2. Gizi Bayi
a. Definisi Gizi
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal
melalui proses digesti, absorbsi, transportasi. Penyimpanan metabolisme dan pengeluaran zat-
zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan. Pertumbuhan dan fungsi normal
dari organ-organ serta menghasilkan energi. Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan
tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara
jaringan serta mengatur proses kehidupan. Proses tersebut mencakup pengambilan dan
pengelolaan zat padat, zat cair makanan (proses pencernaan, transportasi dan eksresi) yang
diperlukan untuk memelihara kehidupan, pertumbuhan, berfungsinya organ tubuh dan
menghasilkan energi. Konsep-konsep baru yang ditemukan akhir-akhir ini dalam lingkup
ilmu gizi sebagai sains atau pengetahuan adalah sebagai berikut : pengaruh keturunan
terhadap kebutuhan gizi, pengaruh gizi terhadap perkembang otak dan perilaku, pengaruh
gizi terhadap kemampuan kerja dan produktivitas kerja, pengaruh gizi terhadap daya tahan
tubuh karena karena penyakit infeksi, dan faktor - faktor gizi yang berperan dalam
pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit degeneratif seperti: penyakit jantung, DM,
hepatitis dan kanker. b.

b. Pesan Gizi Seimbang untuk Bayi (0 -6) bulan


1) Melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) IMD adalah proses menyusu dimulai
secepatnya dengan cara segera setelah lahir bayi ditengkurapkan di dada ibu sehingga kulit

Modul Praktikum Gizi 16


ibu melekat pada kulit bayi minimal 1 jam atau sampai menyusu awal selesai. (PP No.33
Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif).
Manfaat IMD :
a) Dapat melatih keterampilan bayi untuk menyusu dan langkah awal membentuk
ikatan batin antara ibu dan bayi.
b) Dapat mengurangi stres pada bayi dan ibu.
c) Meningkatkan daya tahan tubuh berkat bayi mendapat antibodi dari kolostrum
d) Dapat mengurangi risiko hipotermi dan hipoglikemi pada bayi
e) Dapat mengurangi risiko perdarahan pasca persalinan

2) Berikan ASI Eksklusif sampai umur 6 bulan Pemberian ASI Eksklusif berarti bayi selama
6 bulan hanya diberi ASI saja. Kebutuhan energi dan zat gizi lainnya untuk bayi dapat
dipenuhi dari ASI. Disamping itu pemberian ASI Ekslusif sampai dengan 6 bulan
mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit (Diare dan
Radang Paru) dan mempercepat pemulihan bila sakit serta membantu menjalankan
kelahiran. Pemberian ASI Eksklusif adalah hak bayi yang sangat terkait dengan komitmen
ibu dan dukungan keluarga dan lingkungan sekitar.

3) Berikan Makanan Pendamping ASI mulai Usia 6 Bulan Selain ASI diteruskan harus
memberikan makanan lain sebagai pendamping ASI yang diberikan pada bayi dan anak
mulai usia 6 sampai 24 bulan. MP-ASI yang tepat dan baik merupakan makanan yang
dapat memenuhi kebutuhan gizi terutama zat gizi mikro sehingga bayi dan anak dapat
tumbuh kembang dengan optimal. MP-ASI diberikan secara bertahap sesuai dengan usia
anak, mulai dari MP-ASI bentuk lumat, lembik sampai anak menjadi terbiasa
dengan makanan keluarga. MP-ASI disiapkan keluarga dengan memperhatikan
keanekaragaman pangan. Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi mikro dari MP-ASI
keluarga agar tidak terjadi gagal tumbuh, perlu ditambahkan zat gizi mikro dalam bentuk
bubuk tabur gizi seperti taburia.

Berdasarkan komposisi bahan makanan MP-ASI dikelompokkan menjadi dua yaitu :


a) MP-ASI lengkap yang terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur
dan buah 2)
b) MP-ASI sederhana yang terdiri dari makanan pokok, lauk hewani atau nabati dengan
sayur atau buah.

Modul Praktikum Gizi 17


MP-ASI yang baik apabila :
a) Padat energi, protein dan zat gizi mikro yang sudah kurang pada ASI (Fe, Zinc,
Kalsium, Vit. A, Vit. C dan Folat)
b) Tidak berbumbu tajam, menggunakan gula, garam, penyedap rasa, pewarna dan
pengawet secukupnya
c) Mudah ditelan dan disukai anak dan
d) Tersedia lokal dan harga terjangkau

3. ASI Pertama (Kolostrum)


ASI (Air susu ibu ) diproduksi secara alami oleh ibu dan sebagai nutrisi dasar terlengkap
untuk bayi selama beberapa bulan pertama hidup sang bayi.
ASI dibedakan menjadi 3 kelompok dan dalam secara terpisah.
a. Kolostrum Adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar payudara setelah melahirkan (2-4
hari) yang berbeda karakteristik fisik dan komposisinya dengan ASI matang dengan
volume 150-300 ml/hari. Berwarna kuning keemasan atau krem, lebih kental
dibandingkan dengan cairan susu tahap berikutnya.
b. Tradisional milk (ASI Peralihan)
Adalah ASI yang dihasilkan setelah kolostrum (8-20 hari) dimana kadar lemak, laktosa,
dan vitamin larut air lebih tinggi dan kadar protein, mineral lebih rendah, serta
mengandung lebih banyak kalori dari pada kolostrum.
c. Mature milk (ASI matang)
Adalah ASI dihasilkan 21 hari setelah melahirkan dengan volume 300-850 ml/hari
tergantung pada besarnya stimulasi saat laktasi.
Kolustrum merupakan cairan kental kekuning-kuningan yang keluar pada hari pertama
sampai hari ketiga setelah bayi lahir. Jumlah kolustrum akan bertambah dan mencapai
komposisi ASI biasa atau matur sekitar 3-14 hari, kolustrum mengandung tissue debris dan
residual material yang terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjar payudara sebelum dan
setelah puerperium Komposisi dari kolustrum ini dari hari ke hari selalu berubah. Kolostrum
atau jolong berasal dari bahasa latin “colostrum”, adalah jenis susu yang dihasilkan dan
beberapa hari setelah kelahiran bayi. Kolostrum manusia bewarna kekuningan dan kental.
Kolostrum penting bagi bayi karena banyak mengandung banyak gizi dan zat- zat pertahanan
tubuh. Kolostrum (IgG) mengandung banyak karbohidrat, protein, antibodi, dan sedikit
lemak (yang sulit dicerna bayi ). Bayi memiliki sistem pencernaan kecil, dan kolostrum
memberinya gizi dalam konsentrasi tinggi. Kolostrum juga mengandung zat yang

Modul Praktikum Gizi 18


mempermudah bayi buang air besar pertama kali, yang disebut meconium. Hal ini
membersihkannya dari bilirubin, yaitu sel darah merah yang mati yang diproduksi
ketika kelahiran.Kolostruim adalah cairan pra-susu yang dihasilkan dalam 24-36 jam pertama
setelah melahirkan (pasca- persalinan).

Komposisi Kolostrum Menurut Roesli (2008) terdapat beberapa komposisi kolostrum,


antara lain :
1) Kolostrum “ cairan emas “ yang encer dan sering sekali berwartna kuning atau dapat
pula jenuh ini lebih menyerupai sel darah putih untuk membunuh kuman
penyakit
2) Merupakan pencahar (pembersih usus bayi ) yang membersihkan mekonium sehingga
mukosa usus bayi baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI hal ini,
menyebabkan bayi yang mendapat ASI pada minggu ke-1 sering defekasi dan feses
bewarna hitam.
3) Kandungan protein dalam kolostrum jauh lebih tinggi dari pada ASI. Komposisi ini
menguntungkan bayi baru lahir karena dengan mendapatkan sedikit kolostrum sudah
mendapat protein yang cukup banyak dan memenuhi kebutuhan bayi pada minggu
pertama. Pada minggu pertama bayi melakukan adaptasi. Sistem pencernaan bayi
belum dapat bekerja optimal, sedangkan komposisi protein dalam susu formula tiga
kali dari ASI. Keadaan ini sangat merugikan bayi, karena protein dalam susu formula
adalah protein yang sulit dicerna dan akan menjadi beban dalam sistem pencernaan
dan peredaran darah.
4) Kandungan tertinggi dalam kolostrum adalah antibodi yang siap melindungi bayi
ketika kondisi bayi masih sangat lemah. Mengandung zat anti infeksi 10-17 kali lebih
banyak dibandingkan dengan ASI matur.
5) Kandungan hidrat arang dalam kolostrum lebih rendah dibandingkann ASI
matur. Ini disebabkan oleh aktiviitas bayi pada tiga hari pertama masih sedikit dan
tidak terlalu banyak memerlukan kalori. Total kalori dalam kolostrum hanya
58kal/100ml kolostrum (dalam bentuk cairan, pada hari pertama bayi memerlukan 10-
30cc).
6) Mineral terutama natrium, kalium, dan klorida dalam kolostrum lebih tinggi
dibandingkan susu matur. Pada susu formula kandungan mineralnya jauh lebih tinggi,
misalnya fosfor. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya rangsangan kejang.

Modul Praktikum Gizi 19


7) Lemak kolostrum lebih banyak mengandung kolesterol dan lesotin sehingga bayi
sejak dini sudah terlatih mengelola kolesterol. Kolesterol ini dalam tubuh bayi
membangun enzim yang mencerna kolesterol.
8) Adanya tripsin inhibitor yang mengakibatkan hidrolis protein didalam usus bayi tidak
sempurna. Hal ini sangat menguntuingkan bayi karena dapat melindungi bayi. Bila
ada protein asing yang masuk, akan terhambat sehingga tidak menimbulkan reaksin
alergi. Kekebalan bayi bertambah dengan volume kolostrum yanng meningkat, akibat
isapan bayi baru lahir secara terus- menerus. Hal ini mangharuskan bayi segera
setelah lahir diberikan kepada ibunya untuk ditempelkan ke payudara, agar bayi dapat
sesering mungkin menyusu. Hal kedua yang tidak kalah penting adalah let down
reflex pada ibu untuk meransang pengeluaran kolostrum lebih banyak.
9) Kadar laktosa dalam kolostrum dan ASI tidak jauh berbeda, tapi bila dibandingkan
susu formula sangat kecil dan kurang dari separuhnya. Hal ini disebabkan oleh laktosa
dalam kolostrum berperan senbagi nutrisi, pemicu adanya faktor bifidus dalam usus
bayi, dan juga sebagai media pembiakan kuman dan memproduksi vitamin yang
sangat dibutuhkan bayi baru lahir sangat lemah dan belum mampu menghasilkan
vitamin.
10) Kandungan asam linoleat ASI enam kali lipat dari susu formula. Asam linoleat
penting sebagai faktor utama pembentukan sel saraf otak. Oleh karena itu, ASI harus
dib erikan dengan tepat dan benar agar dapat mencapai perkembangan yang optimal.

Tujuan Pemberian Kolustrum


Pemberian ASI dengan call feeding memberikan keuntungan tumbuh kembang jiwa
maupun fisik bayi sebagai berikut :
1) Kolustrum dan ASI dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi terutama diare,
karena mengandung antibodi.
2) Dalam tenggang waktu tiga sampai empat bulan ASI sudah cukup untuk tumbuh
kembang bayi dengan baik.
3) ASI merupakan makanan utama bagi bayi dantelah siap setiap saat dalam keadaan
steril dan mudah dicerna.
4) Pemberian ASI dapat mempercepat terjadi involusi uteri.
5) Pemberian ASI dapat bersifat sebagai alat kontrasepsi sampai waktu tiga bulan dam
memperkecil kejadian keganasan payudara

Modul Praktikum Gizi 20


6) Memberikan ASI meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan jiwa bayi, sebagai
titik awal kualitas sumber daya manusia.
7) Kolustrum juga mengandung cukup banyak komponen yang diperlukan bayi.

E. Faktor-faktor yang menyebabkan seorang ibu tidak memberikan ASI pertama


(kolustrum).
Beberapa penelitian menunjukkan banyak faktor yang menyebabkan seorang ibu tidak
menyusui bayinya, terutama dalam pemberian kolustrum,antara lain :
1) Faktor kurangnya petugas kesehatan, sehingga masyarakat kurang mendapat
penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI terutama kolustrum.
2) Faktor kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian kolustrum.
3) Faktor perubahan sosial budaya yang masih berlaku di beberapa daerah yang
mengharuskan kolustrum dibuang.
4) Faktor ASI yang belum keluar pada hari-hari pertama sehingga perlu ditambah susu
formula.
5) Faktor payudara kecil sehingga tidak menghasilkan cukup ASI pertama (kolustrum).
Besar kecilnya payudara tidak menentukan banyak sedikitnya produksi ASI pertama
(kolustrum) karena payudara yang besar hanya mengandung lebih banyak jaringan
lemak dibandingkan yang kecil.

4. Asi Eksklusif
a. Pengertian ASI eksklusif
ASI eksklusif adalah bayi yang hanya diberikan ASI saja tanpa makanan tambahan
dari cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa bantuan
bahan makanan padat seperti pisang pepaya, nasi yang dilembutkan, bubur susu,
biskuit, bubur nasi, dan lain sebagainya . Menurut Roesli (2009), ASI
eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain
seperti susuformula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa bahan makanan padat
seperti pisang, papaya, bubur susu, biscuit, bubur nasi dan tim, Sedangkan menurut
Sulistyawati (2009), menyatakan ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan
dan minuman pendamping ( termasuk air jeruk, madu, air gula), yang dimulai sejak
bayi baru lahir, sampai dengan usia 6 bulan.

Modul Praktikum Gizi 21


b. Waktu dan cara pemberian ASI
Pemberian ASI secara eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu selama 6 bulan, dan
setelah 6 bulan bayi diperkenalkan dengan makanan padat atau sering disebut dengan
makanan pendamping ASI (MP-ASI) dan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2
tahun atau bahkan lebih.

Pemberian ASI ada dua cara yaitu dengan cara langsung (langsung menyusui) dan
cara tidak langsung (ASI perah). Pemberian ASI yang tidak secara langsung
sebaiknya diberikan dengan sendok, cangkir, agar bayi tetap berusaha menghisap dan
mencegah terjadinya bingung puting. WHO dan UNICEF merekomendasiakan
metode tiga langkah untuk mencapai ASI eksklusif, menyusui segera setelah
melahirkan, tidak memberikan makanan tambahan apapun pada bayi, dan yang terahir
menyusui sesering dan sebanyak yang diharapkan bayi. UNICEF memberikan
klarifikasi tentang rekomendasi jangka waktu pemberian ASI eksklusif, rekomendasi
terbaru UNICEF bersama dengan World Health Assembly (WHA) adalah
menetapkan jangka waktu pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Profil
Kementrian kesehatan RI (2011) menyatakan, prinsip pemberian ASI adalah dimulai
sedini mungkin, eksklusif selama 6 bulan diteruskan sampai 2 tahun dengan makanan
pendamping ASI sejak usia 6 bulan. Manajemen menyusui yang baik perlu dilakukan
sehingga produksi ASI dinyatakan cukup sebagai makanan tunggal untuk
pertumbuhan bayi yang normal sampai usia enam bulan, Selain itu pemberian ASI
ekslusif hingga enam bulan dapat melindungi bayi dari resiko infeksi saluran
pencernaan.

c. Jenis - jenis ASI


ASI yang dihasilkan secara alami sejak ibu melahirkan sampai dengan selama ibu
menyusui bayinya, ASI dibedakan dalam tiga jenis:
1) Kolostrum merupakan cairan berwarna kuning keemasan dan lebih menyerupai darah
daipada susu karna mengandung seldarah putih yang dapat membunuh kuman
penyakit. Kolustrum keluar pada hari pertama- hari ke-4/ ke-7.
2) Transitional milk (ASI peralihan) ASI peralihan adalah ASI ibu yang dihasilkan
setelah keluarnya kolostrum. ASI peliharaan di keluarkan antara 8-20 hari, dimana
kadar lemak, laktosa, dan vitamin larut dalam air lebih tinggi sedangkan kadar

Modul Praktikum Gizi 22


protein, mineral lebih rendah serta mengandung lebih banyak kalori dari pada
kolostrum.
3) Mature milk (ASI matang)
ASI matang adalah ASI yang dihasilkan sekitar hari ke-14 setelah melahirkan dengan
volume kurang lebih lebih 300-850 ml/hari. ASI matang mengandung sekitar 90% air
yang diperlukan untuk memelihara hidrasi bayi, dan 10% karbohidrat, protein, dan
lemak untuk perkembangan bayi.
Mature milk (ASI matang) memiliki dua tipe :
a) Foremilk .Jenis ini dihasilkan pada awal mature milk yang mengandung air,
vitamin dan kadar lemak rendah (1-2 gr/dl), warnanya kelihatan lebih
kebiruan
b) Hind-milk Hind-milk mengandung lemak tingkat tinggi dan sangat di
perlukan untuk pertambahan berat badan bayi. Hind-milk berwarna lebih
putih dari pada foremik karena kandungan lemaknya 2-3 lebih tinggi.

d. Proses pengeluaran ASI


Saat bayi menghisap, beberapa hormon mulai bekerja sama untuk
memproduksi ASI.
Berikut ini proses aliran ASI saat bayi menghisap payudara:
1) Isapan bayi menstimulasi saraf yang ada di puting payudara
2) Saraf ini mengirim perintah kepada kelenjar pituitari yang ada di otak ibu untuk
memproduksi ASI
3) Kelenjar pituiteri merespon printah tersebut dengan melepaskan hormon
prolaktin dan oksitosin
4) Hormon prolaktin merangsang payudara untuk memproduksi ASI
5) Hormon oksitosin merangsang kontraksi otot-otot kecil yang ada di sekeliling
saluran susu di payudara. Kontraksi ini memerah saluran
6) Susu dan mengeluarkan air susu ke gudang susu di bawah areola.

Modul Praktikum Gizi 23


e. Hormon dalam proses pembentukan ASI
Hormon yang terlibat dalam proses pembentukan ASI adalah:
1) Human placental lactogen (HPL)
Saat kehamilan pertama plasenta mengeluarkan banyak HPL yang berperan
dalam pertumbuhan payudara, puting dan areola, sebelum melahirkan. Pada
bulan kelima dan keenam kehamilan payudara siap memproduksi air susu ibu.
2) Progesteron Hormon
progesteron dapat mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Kadar
progesteron dan estrogen menurun sesaat setelah ibu melahirkan. Hal ini yang
dapat menstimulasi produksi ASI secara besar-besaran
3) Estrogen
Hormon ini dapat menstimulasi pembesaran saluran ASI. Kadar estrogen dalam
tubuh menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama
ibu tetap menyusui
4) Prolaktin .
Prolaktin berperan dalam membesarnya alveoli pada wanita masa hamil.
5) Oksitosin
Setelah ibu melahirkan oksitosin mengencangkan otot halus di sekitar alveoli
untuk mengeluarkan ASI menuju salaluran payudara

Modul Praktikum Gizi 24


BAB IV
GIZI BALITA

Tujuan Umum :
Setelah mengikuti proses belajar peserta didik memahami pentingnya gizi bagi balita.

Tujuan Khusus:
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar peserta didik mampu:
1. Menjelaskan komponen komponen dalam gizi balita
2. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi status gizi balita
3. Menjelaskan angka kecukupan gizi balita
4. Menjelaskan gangguan gizi pada balita
5. Menjelaskan akibat malnutrisi pada balita

MATERI
1. Balita
a. Pengertian Balita
Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang berada dalam
rentang usia tertentu. Rentang usia balita ddimulai daru satu sampai dengan lima tahun,
atau bisa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 12-59 bulan.
b. Kelompok anak balita Menurut Soehardjo (1992) balita adalah anak yang termasuk
dalam golongan 1 –5 tahun atau 12 – 59 bulan. Pada masa balita ini adalah masa
pertumbuhan dan perkembangan yang cepat. Pertumbuhan berarti bertambah besar dalam
ukuran fisik akibat bercepat gandanya sel untuk mengetahui keadaan pertumbuhan dan
perkembangan anak yang paling baik dapat dilihat dari status gizi. Balita rawan gizi
disebabkan, antara lain:
1) Anak balita baru berada dalam masa transisi dari makanan bayi ke makanan
orang dewasa.
2) Biasanya anak balita ini sudah mempunyai adik atau ibu sudah bekerja penuh, sehingga
perhatian ibu kurang.
3) Anak balita sudah mulai main tanah dan sudah dapat main di luar rumahnya sendiri,
sehingga lebih terpapar dengan lingkungan kotor dan kondisi yang memungkinkan
untuk terinfeksi dengan berbagai macam penyakit.

Modul Praktikum Gizi 25


4) Anak balita belum dapat mengurus dirinya sendiri, termasuk dalam memilih makanan.
Di pihak lain ibunya sudah tidak begitu memperhatikan lagi makanan anak balita,
karena dianggap sudah dapat makan sendiri.

Kebutuhan zat gizi balita berdasarkan angka kecukupan gizi rata-rata per hari :
Gol umur BB TB Energi Protein Lemak
1-3 tahun 12 90 1000 25 28
4-5 tahun 17 110 1550 39 39
Sumber :Widya Karya pangan dan gizi, 2005

2. Gizi Balita
a. Komponen-komponen dalam Gizi Balita
Menurut Almatsier (2004) menyatakan bahwa zat-zat gizi penting yang perlu
mendapat perhatian dalam konsumsi makanan bayi dan balita antara lain sebagai
berikut :
1) Energi . Banyak dibutuhkan dalam jumlah relatif besar oleh balita dibandingkan
dengan orang dewasa karena digunakan untuk mendukung pertumbuhan yang
pesat. Pada tahun - tahun pertama, kebutuhan energi mencapai 100 sampai dengan
200 kkal/kgBB (kilokalori/kilogram berat badan) Tiga tahun berikutnya,
kebutuhan energi berkurang sebanyak 10 kkal/kg BB
2) Protein. Merupakan sumber asam amino esensial, diperlukan sebagai zat
pembangun yang digunakan untuk pertumbuhan dan pembentukan protein dalam
serum, enzim, hormon dan antibodi, protein juga untuk proses regerasi sel,
memelihara keseimbangan cairan tubuh, dan sebagai cadangan sumber energi.
3) Lemak Lemak dan minyak merupakan sumber energi paling padat, yang
menghasilkan 9 kkal untuk tiap gram, yaitu 21/2 kali lebih besar energi yang
dihasilkan oleh karbohidrat dan protein dalam jumlah yang sama. Lemak tubuh
pada umumnya disimpan sebagai berikut 50% di jaringan bawah kulit (subkutan),
45% di sekeliling organ dalam rongga perut, dan 55 % di jaringan intranuskuler
Karbohidrat
Karbohidrat memegang peranan penting karena merupakan sumber energi utama
bagi manusia harganya relatif murah. Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-

Modul Praktikum Gizi 26


tumbuhan melalui proses fotosintesis klorofil tanaman dengan bantuan sinar
matahari mampu membentuk karbohidrat sederhana glukosa di samping itu
dihasilkan O2 yang lepas di udara.
4) Vitamin Vitamin adalah zat-zat organik yang dibutuhkan dalam jumlah yang
sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk di dalam tubuh, vitamin
berperan dalam beberapa tahap reaksi metabolisme energi, pertumbuhan dalam
pemeliharaan tubuh, pada umumnya sebagai koenzim atau sebagai bahan dari
enzim. vitamin meliputi vitamin - vitamin larut lemak dan vitamin larut air.
Vitamin larut lemak A,D,E,K mempunyai peranan falit tertentu di dalam tubuh,
sedangkan vitamin yang larut air adalah vitamin C1, B1, B2, niosin, biotin,
asam pentotinot, B6, Folat, Vitamin B12.

b. Status Gizi balita


Status Gizi merupakan tanda-tanda atau penampilan fisik yang diakibatkan oleh
adanya keseimbangan pemasukan gizi di suatu pihak, serta pengeluaran oleh
organisme di lain pihak yang terlihat, melalui variabel-variabel tertentu yaitu melalui
suatu indikator status gizi, asupan zat gizi mempengaruhi status gizi seseorang, selain
asupan zat gizi infeksi juga mempengaruhi status gizi.
Masalah kurang asupan zat gizi dan adanya penyakit infeksi yang biasanya menjadi
penyebab. Status gizi seseorang secara langsung dipengaruhi oleb asupan (Intake)
makanan dan infeksi penyakit. Faktor intake makanan dapat diukur jumlah
serta mutu makanan, sedangkan konsumsi makanan dan langkah-langkah menentukan
status gizi dengan antropometri sebagai berikut:
1) Melaksanakan. pengukuran (berat badan, panjang badan/tinggi badan, lingkar lengan
atas, lingkar kepala, lingkar dada, tebal lipat kulit)
2) Menentukan status gizi dengan:
a) Menggunakan standar / baku dan klasifikasi (pada bayi dan anak sampai
usia, tertentu)
b) Menggunakan rumus tertentu prinsip yang digunakan untuk mengadakan
pengukuran adalah dengan cara, yang paling sederhana, paling cepat, paling
mudah dengan hasil yang maksimal. Biasanya dengan mengukur: (1) Masa,
tubuh berat badan Linier tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, dan
lingkar dada. (2) Komposisi tubuh dan cadangan kalori serta, protein lemak
subkutan dan otot.

Modul Praktikum Gizi 27


c) Tergantung umur ( Age dependent)
Pengukuran status gizi menurut umur ada 3 yaitu
(1) Berat badan terhadap umur (BB/U) Berdasarkan berat badan
karakteristik ini, maka indeks berat badan menurut umur (BB/U)
digunakan sebagai salah satu cara. Berat badan adalah salah satu
parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh saat
sensitif terhadap pembahan perubahan yang mendadak, misalnya
karena, terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau
jumlah makanan yang dikonsumsi. Berat badan adalah parameter
yang sangat labil. Dalam keadaan normal, dimana keadaan
kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan gizi
terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti pertumbuhan
umum. Sebaliknya dalam. keadaan abnormal, terdapat 2 kemungkinan
perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembang cepat atau, lebih
lambat dari keadaan normal. Mengingat karakteristik berat badan yang
labil, maka indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang
saat ini (carrent nutritional status). Kelebihan indeks BB/U antara, lain:
lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum, baik
mengukur status gizi akut dan kronis, saat sensitif terhadap perubahan-
perubahan kecil dan dapat mendeteksi kegemukan (over weight).
Kekurangan pada BB/U adalah dapat mengakibatkan interpretasi status
gizi yang keliru bila, terjadi oedema, dan asites serta memerlukan data
umum yang akurat Supariasa (2002).
(2) Tinggi badan terhadap umur (TB/U). Tinggi badan merupakan
antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal.
Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan
pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan relatif kurang sensitif
terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh
defisiensi gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang
relatif lama. Berdasarkan karakteristik tersebut tinggi badan
menggambarkan status gizi masa latu dan lebih erat kaitannya dengan
status sosial ekonomi. Kelebihan indeks TB/U yaitu untuk menilai
status gizi masa lampau dan ukuran panjang dan dapat di buat sendiri,
murah dan mudah dibawa. Kekurangannya yaitu tinggi badan tidak

Modul Praktikum Gizi 28


cepat naik, pengukuran relatif sulit dilakukan karena anak harus berdiri
tegak dan ketepatan umur sulit di dapat.
(3) Lingkar lengan atas terhadap umur (LLA/U). Lingkar lengan
atas memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan
lemak di bawah kulit. Lingkaran lengan atas berkolerasi dengan indeks
BB/U maupun BB/PB. Lingkar lengan atas merupakan parameter
antropornetri yang sangat sederhana dan mudah dilakukan. Lingkar
lengan atas merupakan indeks status gizi saat ini. Kelebihan
LLA/U yaitu indikator yang baik untuk menilai KEP berat. Alat
ukur murah, sangat ringan dan dapat dibuat sendiri. Kelemahannya
yaitu hanya dapat mengidentifikasi anak dengan KEP berat badan sulit
digunakan untuk melihat perturmbuhan anak terutama anak usia 2 -5
tahun yang pembahannya tidak nampak nyata.

c. Faktor yang mempengaruhi gizi Balita :


(1) Tingkat pendidikan ibu
(2) Pengetahuan ibu tentang gizi
(3) Pendapatan keluarga.
(4) Pekerjaan ibu
(5) Jumlah anggota keluarga
(6) Penyakit infeksi
(7) Asupan nutrisi

d. Kebutuhan Gizi Balita


Balita dalam proses tumbuh kembangnya ditentukan oleh makanan yang dimakan sehari-
hari. Kebutuhan gizi balita dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, kegiatan, dan suhu
lingkungan udara panas
Kebutuhan gizi tersebut terdiri dari:
1) Energi Angka kecukupan energi (AKG, 2004) balita usia 1-3 tahun dan 4-4 tahun
secara bertutut-turut adalah 1000 kkal dan 1550 kkal. Kebutuhan energi balita secara
perorangan didasarkan energi untuk metabolisme basal, kecepatan pertumbuhan, dan
aktivitas. Rata-rata kebutuhan energi untuk pertumbuhan setelah usia 12 bulan rendah,
kurang lebih 5 kkal/g penambahan jaringan. Kebutuhan energi balita dengan umur,
gender, dan ukuran tubuh yang sama bervariasi.

Modul Praktikum Gizi 29


2) Protein Protein harus dikonsumsi secara seimbang karena protein dibutuhkan untuk
proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Protein digunakan setelah karbohidrat
dan lemak tidak mencukupi pasokannya di dalam tubuh. Sumber protein dapat
diperoleh dari ayam, kacang-kacangan, susu, yoghurt, roti dan lain-lain
3) Lemak Merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan aktifitas fisik bagi
balita. Lemak memberi cita rasa yang gurih, rasa kenyang, dan kelezatan makanan.
Sumber makanan yang berasal dari lemak makanan. Sumber makanan yang berasal
dari lemak seperti daging, mentega, mayones, keju dan susu.
4) Vitamin dan mineral. Vitamin dibagi menjadi 2 kelompok yaitu vitamin yang
larut dalam air (vitamin B dan C) dan vitamin yang tidak larut dalam air (vitamin A,
D, E dan K). Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting
dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun
fungsi tubuh secara keseluruhan, berperan dalam berbagai tahap metabolisme,
terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim Berdasarkan Angka
kecukupan gizi (AKG) yang dikeluarkan dalam Widya Karya Nasional Pangan dan
Gizi (WKNPG) tahun 1998, umur dikelompokkan menjadi 1-3 tahun, 4-6 tahun,
dengan catatan pengelompokan diatas tidak membedakan jenis kelamin.

e. Angka Kecukupan Gizi Balita


Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan untuk balita dibagi menjadi dua
kelompok yaitu anak usia 1-3 tahun dengan rata-rata berat badan 12,0 kg dan tinggi
badan 90 cm, anak usia 4-5 tahun dengan rata-rata berat badan 17,0 kg dan tinggi
badan 110 cm
Tabel Angka Kecukupan Gizi Balita
Usia
Zat Gizi
1-3 Tahun 4-5 Tahun
Energi (kkal) 1000 1550
Protein (gram) 25 39
Vitamin A (RE) 400 450
Vitamin D (μg) 5 5
Vitamin E (mg) 6 7
Vitamin K (μ) 15 20
Thiamin (mg) 0,5 0,6

Modul Praktikum Gizi 30


Riboflamin (mg) 0,5 0,6
Niacin (mg) 6 8
Asam Folat (μg) 150 200
Piridoksin (mg) 0,5 0,6
Vitamin B12 (μg) 0,9 1,2
Vitamin C (mg) 40 45
Kalsium (mg) 500 500
Fosfor (mg) 400 400
Magnesium (mg) 60 90
Besi (mg) 8 9
Yodium (μg) 120 120
Seng (mg) 8,3 10,3
Selenium (μg) 17 20
Mangan (mg) 1,2 1,5
Flour (mg) 0,6 0,9

f. Akibat Malnutrisi Pada Balita


1) Kekurang Energi Protein
2) Gizi buruk

g. Pesan Gizi Seimbang untuk Anak Usia 2 – 5 Tahun


1) Biasakan makan 3 kali sehari (pagi, siang dan malam) bersama keluarga
Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi selama sehari dianjurkan agar anak makan secara
teratur 3 kali sehari dimulai dengan sarapan atau makan pagi, makan siang dan makan
malam. Untuk menghindarkan/mengurangi anak-anak mengonsumsi makanan yang
tidak sehat dan tidak bergizi dianjurkan agar selalu makan bersama keluarga. Sarapan
setiap hari penting terutama bagi anak-anak oleh karena mereka sedang tumbuh dan
mengalami perkembangan otak yang sangat tergantung pada asupan makanan secara
teratur.
2) Perbanyak mengonsumsi makanan kaya protein seperti ikan, telur, tempe, susu
dan tahu.
Untuk pertumbuhan anak, dibutuhkan pangan sumber protein dan sumber lemak kaya
akan Omega 3, DHA, EPA yang banyak terkandung dalam ikan. Anak-anak

Modul Praktikum Gizi 31


dianjurkan banyak mengonsumsi ikan dan telur karena kedua jenis pangan tersebut
mempunyai kualitas protein yang bagus. Tempe dan tahu merupakan sumber protein
nabati yang kualitasnya cukup baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.Jika
memberikan susu kepada anak, orang tua tidak perlu menambahkan gula pada saat
menyiapkannya. Pemberian susu dengan kadar gula yang tinggi akan membuat selera
anak terpaku pada kadar kemanisan yang tinggi. Pola makan yang terbiasa manis akan
membahayakan kesehatannya di masa yang akan datang. (Lihat pesan umum nomor 5
tentang batasi konsumsi pangan yang manis).
3) Perbanyak mengonsumsi sayuran dan buah-buahan.
Sayuran dan buah-buahan adalah pangan sumber vitamin, mineral dan serat. Vitamin
dan mineral merupakan senyawa bioaktif yang tergolong sebagai antioksidan, yang
mempunyai fungsi antara lain untuk mencegah 32 kerusakan sel. Serat berfungsi
untuk memperlancar pencernaan dan dapat mencegah dan menghambat
perkembangan sel kanker usus besar.
4) Batasi mengonsumsi makanan selingan yang terlalu manis, asin dan berlemak.
Pangan manis, asin dan berlemak banyak berhubungan dengan penyakit kronis tidak
menular seperti diabetes mellitus,tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.
5) Minumlah air putih sesuai kebutuhan.
Sangat dianjurkan agar anak-anak tidak membiasakan minum minuman manis atau
bersoda, karena jenis minuman tersebut kandungan gulanya tinggi. Untuk mencukupi
kebutuhan cairan sehari hari dianjurkan agar anak anak minum air sebanyak 1200 –
1500 mL air/hari
6) Biasakan bermain bersama dan melakukan aktivitas fisik setiap hari.
Dengan semakin berkembangnya teknologi dan kemudahan akses permainan tanpa
aktivitas fisik yang banyak ditawarkan permainan dengan teknologi canggih
(electronic game), menimbulkan kekhawatirantersendiri bagi para orang tua akan
perkembangan mental serta psikomotorik anak. Permainan tradisional dan
bermainbersama teman penting untuk anak-anak karena dapat melatih kemampuan
sosial dan mentalanak. Permainan tradisional dan bermain bersama dan melakukan
aktivitas fisik dalam bentuk permainan dapat mengusir rasa bosan pada anak dan
merangsang perkembangan kreativitasnya. Hal ini akan mendukung tumbuh kembang
dan kecerdasan anak.

Modul Praktikum Gizi 32


LATIHAN SOAL & KUNCI JAWABAN
Latihan soal
1. Jelaskan Prinsip-Prinsip gizi dalam Menopause!
2. Jelaskan faktor yang mempengaruhi status gizi balita!
3. Jelaskan angka kecukupan gizi balita
4. Jelaskan pesan gizi balita usia 2-5 tahun!
5. Jelaskan akibat malnutrisi pada balita!

Kunci Jawaban
1. Menopause di masukan kedalam kelompok rentan gizi meskipun tidak ada hubungannya dengan
pertumbuhan badan, bahkan sebaiknya sudah terjadi involusi dan degenerasi jaringan dan sel-
selnya. Timbulnya kerentanan terhadap kondisi gizi di sebabkan kondisi fisik, baik anatomis
maupun fungsionalnya. Fungsi alat pencernaan dan kelenjar-kelenjarnya juga sudah menurun,
sehingga makanan yang mudah dicerna dan tidak memberatkan fungsi kelenjar pencernaan,.
Makanan yang tidak banyak mengandung lemak, pada umumnya lebih mudah dicerna, tetapi
harus cukup mengandung protein dan karbohidrat. Gizi seimbang adalah memenuhi kebutuhan
gizi per harinya dengan asupan za-zat gizi makanan yang mengandung karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, mineral, dan air. Kebutuhan gizi orangdewasa dengan berat normal adalah
sekitar 2000-2200 Kkal per hari. Dengan pemenuhan gizi secara seimbang ini diharapkan
seseorang tidak kelebiahan atau kekurangan berat badan dan jugaterjangkit suatu penyakit
seperti diabetes mellitus atau anemia.
2. Status gizi anak dapat dipengaruhi oleh dua hal yaitu asupan makanan yang kurang dan
penyakit infeksi. Asupan energi yang kurang dapat menyebabkan ketidakseimbangan
negatif akibatnya berat badan lebih rendah dari normal atau ideal
3. Kebutuhan nutrisi pada balita
4. Kebutuhan gizi balita usia 4-5 tahun
Energi: 1600 kilo kalori (kkal)
Protein: 35 gram.
Karbohidrat: 220 gram
Lemak: 62 gram.
5. Malnutrisi menyebabkan balita kekurangan protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan
mineral. Oleh sebab itu, mereka jadi lebih cepat sakit. Contohnya, kekurangan zat besi
akan menyebabkan anemia atau kekurangan vitamin C berdampak pada warna kulit
yang tidak sama rata.

Modul Praktikum Gizi 33


Daftar Pustaka :
 Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta : Menteri Kesehatan RI; 2014

 Kristiyanasari,W. 2009. ASI,Menyusui dan Sadari. Yogyakarta : Nuha Medika.


 Mubarak, W.I. 2011. Sosiologi untuk Keperawatan:Pengantar dan Teori Jakarta:
Salemba Medika
 Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Prilaku Kesehatan Jakarta:Rineka Cipta
 Notosoedirjo, M dan Latipun. 2005 Kesehatan mental:konsep dan penerapannya edisi 4,
Malang: Universitas Muhamadiyah Malang
 Roesli, U. 2009. Mengenal ASI Eksklusif Jakarta:
 Trubus Agriwidya IKAPI . 2010. Inisiasi Menyusui Dini: Plus ASI Eksklusif
Jakarta:Pustaka Bunda
 Soehadrjo, (1992). Perkembangan Makanan Pada Bayi dan Anak. Yogyakarta:
 Kanisius Sunita. (2003). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama
 Supariasa, Imade & Dewa, (2002). Penilaian Status Gizi Jakarta:EGC
 Syafrudin & Karningsih. 2011. Penyuluhan KIA(Kesehatan ibu dan anak).
 Jakarta Timur:CV.Trans Info Media

Modul Praktikum Gizi 34

Anda mungkin juga menyukai