Anda di halaman 1dari 12

I-1

Nama : Sinthia Laurenz

NIM : 432 19 049

Kelas : 4b

PERANCANGAN PABRIK KIMIA

TUGAS (dikumpul paling lama tanggal 15 Juni 2020 jam 18.00)


1. Tulislah judul tugas Prarancangan pabrik yang saudara rencana kerjakan!
Jawab : Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Minyak Jelantah dengan Kapasitas 20.000
Ton/Tahun
2. Hitunglah perbandingan harga produk dengan bahan baku

Jawab :
Minyak jelantah merupakan bahan baku yang murah dibandingkan bahan baku lainnya.
Adapun perbandingan rata-rata bahan baku dalam produksi biodiesel pada tahun 2007
(US/ton) dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel Perbandingan harga bahan baku produksi biodiesel tahun 2007
Jenis bahan baku Harga (USD/ton)
Crude palm oil 703
Rapesses oil 824
Saybean 771
Waste cooking il 224
Yellow grease 412
Sumber : Demirbas, 2009
Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) memaparkan sejumlah program jangka
pendek dan jangka panjang untuk mencapai target dalam KEN. RUEN menargetkan produksi
BBN sebesar 15,6 juta kiloliter (KL) pada 2025 dan 54,2 juta KL pada 2050, serta target
pencampuran (blending target) sebesar 30% biodiesel dan 20% bioethanol. Untuk mencapai
target tahun 2025, Indonesia perlu memproduksi 8,7 juta Kl biodiesel (Hidayat 2016), lebih
dari tujuh kali lipat tingkat produksi biodiesel pada 2015.
I-2

3. Jelaskan cara penentuan kapasitas produksi sehingga didapat x ton/tahun


Jawab :

Prediksi kapasitas pabrik salah satunya diambil berdasarkan data statistik yang diperoleh dari
working paper 2.2 Pengembangan bioenergi Indonesia mengenai biodiesel yang terpakai di
Indonesia.

Tabel 1.3 Data biodiesel terpakai


Tahun Biodiesel terpakai (ton)
2011 286.000
2012 637.000
2013 996.000
2014 1.520.000
2015 817.000
2016 2.797.000
2017 2.604.000
sumber : Pengembangan bioenergi di Indonesia

grafik biodiesel terpakai


3500000

y = 396250x - 8E+08
3000000

2500000
biodiesel terpakai (KL)

2000000

1500000

1000000

500000

0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
tahun
I-3

Untuk menghitung kebutuhan biodiesel terpakai di Indonesia pada beberapa tahun yang
akan datang, maka dapat digunakan persamaan garis lurus pada persamaan linear dibawah ini:

y = 396250x - 8x10^8

dimana, x : tahun produksi


Berdasarkan persamaan linear tersebut, dapat diketahui kebutuhan biodiesel pada tahun
2024 sebagai berikut,
kebutuhan biodiesel tahun 2024 = 39.6250x – 8 x 108
= 39.6250(2024) – 8 x 108
= 2.010.000 Kl
= 2.010.000.000 liter
Diketahui densitas solar = 0,85 kg/L

kg
Maka, = 2.010.000.000 liter x 0,85 l

= 1.708.500.000 kg (1 ton = 1000 kg)


= 1.708.500 ton
Kapasitas yang diinginkan = 1% dari kebutuhan biodiesel
= 1% x 1.708.500 ton
= 17.085 ton

Sehingga, kapasitas yang digunakan prarancangan biodiesel pada tahun produksi 2024
adalah 20.000 ton/tahun.
Pendirian pabrik biodiesel dari minyak jelantah ini diharapkan mampu memenuhi
Rencana Umum Energi Nasional untuk tahun 2025. Selain itu, pendirian pabrik ini juga
diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap sosial dan ekonomi negara Indonesia.
Dalam artian, pendirian pabrik ini diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran yang ada
di Indonesia, meningkatkan kesejahteraan negara, serta memanfaatkan limbah minyak jelantah
I-4

4. Jelaskan manfaat penentuan lokasi yang tepat

Jawab : Lokasi pabrik sangat menentukan kelayakan ekonomis pabrik setelah beroperasi.
Untuk itu pemilihan lokasi yang tepat sangat diperlukan sejak tahap perancangan dengan
memperhatikan berbagai macam pertimbangan. Pertimbangan utama yaitu lokasi yang
dipilih harus memberikan biaya produksi dan distribusi yang minimum, disamping
beberapa faktor lain yang harus dipertimbangkan misalnya pengadaan bahan baku, utilitas
dan dengan tetap memperhatikan ketersediaan tempat untuk pengembangan pabrik dan
kondisi yang aman untuk operasi pabrik. Kemudahan dalam pengoperasian pabrik dan
perencanaan di masa depan merupakan faktor-faktor yang perlu mendapat perhatian dalam
penetapan lokasi suatu pabrik. Hal tersebut menyangkut faktor produksi dan distribusi dari
produk yang dihasilkan.

5. Jelaskan cara memilih proses yang digunakan

Jawab : Alkil ester dari minyak nabati atau yang umum disebut biodiesel merupakan suatu
bahan bakar alternatif untuk mesin diesel. Kebanyakan teknologi dalam produksi biodiesel
diperoleh dari industri oleokimia. Kandungan asam lemak bebas (FFA) bahan baku
merupakan salah satu faktor penentu jenis proses pembuatan biodiesel. Umumnya, minyak
jelantah memiliki kadar FFA tinggi (lebih dari 2%) sehingga memerlukan pretreatment
berupa proses praesterifikasi sebelum diproses dengan metode transesterifikasi. Jika kadar
FFA minyak tersebut rendah, sebelumnya tidak perlu dilakukan proses praesterifikasi
dengan menentukan terlebih dahulu harga FFA minyak.
Dengan bahan dasar minyak jelantah, biodiesel dapat dihasilkan dan diproduksi
dengan beberapa proses yaitu sebagi berikut:
a. Proses transesterifikasi dengan katalis basa (alkali).
b. Proses esterifikasi dengan katalis asam.
c. Proses esterifikasi dengan katalis asam melalui proses pencucian hexane.
d. Proses transesterifikasi dengan metode supercritical metanol
I-5

6. Susunlah diagram blok fungsional dan operasional proses yang digunakan

Jawab :

Sulfuric Acid,
Sulfuric Acid,
Metanol
Metanol

Filter Esterification Esterification

Waste Cooking Oil Remove food Pretreatment Pretreatment


particles and
other solids from (First) (Second)
waste cooking oil.
Convert free fatty acids
to esters via acid
catalyzed esterification Settle, remove
reaction.
NaOH

Metanol Transesterification
Biodiesel Separation Reaction
Distillation
Unit

Metanol
Distill metanol from Convert
Separate the triglycerides to fatty
glycerin and
glycerin and acid methyl esters
biodiesel phase.
Metanol biodiesel (biodiesel) via
phase alkaline catalyzed
(to reuse) transesterification
reaction.
Biodiesel

Washing Unit
Wash biodiesel with warm
water to remove residual Biodiesel Product
catalyst and/or soaps

Gambar 2.1 Blok Diagram Proses Transesterifikasi Dengan Katalis Basa


I-6

Sulfuric Acid,
Metanol

Filter Esterification Separation


Waste Cooking Oil Reaction Unit

Remove food
particles and Convert free Separate the
other solids fatty acids to glycerin and
esters via acid biodiesel
Biodiesel Metanol

Metanol
Distillation
Washing Unit

Biodiesel Product Wash biodiesel with


Distill metanol
warm water to Biodiese from glycerin
remove residual
l and biodiesel
catalyst and/or soaps
phase.

Metanol (to reuse)

Gambar 2.2 Blok Diagram Proses Esterifikasi Dengan Katalis Asam

Sulfuric Acid,
Metanol

Filter Esterification Separation


Reaction Unit
Waste Vegetable Oil Remove food
particles and Convert free fatty Separate the
other solids from acids to esters via glycerin and
waste vegetable acid catalyzed biodiesel
oil. esterification phase
reaction.

Biodiesel Metanol

Metanol
Distillation
FAME Purification
Biodiesel Washing Unit Distill metanol from
Product Because most of the glycerin and
metanol remained in the Wash biodiesel with biodiesel phase.
glycerol stream after the hexane to remove residual
catalyst and/or soaps Biodiesel
hexane extraction and
second metanol/water
washing

Metanol (to reuse)

Gambar 2.3 Blok Diagram Proses Esterifikasi Dengan Katalis Asam Melalui Proses
Pencucian hexane
I-7

7. Susunlah diagram blok kualitatif kondisi operasi, tuliskan deskripsi prosesnya

Jawab : Berdasarkan pada kondisi operasi dan optimasi proses, metode supercritical
metanol dibagi menjadi dua step, yaitu:
1. One stage transesterification process
Proses transesterifikasi melalui satu tahap didefinisikan sebagai proses pengubahan
trigliserida dan asam lemak bebas (FFA) yang terkandung didalam minyak menjadi metil
ester dalam satu kali proses pada kondisi operasi yang tinggi (suhu operasi = 350ºC dan
tekanan operasi = 20-50MPa).
Ada dua tahap proses dalam tahap ini yaitu:
a. Transesterifikasi, mengubah trigliserida menjadi metil ester menggunakan metanol
pada kondisi superkritis (suhu operasi = 350 ºC dan tekanan = 20-50 MPa).
b. Esterifikasi, mengubah asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak menjadi
metil ester menggunakan metanol pada kondisi superkritis (suhu operasi = 350 ºC
dan tekanan operasi = 20-50MPa).

Gambar Metode Supercritical Metanol Melalui Satu Step

2. Two stage transesterification process


Proses transesterifikasi melalui dua tahap ini didefinisikan sebagai proses pengubahan
trigliserida dan asam lemak bebas (FFA) yang terkandung didalam minyak menjadi
methyl esther dalam dua kali proses pada kondisi operasi yang lebih rendah dibandingkan
dengan metode yang pertama (suhu operasi = 270 ºC dan tekanan = 7-20 MPa).
I-8

Ada dua tahap proses dalam tahap ini yaitu:


a. Hidrolisis, mengubah trigliserida menjadi metil ester menggunakan air pada kondisi
subkritis (suhu operasi = 270ºC dan tekanan = 7-20 MPa).
b. Transesterifikasi, mengubah asam lemak bebas (FFA) yang terkandung dalam
minyak menjadi methyl esther menggunakan metanol pada kondisi superkritis (suhu
operasi = 270ºC dan tekanan = 7-20 MPa).
Secara umum, diagram proses untuk transesterifikasi menggunakan dua tahap reaksi dapat
digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.6 Metode Supercritical Metanol Melalui Dua Step

Secara garis besar, proses transesterifikasi menggunakan metode supercritical


metanol memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
1. Asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak akan teresterifikasi menjadi
methyl esther secara simultan
2. Tingkat konversi minyak menjadi methyl esther tinggi
3. Memerlukan waktu proses yang lebih singkat
4. Pemisahan produk (biodiesel) relatif lebih sederhana
5. Tidak dipengaruhi oleh keberadaan air
6. Tidak ada sabun yang terbentuk, sehingga mengurangi biaya pengolahan limbah
Selain memiliki kelebihan, proses ini mempunyai beberapa kelemahan, yaitu
perlunya safety treatmnent karena dalam prosesnya melibatkan suhu dan tekanan yang
sangat tinggi (diatas suhu kritisnya).
I-9

8. Susunlah diagram blok kualitatif neraca massa, tuliskan data-data pendukung


I-10

9&10. Sebutkan alat-alat tambahan yang diperlukan? Dan Apakah fungsi alat-alat tambahan
tersebut?

Jawab :
1. Tangki Penyimpanan Minyak Jelantah (F-111)

Spesifikasi Keterangan
Kode F-111
Fungsi Untuk menyimpan minyak jelantah
Tangki silinder vertikal dengan tutup atas standard
Tipe
dished head dan tutup bawah conical 20o idler
Tekanan : 1 atm
Kondisi Operasi
Suhu : 30 oC
Kapasitas 2558386,8958 in3
Diameter Luar 108 in
Tebal Shell 0,1875 in
Tebal tutup atas 0,1875 in
Tinggi tangki 267,1333 in
Bahan High Alloy SA-240 Grade S tipe 304
Jumlah 1 buah
2. Tangki Penyimpanan Asam Sulfat
Spesifikasi Keterangan
Kode F-214
Fungsi Untuk menyimpan asam sulfat
Bentuk tangki silinder vertikal dengan tutup atas dan
Tipe
bawah berbentuk standard dished heads
Tekanan : 1 atm
Kondisi Operasi
Suhu : 30 oC
Kapasitas 1332,4658 in3
Diameter Luar 12 in
Tebal Shell 0,1875 in
Tebal tutup atas 0,1875 in
Tinggi tangki 30,4673 in
Bahan High Alloy SA-240 Grade S tipe 304
Jumlah 1 buah
I-11

3. Tangki penyimpanan NaOH (F-312)


Spesifikasi Keterangan
Kode F-312
Fungsi Untuk menyimpan NaOH
Bentuk tangki silinder vertikal dengan tutup atas dan
Tipe
bawah berbentuk standard dished heads
Tekanan : 1 atm
Kondisi Operasi
Suhu : 30 oC
Kapasitas 18109,9988 in3
Diameter Luar 28 in
Tebal Shell 0,1875 in
Tebal tutup atas 0,1875 in
Tinggi tangki 68,4438 in
Bahan High Alloy SA-240 Grade S tipe 304
Jumlah 1 buah

4. Tangki penyimpanan metanol


Spesifikasi Keterangan
Kode F-215
Fungsi Untuk menyimpan metanol
Bentuk tangki silinder vertikal dengan tutup atas dan
Tipe
bawah berbentuk standard dished heads
Tekanan : 1 atm
Kondisi Operasi
Suhu : 30 oC
Kapasitas 610,3934 in3
Diameter Luar 90 in
Tebal Shell 0,3125 in
Tebal tutup atas 0,3125 in
Tinggi tangki 213,4810 in
Bahan High Alloy SA-240 Grade S tipe 304
Jumlah 1 buah
I-12

5. Tangki Penyimpanan Asam Fosfat


Spesifikasi Keterangan
Kode F-512
Fungsi Untuk menyimpan asam phospat
Bentuk tangki silinder vertikal dengan tutup atas dan
Tipe
bawah berbentuk standard dished heads
Tekanan : 1 atm
Kondisi Operasi
Suhu : 30 oC
Kapasitas 8401,6342 in3
Diameter Luar 18 in
Tebal Shell 0,1875 in
Tebal tutup atas 0,1875 in
Tinggi tangki 45,4980 in
Bahan High Alloy SA-240 Grade S tipe 304
Jumlah 1 buah

Anda mungkin juga menyukai