Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 7 :

Marcelindo Brilian A. K. (170119055) Kevin Laksmono (170219022)


Rahmat Bakti S. (170219006) Bagas Andrian (170219032)
Leonardo William (170219013)
1. Permasalahan:
- belum diketahui metode sterilisasi yang cocok untuk mikropropagasi tumbuhan tembesu.
Tujuan:
- Mengetahui apa yang akan terjadi ketika memakai teknik sterilisasi menggunakan NaOCl
10% (v/v) dengan waktu 5, 10, 15, dan 20 menit pada eksplan tenaman tembusu
- Mengetahui pengaruh penambahan ZPT BAP 1.5 ppm terhadap jumlah tunas yang dihasilkan.
2. Penelitian dilakukan di Tissue Culture Laboratory, Rumpin Seed Source and Nursery Center,
KOICA, Bogor. Waktu pelaksanaannya pada bulan Februari sampai dengan Juni 2014
3.

eksplan
Deterjen 2g/L
Disterilisasi selama 10 menit

Direndam selama 2 jam dan 1 jam (dilakukan diluar LAF)


fungisida 3g/L

Bakterisida 3g/L
3g/L
Direndam dengan 4 perlakuan (5,10,15, dan 20 menit) (Dilakukan di dalam LAF)
NaOCl konsentrasi 10% (v/v)

tween 20 (2 tetes)

Setiap perlakuan dilakukan 3 pengulangan dan setiap pengulangan terdiri dari 10 eksplan

Eksplan steril

Dipindahkan ke media induksi tunas dengan perlakuan yang berbeda


(MS0, MS modifikasi, MS+CW 15%,
MS+BAP 1.5 ppm, MS modifikasi+BAP 1.5
ppm, dan MS+CW 15%+BAP 1.5 ppm)
Dilakukan 3 pengulangan pada setiap perlakuan dan setiap pengulangan terdiri dari 5 eksplan
sehingga 90 jumlah eksplan
4. Sterilisasi eksplan dilakukan dengan merendam eksplan dalam larutan fungisida (3g/L)
selama 2jam untuk menghilangkan fungi, bakterisida (3g/L) selama 1jam untuk membunuh
bakteri, dan perendaman dalam NaOCl 10% dengan variasi waktu perendaman. Variasi
perendaman eksplan dalam larutan NaOCl 10% yang digunakan adalah 5, 10, 15, dan 20
menit. Variasi waktu perendaman NaOCl pada eksplan mempengaruhi hasil eksplan yang
hidup dan tidak mengalami kontaminasi. Dengan hasil terbaik diperoleh dengan perendaman
selama 20 menit dan presentase eksplan hidup sebesar 33.33±23.09%. (Rhomi, 2014)
Penelitian lain menggunakan perendaman dengan larutan hipoklorit 0,75% selama 15 menit
dan kemudian alkohol 70% selama 1 menit setelah menerima perlakuan perendaman
fungisida dan bakterisida (2g/L). Hasil yang diperoleh sebesar 20-53% eksplan hidup.
(Ratna, 2017)

5. A. sterilisasi eksplan
Gambar 1. Eksplan hasil sterilisasi; (a) eksplan terkontaminasi, (b) awal munculnya
kontaminasi pada bagian atas eksplan, (c) eksplan aseptik.

Tabel 1 Pengaruh lama perendaman NaOCl 10% terhadap persentase eksplan hidup,
kontaminasi, dan pencokelatan pada eksplan tembesu

B. Induksi Kalus
Tabel 2. Pengaruh komposisi media tumbuh jumlah tunas, panjang tunas, jumlah daun dan
warna daun pada mikropropagasi tembesu.
Gambar 2. Pertumbuhan tunas yang terdapat pada daun pada awal dan akhir pengamatan; a.
perlakuan MSmod+BAP, b. Perlakuan MS+BAP.

Gambar 3. Pertumbuhan eksplan pada perlakuan MS+CW15%; a. pertumbuhan tunas pada


perlakuan dengan tambahan ZPT, b. dan c. pencokelatan pada perlakuan tanpa ZPT.
6. Daftar Pustaka
Asmaliyah, Imanullah A, Dawiati W. 2012. Identifikasi dan potensi kerusakan rayap pada
tanaman tembesu (Fagaea fragrans) di kebun percobaan Way Hanakau, Lampung Utara.
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman 9(4):187-194.
Lee SK, Rao AN. 1986. In vitro regeneration of planlet in Fagaea fragrans Roxb – a tropical
tree. Plant Cell, Tissue, and Organ Culture 7:43-51.
Ratna Uli D., Supriyanto, Arum Sekar W., Benny Subandi. 2017. Regenerasi tunas adventif
dari eksplan daun tembesu (Fagraea fragrans ROXB.) melalui teknik kultur jaringan.
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman 14(1).
Rhomi Ardiansyah, Supriyanto, Arum Sekar W., Benny Subandi, Yuli Fitriani. 2014. Teknik
sterilisasi eksplan dan induksi tunas dalam mikropropagasi tembesu (Fagraea fragrans
ROXB). Jurnal Silvikultur Tropika 5(3).

Anda mungkin juga menyukai