Anda di halaman 1dari 6

KAJIAN INISIASI TUNAS DURIAN (Durio zibethinus Murr) SECARA IN VITRO

1. Bahan yang digunakan untuk eksplan


Bahan yang digunakan adalah tanaman durian lokal (Durio zibethinus Murr) yang berasal dari
wilayah Kabupaten Serang. Biji durian hasil sampling dilakukan germinasi dalam screen
house dan dipotong bagian buku/nodus setelah berumur 1-2 bulan.
2. Bahan yang digunakan untuk sterilisasi
Sterilisasi pendahuluan dilakukan dengan cara eksplan durian dipotong-potong per nodus
kemudian direndam dalam larutan klorok 20% selama 10 menit. Rendaman klorok dibuang
dan eksplan dibilas beberapa kali dengan air bersih. Eksplan direndam lagi dengan klorok
15% selama 10 menit dan kemudian dibilas sampai bersih. Selanjutnya eksplan direndam
dalam larutan alkohol 70% selama 5 menit dan dibilas beberapa kali sampai bersih. Perlakuan
terakhir adalah perendaman eksplan dalam bakterisida dan fungisida selama 1 jam dengan
penggojokan 140 rpm.
Sterilisasi utama dilakukan dalam laminar air flow. Eksplan dalam larutan bakterisida dan
fungisida di bilas dengan tween 80. Setelah itu eksplan dibilas dengan air steril sampai busa
tween bersih. Selanjutnya eksplan direndam dengan alkohol 70% selama 5 menit. Proses
selanjutnya adalah eksplan dicelupkan dalam alkohol 96% untuk kemudian dilewatkan di api
Bunsen sampai api padam. Eksplan kemudian ditanam pada media MS tanpa zat pengatur
tumbuh. Inkubasi dilakukan pada ruang termostatik dengan suhu 25-29oC.
3. Media
Media dasar yang digunakan adalah media Murashige and Skoog (MS, 1962). Media
perlakuan yang digunakan ada 4 jenis media dengan 3 konsentrasi zat pengatur tumbuh BAP
dari 0,1; 0,5 dan 1 ppm. Media perlakuan tersebut adalah (1) Media MS, (2) Media MS
dengan penambahan Calsium panthotenat dan Biotin, (3) Media MS modifikasi dan (4) Media
MS modifikasi dengan penambahan Calsium panthotenat dan Biotin. Semua media
dipadatkan dengan agar 7 gr/L dan diatur pada pH 5,8. Semua media di sterilkan dengan
autoklaf suhu 120oC selama 15 menit.
4. Kesimpulan
Inisiasi plantlet durian telah berhasil dilakukan dengan persentase inisiasi tunas berkisar
antara 3,1-6,3%. Media modifikasi MS dengan penambahan Calcium panthothenat dan Biotin
memberikan respon yang lebih baik. Rata-rata tinggi tunas durian adalah 0,6-3,0 cm. Media
yang paling mampu menumbuhkan tinggi tunas dan mempunyai jumlah daun terbanyak
adalah media MSC3. Pada observasi plantlet dari media MSC3Mod, plantlet dapat
menghasilkan akar.

EKSPLORASI BAGIAN EKSPLAN BIJI DURIAN MERAH UNTUK PEMBENTUKAN


KALUS SECARA IN VITRO

1. Bahan yang digunakan untuk eksplan


Bahan tanam yang digunakan untuk penelitian ini adalah bagiam eksplan dari biji durian
merah yang berupa biji utuh, potongan biji dan embrio biji.
2. bahan yang digunakan untuk sterilisasi
Bahan-bahan yang digunakan untuk sterilisasi yaitu
 ZPT 2,4 D 200 ppm,
 picloram 0,5 mg/L,
 Strerilisasi Eksplan
 Sterilisasi eksplan biji dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu eksplan dicuci dengan
detergen selama 10 menit kemudian dibilas dengan air mengalir hingga bersih.
 Setelah itu di dalam LAF, biji dipotong sesuai perlakuan yaitu berupa biji utuh, potongan
biji dan embrio,
 Kemudian eksplan direndam dengan ppm 1 ml/100 ml aquades steril.
 Kemudian ekspan dibilas dengan menggunakan aquades steril sebanyak 3 kali.
 Transfer Eksplan ke Media In Vitro
 Ekplan yang telah disterilisasi di transfer ke media invitro dan di inkubasi dalam ruangan
dengan suhu 20-25 °C dan intensitas cahaya 1000 – 2000 lux.
3. Media
Ekplan ditanam pada media standart MS dengan menggunakan penambahan zat pengatur
tumbuh (ZPT) 2,4 D 200 ppm dan picloram 0,5 mg/L. Media disterilisasi menggunakan
otoklaf pada suhu 121 °C selama 30 menit.
4. kesimpulan
Eksplan yang berasal dari biji utuh merupakan eksplan yang paling efektif digunakan untuk
pembentukan kalus secara in vitro dari pada eksplan potongan biji dan embrio karena
eksplan biji utuh mempu menghasilkan kalus sebanyak 70% dan kalus muncul pada umur 45
hari setelah kultur (HSK).

Optimasi Teknik Sterilisasi dan Induksi Tunas Tanaman Durian (Durio Zibethinus Murr)
‘Kamajaya’ Lokal Cimahi secara In Vitro

1. Bahan yang digunakan untuk eksplan:


a. Tunas muda
2. Bahan yang digunakan untuk sterilisasi:
a. Fungisida (Dithane M-45)
b. Bakterisida (Agrept 20 WP)
c. Antiseptic PCMX (Dettol)
d. Surfaktan polysorbate (Tween 80)
e. Clorox
f. HgCl2
g. Antiseptic povidone-iodine (Betadine)
3. Perlakuan:
a. s0 = air mengalir, detergen selama 30 menit, fungisida + bakterisida selama 60 menit,
alkohol 70% selama 5 menit, antiseptik PCMX 20% + surfaktan polysorbate 3 tetes per L
selama 10 menit, antiseptik PCMX 10% + surfaktan polysorbate 3 tetes per L selama 5
menit, dan antiseptik povidone-iodine 10 menit
b. s1 = air mengalir, detergen 10 menit, fungisida 10 menit, clorox 20% + surfaktan
polysorbate 3 tetes per L selama 20 menit, clorox 10% selama 10 menit, dan alkohol 75%
selama 5 menit
c. s2 = air mengalir, detergen selama 10 menit, fungisida selama 10 menit, clorox 20% +
surfaktan polysorbate 3 tetes selama 20 menit, clorox 10% selama 10 menit, dan merkuri
klorida (HgCl2) 0,1% selama 1 menit
d. s3 = air mengalir, detergen selama 15 menit, fungisida + bakterisida selama 30 menit,
alkohol 70% selama 5 menit, clorox 20% + surfaktan polysorbate 3 tetes per L selama 20
menit, clorox 10% selama 10 menit, antiseptik PCMX 20% + surfaktan polysorbate 3 tetes
selama 10 menit.
e. s4 = air mengalir, detergen selama 20 menit, fungisida selama 60 menit, clorox 20% +
surfaktan polysorbate 3 tetes per L selama 10menit, clorox 10% selama 20 menit, dan
antiseptik povidone-iodine selama 10 menit.
f. s5 = air mengalir, detergen selama 25 menit, fungisida selama 30 menit, alkohol 70%
selama 5 menit, antiseptik PCMX 10% + surfaktan polysorbate 3 tetes per L selama 10
menit, dan antiseptik povidone-iodine selama 10 menit.
g. s6 = air mengalir, detergen selama 30 menit, fungisida + bakterisida selama 60 menit,
alkohol 70% selama 10 menit, antiseptik PCMX 20% + surfaktan polysorbate 3 tetes per L
selama 10 menit, antiseptik PCMX 10% + surfaktan polysorbate 3 tetes selama 10 menit,
dan antiseptik povidone-iodine selama 10 menit.
4. Kesimpulan
Sterilisasi tunas muda durian Kamajaya pada perlakuan S2 dengan menggunakan air
mengalir, perendaman dalam detergen selama 10 menit, perendaman dalam fungisida selama
10 menit, perendaman dalam clorox 20% + surfaktan poly-sorbate 3 tetes per L selama 20
menit, perendaman dalam clorox 10% selama 10 menit, serta perendaman dalam hgcl2 0,1%
selama 1 menit memiliki presentase kontaminasi terendah yaitu 20 % dan presentasi hidup
tertinggi yaitu 80 %.

Induksi Kalus padaEksplan Daun Muda Tanaman Durian (Durio Zibethinus Murr.) Klon
Baru Kamajaya dengan Kombinasi Zat Pengatur Tumbuh 2,4-D dan Kinetin secara In
Vitro

1. Bahan yang digunakan untuk eksplan


Bahan yang digunakan adalah daun muda durian
2. Bahan yang digunakan untuk sterilisasi
Bahan-bahan yang digunakan untuk sterilisasi yaitu
a. detergen
b. aquadest
c. fungisida (Dithane)
d. bakterisida (Agreft)
e. Clorox 5%
f. Alkohol 75%
g. dengan perlakuan kombinasi 2,4-D (1, 2, 3, 4, 5 ppm) dan Kinetin (0, 0.5, 1 ppm).
3. Media
Media yang digunakan berupa media dasar Murashige and Skoog (MS).
4. kesimpulan
Pemberian beberapa konsentrasi zat pengatur tumbuh yang diberikan pada Media MS dengan
zat pengatur tumbuh kombinasi antara auksin dan sitokinin 2 ppm 2,4-D, 3 ppm 2,4-D, 4 ppm
2,4-D, 2 ppm 2,4-D + 0,5 ppm kinetin menghasilkan eksplan daun muda durian melengkung
dan tulang daun membengkak. Sementara itu, pada perlakuan 5 ppm 2,4-D, 2 ppm 2,4-D + 1
ppm kinetin, 5 ppm 2,4-D 5 ppm + 1 ppm kinetin menghasilkan eksplan daun muda durian
menggulung dan membentuk kalus.

Eksplorasi Metode Sterilisasi dan Macam Media Untuk Perbanyakan Durian Secara In
Vitro

1. Bahan yang digunakan untuk eksplan


a. Tunas
b. Daun
2. Bahan yang digunakan untuk sterilisasi
a. Detergen
b. Bakterisida
c. Fungisida
d. Aquades
e. Alcohol 70%
f. Clorox (Bayclin) 10%
g. Tissue
h. Media yang digunakan adalah MS + 2 ppm BAP dan MS + 4 ppm BAP untuk induksi
tunas dari nodia, sedangkan untuk induksi kalus pada daun digunakan media MS
dengan tambahan 2,4-D (0,4 ppm, 1ppm, dan 1,5ppm).
3. Perlakuan
Dari beberapa metode sterilisasi yang dicoba, hasil paling baik didapatkan dengan
metode sterilisasi Clorox 20% dan 10% serta alkohol 70% untuk eksplan nodia, dengan
waktu perendaman 5 menit. Untuk daun, sterilisasi dengan Clorox 10% dan 5% serta
alkohol 70% dengan lama perendaman di masing-masing larutan selama 3 menit.
Penambahan BAP di dalam media MS mampu menginduksi tunas pada nodia durian dengan
konsentrasi BAP 2 dan 4 ppm.
4. Kesimpulan
Penelitian menunjukkan bahwa BAP dengan konsentrasi 2 dan 4 ppm pada media MS
mampu menginduksi tunas dari nodia durian secara in vitro. Konsentrasi 4 ppm juga
menginduksi kalus selain tunas. Penambahan auksin 2,4-D mampu menginduksi kalus pada
eksplan daun durian yang berasal dari bibit umur 1 bulan, pada konsentrasi 1 dan 1,5 ppm.
Konsentrasi 0,4 ppm 2,4-D menyebabkan eksplan daun menggulung tapi tidak terbentuk
kalus. Perlu dilakukan eksplorasi dengan konsentrasi zat pengatur tumbuh yang lebih
bervariasi dan dengan kombinasi tertentu (misalnya auksin dan sitokinin dalam satu media).

Anda mungkin juga menyukai