Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KULIAH LAPANGAN KULTUR

JARINGAN
Dosen:
Dr. Marina Silalahi, M.Si

Oleh :
Rosalina Oktavia
1315150009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
Jakarta
2016

PENDAHULUAN
Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan se, jarinngan atau organ
tanaman dengan pada medium buatan (in vitro) secara aseptik. Teknologi kultur in
vitro dimulai dengan spekulasi ilmuwan dari Jerman bernama Haberlandt pada awal
abad ke 20 tentang teori totipotensi. Haberlandt menyatakan bahwa setiap sel mampu
tumbuh dan berkembang menjadi tanaman normal jika dikulturkan pada nutrisi dan
lingkungan yang tepat.
Kultur jaringan banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian seperti
penyediaan bibit dalam jumlah besar, menghasilkan bibit unggul, menghasilkan bibit
yang bebas hama dan penyakit, dan memperbaiki sifat-sifat tanaman. Kultur jaringan
juga merupakan salah satu cara yang efesien untuk menghasilkan senyawa metabolit
sekunder yang berkhasiat obat, kultur jaringan dapat digunakan sebagai metode
alternative untuk memperoleh metabolit sekunder, karena dapat dilakukan modifikasi
media, zat pengatur tumbuh, sumber karbon untuk menghasilkan metabolit yang di
inginkan. Pada tahun 2004 telah dikembangkan kultur jaringan untuk meningkatkan
hasil tanaman yang dimanfaatkan sebagai obat terutama tanaman yang berstatus
endangered (terancam punah) atau tanaman yang lambat pertumbuhannya atau sulit
berkembang.
Mahasiswa Universitas Kristen Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Jurusan Pendidikan Biologi mendapat matakuliah Kultur Jaringan di
semester VII oleh Dr.Marina Silalahi, M.Si. diadakan kuliah lapangan di Taman
Anggrek Indonesia Permai (TAIP) tepatnya tanggal 22 November 2016, kami
mengunjungi laboratorium kultur jaringan di TAIP untuk mendapatkan informasi serta
dapat mengetahui proses kultur jaringan tanaman anggrek. Kami bertemu narasumber
yaitu pak Budi, beliau mengajarkan alat-alat yang digunakan untuk kultur jaringan,
prosesnya, serta manfaat kultur jaringan yang akan terlampir didalam laporan ini.
Kiranya laporan ini bermanfaat untuk pembacanya.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan sel, jarinngan atau organ
tanaman dengan pada medium buatan (in vitro) secara aseptik. Fungsi dari kultur
jaringan adalah :
1. Untuk mempertahankan tanaman agar tidak punah atau hilang begitu saja
2. Untuk memperbanyak tanaman dari satu tanaman menjadi ribuan bahkan jutaan
tanaman yang percis dengan induknya dalam waktu yang relatif singkat
Tanaman yang dikultur memiliki beberapa syarat penting, karena tidak semuan
tanaman dapat dikultur. Syarat tanaman yang dpat dikultur yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.

Tanaman bebas dari virus atau penyakit


Tanaman mudah dirawat
Tanaman yang subur
Tanaman yang berproduksi tinggi
Contoh tanaman yang dikultur yaitu anggrek maka :
- Tangkai bunga tegak lurus minimal 16 kuntum
- Sepal dan petal bunga tebal supaya bunga dapat bertahan hingga berbulan-

bulan
- Lidah bunga indah mempesona
6. Banyak digemari masyarakat umum
Tanaman yang bagiannya bisa dikultur dapat menggunakan bunga, tangkai
bunga, daun, batang, bahkan tunas. Namun alangkah lebih baiknya menggunakan
tunas, karena tunas banyak lapisan pelindungnya sehingga bebas dari penyakit. Yang
diambil dari tunas ialah mata tunasnya. Dalam kultur jaringan perlu menggunakan
media, media kultur jaringan dibagi menjadi dua jenis yaitu media padat dan media
cair. Berikut adalah lampiran alat dan bahan serta proses kultur jaringan :
A. Alat-alat dan bahan digunakan untuk proses pembuatan bibit
- Alat yang dibutuhkan :
1. Erlemeyer berbagai ukuran
2. Beker glass berbagai ukuran
3. Petridis berbagai ukuran
4. Pipet ukur berbagai ukuran
5. Pisau scalpel no 11
6. Gagang pisu scalpel
7. Pisau sendok
8. Sendok penyu
9. Pinset pendek dan panjang
10. Lampu bonsen

11. Pisau potong/golok


12. Gunting potong
13. Corong
14. Saringan
15. Panci/ember
16. Sproyer ukuran 1 liter air
- Bahan yang dibutuhkan :
1. Botol steril segala ukuran
2. Tutup botol dari karet
3. Kapas
4. Plastik
5. Karet gelang
6. Air aquades
7. Agar-agar
8. Pisang + tomat
9. Air kelapa
10. Aluminium foil
11. Semua bahan kimia yang dibutuhkan
12. Kertas PH (untuk mengetahui asam dan bas media tersebut)
13. Sikat botol
14. Tissue
15. Gula putih/pasir
16. Rinso (mencuci botol/erlemeyer)
17. Lisol/tripol (membersihkan ruangan/untuk mematikan kuma)
18. Sarung tangan
19. Betadine/fungisida
20. Alcohol 96%
21. Aluminium foil 70%
- Bahan-bahan kimia yang dibutuhkan :
1. NH NO
2. KNO
3. HBO
4. KH PO
5. KI
6. Na Mo O
7. Co Cl
8. Ca Cl 2HO
9. Mg SO 7HO
10. Mn SO 4HO
11. Zn SO 7HO
12. Cu SO 7HO
13. NaED
14. Fe SO7HO
15. Thaiamine Hcl
16. Ni Co tinic Acid
17. Pyridoxine Hcl
18. Glycine
19. Myo inositol

20. Cystein Hcl


B. Cara membuat media
- Cara membuat Media Tabur BIji
Menimbang stok vacin & whent lengkap (stok A, B, C dan D)
Bahan tamabahan :
- Air kelapa 150 cc/liter
- Gula putih/pasir 20 gram/liter
- Agar-agar :
Agar batang 1 buah/liter
Agar swallow 1 buah/liter
Agar bubuk 7-8 gram/liter
- Tomat 50 gram/liter (blender)
- Thiamin 1 cc/liter
Setelah itu di campur menjadi satu dan ditambah air aquades hingga

menjadi 1 liter
Selanjutnya direbus sampai mendidih dan dilihat PHnya
Mengenal PH, hal itu tergantung jenis anggreknya
Apabila PHnya kurang dari yang diinginkan, harus diberi larutan
NAOH 1N (1 Normal), tetes demi tetes hingga mencapai yang

diinginkan
Apabila PHnya lebih, maka harus diberi larutan Hcl 1N (1 Normal),

tets demi tetes hingga mencapai yang diinginkan


Setelah itu baru kita masukkan ke botol, dengan catatan sesuai dengan

botol yang diinginkan


Ditutup dengan menggunakan tuutp botol dan ditutup dengan palastik

dan diikat dengan karet


Disteril menggunakan autoclave hingga mencapai suhu 122C selama

kurang lebih 15-20 menit


Kedudukan media sesuai dengan kebutuhan
Kurang lebih 3-5 hari media baru siap dipakai
Untuk botol saus tomat diisi 60cc

Cara Mebuat Media Cair Untuk Kultur Jaringan


Menggunakan stok vaksin & whent lengkap (stok A, B, C, dan D)
Bahan tambahan :
- Air kelapa 150cc/liter
- Sacarose/Sukrose 20 gram/liter
Hormone yang digunakan :
- NAA 1 cc/liter
- Bensit Adrelin (BA) 2 cc/liter

Setelah itu, semua bahan-bahan tersebut di atas dicampur menjadi satu,


lalu ditambah air aquades hingga mencapai satuu 1 liter, kemudian di

aduk sampai rata dan larut lalu di cek atau dilihat PHnya
Apabila PHnya kurang dari apa yang diinginkan maka harus ditambah
dengan larutan NAOHH satu normal (1N) sedikit demi sedikit hingga

mencapai PH yang di inginkan


Apabila PHnya lebih dari yang diinginkan maka harus ditambah larutan

Hcl (1N), sedikit demi sedikit hinga mencapai PH yang diinginnkan


Kemudia media cair tersebut di atas dipindahkan ke tempat elemeyer

dengan ukuran 100cc


Erlemeyer tersebut diisi media kurang lebih 40cc dan ditutup dengan
menggunakan aluminium foil dibungkus plastic lalu diikat dengan

karet
Setelah media selesai, lalu disterilkan dengan menggunakan autoclave

dengan tekanan suhu 121C selama 15-20 menit.


Media siap digunakan untuk kultur jaringan angrek
Media tersebut di atas digunakan untuk proses cloning yaitu untuk

mengeluarkan PLB (Protocorm Lake Body)


Keterangan PH 5,1

C. Syarat-syarat tanaman induk yang akan diperbanyak dengan cara


hibridisasi dan kultur jaringan
Bebas dari virus
Mudah dirawat dan subur
Berproduksi tinggi
Tangkai bunga tegak lurus
Jumlah kuntum kurang lebih 15 kuntum
Warna bunga indah dan cerah serta banyak diminati masyarakat
Susunana daun dan bunga teratur
Mempunyai tunas 7-10cm

D. Cara Mengerjakan Kultur Jaringan


- Cara mengerjakan inokulasi/cloning :
Kita ambil tunas yang sudah dipilih dan sudah disekelsi (diketahui

keunggulannya)
Tunas anggrek kira-kira berukuran 7-10 cm, lalu dipotong
Dicuci/direndam dengan mengunakan larutan fungisid selama 10 menit
Tunas sispa dikerjakan, dengan catatn : encase laminar air flow sudah siap
dpakai dan dalam keadaan steril

Di dalam encase/laminar air flow terdiri dari :


- Media cair
- Larutan Clorox 10%, 5%, 1%, dan air aquades yang sudah steril
- Betadine/fungisida
- Alcohol 96% yaituu untuk sterilisasi alat-alat seperti : pinset,
-

pisau/gagang pisau skopel, dan tissue


Petridis, kapas, tissue yang dibungkus aluminium foil yang sudah steril
Lampu bonsen

Cara Bekerja Inokulasi


Tunas yang berukuran 7-10 cm kita masukan ke dalam larutan Clorox

10% selama 10 menit dan di kocok-kocok


Setelah 10 menit tunas kita angkat dari larutan Clorox dan kita kupas

hingga kelebihan mata tunasnya


Setelah itu kita masukkan ke larutan Clorox 5% selama 5 menit dan di

kocok-kocok
Tunas kita angkat dan dikerjakan dengan cara, mengupas kulit mata
tunas sesuai dengan bentuk mata tunas, lalu kita ambil/potong dengan

ukuran mata tunas yang ada dengan bentuk segi tiga/segi empat
Hasil pengambilan mata tunas, lalu dimasukan ke dalam larutan Clorox

1 % selama 1 menit dan dikocok-kocok


Setelah itu mata tunas kita bilas dengan menggunakan hormone, dan
jangan sampai mata tunas jatuh, bila hal itu terjadi maka mata tunas

akan terkontaminasi
Setelah dimasukkan ke media, ujung erlemeyer diolesi betadine dan
dibungkus dengan menggunakan kertas aluminium foil dan dituutup

plastic dan diikat dengan karet gelang.


Media cair yang sudah ada mata tunasnya kita goncang/goyang dengan

menggunakan alat saccer/alat penggonacang


Satu hari, satu malam media tersebut digoncang minimal 16 jam akan

diberhentika sebentar, guna mendinginkan alat saccer tersebut


Penggoncangan diperlukan 70-90 RPM (Rotasi Putaran Masa)
Media cair yang berada di saccer untuk proses kultur jaringan selama

1-2 minggu harus diganti media baru


Kurang lebih 3-4 bulan akan keluar PLB (Protocorm Lake Body)
Protocorm tersebut kita pisaahkan dari induk tunas, untuk

diproses/diperbanyak
Setelah 7-10 bulan protocorm tersebut kita pindahkan ke media padat
yaitu media protocorm

Media padat (media sapih tersebut) bertujuan untuk memperbanyak

protocorm, bibit supaya menjadi banyak


Setelah banyak dipindahkan lagi ke media sapih II, supaya cepat
menjadi bibit anggrek yang siap dijual atau di kompotkan, tetapi
dengan catatan : untuk memindahkan bibit harus disesuaikan dengan

bibit-bibit tersebut. Contohnya :


- Besar dengan yang besar
- Kecil dengan yang kecil
- Protocom dengan protocorm (suapay pertumbuhannya serempak)
E. Sterilisasi Media
Media cair didalam erlenmeyer ditutup dengan aluminium foil
dibungkus plastik lalu diikat denat karet. lalu disterilisasi mengunakan
autoklaf hingga mencapai suhu 1220C selama kurang lebih 15-20 menit
.
F. Sterilisasi Eksplan
Eksplan merupakan bagian-bagian tanaman (daun, biji, akar, kotiledon,
atau bagian lainnya) yang akan diinokulasikan dalam medium in vitro. Bagian
tanaman anggrek yang akan diinokulasikan adalah tunas karena bebas hama.
Sterilisasi tunas menggunakan spiritus, bisa juga menggunakan alkohol tetapi
harganya lebih mahal. Setelah itu, dibakar diatas bunsen hingga tunasnya
steril. Kiat bahan untuk tetap sterilisasi yaitu :
a. Kalau menggunakan encase atau laminar air flow yang listrik yaitu
dengan menggunakan lampu ultra violet dan alkohol 70%
b. Kalau menggunakan encase manual tanpa listrik yaitu dengan formalin
tablet atau cair dan alkohol 70 %.
Kalau menggunakan laminar air flow cara kerjanya bebas atau terbuka
sedangkan kalau menggunakan encase manual cara kerjanya harus tertutup
rapat

karena

kalau

terbuka

akan

mengakibatkan

kontaminasi,

dan

menggunakan sarung tangan atau masker.

G. Menghindari Browning
Untuk menghindari browning pada kultur jaringan ada beberapa hal yang harus
a.
b.
c.
d.
e.

diperhatikan yaitu :
Media harus steril
Bibit harus steril
Ala-alat yang digunakan harus steril
Pada saat pembuatan media, dosis harus tepat
Waktu yang digunakan dalam sterilisasi media tidak melebihi batas

f. Dalam melakukan kultur jaringan harus konsentrasi

1.1 Tabel Gambar Tahapan Kultur Jaringan

Tunas anggrek yang


berukuran 7-10 cm, yang
diambil hanya mata tunasnya

Erlemeyer yang berisi media

Setelah dimasukan, ujung

cair berupa MS atau VW,

erlemeyer diolesi betadine

mata tunas akan dimasukan

dan dibungkus kerta

kedalam media cair tersebut

aluminium foil, dituutp


plastic dan diikat dengan
karet gelang agar tidak
terkontaminasi.

Media cair yang sudah ada


mata tunasnya digoyang
mneggunaka alat saccer,
kurang lebih 3-4 bulan akan

Botol yang berisi media padat


(bisa pilih agar batang/ agar
swallow berwarna putih/ agar
bubuk)

Setelah 7-10 bulan


protocorm tersebut kita
pindahkan ke media padat
yaitu media protocorm.

keluar PLB (Protocorm Lake


Body)

Mata tunas sudah mulai

Lalu dipindahkan ke media

Untuk memindahkan bibit

tumbuh didalam media

sapih II ( bahan-bahannya

harus disesuaikan dengan

padat.

yaitu : Agar-agar, pisang raja,

bibit-bibit tersebut.

air kelapa, Carcool, NAA,

Contohnya besar dengan

Thiamin)

yang besar, dan kecil dengan


yang kecil

Bibit sudah mulai membesar

Bibit sudah jelas


pertumbuhan daunnya,
sehingga dapat dikeluarkan
dari botol dan ditanam secara
individu

1.2 Foto Bersama Narasumber : Bapak Budi

Ini adalah hasil akhir dari


kultur jaringan anggrek, dari
satu bibit bisa menjadi
banyak dengan hasil yang
berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai