Anda di halaman 1dari 26

An Effective Protocol for Micropropagation of

Edible Bamboo Species (Bambusa tulda and


Melocanna baccifera) through Nodal Culture

Waikhom, S. D., & Louis, B. (2014), The Scientific World Journal


KELOMPOK 8

Yashinta Ul Karimah Ferguson Randi Putra


01 2014121023
02 2014121029

Fatihatul Khimasari
03 2014121037
01
Pendahuluan
Latar Belakang | Tujuan
Latar Belakang

Permintaan bambu di negara-negara Asia saat ini mengalami peningkatan


kebutuhan untuk konstruksi, industri kerajinan, dan juga untuk konsumsi.
Saat ini, spesies bambu yang dapat dikonsumsi sudah banyak teridentifikasi
contohnya adalah Bambusa tulda dan Melocanna baccifera. Namun, karena
terjadi perladangan yang berpindah maka keberadaan dari dua spesies ini
terancam kepunahan. Selain itu, banyaknya permintaan akan kebutuhan
konsumsi juga mengancam keberadaan spesies ini. Oleh karena itu, teknik
perbanyakan secara in vitro adalah cara yang tepat untuk melestarikan dua
spesies bambu ini.
Tujuan
Mengembangkan protokol yang efektif untuk perbanyakan
bambusa tulda dan Melocanna baccifera secara in vitro
dengan tunas proliferasi dari mata tunas dan mengoptimalisasi
perakaran
02
Metodologi
Eksplan dan Sterilisasi Permukaan
• Selubung daun yang menutupi segmen nodal yang mengandung tunas ketiak (1,5-2 cm) dengan
hati-hati dihilangkan dan diseka dengan etanol 70% menggunakan kapas steril.
• Eksplan disterilkan permukaannya dalam larutan 0,1% merkuri klorida (HgCl2) selama 15 menit
dan dicuci 4 kali, dengan setiap langkah pencucian berlangsung selama 5 menit.
• Segmen nodul yang disterilkan dikultur dalam media cair Murashige-Skoog (MS) yang dilengkapi
dengan 100mg/L myoinositol dan 30 g/L sukrosa. Perlu dicatat bahwa pH media disesuaikan
5,7±0,1dengan 1 N NaOH atau 1 N HCl sebelum diautoklaf pada suhu 121 ∘C dan 117,68 kPa
selama 20 menit.
• Untuk pemecahan tunas, media MS dilengkapi dengan 6-benzylaminopurine (BAP) pada 10 level
(1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10mg/L).
 
Perbanyakan Tunas
• Tunas aksilar yang berkembang biak dari 3–5 gugus pucuk dipotong dan dipindahkan ke media
MS yang dilengkapi dengan (1) BAP pada 5 level (1, 2, 3, 4, dan 5mg/L), (2) kinetin 6mg/L (Kn)
tunggal, atau (3) kombinasi Kn pada kadar (1, 2, dan 4 mg/L) dengan konsentrasi optimum BAP 3
mg/L.
• Perbanyakan tunas dilakukan dengan menggunakan 3-5 tunas proliferasi ketiak yang dipotong dari
kelompok tunas.
• Tunas yang diperbanyak dalam kultur cair dengan kertas saring steril.
• Secara berkala, pucuk dipindahkan dengan selang waktu 10 hari dalam kondisi steril ke media
segar untuk mencegah oksidasi fenolik yang dapat memicu pucuk menjadi kekuningan.
Proses Perakaran

• Untuk mengetahui konsentrasi sukrosa yang optimum untuk menginduksi perakaran menggunakan
media setengah MS dengan menggunakan sukrosa dalam 5 taraf konsentrasi yaitu 1,2,3,4,5 %.
• Perakaran dicapai dengan pemindahan tunas yang diperbanyak secara aseptik ke media 0,5 MS
yang disiapkan dengan sukrosa 3% (yaitu, konsentrasi optimal) dan dilengkapi dengan berbagai
kombinasi zat pengatur tumbuh sebagai berikut:
1. Untuk B.tulda, menggunakan (1) 3mg/L IBA, (2) 3 mg/L IBA + 10mg/L
coumarin, dan (3) 3mg/L IBA + 3mg/L IAA + 10mg/L coumarin.
2. Untuk M. baccifera, menggunakan (1) 3mg/L IBA, (2) 3mg/L IBA dengan
10mg/ L coumarin, dan (3) 3mg/L IBA + 0,05mg/L BAP + dan 10mg/L
coumarin.
Proses Perakaran
• Semua kultur dalam percobaan diinkubasi dalam ruang pertumbuhan di 25 ± 1 ∘C
dengan fotoperiode 16 jam pada intensitas cahaya 45 mol/m2/sec photosynthetic
photon flux (PPF) disediakan oleh tabung neon putih dingin (TLD Cool White 40W,
Phillips, India).
• Setelah perakaran, media MS dihilangkan dan planlet dikeraskan dalam toples botol
setinggi 76mm×Diameter 60mm dan tutup 143mL berisi tanah yang diautoklaf.
• Tanah dibuat dari komposisi 4: 1 (% b/b) padi-jerami-hama dan pasir.
• Aklimatisasi dicapai pada 30±2∘C dan pada kelembaban 84% di rumah kaca.
03
Hasil dan
Pembahasan
Pemecahan Tunas Aksilar (Axillary Bud Break)

Gambar 1. Pengaruh BAP, Kn, dan Kn + BAP dalam media MS terhadap perbanyakan tunas Melocanna
baccifera
Berdasarkan hasil tersebut, persentase pemecahan tunas aksilar tertinggi adalah
media MS dengan penambahan 3 mg/L BAP baik itu pada spesies Bambusa
Tulda maupun pada Melocana baccifera yaitu dengan persentase hampi 70 %.
Sementara itu, persentase pemecahan tunas aksilar terendah adalah pada media
MS dengan penambahan BAP 1 mg/L yaitu sebesar 40 % pada B. tulda dan
35% pada M. baccifera. Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa pemberian
BAP diatas atau dibawah konsentrasi 3 mg/L menghasilkan persentase
pemecahan tunas aksilar yang rendah.
Pemecahan Tunas Aksilar pada Media MS dengan
BAP 3 mg/l

Melocanna
Bambusa Tulda baccifera
Pengaruh BAP dan Kn pada Perbanyakan Tunas

Tabel 1. Pengaruh BAP, Kn, dan Kn + BAP dalam media MS Tabel 2. Pengaruh BAP, Kn, dan Kn + BAP dalam media MS
terhadap perbanyakan tunas Bambusa tulda terhadap perbanyakan tunas Melocanna baccifera
Dalam penelitian ini, terlihat bahwa peningkatan konsentrasi BAP (2–4 mg/L)
meningkatkan tingkat perbanyakan tunas. Namun, pada konsentrasi BAP diatas
5 mg/l tingkat perbanyaka tunas mengalami penurunan yang tajam. Sebagai
perbandingan, efek dosis tunggal Kn pada B.tulda dan M. baccifera tidak
meningkatkan laju perbanyakan tunas. Namun, efek gabungan dari BAP dan Kn
meningkatkan laju perbanyakan tunas serta kualitas tunas dari B.tulda dan M.
baccifera. Dalam hal ini, konsentrasi gabungan yang efektif adalah 2 mg/L Kn
+ 3 mg/L BAP yang menghasilkan rata-rata mata tunas per eksplan 17,67
untuk B. tulda dan 18,17 untuk M. Baccifera. Sementara itu pada konsentrasi
kn dan bap yang sama menghasilkan tingkat perbanyakan tunas maksimum per
eksplan yaitu 5,50 untuk B. tulda dan 5,83 untuk M. baccifera.
Perbanyakan tunas dalam media MS dan
2 mg/L Kn + 3 mg/L BAP

Bambusa Tulda Melocanna baccifera


Pengaruh Sukrosa pada proses pengakaran

Gambar 2. Pengaruh sukrosa pada media MS terhadap perakatan (%)


Hasil penelitain menunjukkan bahwa sukrosa dengan konsentrasi 3%
merupakan dosis sukrosa yang optimum untuk perakaran. Persentasi
perakaran dari penggunaan sukrosa 3% pada media MS menghasilkan
lebih kurang 85% untuk spesies dan B. tulda M. baccifera. Sementara
itu, persentase perakaran terendah terdapat pada perlakuan 1% sukrosa
yaitu 55% (B. tulda) dan 50% (M. baccifera)
Proses perakaran

Tabel 3. Perakaran pada media setengah MS dengan adanya beberapa hormon pertumbuhan pada 3mg/L
sukrosa.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, perlakuan terbaik untuk perakaan pada media
setengah MS untuk spesies Bambusa tulda adalah perlakuan 3 mg/L IBA, 3
mg/L IAA, dan 10 mg/l kumarin dengan sukrosa 3%. Perlakuan ini
menghasilkan akar sebesar 86, 67% dengan rata-rata 25 hari dalam berakar.
Sementara itu, perlakuan terbaik untuk perakaan pada media setengah MS
untuk spesies Melocanna baccifera adalah perlakuan 3 mg/L IBA, 0,05 mg/L
IAA, dan 10 mg/l kumarin dengan sukrosa 3%. Perlakuan ini menghasilkan
akar sebesar 81.67 % dengan rata-rata 30 hari dalam berakar.
Perakaran dalam media 0,5 MS yang dilengkapi Perakaran dalam media 0,5 MS yang dilengkapi
dengan 3 mg/L IBA + 3 mg/L IAA + 10 mg/L dengan 3 mg/L IBA + 0,05 mg/L IAA + 10 mg/L
coumarin + 3% sukrosa coumarin + 3% sukrosa

Bambusa Tulda Melocanna baccifera


Aklimatisasi
Planlet berhasil di aklimatisasi dalam rumah kaca dengan tingkat kelangsungan hidup 81,81% untuk B.tulda
dan 70,31% M. baccifera.

Melocanna
Bambusa Tulda baccifera
04
Kesimpulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan menghasilkan bahwa pemberian
BAP dengan konsentrasi 3 mg/L manghasilkan persentase pemecahan
tunas maksimum pada 2 spesies yaitu hampir 70%. Sementara itu,
pemberian 2 mg/K kn + 3 mg/L BAP mengasilakan perbanyakan tunas
rata-rata tertinggi yaitu 17,67 (B. tulda) dan 18,17 (M. baccifera).
Sementara itu, 3% sukrosa dalam media setengah MS adalah konsentasi
yang optimal untuk perakaran. Disisi lain, kombinasi IBA 3 mg/L,
sukrosa 3%, IAA (3/0,05 mg/l), dan coumarin 10 mg/l memiliki
persentase perakaran yang tinggi dan waktu berakar yang paling singkat.
TERIMAKASIH!

Anda mungkin juga menyukai