DISKUSI 6

BAHASA INDONESIA

SESI 6

OLEH
MOHAMMAD RAYAN SAUDIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI
UPBJJ-JEMBER
2021.2

Jl. Kaliurang No.23, Krajan Barat, Sumbersari

Kabupaten Jember, Jawa Timur
1.

A
B
S
T
R
 A
K

PRODUKSI BIOETANOL DARI AMPAS TEBU (Saccharum officinarum

Linn.)
MENGGUNAKAN Neurospora sp. DALAM MEDIA KULTUR PADAT
(SOLID-STATE
CULTURE) Etanol dapat diproduksi dari biokonversi biomassa
berlignoselulosa oleh Neurospora sp. melalui proses sakarifikasi dan
fermentasi secara simultan dengan menggunakan kultur padat (solid-state) atau
kultur terendam (submerged). Fokus penelitian ini adalah untuk mengkaji
potensi kultivasi Neurospora sp. menggunakan ampas tebu sebagai sumber
karbon dan nutrisi, serta sekaligus sebagai media kultur padat dalam produksi
bioetanol.

Pada penelitian ini, pengaruh jumlah inokulum yang digunakan terhadap

pertumbuhan Neurospora sp. dan produksi bioetanol dikaji. Adapun rasio
inokulum dan ampas tebu (jumlah sel/berat ampas tebu) yang divariasikan
pada penelitian ini adalah rasio 1 (1,75 x 107); rasio 2 (2,5 x 107); dan rasio 3
(3,77 x 107) sel/g ampas tebu. Inokulum disiapkan dalam medium Potato
Dextrose Broth (PDB) cair dengan menggunakan 20 g/L glukosa sebagai
sumber karbon tunggal.

Laju pertumbuhan spesifik inokulum yang teramati pada temperatur

lingkungan dan pH awal 5,3 adalah 0,0421 per jam dengan waktu
penggandaan sel sebesar 16,5 jam. Pertumbuhan Neurospora sp. pada
medium kultur padat hanya diamati secara kualitatif. Pertumbuhan
Neurospora sp. pada rasio inokulum dan ampas tebu 3,77 x 107 sel/g ampas
tebu terlihat lebih baik dibanding kedua variasi yang lain. Sedangkan
produksi bioetanol yang tertinggi dihasilkan pada rasio inokulum dan ampas
tebu 1,75 x 107 sel/g ampas tebu dengan perolehan produk sebesar 13,6%
pada hari ke- 4 fermentasi. Dengan demikian, ampas tebu berpotensi sebagai
sumber nutrisi sekaligus media kultur padat dalam proses produksi bioetanol.

2.
ABSTRACT
BIOETHANOL PRODUCTION FROM SUGARCANE BASS (Saccharum
officinarum Linn.) USING Neurospora sp. IN SOLID-STATE CULTURE
MEDIA CULTURE)Ethanol can be produced from the bioconversion of
lignocellulosic biomass by Neurospora sp. through the process of
saccharification and fermentation simultaneously using solid-state or
submerged cultures. The focus of this study was to examine the potential for
the cultivation of Neurospora sp. using bagasse as a source of carbon and
nutrients, as well as a solid culture medium in the production of bioethanol.
In this study, the effect of the amount of inoculum used on
growth of Neurospora sp. and bioethanol production were studied. The ratio
of inoculum and bagasse (number of cells/weight of bagasse) which was
varied in this study was the ratio 1 (1.75 x 107); ratio 2 (2.5 x 107); and a
ratio of 3 (3.77 x 107) cells/g bagasse. Inoculum was prepared in liquid
Potato Dextrose Broth (PDB) medium using 20 g/L glucose as the sole
carbon source.
The specific growth rate of inoculum observed at ambient temperature and
initial pH of 5.3 was 0.0421 per hour with a cell doubling time of 16.5 hours.
Growth of Neurospora sp. on solid culture medium was only observed
qualitatively. Growth of Neurospora sp. at the ratio of inoculum and bagasse
3.77 x 107 cells/g bagasse looks better than the other two variations.
Meanwhile, the highest bioethanol production was produced at the inoculum
and bagasse ratio of 1.75 x 107 cells/g bagasse with a product yield of 13.6%
on the 4th day of fermentation. Thus, bagasse has the potential as a source of
nutrients as well as a solid culture medium in the bioethanol production
process.

Kata kunci: ampas tebu, bioetanol, lignoselulosa, Saccharum officinarum,

solid-state fermentation, Neurospora sp.

Referensi: https://karinov.co.id/contoh-abstrak-ilmiah/