Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Labora Medika Vol. 1, No.

2 (2017) 14-20

Journal Homepage: http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JLabMed


e-ISSN: 2549-9939

AKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK METANOL JAMUR


KUPING HITAM (Auricularia polytricha (Mont.) Sacc.)
TERHADAP Aspergillus flavus (UH 26)
1 1 1
Triani , Rahmawati dan Masnur Turnip
Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Tanjungpura, Pontianak.

Info Artikel Abstrak


Diterima 2 September 2017 Jamur kuping hitam (Auricularia polytricha (Mont.) Sacc.)
Direvisi 20 September 2017 memiliki senyawa metabolit sekunder yang dapat digunakan
Disetujui 29 September 2017 dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Jamur anggota
Tersedia Online 30 September 2017 spesies Aspergillus flavus merupakan mikroorganisme yang
Keywords: bersifat patogen, karena dapat menghasilkan toksin. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan ekstrak
Ekstrak Metanol, Jamur Kuping
Hitam, Aspergillus flavus
metanol jamur kuping hitam dalam menghambat pertumbuhan
jamur anggota spesies A. flavus (UH 26). Penelitian ini dilakukan
di Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Tanjungpura, Pontianak, pada bulan Februari hingga bulan Mei
2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
apus Kirby-Bauer dan metode difusi sumuran. Rancangan
percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan 7 taraf perlakuan yaitu kontrol negatif akuades steril 1 ml,
kontrol positif ketokonazol 0,02 g/ml, serta konsentrasi ekstrak
metanol A. polytricha 0,20 g/ml, 0,25 g/ml, 0,30 g/ml, 0,35 g/ml
dan 0,40 g/ml. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak empat
kali sehingga diperoleh 28 unit percobaan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa diameter zona hambat terbesar pada
konsentrasi 0,40 g/ml dengan nilai rerata 33,36 mm dan diameter
zona hambat terkecil pada konsentrasi 0,20 g/ml dengan nilai
rerata 14,08 mm. Konsentrasi 0,40 g/ml merupakan kosentrasi
yang memberikan respon hambatan sangat kuat dan tidak berbeda
nyata dengan respon hambatan oleh ketokonazol 0,02 g/ml,
sehingga dapat dinyatakan sebagai konsentrasi yang terbaik dalam
menghambat jamur anggota spesies A. flavus (UH 26).

*Corresponding Author:
Triani
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tanjungpura
Pontianak.
E-mail: trianiterii@gmail.com
14
Triani et al. /JlabMed 1(2):14-21

Pendahuluan dapat menghambat pertumbuhan jamur


Salah satu mikroorganisme yang dapat anggota spesies A. flavus (UH 26).
menghasilkan toksin yaitu jamur anggota
spesies Aspergillus flavus. Menurut Milanda Bahan dan Metode
(2008), jamur anggota spesies A. flavus Waktu dan Tempat
dapat memproduksi senyawa toksin yang Penelitian ini dilaksanakan selama 4
disebut aflatoksin, senyawa toksin ini bulan dari bulan Februari hingga Mei 2017.
berbahaya bagi mahluk hidup. Jamur Pengambilan sampel jamur kuping hitam (A.
anggota spesies A. flavus adalah jamur yang polytricha (Mont.) Sacc.) diambil dari hutan
bersifat saprofit yang dapat dijumpai di Desa Simpang Aur, Kecamatan Sengah
tanah, di udara bebas dan pada bahan-bahan Temila, Kabupaten Landak kemudian sampel
makanan seperti kacang˗kacangan (Amalia, jamur kuping hitam diidentifikasi
2013). menggunakan buku Edible and Poisonous
Jamur kuping hitam (Auricularia Mushrooms of The World oleh Hall et al.
polytricha) merupakan salah satu spesies (2003). Kegiatan uji aktivitas antifungi
jamur kayu dari kelas Heterobasidiomycetes. dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi,
Jamur kuping hitam berkhasiat merusak Program Studi Biologi, Fakultas Matematika
senyawa toksin yang sangat berbahaya bagi dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
mahluk hidup (Falakh, 2008 dan Tanjungpura, Pontianak.
Wijaya,2014). Menurut Hendritomo (2010)
dan Liana et al. (2015), senyawa flavonoid, Rancangan Percobaan
alkaloid dan monoterpen pada jamur kuping Penelitian ini menggunakan
hitam dapat merusak senyawa toksin yang Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
terdapat pada makanan. Menurut Permana 7 taraf perlakuan, yaitu kontrol negatif
(2007), jamur kuping ini sering juga akuades steril 1 ml, kontrol positif
digunakan sebagai bahan obat tradisional ketokonazol 0,02 g/ml, ekstrak A.
karena diketahui mempunyai sifat anti polytricha 0,20 g/ml, 0,25 g/ml, 0,30 g/ml,
koagulan yang dapat menurunkan 0,35 g/ml, dan 0,40 g/ml. Setiap taraf
kekentalan darah. Berdasarkan hasil perlakuan diulang sebanyak empat kali
penelitian Dahlianti (2001), jamur kuping sehingga diperoleh 28 unit percobaan.
hitam mengandung senyawa flavonoid dan
steroid yang dapat digunakan menghambat Sterilisasi Alat
mikroorganisme. Alat-alat dan media MEA (Malt
Metanol digunakan sebagai pelarut Extract Agar) disterilisasi terlebih dahulu,
dalam ekstraksi maserasi karena metanol alat-alat yang berupa tabung reaksi ditutup
bersifat sebagai pelarut polar yang mampu dengan penutup yang terbuat dari kapas
melarutkan unsur-unsur bioaktif yang sedangkan cawan petri dibungkus dengan
bersifat polar pada tanaman. Kelebihan kertas dan dimasukkan ke dalam plastik.
pelarut metanol dapat menghasilkan Setelah itu disterilisasi dalam autoklaf
kandungan kimia dari proses ekstraksi dan selama 15 menit pada suhu 121°C dengan
dapat melarutkan senyawa-senyawa yang tekanan 2 atm.
bersifat polar seperti golongan fenol (asam
fenolik, flavonoid, alkaloid, tanin dan lignan) Persiapan Sampel
(Santosa, 1995 dalam Sumihe et al., 2014). Jamur kuping hitam sebanyak 4 kg,
Penelitian ini bertujuan untuk dicuci dengan air mengalir. Sampel jamur
mengetahui kemampuan ekstrak metanol kuping kemudian dikering anginkan pada
jamur kuping hitam dalam menghambat tempat yang tidak terkena cahaya
pertumbuhan jamur anggota spesies A. flavus matahari secara langsung selama kurang
(UH 26) dan untuk mengetahui konsentrasi lebih 5 hari hingga benar-benar kering dan
ekstrak metanol jamur kuping hitam yang tidak ada kandungan air.

15
Triani et al. /JlabMed 1(2):14-21

kemudian dilarutkan masing-masing


Pembuatan Ekstrak Jamur Kuping Hitam dengan larutan DMSO (Dimetil
Pembuatan ekstrak metanol jamur kuping Sulfoksida) 10 % sebanyak 1ml. Kontrol
hitam menggunakan metode maserasi. positif menggunakan ketokonazol, dibuat
Serbuk ekstrak jamur kuping hitam sebanyak dengan cara menimbang 0,02 g
200 g direndam dalam 1000 ml metanol, ketokonazol kemudian dilarutkan dengan
pada suhu kamar 25-30◦C dan terhindar dari akuades steril 1 ml tanpa ekstrak dan
cahaya matahari langsung (Jonathan et al., kontrol negatif menggunakan akuades
2005). Menurut Dahlianti (2001), proses steril sebanyak 1 ml tanpa ekstrak.
maserasi ini dilakukan selama 3x24 jam Selanjutnya diujikan pada setiap unit
dengan dilakukan pengadukan setiap 1x24 percobaan (Alfiah et al., 2015).
jam menggunakan batang pengaduk. Larutan
difiltrasi menggunakan kertas saring
Uji Aktifitas Ekstrak Metanol Jamur
sehingga diperoleh maserat. Semua maserat
Kuping Hitam
dari hasil penyaringan dikumpulkan menjadi
Jamur uji anggota spesies A. flavus
satu dan diuapkan dengan rotary evaporator
(UH 26) diambil menggunakan ose lalu
pada suhu 40◦C dengan kecepatan putaran 56
dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang
rpm dan suhu 45◦C sampai semua metanol
berisi NaCl 10 ml. Kemudian tabung
menguap sehingga diperoleh ekstrak kental.
reaksi yang berisi jamur uji dihomogenkan
Ekstrak kental dimasukkan ke dalam botol
sampai kekeruhannya disetarakan dengan
steril, selanjutnya disimpan di dalam
larutan standar Mac Farland 0,5, untuk
desikator silica gel (Elin et al., 2006).
memperkirakan kepadatan sel jamur yang
akan digunakan pada prosedur pengujian
Persiapan Jamur Uji antifungi. Penentuan aktivitas antifungi
Kultur murni isolat jamur anggota dilakukan dengan metode apus Kirby-
spesies A. flavus (UH 26) yang diambil dari Bauer dengan menggunakan difusi
koleksi Laboratorium Mikrobiologi, Prodi
sumuran. Metode ini dilakukan dengan
Biologi, Fakultas Matematika Dan Ilmu
cara media agar MEA sebanyak 20 ml
Pengetahuan Alam, Universitas Tanjungpura,
dituangkan masing-masing ke dalam 7
Pontianak. Jamur A. flavus (UH 26)
buah cawan petri dan dibiarkan hingga
diinokulasikan dengan ose pada medium agar
padat. Setelah itu inokulum jamur anggota
miring MEA dalam tabung reaksi dengan
spesies A. flavus (UH 26) diambil
cara digoreskan secara aseptik. Pengerjaan
dilakukan di dalam enkas, kemudian menggunakan cotton bud, lalu permukaan
diinkubasi dalam inkubator selama 24 jam media diapus dengan cotton bud hingga
◦ tersebar merata. Sumur (lubang) dibuat
pada suhu 37 C. Jamur yang telah tumbuh dengan kedalaman ±4 mm pada media
ambil dari media agar miring MEA MEA yang telah diinokulasikan jamur uji
menggunakan ose dan diletakkan 3 titik pada menggunakan pipet tetes dengan diameter
media MEA dalam cawan petri. Kemudian 5
diinkubasikan ke dalam inkubator pada suhu
◦ mm. Kemudian masing˗masing
37 C selama 7x24 jam. Koloni jamur anggota perlakuan ekstrak jamur kuping hitam
spesies A. flavus (UH 26) yang tumbuh di dimasukkan dengan mikropipet ke dalam
gunakan untuk uji aktifitas ekstrak jamur sumur uji. Selanjutnya diinkubasikan ke
kuping hitam. dalam inkubator pada suhu 37oC selama
7x24 jam. Zona hambat yang terbentuk di
Pembuatan Larutan Sampel sekitar lubang diukur dengan
Konsentrasi uji dibuat dengan cara menggunakan jangka sorong (Nurdina,
menimbang ekstrak masing-masing 2012).
sebanyak 0,20 g, 0,25 g, 0,30 g, 0, 35 g
dan 0,40 g dengan timbangan analitik,

16
Triani et al. /JlabMed 1(2):14-21

Pengukuran diameter zona hambat dilakukan polytricha), diberikan kontrol positif yaitu
pada hari ke tujuh untuk menentukan ketokonazol dan kontrol negatif yaitu
kekuatan daya hambat ekstrak jamur kuping akuades steril memperlihatkan adanya
hitam terhadap pertumbuhan jamur anggota zona hambat berupa zona bening yang
spesies A. flavus (UH 26) (Fitriani et al., terbentuk di sekeliling sumur uji (Gambar
2013). Diameter zona bening vertikal dan 1).
horizontal diukur menggunakan jangka
sorong. Hasil pengukuran kemudian
dijumlahkan lalu dirata-rata dan dikurangi
5mm. Warbung et al (2014) dalam
Surjowardojo et al. (2016),
menginformasikan bahwa rumus untuk
menghitung zona hambat sebagai berikut:
diameter zona hambat:

Keterangan:
d1 = diameter vertikal zona bening
pada media.
d2 = diameter horizontal zona bening
pada media.
X = lubang sumuran (5 mm).

Penentuan respon kerentanan


(susceptibility) hambatan pertumbuhan
fungi menurut Verma et al. (2012) dapat
dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Profil kerentanan (susceptibility)


terhadap pertumbuhan koloni jamur A. flavus

Kuantitas A. Flavus (toksigenik)


(Diameter zona penghambatan)
(mm)
> 20 mcg Susceptible
15-19 mcg Intermediate
11-14 mcg Resistance Gambar 1. Zona hambat ekstrak jamur
0 mcg No inhibition kuping hitam (A. polytricha)
pada masa inkubasi 7x24 jam.
Analisis Data a. media MEA dan koloni jamur
Data yang diperoleh dianalisis A. flavus, b. sumuran, c. zona
menggunakan Uji Kruskal Wallis. Apabila hambat
diperoleh hasil yang berbeda nyata maka
dilanjutkan dengan uji Mann Whitney
dengan taraf kepercayaan = 0,05. Berdasarkan hasil penelitian uji daya
hambat ekstrak metanol A. polytricha
Hasil dengan berbagai konsentrasi terhadap
Berdasarkan hasil penelitian koloni pertumbuhan jamur anggota spesies A.
jamur anggota spesies A. flavus (UH 26) flavus (UH 26) menunjukkan hasil yang
yang tumbuh pada masing-masing berbeda-beda. Berdasarkan hasil analisis
perlakuan konsentrasi yang diberi ekstrak zona hambat jamur dengan Kruskal-Wallis
metanol jamur kuping hitam (A. menunjukkan pengaruh yang berbeda

17
Triani et al. /JlabMed 1(2):14-21

nyata dalam menghambat pertumbuhan A. flavus (UH 26) dan konsentrasi ekstrak
flavus (UH 26) pada masa inkubasi 7x24 metanol jamur kuping hitam 0,04 g/ml
jam (X2 = 110,868, P = 0,000), kontrol merupakan konsentrasi terbaik karena
positif (Ketokonazol 0,02 g/ml) tidak memberikan respon hambatan
berbeda nyata dengan konsentrasi 0,40
g/ml namun berbeda nyata dengan Tabel 1. Profil kerentanan (susceptibility) antifungi
ekstrak metanol jamur kuping hitam (A.
konsentrasi 0,20 g/ml, 0,25 g/ml, 0,30 polytricha) dan ketokonazol terhadap
g/ml dan 0,35 g/ml, sedangkan kontrol pertumbuhan koloni jamur A. flavus (UH
negatif (akuades 1 ml) berbeda nyata 26) pada masa inkubasi 7x24 jam
dengan setiap perlakuan konsentrasi dan
kontrol positif ketokonazol 0,02 g/ml Perlakuan (g/ml) A. Flavus (toksigenik)
(Gambar 2). (Diameter zona penghambatan)
(mm)
Aktivitas antifungi ekstrak metanol
jamur kuping hitam (A. polytricha) pada 0,20 14,08 (R)
berbagai taraf konsentrasi menunjukkan 0,25 16,07 (I)
0,30 20,28 (S)
rerata diameter zona hambatan menggalami 0,35 27,15 (S)
kenaikan, pada kontrol negatif tidak ada 0,40 33,36 (S)
menunjukkan zona hambatan sedangkan Ketokonazol 0,02 36,61 (S)
pada kontrol positif ketokonazol zona R= Resistance, I= Intermediate, S= Susceptible
hambatan sangat besar dalam menghambat
pertumbuhan jamur anggota spesies A. flavus (UH
Diskusi
26) (Gambar 2).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan bahwa ekstrak jamur anggota
spesies A. polytricha dapat menghambat
pertumbuhan jamur anggota spesies A. flavus
(UH 26), hal ini dapat dilihat dari semakin
besar perlakuan konsentrasi yang diberikan
maka semakin besar juga zona bening yang
terlihat pada sekeliling sumur uji (Gambar 1
dan 2). Menurut Puthera et al. (2012)
semakin besar konsentrasi ekstrak yang
diberikan maka persentase daya hambat
ekstrak semakin kuat, konsentrasi ekstrak
mempengaruhi kecepatan zona hambatan,
makin besar konsentrasi ekstrak maka makin
cepat difusi akibatnya makin besar diameter
zona hambatan yang terbentuk.
Peningkatan konsentrasi ekstrak A.
Jenis perlakuan gr/mL polytricha mempengaruhi diameter zona
Gambar 2. Grafik diameter zona hambat
hambat yang terbentuk, hasil diameter zona
ekstrak methanol A. polytricha terhadap hambat yang berbeda-beda menunjukkan
pertumbuhan jamur anggota spesies A. kemampuan konsentrasi ekstrak yang
flavus (UH 26) selama tujuh hari. berbeda-beda dalam menghambat
pertumbuhan jamur anggota spesies A. flavus
Tabel 1 menunjukkan bahwa (UH 26). Hal ini sesuai dengan pendapat
konsentrasi ekstrak metanol jamur Prescott (2005) dalam Alfiah et al. (201 yang
kuping hitam 0,30 g/ml merupakan menyatakan bahwa ukuran dari zona yang
perlakuan dengan konsentrasi terendah tidak berbeda nyata dengan kontrol positif
yang memberikan respon hambatan ketokonazol 0,02 g/mL. hambat dipengaruhi
Susceptible dengan rerata 20,28 mm oleh perbedaan besar kecilnya konsentrasi
dalam menghambat pertumbuhan A.

18
Triani et al. /JlabMed 1(2):14-21

ekstrak. Menurut Alfiah et al. (2015), hasil dengan konsentrasi ekstrak metanol A.
diameter zona hambat yang berbeda-beda polytricha 0,40 g/ml menghasilkan rerata
menunjukkan kemampuan ekstrak yang diameter sebesar 33,36 mm, yang zona
berbeda dalam menghambat pertumbuhan hambatannya besar sama dengan kontrol
jamur uji, perbedaan diameter zona hambat positif yaitu ketokonazol 0,02 g dengan
ini dapat disebabkankan adanya perbedaan diameter rerata 36,6 mm. Dengan demikian
kandungan metabolit sekunder yang dapat diketahui bahwa perlakuan dengan
terkandung pada ekstrak jamur kuping hitam. konsentrasi ekstrak metanol A. polytricha
Berdasarkan hasil penelitiannya Liana et 0,40 g/ml merupakan konsentrasi yang nilai
al. (2015) dan Duryatmo (2003) bahwa rerata zona hambatnya hampir mendekati
ekstrak jamur kuping hitam menggandung ketokonazol.
beberapa metabolit sekunder di antaranya Menurut Falahati et al. (2006)
alkaloid, flavonoid dan monoterpen yang ketokonazol mempunyai aktivitas antijamur
berfungsi sebagai antifungi. Sesuai dengan dengan merusak membran sel melalui
pernyataan Bhaskara (2012) bahwa alkaloid mekanisme menghambat sintesa ergosterol
sebagai antifungi dapat menyebabkan lewat interaksi dengan C-14 alpha
kerusakan membran sel. Alkaloid akan demethylase yang merupakan sebuah enzim
berikatan dengan ergosterol membentuk yang bergantung pada cythocrome P-450
lubang yang menyebabkan kebocoran yang diperlukan untuk mengubah ergosterol
membran sel jamur, hal ini dapat menjadi tipis, sehingga menyebabkan
mengakibatkan kerusakan pada sel jamur dan membran jamur akan menjadi tidak stabil.
kematian sel pada jamur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Flavonoid salah satu senyawa yang ketokonazol dan aktivitas daya hambat dari
dihasilkan oleh genestein yang berfungsi ekstrak metanol jamur kuping hitam (A.
menghambat pembelahan sel, senyawa ini polytricha) mempunyai potensi sebagai
akan mengikat protein dalam sel fungi dan fungisida, karena dilihat daya hambatnya dari
mengganggu fungsi mitosis sehingga hari kehari semakin meningkat dalam
menimbulkan penghambatan pertumbuhan menghambat pertumbuhan jamur anggota
fungi (Siswandono dan Soekardjo, 2000). spesies A. flavus (UH26) (Gambar 2). Fitri et
Selain alkaloid dan flavonoid jamur kuping al. (2016) juga menyatakan bahwa
hitam menggandung monoterpen. Kardinan ketokonazol bersifat fungisida, yaitu antifungi
(2008) menyatakan bahwa senyawa yang memiliki kemampuan dapat membunuh
monoterpen adalah antifungi yang dapat jamur.
mengganggu senyawa lipofilik pada fungi
sehingga dapat menggakibatkan kerusakan sel Ucapan Terimakasih
fungi. Saya menyampaikan terima kasih
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat yang sebesar-besarnya kepada mereka
dinyatakan bahwa ekstrak metanol jamur yang terlibat dalam penyusunan jurnal ini.
anggota spesies A. polytricha memiliki zona
hambat yang besar dalam menghambat
pertumbuhan jamur anggota spesies A. flavus Referensi
(UH26), dilihat pada konsentrasi 0,20 g/ml Alfiah, RR, Khotimah, S, & Turnip, M,
sudah memberikan daya hambat Resistance 2015, Efektivitas Ekstrak Metanol
dengan diameter zona hambat sebesar Daun Sembung Rambat (Mikania
14,08mm. Penelitian Jonathan et al. (2005) micrantha Kunth) Terhadap
menunjukkan bahwa ekstrak jamur karang Pertumbuhan Jamur Candida
atau jamur anggota spesies Daedalea elegans albicans, Jurnal Protobiont, vol 4,
0,20 g/mL hanya memberikan zona hambat no 1, hal 52-57
sebesar 10,00 mm dalam menghambat Amalia, N, 2013, Identifikasi Jamur
pertumbuhan jamur A. flavus. Perlakuan Aspergillus flavus Pada Kacang

19
Triani et al. /JlabMed 1(2):14-21

Tanah (Arachis hypogaea L.) Yang Fitri, CR, Fitrianingsih SP & Suwendar,
Di jual Di Pasar Kodim, Jurnal 2016, Evaluasi Potensi Aktivitas
Analis Kesehatan klinikal Sains, vol Antifungi Ekstrak Etanol Daun
1, no 1, hal 1-10 Pandan Wangi (Pandanus
Bhaskara, GY, 2012, Uji Daya Antifungi amaryllifolius Roxb.) terhadap
Ekstrak Etanol Daun Salam Candida albicans Secara In Vitro,
(Syzygium polianthum Wight. Prosiding Farmasi, volume 2, no2,
Walp.) Terhadap Candida Albicans hal 729-736
Atcc 10231 Secara In Vitro, Fitriani, S, Raharjo, & Trimulyono G, 2013,
Universitas Muhammadiyah, Aktivitas Antifungi Ekstrak Daun
Surakarta Kedondong (Spondias pinnata)
Dahlianti, V, 2001, Ekstrak Jamur dalam Menghambat Pertumbuhan
Kuping(Auricularia Polytricha Aspergillus flavus, Jurnal Lentera
Sebagai Antihiperlipidemia Pada Bio, vol 2 no 2, hal 125–129
Tikus Putih Galur Wistar, Hall, IR, Stephenson, SL, Buchanan, PK,
Skripsi, Institut Pertanian Bogor, Yun, W, & Cole, ALJ, 2003, Edible
Bogor and Poisonous Mushrooms Of The
Duryatmo S, 2003, Aneka World, Timber Press, Portland,
Ramuan Berkhasiat Temu- Cambridge
Temuan, Puspa Swara, Hendritomo, HI, 2010, Jamur Konsumsi
Jakarta Berkhasiat Obat, Lily Publisher Dan
Elin, EY, Suwendar & Ernita, E, 2006, Pengembangan Hutan Dan
Aktivitas ekstrak etanol herba Konservasi Alam, Yogyakarta
seledri (Apium graveolens) dan Jonathan S, Gbolagade & Ishola OF, 2005,
daun urang aring (Eclipta prostata Antimicrobial Activities of Some
(L.) L.) terhadap Pityrosporum Selected Nigerian Mushrooms,
ovale, Skripsi, Institut Teknologi Journal of Biomedical Research,
Bandung, Bandung Vol 8, hal 83-87
Fachrudin, FA, Herbani, M & Fadli Z, 2015, Kardinan, A & Ruhayat A, 2008, Budidaya
Uji Aktifitas Antifungi Kombinasi Tanaman Obat secara Organik, PT
Ekstrak Etanol Sirih (Piper betle L.) Agro Media Pustaka, Jakarta
dan Lengkuas (Alpinia galanga) Liana, M, Fitrianingsih, SP, & Mulqie, L,
terhadap Pertumbuhan Candida 2015, Karakterisasi Simplisia Dan
albicans Secara in vitro, Jurnal Ekstrak Etanol Jamur Kuping
Kedokteran Komunitas, vol 3, no 1, (Auricularia polytricha (Mont.)
hal 105-112 Sacc.), Jurnal Prosiding Unisba, hal
Falahati, M, Shabani M, Rodakhi MMA, 267-273
Jahaniani F, Bagheri KP, & Milanda, 2008, Transformasi
Ebrahimi, SA, 2006, Interaction Monascus purpureus Mutan Albino
Between Ketoconazole, menggunakan Gen Nitrat Reduktase
Amphotericin B And Terbinafin And Dari Aspergillus nidulands, Jakarta
Three Diazenumdiolates In Nurdina, YA, Praharani, D, & Ermawati, T,
Concomitant Uses Against Some 2012, Daya Hambat Ekstrak
Fungal Species, Department of Daun Pare (Momordica charantia)
Parasitology, Iran University of Terhadap Lactobacillus acidophilus,
Medical Sciences, Tehran, Iran, vol artikel ilmiah, Universitas jember,
14, no 2, hal 87-92 jember
Falakh, S, 2008, Aktivitas Antioksidasi Permana, H, 2007, Merintis Usaha Jamur
Ekstrak Jamur Kuping Hitam Untuk Rakyat, Edisi Pertama,
(Auricularia polytricha), Skripsi, Penerbit Karya Mandiri
Institut Pertanian Bogor, Bogor Pratama, Jakarta

20
Triani et al. /JlabMed 1(2):14-21

Puthera, A, Agung, GN & Duniaji, AS,


2007, Mempelajari Pengaruh
Konsentrasi Ekstrak Rimpang
Lengkuas (Alpinia galanga)
Terhadap Pertumbuhan Aspergillus
flavus pada Kacang Tanah (Arachis
hypogaea L.), vol 4, no 2, hal 131-
136
Puthera, AAMD, Agung, GN, & Duniaji,
AS, 2012, Mempelajari Pengaruh
Konsentrasi Ekstrak Rimpang
Lengkuas, Skripsi, Universitas
Udayana Bali, Bali
Siswandono & Soekardjo, B, 2000, Kimia
Medisinal, Edisi 2, Airlangga
University Press, Surabaya, Hal
291-303
Sumihe, G, Max R, Runtuwene J & Rorong
Ja, Analisis Fitokimia Dan
Penentuan Nilai LC50 Ekstrak
Metanol Daun Liwas, Jurnal Ilmiah
Sains, Vol 14, No 2, Hal 127-28
Surjowardojo, P, Susilorini TE & Benarivo
V, 2016, Daya Hambat Dekok Kulit
Apel Manalagi (Malus Sylvestris
Mill) Terhadap Pertumbuhan
Escherichia Coli Dan Streptococcus
Agalactiae Penyebab Mastitis Pada
Sapi Perah, Jurnal Ternak Tropika,
vol 17, no 1, hal 11-21Verma M,
Kumar A dan Singh VP, 2012,
Chemical And Biolog Ical Control
Of Pathogenic Aspergillus SPP.,
Journal of Plant Development
Sciences, vol 4, no 3, hal 353-361
Wijaya, A, 2014, Ganguan
Metabolisme Lemak Dan
Penyakit Jantung Koroner, Prodia,
Jakarta

21

Anda mungkin juga menyukai