Anda di halaman 1dari 14

TRANSFORMASI GEN PEMBUNGAAN

MELALUI Agrobacterium tumefaciens SECARA


IN-VITRO PADA TANAMAN ANGGREK Vanda
tricolor

Oleh
Dewi Farahdiba
215411101002
PENDAHULUAN
• Tanaman Anggrek spesies Vanda tricolor merupakan
tanaman hias yang pertama kali dideskripsikan oleh John
Lindley pada tahun 1847.
• Vanda tricolor Lindl. var. suavis forma Bali adalah
anggrek alam pulau Bali, salah satu sumber kekayaan
hayati pulau Bali hasil persilangan anggrek Vanda hibrida
yang saat ini diperjualbelikan dengan harga tinggi.
• Vanda tricolor Lindl. var. suavis forma Bali dicirikan
dengan ukuran bunga dan buah yang lebih besar serta Vanda tricolor Lindl. var. suavis
aroma yang lebih tinggi dibandingkan forma daerah forma Bali
lainnya, selain itu memiliki totol-totol dan labelum yang
berwarna ungu kemerahan.
• Salah satu permasalahan dalam budidaya anggrek, khususnya genus Vanda,
adalah masa vegetatif yang panjang, sehingga saat pembungaan
(flowering) membutuhkan waktu yang relatif lama.
• Vanda tricolor Lindl. var. suavis membutuhkan waktu kurang lebih 5
(lima) tahun setelah disemai untuk menghasilkan bunga pertama kali,
padahal sebagai tanaman hias, bunga merupakan organ tanaman penting
yang dinikmati nilai estetikanya.
• Pada penelitian ini dilakukan overekspresi gen
pembungaan yaitu gen PaFT dengan ‘strong
promoter’ Ubiquitin.
• Gen PaFT adalah gen ortholog dari
FLOWERING LOCUS T (FT) yang diisolasi
dari tanaman anggrek Phalaenopsis amabilis
oleh Dr. Seonghoe Jang dari Academia Sinica,
Biotechnology Center in Southern Taiwan
pada tahun 2010 (Mercuriani et al. 2015). Gen
ini sudah berhasil ditransformasi melalui
Agrobacterium tumefaciens pada anggrek
Phalaenopsis amabilis dari Indonesia.
• Tanaman anggrek V. tricolor yang
sudah disisipi gen PaFT ini
nantinya akan memiliki masa
juvenil yang lebih pendek
sehingga berbunga lebih cepat.
Metode Penelitian
1. Waktu & Tempat

Laboratorium Kultur Jaringan


Penelitian sudah terlaksana dari
Tanaman Fakultas Pertanian
bulan Januari 2014 hingga
Universitas Udayana, jalan
Februari 2015
Pulau Moyo Denpasar.
2. Bahan & Alat
• Gen pembungaan PaFT (Phalaenopsis amabilis • Benzyl adenine 2 ppm
Flowering locus T) oleh Dr. Seonghoe Jang dari
Academia Sinica, Biotechnology Center in • Suspensi Agrobacterium
Southern Taiwan pada tahun 2010 tumefaciens
• Promoter Ubiquitin
• Higromisin Posphotransferase (hpt)
• Tween 20
• Pangkal batang Vanda tricolor Lidl. forma Bali • Asetosiringon (AS)
dari seedling (Benih yang telah berkecambah)
yang berusia 12 bulan setelah semai. • Larutan cefotaxime 300
• Media NP (New Phalaenopsis) • Gel agarose 1%
Elektroforesis UV transluminator
3. Metodologi penelitian

Eksplan
direndam selama
Eksplan 1 atau 2 jam
diprekultur pada (perlakuan) pada
Iris pangkal media NP+2 ppm suspensi
batang dari Benzyl adenin Agrobacterium
seedling yang (BA) tumefaciens
berusia 12 bulan
setelah semai
A.tumefaciens A.tumefaciens A.tumefaciens A.tumefaciens
2 tetes 2 tetes 2 tetes 2 tetes
tween tween asetosiringo asetosiringo
n n

Konsentrasi 25 Konsentrasi 25
Konsentrasi 0 ppm Konsentrasi 0 ppm
ppm ppm
*Eksplan dicuci
dengan larutan
cefotaxime 300 ppm,
Eksplan di ko- dibilas hingga bersih
Eksplan dipelihara
kultivasi selama 3 dan ditanam kembali
hingga tumbuh tunas
hari pada media NP + pada media NP + 2
dan akar (Planlet)
2 ppm BA. ppm BA+ 50 ppm
cefotaxime (Tahap
eliminasi) (diulang
3x)
Plantlet kemudian diseleksi dengan
cara ditanam pada media NP +10 ppm
Genom dari kandidat transforman
higromisin. Plantlet yang bertahan
(dari daunnya) diisolasi menggunakan
hidup sampai 6 minggu pada media
metode Doyle & Doyle (1990),
higromisin disebut kandidat
selanjutnya dianalisis secara
transforman. Kandidat transforman
molekuler menggunakan metode PCR
dihitung dan dipersentase dari jumlah
dengan primer Ubiquitin.
eksplan yang diinokulasi untuk setiap
perlakuan.
Hasil & Pembahasan
Perlakuan Jumlah Eksplan hidup Jumlah planlet Planlet hidup
eksplan pasca yang dihasilkan pasca seleksi
yang kokultivasi Hasil penelitian menunjukkan
ditransfo bahwa lama perendaman 2 jam pada 25
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
rmasi
ppm asetosiringon (AS) memberikan
hasil terbaik dibandingkan perlakuan
lainnya. Pemberian 25 ppm AS secara
Perendaman 1 jam 122 122 100 75 61,48 1 1,33
umum meningkatkan jumlah kandidat
dengan 0 ppm AS

Perendaman 1 jam 124 124 100 54 43,55 1 1,85


transforman yang dihasilkan
dengan 25 ppm AS

Perendaman 2 jam 133 133 100 72 54,14 1 1,39


dengan 0 ppm AS

Perendaman 2 jam 142 142 100 67 47,18 3 4,48


dengan 25 ppm AS
 Pada penelitian ini, setelah dua
bulan dalam pemeliharaan, banyak
kandidat transforman yang mati
karena kontaminasi, menyisakan
hanya empat kandidat.

 Dari empat tersebut, dua Beberapa kandidat tanaman transforman V. tricolor yang
diantaranya dianalisis PCR dengan berhasil tumbuh pada media seleksi ; Skala = 10 mm
prosedur seperti tersebut di atas, dan
hasil elektroforesis menunjukkan
hanya satu dari dua kandidat yang
positif membawa gen PaFT
Kesimpulan
Periode inokulasi serta pemberian asetosiringon
merupakan faktor penting yang mempengaruhi transformasi
melalui A. tumefaciens pada anggrek V. tricolor secara in vitro
dengan target berupa eksplan irisan pangkal batang. Adanya
tanaman yang positif PCR menunjukkan bahwa gen PaFT
berhasil terintegrasi ke genom tanaman melalui metode yang
dilakukan dalam penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai