Anda di halaman 1dari 6

(JPB) Jurnal Pembelajaran Biologi: Kajian Biologi dan Pembelajarannya

Vol. x, No. x, 2019. doi: xxxxxxxxxxxx


p-issn : 2355-7192; e-issn : 2613-9936
htpp://ejournal.unsri.ac.id/index.php/fpb
ANALISIS KANDUNGAN PROTEIN PADA TEMPEH KEDELAI

1 Ratri Mukti, Jurusan Tadris Biologi, FTIK UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
2 Ratna Kumala Dewi, Jurusan Tadris Kimia, FTIK UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
*Corresponding author E-mail: ratrimukti22@gmail.com

Received: xx, xx.2019, Revised: xx, xx.2019, Accepted: xx, xx.2019.

ABSTRACT
One of Indonesia's traditional foods that has a high nutritional content is tempeh, not only the lower class,
the upper middle class also consumes tempe. Soybeans are the main raw material for making tempeh.
Currently, domestic soybean production is still not able to meet the needs of the local tempe industry so that
the fulfillment of soybean needs for raw materials for the tempe industry is dependent on imports. This
research method uses the literature method by collecting several reference sources for articles and journals
regarding the protein content of tempeh. The basis of this writing is strong evidence from several studies that
have referred to the right source. This study aims to reveal the total protein content of tempeh. The results of
research from the literature revealed that the protein content of soy tempeh tends to increase with increasing
curing time. Through the ripening process, the complex compounds in soybeans are digested by molds with
enzymatic reactions and produce simpler compounds.
Keywords:
Protein, tempeh, soybean

ABSTRAK
Salah satu makanan tradisional Indonesia yang mempunyai kandungan gizi yang tinggi adalah tempe,
tidak hanya masyarakat kelas bawah, masyarakat menengah ke atas pun juga mengkonsumsi tempe.
Kacang kedelai merupakan bahan baku utama pembuatan tempe. Saat ini produksi kedelai dalam negeri
masih belum mampu mencukupi kebutuhan industri tempe lokal sehingga pemenuhan kebutuhan kedelai
untuk bahan baku industri tempe menjadi bergantung kepada impor. Metode penelitian ini menggunakan
metode literatur dengan cara mengumpulkan beberapa sumber referensi artikel dan jurnal mengenai
kandungan protein pada tempe. Dasar pada penulisan ini merupakan bukti-bukti yang kuat dari beberapa
penelitian yang sudah mengacu pada sumber yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap
kandungan protein total pada tempe. Hasil penelitian dari literatur mengungkapkan bahwa Kadar protein
tempe kedelai cenderung mengalami kenaikan dengan meningkatnya waktu pemeraman. Melalui proses
pemeraman, senyawa-senyawa komplek pada kedelai dicerna oleh kapang dengan reaksi enzimatis dan
menghasilkan senyawa-senyawa yang lebih sederhana.
Kata kunci:
Protein, tempeh, kacang kedelai

PENDAHULUAN tempe sudah lama dikenal selama berabad-


Indonesia merupakan produsen abad silam. Makanan ini diproduksi dan
tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar dikonsumsi secara turun-temurun,
kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari khususnya di daerah Jawa Tengah dan
konsumsi kedelai Indonesia dijadikan untuk sekitarnya.(Wahyuni 2017)
memproduksi tempe, 40% tahu, dan 10% Di Indonesia, banyak olahan yang
dalam bentuk produk lain (seperti tauco, berbahan baku dari kedelai yang umum
kecap, dan lain-lain). Konsumsi tempe rata- dikonsumsi diantaranya adalah tempe, tahu,
rata per orang per tahun di Indonesia saat ini oncom, kecap, tauco dan lain-lain. Selain
diperkirakan mencapai sekitar 6,45kg. itu, kedelai juga dapat diolah dalam bentuk
Tempe adalah salah satu makanan lain seperti bahan makanan campuran untuk
tradisional khas Indonesia. Di tanah air, bayi dan anak balita, kembang tahu, roti,

Page | 1
(JPB) Jurnal Pembelajaran Biologi: Kajian Biologi dan Pembelajarannya
Vol. x, No. x, 2019. doi: xxxxxxxxxxxx
p-issn : 2355-7192; e-issn : 2613-9936
htpp://ejournal.unsri.ac.id/index.php/fpb
kue, serta susu kedelai. Meski demikian, ada mikroorganisme yang memiliki fase hidup
beberapa hal yang kurang disukai dari logaritmik. Setiap 100 g tempe mengandung
olahan berbahan baku kedelai, hal tersebut 18-20 g protein, 4 g lemak, 12 g kabohidrat,
di karenakan bau langu atau bau kacang, serat 3,5 g dan mempunyai kandungan
rasa pahit dan rasa seperti kapur. Kedelai vitamin, fosfor, kalsium.(Khanifah 2018)
mengandung sejenis oligosakarida yang Fermentasi dapat diartikan sebagai
tidak bisa dicerna oleh tubuh dan dapat perubahan gradual oleh enzim beberapa
menyebabkan flatulenz (perut kembung). bakteri, khamir dan jamur. Contoh
Selain itu juga mengandung antinutrisi fermentasi adalah perubahan kimia dari
(antitripsin, fitat, saponin, hemaglutinin), fermentasi meliputi pengasaman susu,
yang membatasi kapasitas protein untuk dekomposisi pati dan gula menjadi alkohol
diserap oleh tubuh.(Ichsan 2021) dan karbondioksida serta oksidasi senyawa
Protein merupakan suatu makro nitrogen organic. Selama proses fermentasi
nutrien yang berperan penting dalam pada pembutan tempe, kedelai akan
pembentukan biomolekul dan berpengaruh mengalami perubahan fisik terutama tekstur,
dalam penentuan ukuran dan struktur sel. yang menjadi semakin lunak karena terjadi
Protein tersusun atas rantai-rantai panjang penurunan selulosa menjadi bentuk yang
asam amino, yang terikat satu sama lain lebih sederhana. Hifa kapang juga mampu
dalam suatu ikatan peptida1 . Protein menembus permukaan kedelai sehingga
memiliki ikatan peptide dari asam-asam dapat menggunakan nutrisi yang ada pada
amino yang dibutuhkan oleh tubuh2 . Jenis biji kedelai sehingga nilai gizi tempe lebih
protein berdasarkan asalnya dibedakan baik dari kacang kedelai. Perubahan fisik
menjadi dua yaitu protein hewani dan lainnya adalah peningkatan jumlah hifa
protein nabati. Salah satu contoh protein kapang yang menyelubungi kedelai yang
nabati yang memiliki kadar protein cukup satu dengan yang lainnya menjadi satu
tinggi adalah dari jenis kacang-kacangan. kesatuan.(Mukhoyaroh 2015)
Kacang kedelai (Glycine max L. Merr) Tempe merupakan makanan yang
beserta semua jenis olahannya merupakan terbuat dari biji kedelai atau beberapa bahan
sumber protein nabati tertinggi. Dalam 100 lain yang diproses melalui fermentasi dari
gram kacang kedelai (Glycine max L. Merr) apa yang secara umum dikenal sebagai “ragi
mengandung protein sebanyak 34,9 g, 34,8 g tempe”. Lewat proses fermentasi ini, biji
karbohidrat dan 18,1 g lemak3 . Selain kaya kedelai mengalami proses penguraian
akan nutrisi kedelai merupakan tanaman menjadi senyawa sederhana sehingga mudah
pangan hasil rekayasa genetika (GMO) yang dicerna. Penyebaran tempe telah meluas
banyak diproduksi di dunia, sekitar47%4 menjangkau beberapa kawasan. Masyarakat
.Tempe merupakan jenis olahan kacang Eropa cukup lama mengenal tempe, yang
kedelai (Glycine max L) yang telah dikenal memperkenalkan tempe petama kali kepada
sebagai pangan fungsional melalui proses masyarakat Eropa adalah imigran asal
fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Indonesia yang menetap di Belanda. Melalui
Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus Belanda, keberadaan tempe menyebar ke
oligosporus5. Lama fermentasi pembuatan negara Eropa lain seperti Belgia dan Jerman.
tempe sekitar 36-48 jam dengan ditandai Tercatat, tempe cukup populer di beberapa
adanya kapang yang hampir tetap dan negara Eropa sejak tahun 1946.(Wahyuni
tekstur yang lebih kompak. Lama fermentasi 2017)
memberikan pengaruh dalam kualitas
produk. Produk fermentasi adalah produk BAHAN DAN METODE
yang dapat diterima baik secara Metode penelitian ini menggunakan
kenampakan, aroma serta gizi yang metode literatur dengan cara mengumpulkan
dihasilkan. Fermentasi dibantu oleh beberapa sumber referensi artikel dan jurnal

Page | 2
(JPB) Jurnal Pembelajaran Biologi: Kajian Biologi dan Pembelajarannya
Vol. x, No. x, 2019. doi: xxxxxxxxxxxx
p-issn : 2355-7192; e-issn : 2613-9936
htpp://ejournal.unsri.ac.id/index.php/fpb
mengenai kandungan protein pada tempe. dalam mempengaruhi kualitas mutu
Dasar pada penulisan ini merupakan bukti- makanan, termasuk dalam zat gizi makanan
bukti yang kuat dari beberapa penelitian yang dikemasnya. Sama seperti
yang sudah mengacu pada sumber yang pempengemas tempe yang akan
tepat. Sumber referensi didapat dari artikel mempengaruhi kadar nutrisinya (Radiati,
dan jurnal merupakan hasil penelitian yang 2016). Namun, tempe edamame dengan
secara umum masih dibilang masih baru. perbedaan jenis pengemas belum dapat
ditelaah secara ilmiah sehingga dibutuhkan
HASIL penelitian lebih lanjut mengenai tempe
Pada umumnya, pembuatan tempe edamame dengan perbedaan jenis kemasan.
dilakukan dengan cara tradisional yaitu (Kurniawan, Setiani, and Dwiloka 2019)
pembuatannya dilakukan dengan menutupi Hasil penghitungan akumulasi data
tempe dengan kain atau penutup lain, proses kadar protein dihitung berdasarkan hasil
fermentasi makanan sendiri merupakan titrasi larutan sampel dinyatakan dalam
salah satu faktor penting dalam pembuatan bentuk presentase (%). Kadar protein pada 8
tempe, sehingga permasalahan kondisi suhu perlakuan dilihat dari hasil titrasi melalui
dan kelembaban yang tidak menentu akan skala biuret kemudian dihitung
mengakibatkan kegagalan fermentasi dan menggunakan perhitungan manual dapat
berdampak merugikan, bila proses dilihat pada Tabel 1
pembuatan tempe cuaca stabil maka tempe
bisa matang tepat pada waktunya, dalam Tabel 1. Data Rata-rata Hasil Pengamatan Jenis
proses pembuatan tempe, pembuat tempe Kedelai, Lama Dan Suhu Pemeraman Terhadap
tidak pernah tahu berapa suhu dan Ulangan Pengujian Kadar Protein.
kelembaban dalam ruangan tersebut.
Kandungan Protein/100g
(Nuroctavia, Murtono, and Priyadi 2021)
Rata-
Pada umumnya, tempe dikemas Perlakua rata
menggunakan plastik atau daun pisang. Jika n U1 U2 U3 Kadar
produksi tempe diperuntukkan untuk skala Protei
industri, maka kemasan yang digunakan n (%)
yaitu plastik dikarenakan lebih efektif dan 0,048 0,032 0,0040
0,04
efisien (Hutapea dan Fallo, 2017). 3 2 2
J1L1S1
Walaupun begitu, tempe yang dikemas
dengan daun pisang memiliki masa simpan
0,040 0,040
yang lebih lama dengan waktu fermentasi J1L1S2
7 7
0,0322 0,03
yang relatif lebih cepat, aroma yang lebih 0,032 0,032
segar, dan rasa yang lebih enak karena 0,0245 0,02
2 2
dikemas dengan kondisi tetap hangat dan J1L2S1
lembab tapi tidak terjadi kondensasi uap
yang berlebihan selama waktu fermentasi J1L2S2
0,144 0,153
0,1360 0,14
sehingga tidak menghambat pertumbuhan 8 3
miselia jamur (Astuti, 2009). Sedangkan 0,040
J2L1S1 0,483 0,0322 0,04
7
tempe yang dibungkus daun jati memiliki
0,177 0,169
warna yang lebih kuning dibanding tempe J2L1S2
0 4
0,1855 0,17
yang dikemas dengan daun pisang maupun 0,249 0,249
plastik serta memiliki aroma yang kurang J2L2S1 0,2252 0,72
9 9
khas tempe jika dibandingkan dengan 0,008 0,008
J2L2S2 0,0160 0,01
kemasan daun pisang (Adisarwanto, 2005). 5 5
Pengemasan merupakan salah satu kegiatan
dalam produksi yang berperan penting

Page | 3
(JPB) Jurnal Pembelajaran Biologi: Kajian Biologi dan Pembelajarannya
Vol. x, No. x, 2019. doi: xxxxxxxxxxxx
p-issn : 2355-7192; e-issn : 2613-9936
htpp://ejournal.unsri.ac.id/index.php/fpb
Keterangan: untuk kapang tumbuh. Suhu tinggi akan
J1L1S1 = jenis kedelai kuning, lama 18 jam, suhu membuat kapang tidak bisa tumbuh
pemeraman 10oC sempurna. Tempe adalah makanan yang
J1L1S2 = jenis kedelai kuning, lama 18 jam, suhu
pemeraman 31oC
dibuat dari fermentasi dengan menggunakan
J1L2S1= jenis kedelai kuning, lama 36 jam, suhu beberapa jenis kapang (Rhizopus sp). Jamur
pemeraman 10oC yang tumbuh pada kedelei tersebut
J1L2S2 = jenis kedelai kuning, lama 36 jam, suhu menghasilkan enzim-enzim yang mampu
pemeraman 31oC merombak senyawa organik kompleks
J2L1S1 = jenis kedelai hitam, lama 18 jam, suhu menjadi senyawa yang lebih sederhana
pemeraman 100C sehingga senyawa tersebut dengan mudah
J2L1S2 = jenis kedelai hitam, lama 18 jam, suhu
pemeraman 310C
digunakan oleh tubuh. Rhizopus sp tumbuh
J2L2S1= jenis kedelai hitam, lama 36 jam, suhu baik pada kisaran pH 3,4-6, semakin lama
pemeraman 100C waktu pemeraman, pH tempe semakin
J2L2S2= jenis kedelai hitam, lama 36 jam, suhu meningkat sampai pH 8,4, sehingga jamur
pemeraman 310C semakin menurun karena pH tinggi kurang
sesuai untuk pertumbuhan jamur.
PEMBAHASAN (Mukhoyaroh 2015)
Tabel 1 menunjukkan ada perlakuan
jenis kedelai hitam, lama pemeraman 36 jam
dan suhu 100 C (J2L2S1) memiliki kadar
protein tertinggi yaitu sebesar 0,72 % dan
kadar protein terendah terdapat pada
perlakuan jenis kedelai hitam, lama
pemeraman 36 jam dan suhu pemeraman
310 C (J2L2S2) menunjukkan kadar sebesar
0,01 %. Uji lanjut LSD yang menunjukan
signifikansi perbedaan nyata adalah
kombinasi perlakuan kedelai hitam, lama
pemeraman 36 jam suhu pemeraman 100 C
(J2L2S1) dengan kedelai hitam, lama
pemeraman 36 jam, suhu pemeraman 310 C
(J2L2S2) dengan angka signifikasi sebesar Gambar 1. Grafik Rata-rata Hasil Pengamatan
0,23067. Penggunaan jenis kedelai, lama Jenis Kedelai, Lama Dan Suhu Pemeraman
dan suhu pemeraman mempengaruhi kadar Terhadap Ulangan Pengujian Kadar Protein
protein tempe kedelai. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa jenis kedelai, lama dan Jamur membutuhkan air untuk
suhu pemeraman berpengaruh nyata pertumbuhannya tetapi kebutuhan air pada
terhadap kandungan protein tempe kedelai. jamur lebih sedikit dari pada bakteri.
Adapun gambar rata-rata kadar protein yang Rhizopus oligosporus menghasilkan enzim-
dihasilkan pada perlakuan berbeda disajikan enzim protase. Perombakan senyawa
dalam Gambar 1.(Mukhoyaroh 2015) kompleks protein menjadi senyawa-senyawa
Tabel 1 menunjukkan bahwa kadar yang lebih sederhana adalah penting dalam
protein tempe kedelai tertinggi terdapat pada pemeraman tempe, dan merupakan salah
jenis kedelai hitam, lama pemeraman 36 jam satu faktor utama penentu kualitas tempe,
dan suhu pemeraman 100 C (J2L2S1) yaitu sebagai sumber protein nabati yang
karena kapang sudah merombak memiliki nilai cerna yang amat tinggi.
enzimenzim senyawa kompleks menjadi Semakin lama pemeraman maka akan
senyawa sederhana yang mendekati titik semakin besar kadar protein terlarutnya dan
optimum (72 jam) dan suhu yang tepat akan mencapai kondisi optimum pada

Page | 4
(JPB) Jurnal Pembelajaran Biologi: Kajian Biologi dan Pembelajarannya
Vol. x, No. x, 2019. doi: xxxxxxxxxxxx
p-issn : 2355-7192; e-issn : 2613-9936
htpp://ejournal.unsri.ac.id/index.php/fpb
pemeraman ke 72 jam kemudian mengalami pada perbedaan suhu pemeraman, waktu
penurunan pada hari berikutnya. Semakin pemeraman dan jenis tempe, sehingga dapat
lama pemeraman maka akan semakin besar memberikan informasi kepada masyarakat
aktifitas enzim tripsinnya dan akan secara lebih akurat
mencapai kondisi optimum pada pemeraman
ke 72 jam akan mengalami penurunan pada .
hari berikutnya. Suhu pemeraman dalam
pembuatan tempe harus diatur karena bila
suhu pemeraman terlalu tinggi akan REFERENSI
menyebabkan pertumbuhan kapang tidak Adisarwanto. 2005. Kedelai. Penebar
sempurna, Suhu pemeraman yang tinggi Swadaya, Jakarta.
akan menghasilkan tempe terlalu basah, Astuti, N. P. 2009. Sifat Organoleptik
tempe berbau amoniak atau alkohol dan Tempe Kedelai yang Dipengemas
tempe kepanasan atau (overheating). Suhu Plastik. Fakultas Ilmu Kesehatan,
pemeraman rendah akan menghambat UMS, Semarang.
pertumbuhan kapang. Kadar protein tempe Hakim, N. A. 2013. Perbedaan kualitas dan
kedelai cenderung mengalami kenaikan pertumbuhan benih edamame
dengan meningkatnya waktu pemeraman. varietas ryoko yang diproduksi di
Melalui proses pemeraman, senyawa- ketinggian tempat yang berbeda di
senyawa komplek pada kedelai dicerna oleh Lampung. J. Pertanian Terapan. 13
kapang dengan reaksi enzimatis dan (1) : 8 – 12.
menghasilkan senyawa-senyawa yang lebih Hutapea, A. N. dan Y. M. Fallo. 2017.
sederhana. Selama proses pemeraman terjadi Analisis kelayakan finansial industry
perubahan jumlah kandungan asam-asam tempe di Kelurahan Oelami,
amino yang secara keseluruhan jumlah Kecamatan Bikomi Selatan. J.
asam-asam amino mengalami kenaikan Agrimor. 2 (1) : 15 – 16.
setelah proses pemeraman. Jenis kedelai Ichsan, Muhammad Iqbalul. 2021.
yang digunakan dalam pembuatan tempe “PEMANFAATAN OLAHAN
kedelai dianjurkan untuk menggunakan jenis KEDELAI DALAM PROSES
kedelai kuning, karena kulit ari kedelai PEMBUATAN KERIPIK TEMPE
kuning tidak terlalu kelihatan sehinggga MARET KREZI.” IAIN Bengkulu.
hasil tempe terlihat bersih dan menarik. http://repository.iainbengkulu.ac.id/i
(Mukhoyaroh 2015) d/eprint/7018.
Khanifah, Farach. 2018. “Analisis Kadar
SIMPULAN Protein Total Pada Tempe
Berdasarkan hasil penelitian dari Fermentasi Dengan Penambahan
literatur dapat ditarik kesimpulan bahwa Ekstrak Nanas (Ananascomosus (L.)
lama pemeraman dan suhu pemeraman Merr ).” Jurnal Nutrisia 20 (1): 34–
berpengaruh terhadap kadar protein, hal ini 37.
disebabkan karena kapang tidak dapat https://doi.org/10.29238/jnutri.v20i1.
tumbuh kemudian mati yang ditunjukkan 113.
dengan perubahan fisik pada tempe, tempe Kurniawan, Nova Damayanti, Etza Bhakti
menjadi hitam dan terjadi denaturasi protein. Setiani, and Bambang Dwiloka.
Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh 2019. “Kadar Lemak , Kadar Air ,
jenis kedelai, lama dan suhu pemeraman Kadar Protein , Dan Antioksidan
terhadap kandungan protein pada tempe saja Tempe Edamame (Glycine Max (L)
sehingga masih perlu adanya pengembangan Merrill) Dengan Jenis Pengemas
penelitian. Penelitian dapat dilanjutkan Yang Berbeda.” Jurnal Teknologi
untuk mengkaji nilai gizi terhadap tempe Pangan 3 (2): 355–60.

Page | 5
(JPB) Jurnal Pembelajaran Biologi: Kajian Biologi dan Pembelajarannya
Vol. x, No. x, 2019. doi: xxxxxxxxxxxx
p-issn : 2355-7192; e-issn : 2613-9936
htpp://ejournal.unsri.ac.id/index.php/fpb
Mukhoyaroh, Hanifah. 2015. “Pengaruh
Jenis Kedelai, Waktu Dan Suhu
Pemeraman Terhadap Kandungan
Protein Tempe Kedelai.” Florea :
Jurnal Biologi Dan Pembelajarannya
2 (2): 47– 51.
https://doi.org/10.25273/florea.v2i2.
415.
Nuroctavia, Annisa Fitri, Ari Murtono, and
Bambang Priyadi. 2021. “Sistem
Kendali Suhu Dan Kelembaban Pada
Proses Fermentasi Tempe.” Jurnal
Elkolind Volume 8 (1): 261–69.
https://doi.org/10.33795/elkolind.v8i
3/304
Radiati, A. dan Sumarto. 2016. Analisis sifat
fisik, sifat organoleptik, dan
kandungan gizi pada produk tempe
dari kacang non – kedelai. J.
Aplikasi Teknologi Pangan. 5 (1) :
16 – 22.
Wahyuni, Anggun Riska. 2017. Penentuan
Kadar Protein Tempe Berdasarkan
Variasi Kemasan Dengan
Menggunakan Metode Kjedahl.
Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas
Sumatra Utara.

Page | 6

Anda mungkin juga menyukai