Anda di halaman 1dari 6

Proceedings Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA V Tahun 2015

KADAR ANTIOKSIDAN DAN IC50 TEMPE KACANG MERAH


(Phaseulus vulgaris L) YANG DIFERMENTASI DENGAN
LAMA FERMENTASI BERBEDA

Oleh :

SITI MARYAM
Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Undiksha
titik_maryam@yahoo.co.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar antioksidan dan kekuatan antioksidan meredam radikal bebas
(IC50) pada tempe kacang merah (Phaseulus vulgaris L) yang difermentasi dengan lama waktu fermentasi
berbeda yaitu : 36 jam, 48 jam dan 60 jam. Uji aktivitas atioksidan menggunakan metode DPPH. Hasil penelitian
menunjukkan kadar antioksidan pada tempe kacang merah (Phaseulus vulgaris L) dengan lama fermentasi 36, 48
dan 60 jam berturut turut sebesar 37,17 ; 49,35 dan 47,03 sedangkan IC50 sebesar 90,84 ; 127,15 dan 124,99.
Data kadar antioksidan dan aktivitas antioksidan dianalisis dengan uji anava satu jalur maka dapat dikatakan
bahwa lama fermentasi akan mempengaruhi kadar antioksidan dan juga aktivitas antioksidan pada tempe kacang
merah (Phaseulus vulgaris L). Disarankan untuk meneliti lebih lanjut tentang propil antioksidan yang terdapat
pada tempe kacang merah (Phaseolus vulgaris L) yang difermentasi dengan berbagai lama fermentasi.

Kata kunci : kacang merah, fermentasi , tempe, antioksidan, IC50.

Abstract

ANTIOXIDANT LEVELS AND IC50 TEMPE RED BEANS (Phaseolus vulgaris L) FERMENTED
WITH LENGTH OF FERMENTATION TIME

This study aims to determine the levels of antioxidants and antioxidant powers reduce free radicals (IC50) in red
beans (Phaseolus vulgaris L) fermented with different long fermentation time is: 36 hours, 48 hours and 60
hours. Test atioksidan activity using DPPH method. The results showed the levels of antioxidants in soybean red
beans (Phaseolus vulgaris L) with a length of fermentation 36, 48 and 60 hours respectively at 37.17; 49.35 and
47.03, while IC50 is : 90.84; 127.15 and 124.99. Date levels of antioxidants and antioxidant activity was
analyzed with ANOVA test, it can be said that the fermentation time will affect the levels of antioxidants and
antioxidant activity in soybean red beans (Phaseolus vulgaris L). It is advisable to investigate more about
characteristix antioxidants found in red beans (Phaseolus vulgaris L) fermented with various fermentation.

Key word : red beans, fermentation, tempeh, antioxidant, IC50

347
Proceedings Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA V Tahun 2015

yang mana senyawa ini mudah dicerna


1. PENDAHULUAN oleh tubuh manusia dan berdampak untuk
Kacang merah (Phaseolus vulgaris pemenuhan gizi (Alrasyid H, 2007 ; Aishah
L.) merupakan salah satu komoditas B, 2014). Disamping itu akibat proses
kacang-kacangan atau kelompok fermentasi maka akan terbentuk komponen
leguminosa yang dikenal masyarakat antioksidan yang berfungsi sebagai pe
Indonesia. Penggunaan kacang merah saat nangkap radikal bebas atau peredam radikal
ini masih terbatas, tidak seperti kacang bebas (Hasnah H et al, 2014).
kacang merah, yang dapat digunakan Secara biokimia, proses pembuatan
menjadi beberapa produk makanan yang tempe merupakan proses fermentasi dari
berkualitas seperti tempe, tahu, miso, kacang kacangan dengan menggunakan
saridele dan lain lainnya (Astawan, 2010). inokulum yang berasal dari golongan
Saat ini penggunaan kacang merah Rhizopus sp , yang merupakan campuran
(Phaseolus vulgaris L.) baru sebatas dari Rhizopus oligosporus dan Rhizopus
sebagai sayur dan tambahan pada proses orrizae dalam bentuk serbuk. Aplikasi
pembuatan kue, oleh sebab itu perlu dicari proses fermentasi di lapangan sangat ber
suatu alternatif penggunaan yang lain, variasi, diantaranya lama waktu fermentasi
sehingga nantinya keberadaan kacang yang digunakan oleh pengerajin tempe pada
merah dilapangan tidak berlimpah. proses pembuatan tempe sangat bervariasi
Teknologi fermentasi merupakan dengan rentangan waktu antara 36 jam
salah satu proses alternatif pengolahan hingga 48 jam dan bahkan ada hingga 60
kacang merah menjadi produk makanan jam. Perbedaan lama waktu fermentasi
yang berkualitas tinggi karena dapat kandungan antioksidannya. Hal ini disebab
meningkatkan nilai cerna dan gizi yang kan karena fermentasi adalah proses meta
dimiliki dalam kacang merah tersebut bolisme atau proses oksidasi reduksi dari
(Winda H, 2007). Penelitian tentang tepung kerja mikroorganisme. Mikroorganisme
kacang merah juga telah diaplikasikan dalam hal ini Rhizopus sp, merupakan
secara luas, misalnya dalam pembuatan jamur tempe yang dapat menghasilkan
cookies (Ekawati, 1999) serta bahan enzim enzim amilase, lipase dan protease,
pengikat dan pengisi pada sosis ikan lele yang mana produksi enzim sangat
(Cahyani, 2012). Sebagai bahan ditentukan dari lama waktunya.
pensubstitusi, tepung kacang merah dapat Sebagai produk asli Indonesia sejak
mengganti 10% tepung terigu dalam zaman dahulu kala dan juga dalam upaya
pembuatan brownies (Yodatama, 2011), meningkatkan gizi masyarakat secara luas,
serta dapat mengganti 20% tepung terigu maka dirasakan perlu untuk mengembang
dalam pembuatan donat (Yaumi, 2011), kan dan memasyarakatkan tempe secara
memiliki kandungan antioksidan tinggi luas, mengingat tempe mempunyai banyak
(Hesti A.P dkk, 2013 dan Maria.L.G.U, kelebihan dibandingkan dengan bahan
2013) tetapi penelitian tentang tempe pangan lainnya, antara lain mengandung
kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) gizi yang tinggi (Aishah B, dkk, 2014) ,
belum banyak dilakukan. antioksidan berupa isoflavon yaitu
Tempe merupakan salah satu genestein, daizein, dan 8 hidroksi daizein ;
makanan tradisional yang sudah lama terke SOD (Super Oxide Dismutase) dan vitamin
nal di Indonesia. Makanan tersebut dapat E (Maryam, 2009 ; M Pugalenthi et al,
dibuat melalui proses fermentasi dari 2012) dan cita rasa baik serta harganya
kacang kacang merah atau kacang lainnya murah sehingga memiliki peluang yang
dalam waktu tertentu menggunakan jamur besar untuk dapat dimanfaatkan dalam
Rhizopus sp (Astawan, 2010). Jamur yang rangka pemenuhan gizi keluarga. Khasiat
tumbuh pada kacang merah akan meng lain dari tempe adalah menaikkan kapasitas
hidrolisis senyawa-senyawa komplek yang total antioksidan darah dan menurunkan
ada dalam kacang sebagai bahan dasar kerusakan DNA pada tikus wistar akibat
tempe seperti karbohidrat, lemak dan terpapar sinar ultraviolet (Maryam, 2010).
protein menjadi senyawa sederhana berupa Tempe juga dapat menurunkan kadar MDA
glukosa, asam lemak dan juga asam amino (Malondialdehyde) pada tikus wistar yang
teradiasi sinar ultraviolet (Maryam, 2011).

348
Proceedings Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA V Tahun 2015

Disamping itu tempe juga dapat 2. METODE


menurunkan kadar SGOT dan SGPT hati Aktivitas antiradikal dihitung
tikus yang mengalami stres oksidatif dengan metode DPPH dimana sampel
(Maryam, 2012). Akibatnya tidak direaksikan dengan larutan DPPH.
diragukan lagi jika tempe merupakan salah Aktivitas antiradikal diperlihatkan pada
satu pangan fungsional, yaitu makanan sistem yang warnanya berubah dari ungu
yang apabila dimakan atau dikonsumsi, menjadi kekuningan. Perubahan warna
tidak hanya mengenyangkan akan tetapi larutan menunjukkan aktivitas penang
dapat juga berfungsi dapat meningkatkan kapan radikal bebas DPPH dan dapat
kesehatan (Wijaya, 2002; Winarti, 2010). diukur dengan perbedaan absorbansi yang
Bahan dasar pembuatan tempe dihasilkan pada sampel dibandingkan
dapat dilakukan dengan menggunakan dengan kontrol. Aktivitas antiradikal
berbagai macam kacang kacangan, seperti dinyatakan dalam bentuk persen penang
jagung, kacang tolo (benguk), lamtoro, kapan radikal DPPH dan dihitung dengan
kacang hijau (Vigna radiata), kacang merah persamaan (Yen dan Chen, 1995 dalam
(Phaseolus vulgaris L) sehingga akan Ariani dan Hastuti, 2009).
dihasilkannya tempe dengan nama yang
berasal dari bahan dasarnya seperti tempe 3. HASIL PENELITIAN
jagung, tempe lamtoro, tempe tunggak,
tempe kacang merah dan lain lainnya Hasil penelitian berupa kadar antioksi
(Winda H, 2007). Penggunaan jenis kacang dan dan IC50 pada tempe kacang merah
yang berbeda sebagai bahan dasar pembuat (Phaseolus vulgaris L) yang difermentasi
an tempe akan menghasilkan karakteristik dengan lama waktu berbeda dapat
antioksidan yang dikandung nya. ditampilkan pada tabel 1 dan 2
Pemanfaatan kacang merah dengan
kandungan komponen gizi yang tidak jauh Tabel 1 :Kadar Antioksidan tempe ka
berbeda dengan kacang merah yang cang merah dengan ber bagai
berlimpah saat ini sebagai tempe kacang lama waktu fermentasi
merah akan dapat menghasilkan suatu
produk makanan baru yang kaya akan NO FERM 36 FERM 48 FERM 60
protein dan juga kaya akan antioksidan 1 36,53 41,54 45,19
yang disebabkan adanya senyawa tersebut 2 35,94 43,86 49,57
dalam bahan dasarnya (Hesti et al, 2013 3 39,04 42,65 46,33
and Maria L.G.U et al 2013). Akibatnya RATA 37,17 42,68 47,03
tempe kacang merah merupakan pangan RATA
fungsional, suatu makanan yang apabila
dimakan tidak hanya mengenyangkan tetapi
juga akan berdampak positif pada tubuh Tabel 2 : IC50 tempe kacang merah dengan
manusia karena dapat meredam radikal berbagai lama waktu fermentasi
bebas (Wijaya, 2007). Kondisi ini akan
mendorong masyarakat dalam pemenuhan NO FERM 36 FERM 48 FERM 60
kebutuhan gizi serta dihasilkannya bahan 1 93,37 137,86 124,95
makanan tempe dengan nilai tambah berupa 2 91,01 121,36 122,90
pangan fungsional, yang disebabkan oleh 3 88,14 122,23 127,14
adanya komponen antioksidan yang terda RATA 90,84 127,15 124,99
pat dalam tempe termodifikasi sehingga RATA
nantinya keadaan gizi buruk tidak akan
terjadi di masyarakat (Adaronke I.O et al, 4. PEMBAHASAN
2013). Sifat fungsional suatu bahan adalah
Berdasarkan latar belakang diatas, sifat suatu bahan yang menyebabkan bahan
maka rumusan permasalahan penelitian menjadi pangan fungsional, yaitu suatu
Bagaimana karakteristik sifat fungsional bahan makanan yang apabila dimakan tidak
tempe kacang merah (Phaseolus vulgaris L) hanya dapat mengenyangkan saja, akan
yang diproduksi dengan berbagai variasi tetapi dapat berfungsi untuk kesehatan.
lama waktu fermentasi Pangan fungsional ditentukan dari kan

349
Proceedings Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA V Tahun 2015

dungan zat bioaktif yang ada pada pangan semakin tinggi, Hal ini disebabkan karena
tersebut atau mengandung antioksidan. semakin lama waktu fermentasi, maka
Metode yang umum digunakan proses fermentasi juga akan semakin lama.
untuk menguji aktivitas antioksidan suatu Lama waktu fermentasi berpengaruh ter
bahan adalah menggunakan radikal bebas hadap kadar antioksidan karena fermentasi
1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil (DPPH). adalah proses yang memanfaatkan mikroba
DPPH adalah radikal bebas yang bersifat untuk menghasil kan metabolit primer dan
stabil dan beraktivitas dengan cara mende metabolit sekunder dalam suatu lingkungan
lokasi elektron bebas pada suatu molekul, yang dikendalikan.Semakin lama waktu
sehingga molekul tersebut tidak reaktif fermentasi maka akan semakin banyak
sebagaimana radikal bebas yang lain. terjadi perubahan perubahan dalam tempe
Proses delokasi ini ditunjukkan dengan kacang merah. Hal ini dapat dilihat dari
adanya warna ungu (violet) pekat yang hasil uji aktivitas antioksidan yang dila
dapat dikarakterisasi pada pita absorbansi kukan. Terjadi kenaikan kadar antioksidan
dalam pelarut etanol pada panjang seiring bertambahnya waktu fermentasi,
gelombang 520 nm (Molyneux 2004). hingga mencapai maksimum pada hari
Kapasitas antioksidan pada uji ini bergan ketiga (lama fermentasi 60 jam).
tung pada struktur kimia dan antioksidan. Berdasrkan analisis statistik yang dilakukan
Pengurangan radikal DPPH bergantung pada kadar antioksidan antara lama waktu
pada jumlah gugus hidroksil yang ada pada fermentasi 36 jam, 48 jam dan 60 jam dapat
antioksidan, sehingga metode ini memberi dikatakan bahwa kadar antioksidan pada
kan sebuah indikasi dari keter gantungan tempe kacang merah adalah berbeda secara
struktural atau kemampuan antioksidan nyata, Keadaan ini menandakan ada
dari antioksidan biologis. Pengukuran pengaruh lama fermentasi terhadap kadar
aktivitas antioksidan dengan metode DPPH antioksidan dalam tempe kacang merah
menggunakan prinsip spektrofotometri. (Phaseolus vulgaris L).
Senyawa DPPH (dalam metanol) berwarna IC50 (inhibition concentration),
ungu tua terdeteksi pada panjang gelom yaitu konsentrasi larutan sampel yang
bang sinar tampak sekitar 517 nm. Suatu dibutuhkan untuk menghambat 50 %
senyawa dapat dikatakan memiliki aktivitas radikal bebas DPPH. Semakin kecil harga
antioksidan apabila senyawa tersebut IC50 maka antioksidan itu semakin kuat
mampu mendonorkan atom hidrogennya dalam menangkal radikal bebas atau dapat
untuk berikatan dengan DPPH membentuk dikatakan memiliki aktivitas antioksidan
DPPH tereduksi, ditandai dengan semakin yang semakin kuat. Dari tabel 5.2 dapat
hilangnya warna ungu (menjadi kuning dijelaskan bahwa IC50 dari tempe kacang
pucat) (Molyneux 2004). Antoksidan akan merah (Phaseolus vulgaris L) yang
mendonorkan proton atau hidrogen kepada diproduksi dengan lama fermentasi 36 jam,
DPPH dan selanjutnya akan terbentuk 48 jam dan 60 jam berturut turut adalah :
radikal baru yang bersifat stabil atau tidak 90,84 ; 127,15 dan 124,99 mg/mL. IC50
reaktif (1,1-difenil-2- pikrilhid razin). terkecil atau aktivitas antioksidan tertinggi
Parameter untuk menginterpretasikan hasil ada pada tempe yang diproduksi dengan
pengujian dengan metode DPPH antara lain lama fermentasi 36 jam.
adalah IC50 (inhibition concentration), Jika dilihat hubungan antara kadar
yaitu konsentrasi larutan sampel yang antioksidan dan nilai IC50 maka dapat
dibutuhkan untuk menghambat 50 % dikatakan ada tempe kacang merah yang
radikal bebas DPPH (Andayani 2008). memiliki kadar antioksidannya tinggi tetapi
Berdasarkan hasil penelitian yang aktivitas antioksidannya rendah, ini berarti
dilakukan dan tertera dalam tabel 01 bahwa bahwa antioksidan yang ada dalam tempe
kadar antioksidan pada tempe kacang kacang merah tersebut memiliki kekuatan
merah (Phaseolus vulgaris L) yang yang rendah aktivitasnya rendah dalam
diproduksi dengan lama waktu fermentasi menangkal radikal bebas, tetapi kadarnya
36 , 48 dan 60 jam adalah : 37,17 ; 42,68 tinggi. Hal ini bisa saja terjadi karena
dan 47,03 disini dapat dikatakan semakin macam atau jenis antioksidan yang ada
lama waktu yang digunakan dalam pada tempe kacang merah ditentukan dari
fermentasi, maka kadar antioksidan akan lama fermentasi yang dialaminya.

350
Proceedings Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA V Tahun 2015

5. SIMPULAN DAN SARAN mon Beans (Phaseolus) Fungtional


Flour With High Antioxidant Activity
Kadar antioksidan dan IC50 pada and Antihypertensive Potential, J
tempe kacang merah (Phaseolus vulgaris L) Food Science
sangat ditentukan dari lama waktu Maryam Siti, 1997., Pengaruh Konsentrasi
fermentasi yang dialami oleh tempe Inokulum campuran (Rhizopus
tersebut oligosporus dan Rhizopus oryzae)
Disarankan untuk meneliti tentang dan Lama Fermentasi Terhadap
profil antioksidan yang ada pada tempe Kadar Asam Fitat, Mutu
kacang merah (Phaseolus vulgaris L) yang Organoleptik dan Protein Efficiency
difermentasi dengan lama waktu yang ratio pada Tempe Kacang merah.
berbeda. Tesis Program Studi Ilmu
Kedokteran Dasar. Program
Ucapan Terima kasih Pascasarjana Universitas Airlangga
Disampaikan ucapan terima kasih pada Surabaya.
laboratorium teknologi pangan fakultas Maryam Siti, 2009., Analisa kualitatif
pertanian UNUD yang telah banyak komponen biaktif pada tempe yang
membantu dalam analisis kadar antioksidan difermentasi dengan menggunakan
inokulum campuran Rhizopus
DAFTAR PUSTAKA oligosporus dan Rhizopus oryzae
Aderonhe I.O et al, 2013, Changes in Maryam Siti, 2010, Pengaruh Tempe
Nutrient ant Antinutritional Contents Kacang merah Terhadap Kadar MDA
of Sesame seeds During Pada Tikus Yang Teradiasi Sinar
Fermentation, Journal mikrobiology, Ultraviolet.
Biotecknology and Food Science Maryam Siti, 2011, Tempe Reduce DNA
Aishah Bujang et al, 2014, Changes on Damage In Rats Irradiated With
Amino Acid Content In Soybeans, Ultravolet Ray, E Jurnal Fak
Garbanzo beans and Groundnut Kedokteran UNUD, Volume 1
During Pretreatment and Tempe Maryam Siti, 2012, Tempe Kacang merah
Making, Sain Malaysian 43 (4) 2014 menurunkan kadar SGOT dan SGPT
: 551 - 557 Hati Tikus Akibat Stres Oksidatif.
Alrasyid H, 2007, Peranan isoflavon tempe Manzoni Maria S Jovenasco et.al., 2008,
kacang kedelai, fokus pada obesitas Fermented soy Product Supplemen
dan komorbil, Majalah kedokteran ted With Isoflavon Affects Adipose
nusantara, Vol 40, No 3 Tissue In A Regional-Specific Man
Astawan, 2009., Sehat dengan Hidangan ner and Improves HDL-Cholesterol
Kacang dan Biji-Bijian, Cetakan 1, In Rats Fed On A Cholesterol-
Penebar Swadaya, Jakarta, hal 122- Enriched Diet, journal Food Res
131. Techno.
Handajani Sri., 2001., Indigenous Mucuna M. Pugalenthi et al, 2012, Evaluation of
Tempe As Functional Food, Acta Antioxidant Activity and Phyto
Pacific J Clin Nutr 10(3) : 222-225 chemical Screening of Malus
Hasnah Haron and Norfasihah Raob, 2014, Domestica Borkh and Phaseolus
Changes in Macronutrient, Total vulgaris, J of Pharmateotical
Phenolic and Antinutrient Content Nur Aini et.al., 2012, Characteristics of
During Preparation of Tempeh, white corn noodle substituted by
J.Nutr Food Science, ISSN 2155- tempeh flour, J Teknol dan Industri
9600, Vol 4 Vol XXIII No 2 th 2012
Kanchana S, 2013, Sensory Evaluation and Sihadi, 2005, Peranan Tempe Untuk
Protein and Metionine Content Kesehatan, Buletin Penel RSU Dr
Analysis of Different Beans For Soetomo, Vol 7 No 3
Tempeh Production, Asian J Of Food Yu Ling Lee, 2007, Antioxidant properties
and Agro industri ISSN 1906-3040 of water extract from Monascus
Maria L.G.U et al, 2013, Solid State fermented soybeans, Food
inconversion For Producing Com Chemistry, 106

351
Proceedings Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA V Tahun 2015

Winarsi H, 2007, Antioksidan Alami dan


Radikal bebas, Cetakan ke 5,
kanisius, Yogyakarta
Wijaya H, 2002, Pangan fungsional dan
kontribusinya, seminar online
charisma ke 2.
Winarti S, 2010. Makanan Fungsional,
Cetakan ke 1, Graha Ilmu,
Yogyakarta
Zeneta ugarcis Hardi, 2007., Quality
Parameter of Noodles Made With
Various Suplemends, Czech J Food
Sci Vol 25 No 3: 151-157

352

Anda mungkin juga menyukai