Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara dengan sumber daya alam

yang melimpah, salah satunya adalah tanaman obat. Hal tersebut sangat

berpotensi dalam pengembangan obat herbal yang berbasis pada tanaman

obat dalam usaha kemandirian di bidang kesehatan (Wahyuni et al., 2017).

Upaya pencarian berbagai macam bahan obat yang berasal dari alam

merupakan langkah strategis untuk mengoptimalkan keunggulan komparatif

yang ada. Suatu bahan obat dapat diteliti kandungan, manfaat, serta efeknya

yang mungkin dapat merugikan atau merusak tubuh manusia (Ningsih et al.,

2017). Obat yang dimaksud berupa bahan atau ramuan bahan dari tumbuhan,

hewan, bahan mineral, sediaan cairan, atau campuran bahan tersebut yang

secara turun temurun digunakan untuk pengobatan (BPOM, 2014).

Salah satu contoh tanaman obat yang banyak dibudidayakan dan

dikembangkan di Indonesia yaitu markisa ungu (Passiflora edulis var. edulis

Sims) (Marpaung et al., 2016). Beberapa kandungan markisa ungu yaitu

serat, gula, zat gizi (protein, vitamin A, tiamin, riboflavin, niasin, vitamin C,

Fe, Ca, potassium), sodium, kolesterol, asam lemak jenuh, dan antioksidan

(karotenoid dan polifenol) (Muntafiah et al., 2017). Berbagai penelitian

dilakukan untuk mengeksplorasi potensinya pada kesehatan, diantaranya

penelitian Khoirot (2019) mengenai efek antidiabetik rebusan kulit markisa

ungu yang dapat memperbaiki gambaran histopatologi pankreas tikus Wistar

yang diinduksi streptozotosin. Penelitian Jusuf et al. (2020) menemukan

1
2

bahwa ekstrak biji markisa ungu memberikan efek antimikroba terhadap

bakteri penyebab jerawat. Penelitian Muntafiah et al. (2017) menunjukkan

bahwa sari buah markisa ungu 4,2 ml/200gBB/hari terbukti mampu

memperbaiki profil lipid tikus Wistar model hiperkolesterolemia dengan

menurunkan kadar kolesterol total dan LDL serta meningkatkan kadar HDL

secara signifikan. Markisa ungu juga bermanfaat terhadap penghambatan sel

kanker serta penurunan kadar kolesterol (Marpaung et al., 2016). Selain itu,

buah markisa mengandung banyak air dan serat yang membantu melancarkan

proses pencernaan. Buah tersebut juga digunakan sebagai obat untuk

karsinoma lambung (Phamiwon & John, 2016).

Tanaman obat sebagai obat alami telah dimanfaatkan sejak lama, akan

tetapi penggunaannya belum sepenuhnya aman. Tanaman obat merupakan

senyawa xenobiotik yang perlu dipastikan keamanannya apabila tanaman

obat tersebut digunakan pada manusia. Penemuan khasiat suatu tanaman obat,

tidak dapat langsung diterapkan pada manusia. Upaya untuk mengetahui

batas keamanan dan ketoksikan suatu tanaman obat perlu dilakukan melalui

serangkaian uji toksisitas (Wahyuni et al., 2017).

Uji toksisitas akut dapat mendeteksi efek toksik yang muncul dalam

waktu singkat setelah pemberian sediaan oral dalam dosis tunggal, atau dosis

berulang, yang diberikan dalam waktu 24 jam. Uji toksisitas akut termasuk uji

praklinis yang dilakukan pada hewan coba. Pada uji tersebut, selain

memeriksa parameter biokimiawi, juga mengamati parameter histologis

berupa organ hewan yang telah diotopsi. Organ yang diperiksa secara

histopatologi salah satunya lambung (BPOM, 2014).


3

Pemeriksaan histologis lambung pada uji toksisitas akut perlu

dilakukan karena lambung merupakan organ yang menyimpan dan

memproses makanan sebelum diteruskan ke duodenum. Oleh karena itu,

lambung selalu terpapar oleh berbagai macam faktor yang dapat merusak

jaringan lambung. Epitel lambung mengalami iritasi terus menerus oleh dua

faktor, yaitu faktor endogen (HCl, pepsinogen/pepsin dan garam empedu) dan

faktor eksogen (obat-obatan, alkohol dan bakteri). Selain itu, lambung

merupakan organ pertama yang mengalami efek samping dari penggunaan

obat-obatan (Sakura et al., 2017).

Rasa asam pada markisa ungu berpotensi menyebabkan iritasi pada

mukosa lambung. Makanan asam diketahui dapat memicu refluks asam yang

dapat mengiritasi lambung (Susanti & Fitriani, 2018). Berdasarkan penelitian

yang dilakukan oleh Lusiana & Suprayitno (2020), terdapat hubungan antara

konsumsi makanan asam dengan kejadian gastritis. Konsumsi makanan asam

dapat menyebabkan peningkatan produksi asam lambung yang memicu

produksi gas berlebih dalam lambung. Penelitian Laomo et al. (2016)

menunjukkan bahwa gambaran histopatologis lambung tikus Wistar yang

diberi air perasan jeruk nipis tidak menunjukkan tanda-tanda peradangan,

melainkan terjadi pembesaran sel-sel kelenjar lambung yang berhubungan

dengan peningkatan pertahanan mukosa lambung.

Penelitian tentang pengaruh pemberian sari markisa ungu (Passiflora

edulis var. edulis) terhadap gambaran histopatologis lambung pada uji

toksisitas akut belum pernah dilakukan sebelumnya sehingga peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian ini.


4

B. Rumusan Masalah

Apakah pemberian sari markisa ungu (Passiflora edulis var. edulis) secara

oral berpengaruh terhadap gambaran histopatologis lambung tikus Wistar

pada uji toksisitas akut?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

a. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian sari

markisa ungu terhadap gambaran histopatologis lambung tikus Wistar

(Rattus norvegicus) pada uji toksisitas akut.

b. Tujuan Khusus

1. Mengetahui pengaruh pemberian sari markisa ungu dosis 4,2

ml/200g/hari terhadap gambaran histopatologis lambung tikus

Wistar (Rattus norvegicus).

2. Mengetahui pengaruh pemberian sari markisa ungu dosis 8,4

ml/200g/hari terhadap gambaran histopatologis lambung tikus

Wistar (Rattus norvegicus).

3. Mengetahui pengaruh pemberian sari markisa ungu dosis 12,6

ml/200g/hari terhadap gambaran histopatologis lambung tikus

Wistar (Rattus norvegicus).

4. Mengetahui pengaruh pemberian sari markisa ungu dosis 16,8

ml/200g/hari terhadap gambaran histopatologis lambung tikus

Wistar (Rattus norvegicus).


5

2. Manfaat

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat mengedukasi tentang pengaruh

pemberian sari markisa ungu (Passiflora edulis var edulis) per oral

terhadap gambaran histopatologis lambung pada uji toksisitas akut.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat mengedukasi masyarakat untuk

berhati-hati dalam mengonsumsi obat-obatan tradisional apabila

terbukti terdapat potensi toksisitas sari buah markisa ungu berdasarkan

gambaran histopatologis lambung.

c. Manfaat Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan

untuk penelitian selanjutnya.


6

D. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Judul Penelitian Persamaan Perbedaan


1. Pengaruh Sari Penelitian a. Mengukur profil lipid tikus
Markisa Ungu menggunakan sari wistar yang diinduksi menjadi
(Passiflora edulis var buah markisa ungu hiperkolesterolemia.
edulis) Berbagai sebagai variabel b. Terdapat 5 kelompok
Dosis terhadap Profil bebas dengan tikus penelitian yaitu kelompok I
Lipid Tikus Wistar wistar (Rattus (kontrol normal), kelompok II
Model norvegicus) sebagai (kontrol hiperkolesterolemia),
Hiperkolesterolemia subjek penelitian. kelompok III (pemberian sari
(Muntafiah et al., markisa ungu 1,1 mL),
2017) kelompok IV (pemberian 2,1
mL), dan kelompok V
(pemberian 4,2 mL).
2. Antibacterial Activity Penelitian a. Menguji efek antimikroba
of Passion Fruit menggunakan buah ekstrak biji markisa ungu
Purple Variant markisa ungu sebagai terhadap bakteri penyebab
(Passiflora edulis bahan obat dan jerawat.
Sims var. edulis) variabel bebas b. Terdapat 6 kelompok
Seeds Extract Against penelitian. penelitian yaitu kelompok I
Propionibacterium (konsentrasi ekstrak biji
acnes (Jusuf et al., markisa ungu 1,25%),
2020) kelompok II (konsentrasi
2,5%), kelompok III
(konsentrasi 5%), kelompok
IV (konsentrasi 10%),
kelompok V (konsentrasi
20%), kelompok VI
(konsentrasi 40%).
3. Olive-Derived a. Penelitian a. Menggunakan hidroksitirosol
Hydroxytyrosol menggunakan pada minyak zaitun sebagai
Shows Anti- tikus sebagai variabel bebas.
inflammatory Effect subjek penelitian. b. Menggunakan obat COX-2
without Gastric b. Parameter yang inhibitor selektif yaitu
Damage in Rats digunakan yaitu celecoxib, dan obat anti
(Yonezawa et al., histopatologis inflamasi non steroid yaitu
2019) lambung dalam indomethacin sebagai kontrol
mengetahui positif.
keamanan obat.
4. Efek Toksisitas a. Penelitian a. Menggunakan ekstrak etanol
Subakut Ekstrak menggunakan daun jambu biji sebagai
Etanol Daun Jambu tikus sebagai variabel bebas.
Biji (Psidium subjek penelitian. b. Menggunakan uji toksisitas
guajava) pada b. Parameter yang subakut selama 28 hari dalam
Lambung Tikus digunakan yaitu tahapan uji.
Wistar (Utami et al., histopatologis c. Terdapat 4 kelompok
2018) lambung dalam penelitian yaitu kelompok I
mengetahui (kontrol negatif), kelompok II
keamanan obat. (perlakuan ekstrak daun jambu
biji dosis 250 mg/kgBB),
kelompok III (dosis 500
mg/kgBB), kelompok IV (750
mg/kgBB).

Anda mungkin juga menyukai