Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

SIFAT FISIK HASIL PERTANIAN

MENGHITUNG VOLUME, BERAT DAN LUAS PERMUKAAN BUAH

Oleh:
Annas Ardiansyah
NIM A1H012025

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO

2014
I; PENDAHULUAN
A; Latar Belakang
Bahan-bahan hasil pertanian mempunyai bentuk dan ukuran yang tidak
seragam, maka dari itu diperlukan ilmu untuk mengukur dan menganalisa bentuk
dan ukuran bahan hasil pertanian untuk mengklasifikasinya kedalam keseragaman
bentuk. Dalam dunia industri penanganan hasil pertanian merupakan salah satu
komponen penting dalam proses pasca panen penanganan ini dapat dilakukan
dengan teknik grading atau sortase sehingga diperlukan pengetahuan tentang
karakteristik bahan tersebut, selain itu dalam penanganan hasil pertanian
dibutuhkan juga beberapa alat dan mesin yang bisa mempermudah proses
penanganan. Mesin-mesin yang akan di buat berdasarkan karakteristik dari bahan
itu sendiri khususnya memperhatikan karakteristik hasil pertanian dari sisi bentuk.
Penanganan dan pemrosesan produk pertanian dapat dilakukan secara
mekanis, thermis, elektris, dan optis. Cara-cara penanganan dan pemrosesan
tersebut memerlukaninformasi tentang sifat-sifat fisik hasil pertanian. Sifat-sifat
fisik hasil pertanian secara umum diperlukandalam perancangan alat dan mesin,
proses serta pengendaliannya; analisis dan perhitungan efisiensi; pengembangan
produk baru dan evaluasi kualitas produk akhir (Kanoni, Sri, 1999)
Konsumen tertentu memiliki penerimaan tertentu mempertimbangkan
karakteristik fisik. Bentuk dan ukuran berat dan warna yang seragam menjadi
pilihan konsumen. Untuk mencegah kerusakan seminimal mungkin, diperlukan
pengetahuan tentang karakteristik watak sifat teknik bahan hasil pertanian yang
berkaitan dengan karakteristik fisik, mekanik dan termis. Oleh sebab itulah kami

melakukan praktikum mengenai karakteristik fisik bahan hasil pertanian untuk


klasifikasi standar bentuk dan ukuran produk hasil pertanian.

B; Tujuan
1; Menghitung volume, berat dan luas permukaan buah berdasarkan pengukuran
dan pengamatan.

II; TINJAUAN PUSTAKA

Bahan pangan pada umumnya dalam bentuk cairan dan padatan meskipun
demikian bukan berarti bahan - bahan cair tidak mengandung bahan - bahan
padatan (solid) dan begitu juga sebaliknya, dalam bahan padatan terdapat pula
bahan cair. Bahan pangan pada umumnya bersifat encer, kedua sifat bahan pangan
inilah yang diketahui sebagai sifat alir bahan pangan. Bahan pangan yang
mempunyai sifat alir yang mudah mengalir disebut Fluiditas (Kanoni,1999).

Pada berbagai tingkat kematangan buah dan sayuran, sifat fisik dan kimia
bahan tersebut berbeda-beda. Uji sifat fisik biasanya dilakukan untuk mengtahui
tingkat kekerasan, warna, rasa, dan bau bahan tersebut. Sedangkan uji kimia dapat
dilakukan terhadap pH, total asam dan kadar gula (solube solida)(Khatir,2006).
Sifat fisik bahan hasil pertanian merupakan faktor yang sangat penting dalam
menangani masalah-masalah yang berhubungna dengna merancang suatu alat
khusus untuk suatu prosuk hasil pertanian atau analisa perilaku produk dan cara
penanganannya. Karakter fisik pertanian meliputi bentuk, ukuran luas permukaan,
warna, penampakan, berat, porositas, densitas, dan kadar air. Bentuk dan ukuran
sangat penting dalam perhitungan energi untuk pendinginan dan pengeringan,
rancangan pengecilan ukuran, masalah distribusi dan penyimpanan bahan seperti
elektrostatistik, pantulan cahaya dalam evaluasi warna, dan dalam pengembngan
alat grading dan sortasi. (Suharto,1991)
Luas produk pertanian merupakan salah satu parameter yang sering
dibutuhkan dalam berbagai macam analisis proses penanganan hasil pertanian.
Sebagai contoh :
a; Luas permukaan daun kapasitas fotosintesa & laju pertumbuhan, potensi
produksi (tembakau, nilam dll)
b; Luas permukaan buah laju respirasi, evaluasi warna, analisis transfer panas
(pengeringan, pendinginan dll)
c; Luas permukaan aktual pengupasan kulit dengan bentuk bujur sempit
kemudian diukur dengan planimeter
Beberapa cara pengukuran :
a; Kontak printing planimeter
b; Menggambar pd kertas grafik hitung jumlah kotak

c; Photographic proyector dimensi-dimensi pers. Matematik


d; Mengukur panjang & lebar dihubungkan dng luas actual
Luas permukaan bagian-bagian tertentu dari bahan pertanian sangat
berperan penting dalam berbagai teknologi proses. Luas permukaan daun
menentukan kapasitasnya untuk melakukan fotosintesis dan laju pertumbuhannya,
dan berperan penting dalam menentukan hubungan tanaman-tanah-air. Luas
permukaan biji-bijian dan buah-buahan juga sangat penting dalam tes-tes tertentu,
misalnya dalam pengukuran respirasi, dalam penentuan warna dan pemantulan
cahaya dan fenomena transfer panas. Luas permukaan bahan, disamping warna,
juga sangat menentukan dalam pengembangan image-sensor untuk keperluan
otomatisasi dan robotisasi mesin-mesin pertanian (Khalil. 2007).
Luas permukaan untuk buah-buahan dapat ditentukan dengan pengukuran
langsung, dengan perhitungan, atau dari plot-plot yang berdasarkan pengukuran
dimensi linier (beberapa diameter), dalam dimensi kuadrat (beberapa beberapa
penampang melintang), atau berdasarkan berat. Pengukuran langsung dapat
dilakukan dengan menguliti kulit buah dan menjumlahkan luas-luas individual
sayatan. Cara ini relatif lambat, dan disarankan hanya untuk perbandingan.
Apabila bentuk buah cukup mirip dengan ellipsoide (misalnya seperti buah prem),
luas permukaan f dapat didekati dengan
f ac
dimana a dan c adalah panjang sumbu orthogonal minor dan mayor.
Luas permukaan buah-buahan sering ditentukan dengan basis diameter atau
berat. Dengan mengetahui diameter dan beratnya, luas permukaannya dapat

dihitung dengan persamaan empiris, atau dibaca dari suatu plot. Untuk buah yang
berbentuk bola, hubungan antara luas permukaan dan berat dinyatakan dengan
f (4.836 / 2 / 3 )G 2 / 3
Volume dan kepadatan obyek-obyek yang besar seperti buah-buahan
biasanya diukur dengan metode perpindahan air. Pertama-tama berat buah diukur
(di udara), kemudian ditenggelamkan dalam air, dan berat air yang terpindahkan
diukur. Volume buah adalah
V Gw / w
dimana Gw adalah berat air yang dipindahkan. Berat spesifik dari buah adalah

fr G fr w / G w
Dimana Gfr adalah berat buah di udara. Volume dan berat spesifik dari bijibijian yang relatif kecil biasanya diukur dengan metode piknometer. Disarankan
untuk menggunakan toluene (C6H5CH3) karena cairan ini sangat sedikit terserap
oleh bijian dan mempunyai tegangan permukaan yang kecil, sehingga cairan tidak
masuk terlalu dalam kedalam bijian; disamping itu tenaga dissolusinya rendah
(Suharto, 2009).
1; Bobot Jenis
Bobot jenis adalah perbandingan antara bobot zat dibanding dengan
volume zat pada suhu tertentu. Bobot jenis juga didefinisikan sebagai
perbandingan ketentuan suhu zat terhadap kerapatan air. Bobot juga
merupakan bilangan murni atau tanpa dimensi yang dapat diubah menjadi
kerpatan dengan menggunakan rumus yang cocok. (Respati,2002).
Pada pemasakan buah kandungan zat-zat terlarut dan oleh karena itu
berat jenis semakin bertambah. Itulah sebabnya mengapa telah diusulkan
kemungkinan menggunakan berta jenis sebagai metode pengujian pemasakan

secara tepat. Buah-buah ynag mengapung diatas air,mempenyai berat jenis


lebih kecil jadi belum masak. Buah-buah yang memiliki berat jenis lebih dari
1, total zat terlarut lebih banyak dan oleh karena itu berarti sudah matang.
(Pantastico.1989)
Menurut Bird (2001), terdapat 3 macam dari bobot jenis, yakni :
1; Bobot jenis sejati : Massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk
rongga yang terbuka dan tertutup.
2; Bobot jenis nyata Massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk
pori atau lubang terbuka, tetapi termasuk pori yang tertutup.
3; Bobot jenis efektif : Massa partikel dibagi volume partikel termasuk
rongga yang tertutup
4; Densitas
Menurut Respati (2000), metode-metode yang digunakan dalam
penentuan densitas pada cairan, yaitu:

a; Metode Piknometer
Prinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan
penentuan ruang yang ditempati cairan ini. Sehingga dibuthkan wadah
untuk menimbang yang dinamakan Piknometer. Ketelitian metode ini
akan

bertmbah

hingga

mencapai

keoptimuman

tertentudengan

bertambahnya volume piknometer.keoptimuman ini terletak pada


sekitar isi ruang 30ml.
b; Metode Neraca Mohr-westphal

Benda dari kaca yang dibenamkan tergantung pada balok


timbnagn yang ditoreh menjadi 10 bagian sama dan disetimbangkan
dengan bobot lawan, keuntungan metode ini adalah penggunaan waktu
yang singkat dan mudah dilakukan.
c; Metode Neraca Hidrostatik
Metode ini berdasarkan hukum archimedes sutu benda yang
dicelupkan kedalam cairan akan kehilangan massa sebesar berta volume
cairan yang terdesak.
d; Metode Aerometer
Penentuan

kerapatan

dengan

metode

aerometer

berskala

(timbnagan benam, sumbu) didasarkan pada pembacaan seberapa


dalamnya tabung gelas tercelup yang sepihak diberati dan pada kedua
ujung yang ditutup pelelehan.

2; Tekstur
Analisa tekstur (kekerasan) bahan pangan menggunakan alat yakni
Pnetometer. Alat ini merupakan alat yang digunkan untuk mengukur tingkat
kekerasan atau tekstur suatu bahan dengan prinsip mengukur kedalaman
jarum penusuk. Oleh karena itu, pnetometer dilengkapi jarum penusuk dan
penyangga beban maka kedalaman tusukan semakin keras demikian

sebaliknya semakin dalam jarum masuk kedalam bahan semakkin lunak


bahannya. (Bird,2001)
Tekstur merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan sifta-sifat
mekanis, geometris dan bentuk permukaan yang tampak pada bahan pangan
tersebut sifat-sifat mekanis yang mempengaruhi tekstur suatu bhan pangan
yaitu meliputi hardness, fractobility, chewiness, dan springiness. Sedangkan
sifat-sifat geometris yang mempengaruhi tekstur meliputi segala hal yang
berhubungan dengan size, shape, dan susunan partikel dalam produk.
(Schroder, 2003)
3; Viskositas
Viskositas (kekentalan) dapat dianggap suatu gesekan dibagian dalam
suatu fluida. Karena adanya viskositas ini maka untuk menggerakkan salah
satu lapisan fluida diatasnya lapisan lain haruslah dikerjakan gaya karena
pengaruh gaya F, lapisan zat cair dapat bergerak dengan kecepatan V, yang
harganya semakin kecil untuk lapisan dasar sehingga timbul gradien
kecepatan.baik zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair
lebih kental (viscous) daripada gas tidak kental (mobile). (Martoharsono,
2006)
Viskositas cairan akan menimbulkan gesekan antara bagian-bagian atau
lapisan-lapisan cairan yang bergerak satu terhadap yang lain. Hambatan atau
gesekan yang terjadi ditimbulkan oleh gaya kohesi dalam zat cair.sedangkan
viskositas gas ditimbulkan oleh peristiwa tumbukan yang terjadi antara
molekul-molekul gas. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir lambat jadi,

viskositasnya tidak lain menentukan kecepatan mengalirnya suatu cairan.


(Yazid, 2005)

III; METODOLOGI
A; Alat dan Bahan
1;
2;
3;
4;
5;
6;
7;
8;

Buah.
Air.
Timbangan analitik.
Jangka sorong.
Double tipe.
Gelas ukur.
Kalkulator.
Penggaris.

1;
2;
3;
4;

B; Prosedur Kerja
Massa buah ditimbang dengan neraca.
Jari-jaridasar (r1) danjari-jari pucuk (r2) diukur dengan jangka sorong.
Tinggi bahan (h) diukur dengan jangka sorong.
Luas permukaan bahan dihitung dengan melilitkan double tape dan jangka

sorong.
5; Volume bahan di amati (V

V=

( 3 )h ( r +r r +r )
2
1

1 2

2
2

=V

bahan

akhir

) dan diukur berdasarkan rumus

awal

6; Densitas bahan dihitung.

IV; HASIL DAN PEMBAHASAN


A; Hasil
1; Pengukuran ( apel )
a; Volume bahan (v)
Bahan 1 = 470 ml - 400 ml = 70 ml
Bahan 2 = 480 - 400 ml = 80 ml
Bahan 3 = 490 ml - 400 ml = 90 ml
b; Berat bahan (m)
Bahan 1 = 60 gram
Bahan 2 = 75 gram
Bahan 3 = 85 gram
c; Luas permukaan (L)
Bahan 1 = p x l = 75,5 x 1,5 = 113,25 cm2
Bahan 2 = p x l = 78,8 x 1,5 = 118,2 cm2
Bahan 3 = p x l = 92 x 1,5 = 138 cm2
d; Densitas ()
m
60 gram
Bahan 1 =
=
= 0,86 g/ml
v
70 ml
m
75 gram
Bahan 2 =
=
= 0,9375 g/ml
v
80 ml
m
85 gram
Bahan 3 =
= 90 ml = 0,94 g/ml
v

Tabel 1. Data praktikum


Buah
X
Y
X2
XY
Y2
Pir 1
135 gr 3.918,80 mm2
18.225
529.038
15.356.993,44
2
Pir 2
165 gr 6.190,85 mm
27.225
1.021.490,25 38.326.623,72
Pir 3
195 gr 7.770,71 mm2
38.025
1.515.288,45 60.383.933,9
2
Apel 1
60 gr
1.121,7 mm
3.600
67.302
1.258.210,89
2
Apel 2
75 gr
1.630,9 mm
5.625
122.317,5
2.650.834,81
2
Apel 3
85 gr
2.142,5 mm
7.225
182.112,5
4.590.306,25
Mangga 1 375 g 1.1747,8 mm2 140.625
4,4 x 106
138.010.804,8
10.486,08
Mangga 2 295 gr
87.025
3093393,6 109.957.873,8
mm2
10.954,47851
Mangga 3 340 gr
115.600
3724522,693 120.000.599,4
mm2
3494,507219
Jeruk 1
125 gr
15.625
436.813,4024 12.211,5897
mm2
Jeruk 2
125 gr 2599,404 mm2
15.625
324925,5 6.756.901,155
2648,345073
Jeruk 3
140 gr
19.600
370.768,3102 7.013.731,626
mm2
Salak 1
70 gr
1.456,5 mm2
4.900
101.955
2.121.392,25
Salak 2
80 gr 1.526,58 mm2
6.400
122.126,4 2.330.446,496
Salak 3
75 gr 1.407,89 mm2
5.625
105.591,75 1.982.154,252
2
Jambu 1
145 gr
4506 mm
6533,7
29440852,2
20.304.036
2
Jambu 2
165 gr
4798,8 mm
7918,02
37996994,38 23028481,44
Jambu 3
125 gr
3812,1 mm2
4765,125
18165133,01 14532106,41
Jumlah
2775
82213,9448 530166,845 5,405 x 1011 580817611,3
Rata2
154,17
4567,4414
Keterangan:
X= massa bahan
Y= luas permukaan bahan
Perhitungan:
n

b1=

1=1

i =1

i=1

( )( )
( )

n XY

n X
i=1

i=1

18 ( 5,405 x 1011 ) ( 2775 ) (82213,9448)


b1=
2
15 ( 530166,845 )(2775)
b1=5280566,144

b0 =Y b 1 X

b0 =4567,4414( 5280566,144 ) ( 154,17 )=814100315


r 2=

( 5280566,144 ) ( 5,40487 x 1011 )


=1,390 x 1010
205 309638

Y= 5280566,144 X - 814100315
R2 = 1,390 x 1010

B; Pembahasan
Volume atau bisa juga disebut isi atau kapasitas adalah penghitungan
seberapa banyak ruang yang bisa ditempati dalam suatu objek. Objek itu bisa
berupa benda yang beraturan ataupun benda yang tidak beraturan. Benda yang
beraturan misalnya kubus, balok, silinder, limas, kerucut, dan bola. Benda yang
tidak beraturan misalnya batu yang ditemukan di jalan. Volume digunakan untuk
menentukan massa jenis suatu benda.
Volume merupakan salah satu sifat fisik bahan pangan yang digunakan
dalam perhitungan awal untuk menduga sifat fisik yang lain seperti berat jenis,
dan sifat fisik yang lainnya. Volume dan kepadatan (density) berbagai produk
pertanian juga berperan sangat penting dalam berbagai teknologi proses dan
dalam evaluasi kualitas produk. Metode penentuan volume bahan yang digunakan
saat praktikum ada dua yaitu dengan mengukur pergerakan air dalam gelas ukur
(pengukuran) dan menggunakan persamaan (perhitungan) sebagai berikut :

2
2
V h r1 r1r2 r2
3

Luas permukaan produk pertanian merupakan salah satu parameter yang


sering kali dibutuhkan dalam berbagai macam analisis proses penanganan hasilhasil pertanian. Luas permukaan untuk buah-buahan dapat ditentukan dengan
pengukuran langsung, dengan perhitungan, atau dari plot-plot yang berdasarkan
pengukuran dimensi linier (beberapa diameter), dalam dimensi kuadrat (beberapa
beberapa penampang melintang), atau berdasarkan berat.
Penentuan luas permukaan buah dilakukan menggunakan dua cara yaitu
menggunakan kertas milimeter blok dan menggunakan persamaan. Persamaan
yang digunakan berdasarkan modul praktikum adalah sebagai berikut.

S (r1 r2 ) h 2

r r2 ) 2

( 1

Keterangan :
S = luas permukaan (cm2)
r1 = jari-jari dasar bahan (cm)
r2 = jari-jari pucuk (cm)
h = tinggi bahan (cm)
Densitas adalah jumlah massa benda persatuan volume. Densitas atau
rapatan merupakan perbandingan antara dua besaran pokok, yaitu massa dan
volume. Besarnya densitas atau massa jenis tergantung pada jumlah benda
(ekstensif). Misal, massa 1000 cm3 pada suhu 4oC dan tekanan atmosfer normal
adalah hampir tepat 1 kg. Densitas dari air dapat dihitung
d=

massa
volume

Karena volume berubah menurut suhu, maka besarnya densitas suatu zat
dengan massa yang tetap akan sangat tergantung pada suhu . Densitas merupakan

fungsi dari volume. Pada suhu 20oC raptan air tidak mencapai 1 g/cm3, hanya
0,998 g/cm3.
Density adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Kerapatan
(density) merupakan jumlah / kwantitas suatu zat pada suatu unit volume. Rumus
densitas dijelaskan dengan:
=

m
V

Density adalah kerapatan yang bisa diartikan sebagai salah satu sifat fisik
bahan yang umumnya digunakan dalam suatu gudang penyimpanan dan volume
alat pengolahan. Dalam penentuan bulk density perlu diketahui terlebih dahulu
volume solid suatu komoditas pertanian yakni dengan membagi berat air yang
dipindahkan dengan densitas air. Apabila komoditas yang diukur bersifat
higroskopis, maka digunakan media lain seperti tepung. Kerapatan ini merupakan
parameter yang digunakan dalam menentukan ruang proses maupun penyimpanan
bahan.
Densitas bahan sangat sensitif dalam kuantitas gas yang terjebak di selaselanya dan tekanan pada alas bahan. Pada saat lainnya, densitas mencapai
kekerasannya, partikel yang kasar menahan lebih banyak pada saat bertumpuk dan
dalam pengukuran ukuran wadah. Hal ini terjadi karena udara dapat lebih mudah
terlepas dari tumpukan, kontak dalam struktur pada bijian yang besar dapat
menahan dengan kekuatan yang besar sebelum memasukan bijian yang lebih kecil
dan kontak antara struktur dengan dinding mendesak ini membuat partikel yang
lebih besar dapat masuk secara bersamaan. Sangat sulit untuk menahan dimensi
dalam kontak dalam struktur pada alas parikel yang baik dengan kuantitas air

dalam gundukan, karena udara lebih sulit untuk keluar dari celah yang sempit dan
berliku. Hasilnya, kekuatan alas untuk menahan tekanan yang berlebihan oleh
berat partikel dipengaruhi oleh tekanan gas dan alas partikel pun tertekan.
Kerapatan kamba (bulk dsensity) dan spesifik gravity dari bahan hasil
pertanian memiliki peranan yang sangat penting dalam proses penanganan bahan
hasil pertanian tersebut. Sebagai contoh, data kerapatan kamba dan spesifik
gravity bahan diperlukan untuk penyimpanan biji-bijian,

perencanaan silo,

bunker, hopper, perancangan pengemasan dan lain-lain. Berat satuan bahan-bahan


butiran (bulk solid) dibedakan menjadi :
1; Berat satuan partikel ( butiran tunggal) disebut solid/ particle density (p)
2; Berat satuan curah (bulk density) yaitu berat bahan curah dibagi volume total
bahan termasuk pori-pori. Macam-macam bulk density yaitu :
1; Apparent/ loose Bulk Density, yaitu densitas bahan curah hujan tanpa
pemadatan (a)
2; Compacted/Tapped Bulk Density, yaitu densitas bahan curah hujan dengan
pemadatan (c)
3; Working/ Dinamic Bulk Density, yaitu densitas bahan curah untuk penanganan
bahan curah. Berat jenis (spesifik gravity) adalah perbandingan berat bahan
terhadap berat air yang volumenya sama dengan bahan. Berat spesifik adalah
berat persatuan volum. Berat disini bersifat gaya yang ditimbulkan. Berat
spesifik dapatdijelaskan dengan = g
dimana:
= specific weight (kN/m3)
= density (kg/m3)
g = acceleration of gravity(m/s2)
Satuan Internasional untuk berat spesifik adalah kN/m3.

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menentukan volume,


densitas, spesifik gravity dari bahan hasil pertanian, yaitu :
1;
2;
3;
4;
5;

Timbangan datar,
Timbangan gravitasi spesifik,
Tabung gradient gravitasi spesifik,
Piknometer komparasi udara,
Metode piknometer.
Dalam praktikum kali ini kami menggunakan media buah apel dalam

menentukan volume, berat dan luas permukaan. Hasil volume diperoleh dengan
cara buah apel dimasukkan kedalam gelas ukur yang diisi air dengan volume awal
400 ml; 400 ml; 400 ml, kemudian diperoleh volume akhir buah apel sebesar 470
ml; 480 ml; 490 ml selanjutnya Vakhir-Vawal memperoleh hasil 70 ml; 80 ml; 90
ml.
Hasil pengukuran berat diperoleh dengan cara menimbang 3 buah apel
dengan menggunakan timbangan analitik yang masing-masing sebesar 0,060 kg,
0,075 kg, dan 0,085 kg. Hasil pengukuran luas permukaan 3 buah apel dengan
melilitkan double tape pada seluruh permukaan buah masing-masing sebesar
113,25 cm2,118,2 cm2, dan 138 cm2. Hasil densitas bahan dengan pengukuran
memperoleh hasil 0,86 g/ml; 0,93 g/ml dan0,94 g/ml.
Adapun pengukuran berat dan luas permukaan yang diperoleh dari
pengukuran kelompok kami dan kelompok yang lainnya. Dimana x adalah massa,
dan y adalah luas permukaan. Berikut hasil pengukuran berat dan luas permukaan:

Tabel 2. Data pengukuran dan luas permukaan


Buah
Pir 1

X
135 gr

Y
3.918,80 mm2

X2
18.225

XY
529.038

Y2
15.356.993,44

Pir 2
Pir 3
Apel 1
Apel 2
Apel 3
Mangga 1

165 gr
195 gr
60 gr
75 gr
85 gr
375 g

Mangga 2

295 gr

Mangga 3

340 gr

Jeruk 1

125 gr

Jeruk 2

125 gr

Jeruk 3

140 gr

Salak 1
Salak 2
Salak 3
Jambu 1
Jambu 2
Jambu 3
Jumlah
Rata2

70 gr
80 gr
75 gr
145 gr
165 gr
125 gr
2775
154,17

6.190,85 mm2
27.225
1.021.490,25 38.326.623,72
7.770,71 mm2
38.025
1.515.288,45 60.383.933,9
2
1.121,7 mm
3.600
67.302
1.258.210,89
2
1.630,9 mm
5.625
122.317,5
2.650.834,81
2
2.142,5 mm
7.225
182.112,5
4.590.306,25
1.1747,8 mm2 140.625
4,4 x 106
138.010.804,8
10.486,08
87.025
3093393,6 109.957.873,8
mm2
10.954,47851
115.600
3724522,693 120.000.599,4
mm2
3494,507219
15.625
436.813,4024 12.211,5897
mm2
2599,404 mm2
15.625
324925,5 6.756.901,155
2648,345073
19.600
370.768,3102 7.013.731,626
mm2
1.456,5 mm2
4.900
101.955
2.121.392,25
1.526,58 mm2
6.400
122.126,4 2.330.446,496
1.407,89 mm2
5.625
105.591,75 1.982.154,252
2
4506 mm
6533,7
29440852,2
20.304.036
2
4798,8 mm
7918,02
37996994,38 23028481,44
3812,1 mm2
4765,125
18165133,01 14532106,41
82213,9448 530166,845 5,405 x 1011 580817611,3
4567,4414

Tabel diatas merupakan analisis regresi antara massa bahan (kg) sebagai X,
dan luas permukaan bahan (cm2) sebagai Y.

Gambar 1. Grafik Analisis Regresi Antara Massa Bahan dengan Luas


Permukaan Bahan Sesuai dengan Perhitungan.
Persamaan hubungan antara luas permukaan dan massa buah berdasarkan
perhitungan menggunakan rumus adalah y = 29,7779x 43,375 dimana y sebagai
luas permukaan (cm2) dan x sebagai massa (g). Nilai r 2 pada persamaan tersebut
diketahui sebesar 0,9973
Sedangkan apabila menggunakan perhitungan manual analisis regresi
(persamaan regresi), dapat ditentukan nilainya sebagai berikut :
n

b1=

1=1

i =1

i=1

( )( )
( )

n XY

n X
i=1

b1=

i=1

18 ( 5,405 x 1011 ) ( 2775 ) (82213,9448)


15 ( 530166,845 )(2775)2

b1=5280566,144
b0 =Y b 1 X
b0 =4567,4414( 5280566,144 ) ( 154,17 )=814100315
r 2=

( 5280566,144 ) ( 5,40487 x 1011 )


=1,390 x 1010
205309638

Y= 5280566,144 X - 814100315
R2 = 1,390 x 1010
Persamaan regresi antara massa bahan dan luas permukaan bahan sesuai
dengan perhitungan, baik dengan menggunakan excel ataupun perhitungan
manual nilainya berbeda jauh. Hal ini dapat dikarenakan kekurang telitian
praktikan pada saat perhitungan.
Kendala-kendala yang dihadapi saat praktikum adalah sebagai berikut :

a; Mengukur luas permukaan buah menggunakan doubletape membutuhkan


ketelitian dan kesabaran saat menempelkan doubletape pada seluruh
permukaan buah.
b; Penentuan titik pengukuran untuk jari-jari bahan agar diperoleh hasil yang
akurat kurang tepat.
c; Penggunaan persamaan untuk menentukan luas ataupun volume yang
digunakan kurang tepat sehingga hasilnya tidak akurat.
d; Penentuan diameter dan jari-jari kurang tepat.
e; Alat yang minim, mengakibatkan kurang efisien.
f; Pengukuran dengan menggunakan double tipe membutuhkan pengukuran
yang lebih teliti, sabar dan harus benar-benar melapisi keseluruhan
permukaan buah jambu.
g; Dalam perhitungan membutuhkan ketelitian dalam mengkonversi satuan.
h; Penentuan titik pengukuran untuk jari-jari bahan agar diperoleh hasil yang
akurat kurang tepat (2 cm dari dasar maupun pucuk).

V; KESIMPULAN DAN SARAN


A; Kesimpulan
1; Luas permukaan pada bahan (buah) dapat dicari dengan banyak cara, beberapa
diantaranya yaitu dengan menggunakan doubletape dan perhitungan
matematis.
2; Volume bahan yang digunakan saat praktikum dapat ditentukan dengan dua
cara yaitu dengan mengukur pergerakan air dalam gelas ukur (pengukuran)
dan menggunakan persamaan (perhitungan).

3; Densitas pada buah dapat dicari dengan menggunakan water displacement


atau perpindahan air.
4; Berdasarkan pelaksanaan praktikum, dapat diketahui persamaan regresi
anatara massa bahan dengan luas permukaan bahan (perhitungan) adalah y =
29,7779x 43,375 (menggunakan regresi Ms. Excel) dan y = 5280566,144 X
- 814100315 (menggunakan perhitungan manual persamaan regresi).
B; Saran
Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam menentukan diameter dan jari-jari.
Sarana seperti alat-alat praktikum perlu diperbanyak dan sesuai dengan kapasitas
pengukuran, sehingga akan didapatkan hasil yang mendekati kesesuaian dengan
keadaan.

DAFTAR PUSTAKA

Bird, Tony. 2001. Kimia Fisik untuk Universitas. Jakarta: PT Gramedia.


Kanoni, Sri. 1999.
University.

HandOut ViskositasTPHP. Yogyakarta: Gadjahmasa

Khalil. 2007. Pengaruh kandungan air dan ukuran partikel terhadap sifat fisik pakan
lokal : Sudut tumpukan, kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan
tumpukan, berat jenis, daya ambang dan faktor higroskopis. Media
Peternakan 22 (1):1-11.
Khatir, Rita. 2006. Penuntun Praktikum fisiologi dan Teknologi Penanganan
Pascapanen. Faperta_UNSYIAh. Banda Aceh

Pantastico, 2004. Fisiologi Pasca Panen dan Pemanfaatan Buah-buahan dan


Sayuran-sayuran Tropika dan Subtropika. Gadjah Mada University Press:
Jojakarta.
Respati, H. 2000. Kimia Dasar Terapan Modern. Jakarta: Erlangga.
Schroder, M. 2003. Food Quality Consumer Value. NewYork: Springer.
Suharto. 1991. Teknologi Pengawetan Pangan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai