TINJAUAN PUSTAKA
A. Teh
Teh adalah tumbuhan yang daunnya dapat dijadikan sebagai minuman. Teh
mengandung kafein atau sebuah infuse yang dibuat dengan cara menyeduh daun,
pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camellia Sinensis
dengan air panas.
Kata teh (Camelia sinensis) berasal dari Cina. Orang Cina daerah Amoy
menyebut teh dengan tay. Nama ini kemudian menyebar ke mancanegara dengan
penyebutan yang sedikit berbeda. Tanaman teh masuk ke Indonesia pada tahun
1684, berupa biji teh dari Jepang. Dewasa ini di seluruh pelosok Indonesia aneka
produk teh dijumpai sehari-hari. Teh bisa diminum panas atau dingin, sebagai
minuman penyegar atau obat (Setyamidjaja, 2000).
Menurut Nazarudin dan Paimin (1993), silsilah kekerabatan tanaman teh
dalam dunia tumbuhan termasuk dalam :
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Sub Divisio
: Angiospermae
Class
: Dicotyledoneae
Ordo
: Guttiferales
Famili
: Tehaceae
Genus
: Camellia
Spesies
: Camellia sinensis
Daun teh yang baru dipetik mengandung air 75 % dari berat daun dan
sisanya berupa padatan dan terdiri dari bahan-bahan organik dan anorganik.
Bahan organik yang penting dalam pengolahan antara lain polifenol, karbohidrat
dan turunannya, ikatan nitrogen, pigmen, enzim dan vitamin. Komposisi kimia
daun teh segar sangat berpengaruh terhadap mutu teh hitam yang dihasilkan. Hal
ini sebagai akibat perubahan kimia selama proses pengolahan. Persentase
komposisi kimia daun teh segar dan bubuk teh hitam dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi kimia daun teh segar dan bubuk teh hitam
% / 100 gr berat teh
komponen
Daun teh segar
Teh hitam
Selulosa dan serat kasar
34,00
34,00
Protein
17,00
16,00
Klorofil dan pigmen lain
1,50
1,00
Pati
0,50
0,25
Tanin
25,00
13,00
Tanin teroksidasi
0,00
4,00
Theina
4,00
4,00
Asam amino
8,00
9,00
Mineral
4,00
4,00
Total abu
5,50
5,50
Sumber : Zein Nasution dan Wachyuddin (1975) cit Yenni (2000)
Menurut
Bambang
(1994),
bahan-bahan
kimia
dalam
daun
teh
senyawa-senyawa sebagai
galokatekin,
epikatekin
galat,
berikut:
katekin,
epigalokatekin
dan
i. Subsansi mineral
Pentingnya substansi mineral dalam kehidupan tanaman tidak dapat
disangsikan lagi. Mineral bertanggung jawab terhadap perubahan koloid
dan langsung berpengaruh terhadap metabolisme sel. Dalam banyak hal,
mineral
merupakan
katalisator
daari
reaksi
biokimia
tanaman
(Sumarsono, 1987).
Elemen mineral yang merupakan mayoritas adalah potasium yang
jumlahnya separuh dari kandungan mineral. Kandungan mineral dalam
daun teh kira-kira 4-5 % dari berat kering. Dari segi kualitas, peranan
substansi ini tidak banyak disebut. Namun ada beberapa unsur yang
berhubunan dengan oksidasi polienol, yaitu fosfor yang mengtur pH
selama oksidasi, magnesium yang merupakan komponen dari klorofil
serta tembaga yang merupakan gugusan prostetis dari polifenol oksidasi
(Belitz and Grosch, 1999).
3. Substansi aromatis
Salah satu sifat penting dari kualitas teh adalah aroma. Timbulnya
aroma ini secara langsung atau tidak langsung, selalu dihubungkan dengan
terjadinya oksidasi senyawa polifenol. Para peneliti dari Jepang telah
melakukan
penyelidikan
yang
intensif
terhadap
aroma
dan
Secara umum proses dan alat produksi pengolahan teh siap saji skala
industri adalah :
1. Proses pengolahan air
Proses pengolahan air harus memenuhi persyaratan air industri.
Pengolahan air itu antara lain :
a. Mata air sumber
Mata air ini dibendung dan dibuat kolam untuk menampung air. Air
ini dipompa menuju bak penampungan atau reservoir yang berada dalam
unit pengolahan air.
b. Kolam reservoir
Air yang nantinya akan ditampung dalam kolam reservoir
ditambahakan chlorin yang berfungsi sebagai disinfektan atau bahan yang
digunakan untuk mengurangi jumlah mikroba. Kolam ini dilengkapi
dengan level control untuk mengatur agar kolam ini tidak sampai meluap.
c. Tangki sand filter
Didalam tangki ini terdapat pasir silica. Pasir ini akan menyaring
kotoran yang tidak larut dalam air. Pasir silica ini akan mengalami
penyumbatan atau kejenuhan ditandai dengan inlet dan outlet selisih >2
bar dan turbidity 3 NTU. Maka harus dilakukan scouringan menggunakan
udara agar pasir kembali gembur, backwash atau pencucian dengan aliran
air dari bawah ke atas untuk membuka celah antar partikel dan
mengeluarkan kotoran, serta rinsing aliran air dari atas ke bawah untuk
menyempurnakan proses pembersihan dan mengeluarkan kotoran keluar
dari tangki sand filter.
d. Tangki carbon filter
Tangki ini berisi carbon active yang berfungsi untuk mengikat
chlorin yang terdapat pada air baku, menyerap bau, rasa dan warna. Pada
saat tertentu pori-pori carbon ini akan tersumbat, untuk mengatasinya
dilakukan proses steaming atau perendaman dengan air panas. Air dari
tangki ini ditampung dalam buffer carbon untuk produksi FTB dan
dialirkan ke tangki softener.
e. Tangki softener
Tangki ini bertujuan untuk mengurangi kesadahan air karena
adanya ion-ion Ca2+ dan Mg2+ yang dapat menimbulkan kerak pada alat
penukar panas dan dapat menimbulkan kekeruhan pada produk. Bila
kualitas
menggunakan
NaCl
dengan
maka
perlu
dilakukan
regenerasi
konsentrasi
tertentu.
Kemudian
C. Pengawasan Mutu
Pengendalian mutu pada produksi teh botol dikendalikan mulai dari bahan
baku utama (air, teh, dan gula), bahan penunjang (botol dan tutup botol), serta
produk akhir (teh dalam kemasan botol).
1. Pengendalian mutu bahan baku utama
a. Pengendalian mutu air
Pengendalian mutu terhadap air dilakukan dengan cara pemeriksaan
100 % terhadap setiap tangki sebanyak 6000 liter. Uji dilakukan sesuai
dengan standar industri untuk air minuman. Apabila ada satu parameter
yang menyimpang maka akan dilakukan penolakan. Parameter uji dan
standar air disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Standar mutu air bahan baku teh kemasan parameter mutu
Parameter
Jumlah
Kesadahan
24
dH
pH
6.5
8.5
Standar
Warna
Jernih
Klorin
maks. 8
ppm
Cloride
(Cl-)
maks.
100
ppm
Rasa dan
bau
normal
Fe, Mn,
Pt, Cu
tidak
ternyata
Jumlah
Kadar air
< 12%
Kadar
abu
< 2%
Bau dapat
larut
dalam air
> 50%
dari
kadar
abu
Thanin
> 5%
Pb, Cu,
Tidak
Hg, Fe
ternyata
Bau, rasa,
keadaan
Normal
Ekstrak
dalam air
> 3%
Jumlah
Kotoran
Minimum
Ukuran
Kristal
Kecil
sampai
sedang
Kadar
kemanisan
pH
Beda pH
larutan
dengan
pelarut > 0.2
Kesadahan
2 dH dari
kesadahan
larutan
Jumlah
Ketebalan
0.260.01
mm
Dekorasi
Sesuai
pesanan
pabrik
Diameter
luar
Mm
Diameter
dalam
0.10
mm
Tinggi
0.15
mm
Jumlah
corrugation
Karat
21
Tidak
ternyata
telah dipakai dan botol baru. Pemeriksaan botol lama terus-menerus untuk
setiap botol yang datang (pemeriksaan 100 persen). Botol baru
pemeriksaan dilakukan dengan memeriksa contoh botol yang mewakili lot
botol (1 lot = 3.580 botol). Parameter mutu botol yang diuji tercantum
pada Tabel 7.
Tabel 7. Standar mutu botol parameter mutu standar
Parameter
Jumlah
Tebal
gelas
> 1.3
mm
Tebal
dasar
botol
> 3.2
mm
Toleransi
tinggi
botol
mm
Toleransi
diameter
mm
Cacat
kritis
Tidak
ada
Cacat
fungsional
Tidak
ada
Dekorasi
Sesuai
pesanan
pabrik
Jumlah
Kadar gula
40 o Brix
Kesadahan
0 o dH
Penampakan
Jernih
Normal
Mikrobiologi :
Bakteri
< 100
koloni/ 5
ml
<5
kolono/5
ml
Koliform
<0
koloni/100
ml
Kondisi tutup dan botol
Sumber : (Dwi Riyanto, 1991)
Baik
Jenis Kegiatan
I
Observasi
*****
Pengambilan Data Primer Dan
Sekunder
Penyusunan Laporan
II
Minggu
III
*****
IV
*****
*****
NIM
: A1H012060
Tempat PKL
Waktu
:
No.
Tanggal
Kegiatan
yang
Dilakukan
No.
Tanggal
Kegiatan
yang
Dilakukan
Mengetahui,
Pembimbing Lapang
(_________________)
Lampiran 2. Daftar Kajian
Pembuat Laporan
BIDANG KAJIAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan dan Praktik Kerja Lapang
C. Sasaran Praktik Kerja Lapang
D. Manfaat Praktik Kerja Lapang
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Teh
B. Proses Pengolahan dan Alat-alat Produksi
C. Pengawasan Mutu
III. METODE PRAKTIK KERJA LAPANG
A. Waktu dan Tempat Praktik Kerja Lapang
B. Materi Praktik Kerja Lapang
C. Metode Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang
IV. KONDISI UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
B. Lokasi Perusahaan dan Kondisi Geografis
V. SISTEM ADMINISTRASI PERUSAHAAN
A. Struktur Organisasi Perusahaan
B. Ketenagakerjaan
VI. PEMBAHASAN
A. Penyediaan Bahan Baku
B. Kapasitas Produksi
C. Mesin atau Peralatan Produksi
D. Proses Pengolahan
E. Pengawasan Mutu
VII. ANALISIS SWOT
A. Kekuatan (Streangth)
B. Kelemahan (Weakness)
C. Peluang (Opportunity)
D. Ancaman (Threat)
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA