1. Unit tangki berpengaduk 2. Impeller dengan berbagai tipe : propeller 3 daun dan turbine 8 daun Diameter propeller : 9,5 cm Diameter turbine : 12,8 cm
3.2 Bahan yang Digunakan
1. Air 2. Plastik berwarna
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Penentuan Pola Aliran 1. Tangki dibersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Tujuan tangki dibersihkan, agar tidak ada kotoran yang mempengaruhi proses pengamatan pola aliran yang terbentuk. 2. Tangki diisi dengan air hingga ketinggian 30 cm dari dasar tangki. 3. Pengaduk dipasang pada posisi yang tersedia pada batang poros tangki berpengaduk . 4. Sejumlah plastik berwarna ditambahkan yang telah dipotong kecil-kcil (dimasukkan) ke dalam tangki. Tujuan penambahan plastik berwarna ini untuk memudahkan praktikan mengamati pola aliran yang terbentuk saat operasi pengadukan. 5. Motor pengaduk dihidupkan. 6. Kecepatan putar motor pengaduk diatur dengan penambahan kecepatan yang tidak terlalu besar (sekitar 20 rpm). 7. Gerakan fluida (air) didalam tangki diamati, sampai terlihat bentuk pusaran dan vortex pada permukaan air. 8. Pola aliran yang terbentuk diamati. 3.3.2 Penentuan Karakteristik Daya Pengaduk 1. Tangki diisi dengan air hingga ketinggian 30 cm dari dasar tangki. 2. Pengaduk jenis propeller dipasang pada posisi yang tersedia. 3. Klem penyetel neraca pegas dikendorkan sehingg memungkinkan tachometer dapat bergerak bebas. 4. Posisi kedudukan tachometer diatur pada posisi netral, jika dianggap perlu bar setting dapat dipakai untuk mengatur tegangan pegas. 5. Panjang tali (pada pegas) diatur sehingga posisi indikator/penunjuk garis dengan tanda (garis putih) dan selubung pegas pada posisi netral. 6. Laju putaran motor diatur, dengan memutar pengatur kecepatan motor pada panel kendali dengan kenaikan yang tetap. Tujuan pengaturan kecepatan ini untuk melihat pengaruh kecepatan pengaduk terhadap daya pengadukan. 7. Ulangi prosedur untuk pengaduk jenis turbine dengan variasi sekat dan tanpa sekat. 8. Power Number (Po) dan Reynold Number (Re) dihitung berdasarkan data yang didapatkan.