Anda di halaman 1dari 59

Pengolahan Lumpur

Devinta Sisca Y. 181910601017

Abita Alimah

Moh. Andre Hassan

Diarna Fika Ristanti 181910601053


Jurnal 1
Limbah lumpur
PDAM

Limbah lumpur PDAM terbentuk karena


endapan partikel koloid yang dipaksa untuk
mengendap lebih cepat menggunakan
bahan kimia aluminium. Oleh karena itu,
hasil samping dari kandungan alumunium pada limbah lumpur
pengolahan sistem air PDAM sangat tinggi. Lumpur yang terlalu
minum yang bersumber tinggi jika dibiarkan masuk ke badan
dari air permukaan. perairan akan menyebabkan pencemaran.
pengelolaan dan pengolahan yang tepat dalam menyelesaikan
permasalahan limbah lumpur PDAM.

mengubah limbah
Pembuatan batu bata dilakukan dengan metode
lumpur menjadi
melalui proses bakar dan tanpa melalui proses bakar.
batu bata.
Hasil akhir dari pemanfaatan limbah lumpur PDAM
menjadi batu bata dinilai sudah memenuhi standar
SNI-15-2094- 2000 dengan kuat tekan mencapai 70
mpa pada batu bata tanpa melalui proses bakar.
Pengertian Lumpur

Secara geologis, lumpur ialah campuran air dan partikel endapan lumpur dan tanah liat.
Jumlah lumpur dapat diketahui berdasarkan jumlah pemakaian bahan kimia untuk proses
flokulasi (flocculation), kekeruhan (turbidity), dan jumlah air baku.

Produksi lumpur meningkat pada musim hujan akibat peningkatan kekeruhan yang
disebabkan oleh erosi, hal tersebut merupakan salah satu ciri air permukaan. Jumlah
pemakaian bahan kimia untuk penanganan kekeruhan tergantung pada tingkat kekeruhan,
dengan demikian pemakaian bahan kimia yang meningkat mengindikasikan adanya
peningkatan produksi lumpur.

Prinsip dari limbah lumpur yang berasal dari pengolahan air bersih PDAM adalah adanya
kandungan logam aluminium (dari pemakaian senyawa aluminium sulfat) di dalam lumpur
yang tergolong sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun.
skema alur metodologi
pengolahan lumpur
Proses pemadatan dilakukan menggunakan secara
alami dan konfensional yaitu dengan menggunakan
bantuan sinar matahari.
Hasil Uji Batu Bata Tanpa Pembakaran

• Setelah adonan tercampur secara merata, adonan adonan kemudian dicetak menggunakan cetakan batu bata
yang terbuat dari kayu berukuran standar SNI 15- 2094-2000 Modul M-5a. Dengan panjang 190 mm, lebar 90
mm, tinggi 65 mm. Agar adonan batu bata dapat lepas dari cetakan denganmudah maka cetakan batu bata di
olesi dengan oli bekas.

• Proses pengeringan batu bata dilakukan selama 28 hari karena titik maksimum kekerasan semen adalah setelah
berusia 28 hari.
Hasil terbaik dalam komposisi material pembentukan batu bata tanpa bakar paling optimal yang dilihat
dari sisi kekuatan dan nilai ekonomisya yaitu terdapat pada komposisi nomor 2 dengan bahan baku cake
lumpur PDAM sejumlah 20, Batu gamping sejumlah 10, Semen Portland sejumlah 20, dan pasir sejumlah
10. Pada sampel komposisi batu bata nomor 2 mendapatkan hasil pengujian kuat tekan sebesar 70 Mpa
yang berarti telah lolos uji tekan SNI 15- 2094-2000 dalam kelas 50 Mpa. Semua kriteria pengujian batu
bata telah lolos uji sesuai dengan standar nasional Indonesia yang berlaku saat ini yaitu SNI 15-2094-
2000.
Hasil Uji Batu Bata Melalui Proses Pembakaran

Membuat batu bata melalui proses bakar yaitu menyiapkan bahan bahan seperti, gamping, tanah
dan limbah lumpur. bahan bahan yang telah ditakar sesuai tabel komposisi material pembuatan
batu bata tersebut diaduk hingga semua bahan tercampur merata. adonan kemudian dicetak
menggunakan cetakan batu bata yang dipinjam dari industri pembuatan batu bata pres Berkah Jaya
Tempuran. Setelah tahap pencetakan batu bata yaitu tahap pengeringan batu bata. Untuk
pengeringan batu bata yaitu dengan cara diletakkan pada tempat kering yang terhindar dari
matahari langsung selama 5 hari. Proses pembakaran batu bata dilaksanakan setelah 1 minggu
dari proses pencetakan.

Batu bata melalui proses bakar mengalami penyusutan sebesar


3 cm dari awal dicetak hingga proses akhir yaitu pembakaran
dan mengalami keretakan halus pada permukaannya
Jurnal 2
Tujuan Pegolahan Lumpur :
Lumpur didefinisikan sebagai solids (padatan) yang dihilangkan dalam proses
pengolahan air minum (maupun air limbah), dan lumpur ini akan dipekatkan untuk
dibawa ke pembuangan akhir (disposal).

Tujuan dari pengolahan lumpur adalah untuk menghilangkan kandungan air dari
lumpur mengingat persoalan utama dalam pengolahan lumpur adalah volume, dan
selanjutnya membuang residu padatnya. Kuantitas lumpur yang dihasilkan IPA dan
harus dibuang ke pembuangan akhir mempengaruhi besarnya biaya operasi IPA.
Reduksi dari volume lumpur yang dihasilkan dapat mengurangi biaya operasional
terkait penanganan dan pembuangan lumpur. Selain itu, lumpur yang telah didewater
akan berbentuk cake sehingga lebih mudah ditangani dibandingkan lumpur berbentuk
liquid, serta biaya transportasi lumpur ke lokasi pembuangan akhir akan lebih rendah
jika volume lumpur diperkecil.
Lumpur IPA konvensional berasal dari (ASCE
Manual) :
• Unit sedimentasi (lumpur koagulan), merupakan lumpur anorganik yang
mengandung koloid, suspended solids, pasir, zat organik dan organik, serta metal
hidroksida yang berasal dari koagulan itu sendiri, misalnya alum sludges, iron
sludges.

• Unit filtrasi (air bekas backwash filter), mengandung flok berukuran halus yang
tidak dapat dihilangkan di unit sedimentasi, dimana flok ini terjebak dalam saringan
pasir dan terbawa oleh air bekas backwash filter.

• Unit lainnya, misal unit pelunakan air, unit netralisasi.


Proses Pengolahan Lumpur yang dihasilkan dari unit-
unit sebelumnya, yaitu (Metcalf&Eddy, Clark et al) :
• Thickening, proses pemekatan lumpur untuk mengurangi volume lumpur sebelum diolah di unit berikutnya.

• Conditioning, penambahan zat kimia untuk memperbaiki kemampuan lumpur memadat.

• Dewatering, proses pemekatan lumpur lebih lanjut menjadi berbentuk cake. , lumpur harus menghasilkan
konsentrasi solids minimal 20% agar lumpur mudah ditangani dengan menggunakan conveyor atau peralatan
mekanik lainnya. Adapun pengolahan lumpur ini dapat digolongkan sebagai:
 Dewatering alami, bergantung pada evaporasi alami dan perkolasi (gravitasi), misal sand drying bed, lagoon
 Dewatering mekanik, menggunakan peralatan mekanik dalam proses dewatering, sehingga berlangsung dengan
lebih cepat, misal vacuum filter, pressure filter, belt filter press, centrifuge.

• Drying, penghilangan air lebih lanjut melalui pemanasan.

• Disposal dan reuse, lumpur pekat dibuang ke lokasi pembuangan permanen, atau dapat digunakan untuk reklamasi
lahan, enerji, pertanian
Metode perencanaan
1.Kuantitas lumpur

Pendekatan kuantitas lumpur yang dihasilkan dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus
empiris berdasarkan Cornwell et al
2. Hubungan antara volume dan berat

Lumpur basah (wet sludge) terdiri dari air (w) dan dry solids (s), dimana dry solids
sendiri terdiri atas fixed solids (f) dan volatile solids (v), sbb:
2. Spesific gravity lumpur kering

Analisis dilakukan sesuai dengan prosedur ASTMD 854-58 [5] terhadap sample lumpur yang
dihasilkan dari unit sedimentasi, bio filter dan filtrasi.

3. Perkiraan suspended solids (SS) di air baku

Material tersuspensi dalam air baku umumnya dilaporkan dalam unit kekeruhan (turbidity).
Pendekatan dalam memprediksi kandungan SS di air baku dilakukan dengan menggunakan
korelasi antara kekeruhan dan SS dimana korelasi ini bersifat spesifik untuk tiap jenis air
baku.
4. Perbandingan unit dewatering mekanik

Opsi disain dilakukan terhadap tiga (3) opsi peralatan dewatering mekanik, untuk
mengetahui opsi perencanaan pengolahan lumpur yang optimum. Perbandingan ketiga
peralatan tersebut dilakukan terhadap volume cake yang dihasilkan, kebutuhan enerji,
biaya investasi peralatan dewatering mekanik dan truk pengangkut, biaya enerji, biaya
transportasi, serta biaya pemeliharaan peralatan dan truk.

5. Disain dimensi unit pengolahan lumpur

Perencanaan dimensi unit pengolahan lumpur dilakukan dengan menggunakan data berat
rerata lumpur yang dihasilkan. Sedangkan data berat maksimum lumpur digunakan untuk
merencanakan operasional unit pada saat kondisi maksimum tersebut terjadi.
Jurnal
mengetahui kuantitas dan karakteristik dari
lumpur yang dihasilkan dari pengolahan melalui
proses analisis (Adityosulindro et al. 2013).
Penanganan limbah
lumpur yang tepat
mengidentifikasi jumlah dan karakteristik
timbulan lumpur yang dihasilkan,
membandingkan kualitas lumpur terhadap
peraturan yang berlaku serta memberi
rekomendasi alternatif penanganan limbah
lumpur.
 Spektrofotometer


pH meter
Turbiditymeter
Alat yang


Oven
timbangan analitik
digunakan
 cawan porselin
 cawan petri
 gelas piala
 gelas Erlenmeyer
 pipet ukur
 pipet volume
 saringan TSS
 gelas ukur.
Pengukuran jumlah massa lumpur dari unit clarifier dengan
menggunakan nilai dari persamaan (1) berdasarkan Cornwell
et al. (1987), Kawamura (2000), Qasim et al. (2000) dalam
Adityosulindro (2013).

Total produksi lumpur dihitung dengan penjumlahan dari


produksi lumpur dari penambahan koagulan, lumpur akibat
kekeruhan dan TSS, serta lumpur akibat penambahan senyawa
kimia tambahan lainnya (Crittenden et al. 2012) pada
persamaan (3), (4), dan (5). Perhitungan juga dilakukan dengan
persamaan menurut Cornwell et al. (1987). Selanjutnya
dilakukan perhitungan volume lumpur dengan persamaan (6).
Menurut Tchobanoglous et al. (2004) dalam
Pratiwi et al. (2015), lumpur yang berasal
dari proses sedimentasi primer memiliki nilai
SSL sebesar 1.02 g/mL, sedangkan menurut
Qasim (1985) dalam Az-zahra et al. (2014)
SSL bernilai 1.01-1.03 g/mL.
Alternatif Penanganan Lumpur
Kriteria ini ditentukan menurut
pembuatan bak
SNI 7510:2011 tentang Tata
penampungan yang
cara perencanaan pengolahan
berupa lubang besar
lumpur pada instalasi
yang digali agar
pengolahan air minum dengan
dapat menapung
bak pengering lumpur (sludge
sludge.
drying bed).

lumpur dengan kandungan pencemar


terutama logam berat yang cenderung
pengomposan tidak stabil dapat ditangani dan diolah
dengan lumpur dengan teknik pengomposan dengan
residu. jerami dan kotoran kambing yang
menggunakan metode natural static
pile composting. Kompos tersebut
menghasilkan terjadinya penurunan
kandungan logam sehingga memenuhi
baku mutu.
JURNAL
Metodologi
Alat:
- Magnetic stirer
- Hott plate Bahan:
- Kertas saring 5 - Limbah lumpur
micrometer - Air limbah inlet
- Stopwatch - HCl
- Ayakan 250 mesh - Aquadest
- Peralatan jar test
- Kertas saring 0,45
micrometer
Pembuatan Koagulan

Lumpur diambil dengan metode composite place, dibersihkan


dan dikeringkan, kemudian digerus dan diayak untuk
mendapatkan lumpur berukuran 250 mesh. 1 gram lumpur
ditambahkan akuades 100 Ml. sludge ditambahkan HCl
dengan konsentrasi 1N, 2N, 3N dengan volume 36 mL.
selanjutnya dilakukan pengadukan dengan magnetic stirer,
dipanaskan di hot plate dan dilakukan penyaringan sehingga
didapatkan SRP (Sludge Reagen Produck) yang bisa dginakan
sebagai alternatif koagulan.
Metode Jar Test
Proses jar test
Dilakukan untuk dilakukan dengan
menentukan dosis pembahan dosis SRP
koagulan berisi air limbah Dilakukan
pengadukan cepat
selama 2 menit
Dilakukan dengan kecepatan
pengambilan 100 rpm dan
supernatan dari pengadukan lambat
Didiamkan 20 menit permukaan air 30 menit
agar flok mengendap untuk dilakukan
analisis TSS
Analisis TSS
● TSS didapatkan dari selisih berat kertas saring yang
mengandung residu air limbah dengan kertas saring
kosong
● Analisis dilakukan penyaringan dengan peralatan
vakum
● Saringan dibasahi dengan air suling, dan diaduk
menggunakan pengaduk magnetik
● Kertas saring dicuci, dan dibiarkan kering sempurna
dan dilakukan pengeringan menggunakan vakum
selama 3 menit
● Kertas saring dipindahkan ke wadah timbang
alumninium sebagai penyangga
● Dikeringkan dengan oven selaama 1n jam pada suhu
103 C, didinginkan dalam desikator untuk
menyeimbangkan suhu
HASIL
Pada Gambar 1 menunjukan penambahan koagulan
berupa SRP ke air limbah dapat meningkatkan efisiensi
removal Total Suspended Solid dalam air limbah. Pada
Gambar 1 semakin tinggi konsentrasi SRP HCl dan
dosis koagulan SRP semakin tinggi efisiensi removal
parameter TSS. Penurunan konsentrasi TSS tersebut
terjadi karena proses destabilisasi koloid yang kemudian
membentuk flok-flok yang mudah mengendap selama
pengadukan cepat dan lambat, setelah flok-flok
terbentuk dilakukan proses pengendapan. Pada ke 3
konsentrasi penambahan HCl yaitu 1 N, 2 N dan 3 N
terjadi pembentukan flok terbesar pada konsentrasi 3 N
Kesimpulan
Semakin tinggi konsentrasi SRP HCl
dan dosis koagulan SRP yang
ditambahkan semakin tinggi efisiensi
removal TSS, yaitu dengan konsentrasi
SRP HCl 3 N dan dosis 10 ml/L
didapatkan efisiensi removal sebesar
79,79%, dengan demikian SRP
berpotensi menjadi bahan alternatif
pengganti koagulan yang sebelumnya
dipakai.
Thanks!
youremail@freepik.com | +00 240 576 092 |
yourcompany.com
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons from
Flaticon, infographics & images by Freepik
and illustrations by Stories.

Please keep this slide for attribution.


Use a Calendar to Talk About Events

1 2 3 4 5 6

7 8 9 10 11
1 12 Day 1
1 Venus has a
13 14 15 16 17 18 beautiful
name
Day 2 119 20 21 22 23 24
Mercury is
9
the first 25 26 27 28 29 30
planet
Reinforce the Concept Using Infographics!

23,409 3 out of 10
Books have been sold People like to read,
in the past three according to
months freepik.com

10,000,000,000
Pages have been
written in this past
year.
Our Services

$5 $18 $24

Here goes Here goes Here goes


your text your text your text

Basic Pro Premium


Desktop Software
You can replace the image on the
screen with your own work. Just
delete this one, add yours and send
it to the back
Mobile Web
You can replace the image on the
screen with your own work. Just
delete this one, add yours and send
it to the back
Our Team

Jenna Doe John Doe


You can replace the image You can replace the image
on the screen with your on the screen with your
own one own one
Alternative resources
Resources
Did you like the resources on this template? Get them ● Appointment booking landing page Free Vect
for free at our other websites. or
● Map of the world infographics Free Vector
● Infographic with retro colors design Free Vec
Vectors:
tor
● Young people reading design for illustration ● Brush strokes collection Free Vector
Free Vector
● ● Hand drawn world book day wallpaper with
Hand drawn abstract floral background Free
Vector open book Free Vector
● Hand drawn abstract floral background Free
Vector Photos:
● Hand drawn spring background Free Vector ● Top view messy book group Free Photo
● Pack of book logos Free Vector ● Young lady choosing book in library Free Ph
● Hand drawn timeline infographic Free Vector oto
● Portrait of a smiling teenage girl standing aga
inst white wall Free Photo
● Smiley man liking an idea with copy space F
ree Photo
● Stack of books on library desk Free Photo
Instructions for use
In order to use this template, you must credit Slidesgo by keeping the Thanks slide.

You are allowed to:


- Modify this template.
- Use it for both personal and commercial projects.

You are not allowed to:


- Sublicense, sell or rent any of Slidesgo Content (or a modified version of Slidesgo Content).
- Distribute Slidesgo Content unless it has been expressly authorized by Slidesgo.
- Include Slidesgo Content in an online or offline database or file.
- Offer Slidesgo templates (or modified versions of Slidesgo templates) for download.
- Acquire the copyright of Slidesgo Content.

For more information about editing slides, please read our FAQs or visit Slidesgo School:
https://slidesgo.com/faqs and https://slidesgo.com/slidesgo-school
Fonts & colors used
This presentation has been made using the following fonts:

Overpass
(https://fonts.google.com/specimen/Overpass)

Barlow Condensed
(https://fonts.google.com/specimen/BarlowCondensed)

#24598b #ffae8cff
Stories by Freepik
Create your Story with our illustrated concepts. Choose the style you like the most, edit its colors, pick
the background and layers you want to show and bring them to life with the animator panel! It will boost
your presentation. Check out How it Works.

Pana Amico Bro Rafiki


Use our editable graphic resources...
You can easily resize these resources without losing quality. To change the color, just ungroup the resource
and click on the object you want to change. Then, click on the paint bucket and select the color you want.
Group the resource again when you’re done. You can also look for more infographics on Slidesgo.
JANUARY FEBRUARY MARCH APRIL MAY JUNE

PHASE 1

Task 1

Task 2

PHASE 2

Task 1

Task 2

JANUARY FEBRUARY MARCH APRIL

PHASE
1

Task 1

Task 2
...and our sets of editable icons
You can resize these icons without losing quality.
You can change the stroke and fill color; just select the icon and click on the paint bucket/pen.
In Google Slides, you can also use Flaticon’s extension, allowing you to customize and add even more icons.
Educational Icons Medical Icons
Business Icons Teamwork Icons
Help & Support Icons Avatar Icons
Creative Process Icons Performing Arts Icons
Nature Icons
SEO & Marketing Icons

Anda mungkin juga menyukai