Anda di halaman 1dari 24

BAB II

RUANG LINGKUP STUDI AMDAL

2.1 Status dan Lingkup Rencana Kegiatan yang Akan Ditelaah


2.1.1 Status Studi AMDAL
Studi AMDAL rencana kegiatan pembangunan X City Mall dan Hotel di
Kel. Rancanumpang Kec. Gedebage Kota Bandung mengacu kepada Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 tahun
2012 tentang jenis-jenis Rencana Usaha dan/atau tanpa kegiatan yang wajib
dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup kegiatan
Pembangunan X City Mall dan Hotel di Kel. Rancanumpang Kec. Gedebage Kota
Bandung wajib dilengkapi AMDAL, karena luas bangunannya ±36.740 m2 ≥
10.000 m2 Kegiatan ini masuk pada kategori Bidang Multisektor.

2.1.2 Kesesuaian Rencana Kegiatan dengan Tata Ruang


Berdasarkan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Kota Bandung
berfungsi sebagai kawasan lindung dan kawasan budidaya perkotaan. Dilihat dari
RTRW tersebut pembangunan X City mall dan hotel telah sesuai dengan Perda
Nomor 4 2013 tentang RTRW yang ada di kota Bandung.

2.1.3 Uraian Pekerjaan


Dilokasi X City Mall dan Hotel dengan luas tanah 3,69 Ha akan dibangun
4 lantai mall, 1 lantai amusement, 5 lantai hotel yang dilengkapi dengan jalan,
area parkir dan lahan pengembangan sebagai sarana penunjang.
2.1.4 Kegiatan yang Ada Di Sekitar Rencana Lokasi Beserta Dampaknya
Lokasi kegiatan berada di wilayah kota Bandung. Akses menuju rencana
Pembangunan X City Mall dan Hotel melalui jalan utama yaitu Jalan
Rancanumpang. Lokasi kegiatan berbatasan dengan kegiatan lain di sekitarnya
yaitu :
a) Sebelah Barat : Terdapat pemukiman warga
b) Sebelah Timur : Terdapat persawahan
c) Sebelah Selatan : Terdapat jalan tol Padaleunyi
d) Sebelah Utara : Terdapat pemukiman warga

2.2 Lingkup Rona Lingkungan Awal


2.2.1 Penduduk
Jumlah penduduk Kecamatan Gedebage sebanyak 34.299 jiwa pada tahun
2010 (hasil Sensus Penduduk 2010) dengan rincian 17.143 jiwa penduduk laki-
laki dan 17.156 jiwa penduduk perempuan. Berdasarkan data ini maka seks rasio
di Kecamatan Gedebage adalah 99,92 pada luas wilayah 979,930 hektar.
Berdasarkan angka ini maka kepadatan penduduk di Kecamatan Gedebage rata-
rata adalah 35 jiwa per hektar. Tetapi dengan melihat proyeksi penduduk
Kecamatan Gedebage tahun 2014 menurut kelurahan, jumlah penduduk mencapai
35.757 jiwa dan dengan luas wilayah sebesar 979,930 hektar maka rata-rata
kepadatan penduduk di Kecamatan Gedebage adalah sebesar 36 jiwa per hektar.
Kepadatan penduduk yang tertinggi adalah di Kelurahan Cimincrang dan
Rancanumpang sebesar 45 jiwa hal ini dikarenakan di kelurahan tersebut banyak
terdapat komplek perumahan. Selanjutnya Kelurahan Rancabolang dengan tingkat
kepadatan penduduk sebesar 33 jiwa per hektar. Sedangkan Kelurahan
Rancabolang memiliki kepadatan penduduk paling rendah yaitu sebesar 21 jiwa
per hektar. Kelurahan Cisaranten Kidul memiliki tingkat kepadatan penduduk
terendah dibandingkan dengan kelurahan yang lain karena masih banyak areal
pesawahan di kelurahan ini dan banyak lahan yang sudah dibeli oleh perusahaan
swasta untuk pengembangan pemukiman penduduk.
2.2.2 Iklim
Iklim asli Kota Bandung dipengaruhi oleh pegunungan di sekitarnya
sehingga cuaca yang terbentuk sejuk dan lembab. Temperatur rata-rata yaitu
23,40c dan mencapai suhu tertinggi pada bulan Oktober 2014 yaitu 24,2 0C. Hal
tersebut diduga sebagai dampak perubahan iklim dan global warming. Walaupun
demikian curah hujan di Kota Bandung masih cukup tinggi, yaitu rata-rata 198,8
mm dengan jumlah hari hujan rata-rata 19 hari per bulan. Iklim cenderung kering
dengan temperatur maksimal dapat mencapai 30,90C di bulan Oktober dengan
kelembaban 64%. Pada tahun 2014 iklim cenderung kurang bersahabat terutama
untuk pertanian, iklim ekstrim dengan suhu tinggi di musim panas dimana
puncaknya bulan September dan suhu rendah di awal tahun dengan kelembaban
mencapai 63%. Pada bulan Maret 2014 curah hujan tertinggi di atas rata-rata
selama tahun 2014 mencapai 418,7 mm.

Tabel 2.1 Data Iklim Kota Bandung tahun 2014

Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Bandung


2.2.3 Fisiografi
Kota Bandung terletak diantara 06°57’LS - 107°37’BT. Luas wilayah
Kecamatan Gedebage yang sebesar 979,930 Ha. dengan batas-batas administratif
sebagai berikut :
 Sebelah Utara : Kecamatan Cinambo
 Sebelah Timur : Kecamatan Panyileukan
 Sebelah Selatan : Kabupaten Bandung
 Sebelah Barat : Kecamatan Rancasari

Rencana lokasi kegiatan berada di kelurahan Rancanumpang. Kelurahan


Rancanumpang sendiri mempunyai luas lahan yang terkecil dibandingkan dengan
kelurahan lainnya yaitu 115,652 Ha sekitar 11,80% dari luas lahan keseluruhan.
Rencana lokasi kegiatan berada pada area persawahan yang berbatasan dengan
perumahan warga, jalan tol Padaleunyi dan DAS cinambo. Area yang digunakan
untuk rencana lokasi kegiatan memiliki luas lahan ±3,69 Ha.

2.2.4 Geografi
Kecamatan Gedebage termasuk ke dalam wilayah Propinsi Jawa Barat
yang terdiri dari 4 Kelurahan, yaitu : Kelurahan Rancanumpang, Kelurahan
Rancabolang, Kelurahan Cisaranten Kidul, Kelurahan Cimincrang.
Secara geografis Kecamatan Gedebage memiliki bentuk wilayah datar /
berombak sebesar 85 % dari total keseluruhan luas wilayah. Ditinjau dari sudut
ketinggian tanah, Kecamatan Gedebage berada pada ketinggian 750 m diatas
permukaan air laut. Suhu maksimum dan minimum di Kecamatan Gedebage
berkisar 28 Co, sedangkan dilihat dari segi hujan berkisar 240 mm/th.

2.2.5 Kualitas air


Sungai yang melalui kecamatan gedebage adalah Sungai Cinambo.
Sementara itu sumber air yang terdapat di Kecamatan Gedebage adalah air tanah.
Akan tetapi,rencana lokasi kegiatan terbilang dekat dari sungai cinambo
dan alternatif sumber air yang bisa digunakan berasal dari air tanah.
Berikut ini adalah tabel hasil dari pengujian kualitas air sungai yang dekat
dengan lokasi rencana kegiatan :

Tabel 2.2 Kualitas Air


Parameter Air Sungai
pH 8.09
Daya Hantar Listrik 0.294 mS
Kekeruhan 19.8 NTU
DO 4.6 mg/l
Sumber : Hasil Pengukuran

2.2.6 Kegempaan
Secara umum morfologi daerah Bandung merupakan perbukitan agak
terjal hingga terjal dengan kemiringan lereng antara 15 - 25°. Daerah bencana
berada pada ketinggian diatas 750 mdpl. Berdasarkan Peta Geologi Lembar
Lembar Bandung, Jawa (P.H. Silitonga, 1973) batuan penyusun daerah bencana
adalah tuff pasiran yang berasal dari G. Dano dan G. Tangkubanperahu.
Berdasarkan Peta Prakiraan Wilayah Potensi Terjadi Gerakan Tanah di
Provinsi Jawa Barat bulan Maret 2014 (Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi), Rencana lokasi kegiatan terletak di Kecamatan
Cimahi Tengah termasuk zona potensi terjadi gerakan tanah menengah sampai
tinggi artinya pada daerah ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas
normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir,
tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan dan gerakan tanah lama dapat
aktif kembali.
2.2.7 Sosial ekonomi

Pada awalnya kota Bandung sekitarnya secara tradisional merupakan


kawasan pertanian, namun seiring dengan laju urbanisasi menjadikan lahan
pertanian menjadi kawasan perumahan serta kemudian berkembang menjadi
kawasan industri dan bisnis, sesuai dengan transformasi ekonomi kota umumnya.
Sektor perdagangan dan jasa saat ini memainkan peranan penting akan
pertumbuhan ekonomi kota ini disamping terus berkembangnya sektor industri.
Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Daerah (Suseda) 2006, 35.92 % dari total
angkatan kerja penduduk kota ini terserap pada sektor perdagangan, 28.16 % pada
sektor jasa dan 15.92 % pada sektor industri. Sedangkan sektor pertanian hanya
menyerap 0.82 %, sementara sisa 19.18 % pada sektor angkutan, bangunan,
keuangan dan lainnnya.

Pada triwulan I 2010, kota Bandung dan sebagian besar kota lain di Jawa
Barat mengalami kenaikan laju inflasi tahunan dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya. Sebagai faktor pendorong inflasi dapat dipengaruhi oleh kebijakan
moneter, yang berupa interaksi permintaan-penawaran serta ekspektasi inflasi
masyarakat. Walaupun secara keseluruhan laju inflasi pada kota Bandung masih
relatif terkendali. Hal ini terutama disebabkan oleh deflasi pada kelompok
sandang, yaitu penurunan harga emas perhiasan. Sebaliknya, inflasi Kota
Bandung mengalami tekanan yang berasal dari kelompok transportasi, yang
dipicu oleh kenaikan harga BBM non subsidi yang dipengaruhi oleh harga minyak
bumi di pasar internasional.Sementara itu yang menjadi Pendapatan Asli Daerah
(PAD) kota Bandung masih didominasi dari penerimaan hasil pajak daerah dan
retribusi daerah, sedangkan dari hasil perusahaan milik daerah atau hasil
pengelolaan kekayaan daerah masih belum sesuai dengan realisasi.
2.3 Pelingkupan
Pelingkupan (scooping) merupakan proses awal pada studi AMDAL yang
dimaksudkan untuk menentukan lingkup permasalahan, mengidentifikasi dampak
potensial dan dampak penting hipotetik yang mungkin ditimbulkan pada proyek
Pembangunan Grand Java. Langkah-langkah dalam pelingkupan meliputi:

(1) Identifikasi dampak


(2) Evaluasi dampak potensial
(3) Klasifikasi dan prioritas dampak penting hipotetik

Proyek Pembangunan Grand Java Mall, Hotel, Apartemen berpotensi


menimbulkan dampak terhadap komponen-komponen lingkungan sebagai berikut:
Komponen lingkungan fisik-kimia
(1) Kualitas udara
(2) Kebisingan
(3) Kualitas air sungai
1) Komponen lingkungan biologi
(1) Vegetasi
2) Komponen lingkungan sosial, ekonomi dan budaya
(1) Kesempatan kerja dan berusaha
(2) Pendapatan masyarakat
(3) Lalu lintas
(4) Keamanan
(5) Persepsi masyarakat
3) Komponen kesehatan masyarakat
(1) Kesehatan masyarakat

2.3.1 Identifikasi Dampak Potensial


Pada tahap ini kegiatan pelingkupan dimaksudkan untuk mengidentifikasi
segenap dampak lingkungan hidup (primer, sekunder, dan seterusnya) yang secara
potensial akan timbul sebagai akibat adanya usaha dan/atau kegiatan tanpa
memperhatikan besar/kecilnya dampak, atau penting tidaknya dampak. Dengan
demikian pada tahap ini belum ada upaya untuk menilai apakah dampak
potensiaal tersebut merupakan dampak penting.
Rencana kegiatan pembangunan proyek diperkirakan akan menimbulkan
dampak potensialterhadap komponen lingkungan fisik-kimia, biologi, sosekbud
dan kesehatan masyarakat.
Tabel 2.4 Identifikasi Dampak Potensial
Komponen Kegiatan
Pasca -
Pra Konstruksi Konstruksi Operasional
Operasional
Komponen

Karyawan Hotel
Hubungan kerja

Pembongkaran
Mob Peralatan
Sosialisasi rencana
No

Gedung hotel
Pembangunn
Perencanaan

dan material

Gedung dan
Gedung Hotel
Tenaga Kerja

dan Tenaga
Pembebasn

Bangunan /
Pemutusan
Survei dan

Perawatan
Operasional
Rekruitmen

Bangunan
Lingkungan

Peralatan
Konstruksi
Perijinan

Kegiatan
Kegiatan

Utilitas
Demob
kegiatan

Kerja
lahan

Fisik
A. FISIKA-KIMIA

1. Kualitas Udara - - - - - N N N - N - N
2. Kebisingan - - - - - N N N N N N N
3. Kualitas Air Sungai - - - - - - - - N - - -
B. BIOLOGI

1. Vegetasi - - - - - - - - P - - N
C. SOSEKBUD
Kesempatan Kerja dan
1. Berusaha
- - - P P P P - P P N -
2. Pendapatan Masyarakat - - P - P P P - P P N -
3. Lalu Lintas - - - - - N - N N N - N
4. Keamanan - - - - - N N N N N - N
5. Persepsi Masyarakat N N N N P N N N N N N P
D. KESMAS
1. Kesehatan Masyarakat - - - - - N N N P N N N
Keterangan :
P = Dianggap akan memberikan pengaruh positif terhadap lingkungan/masyarakat sekitar
N = Dianggap akan memberikan pengaruh negatif terhadap lingkungan/masyarakat sekitar

Sumber : Hasil analisa


2.3.2 Evaluasi Dampak Potensial

Tabel 2.5 Evaluasi Dampak Potensial

Dampak Potensial Evaluasi Dampak Potensi Dampak Penting Hipotetik


I. Tahap Prakonstruksi
Sosial Ekonomi Budaya
1) Kesempatan bekerja Proses survey perencanaan, perijinan dan pembebasan lahan pada rencana -
dan berusaha pembangunan Fabian Regency tidak akan menimbulkan dampak terhadap
mata pencaharian karena pada kondisi saat ini masyarakat sebagian besar
bekerja sebagi pegawai baik di perkantoran, pertokoan maupun di
perindustrian. Pada proses sosialisasi rencana kegiatan, masyarakat bisa
mengetahui tentang lowongan pekerjaan pada proyek ini merupakan peluang
bagi masyarakat sekitar yang sedang menganggur untuk dapat bekerja maka
dampak kegiatan pembebasan lahan terhadap aspek kesempatan kerja
berusaha dinilai sebagai dampak tidak penting hipotetik.
2) Pendapatan Proses survey perencanaan, perijinan dan pada rencana pembangunan Fabian -
masyarakat Regency tidak akan menimbulkan dampak terhadap pendapatan masyarakat,
kecuali jika dalam kegiatan pembebasan lahan ada tanah masyarakat yang
terkena ganti rugi, maka itu akan menambah pendapatan masyarakat, maka
dampak kegiatan pembebasan lahan terhadap aspek pendapatan masyarakat
dinilai sebagai dampak tidak penting hipotetik.
3) Persepsi masyarakat Kegiatan survey lapangan termasuk sosial dala rencana pebangunan Fabian -
Mall, Hotel dan Apartemen diperkirakan menimbulkan dampak positif dan
negatif terhadap komponen sosial ekonomi dan budaya pada aspek persepsi
masyarakat yang mana akan menimbulkan rumor di masyarakat bila informasi
rencana kegiatan kepada masyarakat tidak tersampaikan dengan jelas.
Sehingga dampak kegiatan akan timbulnya persepsi negatif diperkirakan akan
Dampak Potensial Evaluasi Dampak Potensi Dampak Penting Hipotetik
terjadi. Oleh karena penyampaian informasi terkait dengan rencana
pebangunan proyek ini harus disampaikan dengan jelas. Dampak kegiatan ini
dikategorikan sebagai dampak tidak penting hipotetik.
Kegiatan pembebasan lahan akan menyebabkan timbulnya persepsi negatif di
masyarakat apabila harga yang diajukan oleh pihak pemrakarsa proyek tidak
sesuai dengan harga pasaran khususnya untuk masyarakat peilik lahan yang
belum terbebaskan. Namun pada kondisi sekarang, lahan telah dibebaskan
sepenuhnya. Dengan demikian karena penyelesaian pembebasan lahan telah
cukup jelas, hal ini menjadi dampak tidak penting hipotetik terhadap
timbulnya konflik sosial di masyarakat.
II. Tahap Konstruksi
Fisik Kimia
1) Kualitas Udara Kegiatan mobilisasi peralatan dan material, pebangunan fisik bangunan serta Penurunan kualitas udara
demobilisasi peralatan dan tenaga kerja dapat menyebabkan penurunan
kualitas udara sekitar karena peningkatan debu yang disebabkan oleh lalu
lalang kendaraan dan alat berat yang mengangkut material konstruksi.
Kendaraan ini akan melalui jalan yang berbatasan dengan pemukiman
penduduk dan kawasan komersildisekitarnya sehingga jelas sekali hal inii
akan mengganggu aktivitas masyarakat sekitar dan jelas sekali hal ini menjadi
dampak penting hipotetik.
2) Kebisingan Kegiatan mobilisasi peralatan dan material, pebangunan fisik bangunan serta Kebisingan
demobilisasi peralatan dan tenaga kerja dapat menyebabkan timbulnya
kebisingan yang bersumber dari lalu lalang kendaraan dan alat berat yang
mengangkut material konstruksi ataupun peralatan-peralatan kerja, kegiatan
berlangsung di sekitar pemukiman penduduk dan kawasn komersil hal ini
dapat mengganggu masyarakat sekitar dan menjadi dampak penting
hipotetik.
Dampak Potensial Evaluasi Dampak Potensi Dampak Penting Hipotetik
3) Kualitas air Kegiatan pebangunan fisik bangunan akan menghasilkan limbah domestik dan -
dapat menyebabkan penurunan kualitas air sungai sekitar. Namun dalm
pengerjaan proyek ini akan disediakan bascamp untuk pekerja dari luar. Selain
itu pekerja konstruksi direncanakan banyak dari daerah sekitar yang dekat
dengan rumahnya masing-masing dan tidak menginap dilokasi tapak proyek,
sehingga penurunan kualitas air sungai tidak akan terjadi dan hal ini dianggap
menjadi dampak tidak penting hipotetik.
Biologi
1) Vegetasi Kegiatan pebangunan fisik bangunan akan menyebabkan pemangkasan -
beberapa vegetasi yang berada di sekitar lokasi kegiatan. Namun karena letak
tapak proyek berada di sekitar pemukiman dan kondisi tapak proyek yang
akan dibangun berupa stadion bola yang memang lahannya sudah kosong dan
pematangan lahan sudah dilakukan sebelumnya maka penurunan fungsi
komunitas sampai hilangnya vegetasi tidak akan terjadi sehingga hal ini
menjadi dampak tidak penting hipotetik.
Sosial Ekonomi Budaya
1) Kesempatan bekerja Kegiatan rekruitmen tenaga kerja konstruksi, mobilisasi peralatan dan -
dan berusaha material, pembangunan fisik bangunan akan memberikan kesempatan bekerja
dan berusaha bagi masyarakat sekitar. Akan tetapi pengrekrutan pekerja juga
akan memperhatikan keterampilan-keterampilan pelamar yang sesuai dengan
jenis pekerjaan yang sedang dibutuhkan. Pekerjaan ini hanya berlangsung
pada tahap konstruksi. Ketika pembangunan telah selesai akan ada kegiatan
demobilisasi tenaga kerja, yakni berupa pemutusan hubungan kerja. Setelah
tahap konstruksi, akan ada tahap operasional yang kembali mengadakan
rekruitmen pekerja dan bisa saja pekerja pada tahap konstruksi yang dinilai
berkualitas ditarik perusahaan menjadi pegawai dalam kegiatan operasional.
Maka dari itu hal ini dinilai sebagai dampak tidak penting hipotetik.
Dampak Potensial Evaluasi Dampak Potensi Dampak Penting Hipotetik
2) Pendapatan Kegiatan rekruitmen tenaga kerja konstruksi, mobilisasi peralatan dan -
masyarakat material, pembangunan fisik bangunan akan memberikan pemasukan untuk
pendapatan masyarakat sekitar yang terlibat bekerja dengan perusahaan.
Akan tetapi, pekerjaan ini hanya bersifat sementara, yang hanya berlangsung
pada tahap konstruksi,. Ketika pembangunan telah selesai akan ada kegiatan
demobilisasi peralatan dan tenaga kerja, yakni berupa pemutusan hubungan
kerja dan pendapatan masyarakat menjadi berkurang.
Setelah tahap konstruksi, akan ada tahap operasional yang kembali
mengadakan rekruitmen pekerja dan bisa saja pekerja-pekerja pada tahap
operasional yang dinilai berkualitas akan ditarik perusahaan menjadi pegawai
dalam kegiatan operasional dan otomatis pendapatan pekerja tersebut akan
enjadi bertambah. Maka dari itu hal ini dinilai sebagai dampak tidak penting
hipotetik.

3) Lalu lintas Adanya kegiatan rekruitmen dan pembangunan fisik bangunan dinilai tidak Lalu lintas
akan menganggu lalu lintas jalanan sekitar. Akan tetapi pada kegiatan
mobilisasi dan demobilisasi peralatan otomatis akan menganggu lalu lintas
jalanan sekitar yang akan dilalui oleh kendaraan pberat dan mobil-mobil
penganggkut material dan peralatan konstruksi. Oleh sebab itu hal ini dinilai
sebagai hal yang harus diperhatikan dan menjadi dampak penting hipotetik.

4) Keamanan Kegiatan mobilisasi kendaraan, pembangunan fisik bangunan dan deobilisasi Keamanan
peralatan akan mempengaruhi lingkungan sekitar. Dalam hal keselamatan,
masyarakat sekitar rentan dengan adanya kecelakaan akibat lalu lalang
kendaraan proyek, karena daerah pebangunan proyek ini yang berada di
daerah komersil yang padat lalu lintas dan dikelilingi beberapa sekolahan.
Oleh sebab itu hal ini dinilai sebagai dampak penting hipotetik.
Dampak Potensial Evaluasi Dampak Potensi Dampak Penting Hipotetik
5) Persepsi masyarakat Dalam hal rekruitmen tenaga kerja, masyarakat mungkin saja menganggap ini -
adalah hal positif, akan tetapi dalam hal mobilisasi peralatan dan material,
pembangunan fisik bangunan serta demobilisasi peralatan dan tenaga kerja
masyarakat akan mempunyai persepsi negatif akibat dampak-dampak yang
terjadi karena kegiatan tersebut, seperi kebisingan, debu, lalu lintas yang padat
dan lain-lain. Dampak ini bisa ditekan jika pihak perusahaan mampu
menangani dan meredam dampak-dampak negatif yang terjadi selama
kegiatan pebangunan berlangsung. Hal ini menjadi dampak tidak penting
hipotetik.
Kesmas
1) Kesehatan Masyarakat Dengan adanya kegiatan konstruksi seperti mobilisasi peralatan dan material, Kesehatan masyarakat
pembangunan fisik bangunan dan demobilisasi peralatan dan tenaga kerja
akan mempengaruhi kesehatan masyarakat sekitar, baik secara langsung
seperti sesak napas dan gangguan penglihatan akibat debu, gangguan
pendengaran akibat kebisingan dan lain-lain, maupun secara tidak langsung
seperti gangguan psikologis akibat kebisingan yang terjadi, stress akibat
pemutusan hubungan kerja dan lain-lain. Oleh karena itu hal ini menjadi
dampak penting hipotetik yang harus diperhatikan oleh perusahaan.
III. Tahap Operasional
Fisik Kimia
1) Kualitas Udara Kegiatan operasional gedung dan hotel dinilai tidak akan memberikan dampak -
negative terhadap kualitas udara lingkungan sekitar, dikarenakan kegiatn-
kegiatan yang terjadi di area gedung tersebut tidak akan menyebabkan adanya
emisi untuk udara sekitar
Kegiatan pemeliharaan gedung mungkin saja akan menyebabkan penurunan
kualitas udara seperti adanya debu, kan tetapi hal tersebut hanya bersifat
sementara dan perusahaan akan berusah untuk meredam dapak yang terjadi
Dampak Potensial Evaluasi Dampak Potensi Dampak Penting Hipotetik
akibat kegiatan ini. Oleh karena itu hal ini dinilai sebagai dampak tidak
penting hipotetik
2) Kebisingan Kegiatan operasional gedung dan hotel dinilai tidak akan memberikan dampak -
negative terhadap lingkungan sekitar, dikarenakan gedung dibuat dengan
sistem kedap suara sehingga kebisingan hanya terjadi di spot-spot tertentu di
dalam gedung dan direncanakan tidak akan menganggu aktivitas diluar
gedung atau di luar spot tersebut.
Kegiatan pemeliharaan gedung mungkin saja akan menyebabkan penurunan
kualitas udara dengan adanay kebisingan, kan tetapi hal tersebut hanya bersifat
sementara dan perusahaan akan berusah untuk meredam dapak yang terjadi
akibat kegiatan ini. Oleh karena itu hal ini dinilai sebagai dampak tidak
penting hipotetik
3) Kualitas air Kegiatan operasional gedung dan hotel serta pemeliharaan gedung dan utilitas -
dinilai tidak akan memberikan dampak yang berarti bagi kualitas air sungan
sekitar. Pada kegiatan opersional dan perawatan pasti akan menimbulkan libah
domestik dan sampah dalam jumlah yang besar, akan tetapi hal itu akan diatasi
dengan cara membuat pengolahan limbah skala kounal dan tempat
penampungan sampah di area kegiatan. Sehingga timbulan limbah dan sampah
tersebut tidak dibuang kesungai. Hal ini menjadi dampak tidak penting
hipotetik.
Biologi
1) Vegetasi Kegiatan operasional gedung dan hotel serta pemeliharaan gedung dan utilitas -
dinilai tidak akan memberikan dampak yang berarti bagi vegetasi sekitar.
Vegetasi yang tumbuh di area kegiatan akan diusahakan untuk tetap ada untuk
alasan estetika dan penyejuk. Perusahaan juga akan membuat rooftop garden
sebagai alternatif ruang hijau untuk lingkungan tersebut. Oleh karena itu hal
ini dinilai sebagai dampak tidak penting hipotetik
Dampak Potensial Evaluasi Dampak Potensi Dampak Penting Hipotetik
Sosial Ekonomi Budaya
1) Kesempatan bekerja Kegiatan operasional dan perawatan gedung dinilai akan memberikan dampak -
dan berusaha positif bagi masyarakat sekitar. Terdapat kesempatan bagi masyarakat sekitar
untuk bekerja pada perusahaan terkait. Oleh karena itu hal ini dinilai sebagai
dampak tidak penting hipotetik

2) Pendapatan Kegiatan operasional dan perawatan gedung dinilai akan memberikan dampak -
masyarakat positif bagi masyarakat sekitar. Terdapat kesempatan bagi masyarakat sekitar
untuk bekerja dan memperoleh pendapat dari hal tersebut. Oleh karena itu hal
ini dinilai sebagai dampak tidak penting hipotetik

3) Lalu lintas Dengan adanaya kegiatan operasional dan perawatan akan memberikan Lalu lintas
pengaruh negaitf bagi lalu lintas jalanan sekitar, dikarenakan kegiatan
operasional akan menyebabkan pengunjung berdatangan ke area hiburan di
dalam gedung ini sehingga menimbulkan potensi kemacetan. Untuk kegiatan
perwatan, adanya kendaraan yang membawa peralatan dan materialpun akan
menjadi potensi kemacetan walaupun dalm kegiatan peawatan hal ini hanya
akan berlangsung sementara. Hal ini dinilai sebagai dampak penting
hipotetik.
4) Keamanan Dengan adanaya kegiatan operasional dan perawatan akan memberikan Keamanan
pengaruh negaitf bagi keamanan lingkungan sekitar, dikarenakan kegiatan
operasional akan menyebabkan pengunjung berdatangan ke area hiburan di
dalam gedung ini sehingga menimbulkan potensi kecelakann. Untuk kegiatan
perwatan, adanya kendaraan yang membawa peralatan dan materialpun akan
menjadi potensi kecelakaan walaupun dalm kegiatan peawatan hal ini hanya
akan berlangsung sementara. Hal ini dinilai sebagai dampak penting
hipotetik.
Dampak Potensial Evaluasi Dampak Potensi Dampak Penting Hipotetik
5) Persepsi masyarakat Dengan adanaya kegiatan operasional dan perawatan dinilai tidak akan -
memberikan pengaruh negaitf bagi persepsi masyarakat sekitar apabila
operasional gedung tidak menganggu kenyamanan masyarakat dan adanya
hubungan baik antara pihak perusahaan dengan masyarakat. Sehingga hal ini
harus menjadi dampak tidak penting hipotetik.

Kesmas
1) Kesehatan Masyarakat Kegiatan opersional diyakini memberikan pengaruh positif terhadap kesehatan -
masyarakat karena adanya area hiburan ditengah-tengah masyarakat dan
adanya area kebugaran di dalam gedung ini. Masyarakat sekitar bisa
memanfaatkan fasilitas kebugaraan tersebut secara rutin untuk
menjagakesehatan mereka.
Pada kegiatan perawatan, ungkin saja terdapat kegiatan yang berpotensi
mengganggu kesehatan masyarakat sekitar, akan tetapi hal itu hanya bersifat
sementara dan pihak perusahaan akan berusaha meredam dampak yang akan
terjadi akibat kegiatan tersebut agar tidak mengganggu kesehatan masyarakat
sekitar. Hal ini dinilai sebagai dampak tidak penting hipotetik.

IV. Tahap Pasca Operasional


Fisik Kimia
1) Kualitas Udara Kegiatan pemutusan hubungan kerja karyawan hotel akibat kegiatan Kualitas udara
perusahaan yang terhenti tidak akan menimbulkan penurunan kualitas udara
lingkungan sekitar. Akan tetapi kegiatan pembongkaran bangunan/gedung
hotel otomatis akan menyebabkan penurunan kualitas udara akibat debu,
sehingga hal ini harus diperhatikan dan menjadi dampak tidak penting
hipotetik.
Dampak Potensial Evaluasi Dampak Potensi Dampak Penting Hipotetik
2) Kebisingan Kegiatan pemutusan hubungan kerja karyawan hotel akibat kegiatan Kebisingan
perusahaan yang terhenti mungkin saja akan menimbulkan penurunan kualitas
udara lingkungan sekitar akibat kebisingan yang terjadi karena adanya
pegawai yang melakukan demonstrasi. Kegiatan pembongkaran
bangunan/gedung hotel juga otomatis akan menyebabkan penurunan kualitas
udara akibat kebisingan yang terjadi karena opersional alat berat dan suara
reruntuhan gedung, sehingga hal ini harus diperhatikan dan menjadi dampak
tidak penting hipotetik.
Biologi
1) Vegetasi Kegiatan pemutusan hubungan kerja karyawan hotel akibat kegiatan -
perusahaan yang terhenti serta pembongkaran bangunan tidak akan
menimbulkan dampak negatif terhadap vegetasi sekitar. Sehingga hal ini
menjadi dampak tidak penting hipotetik.
Sosial Ekonomi Budaya
1) Kesempatan bekerja Kegiatan pembongkaran gedung dinilai tidak akan mempengaruhi kesempatan Kesempatan bekerja dan
dan berusaha bekerja dan berusaha masyarakat sekitar. berusaha
Kegiatan pemutusan hubungan kerja karyawan hotel akibat kegiatan
perusahaan yang terhenti mungkin saja akan menimbulkan dampak negatif
terhadap kesempatan dan berusahan masyarakat sekitar. Masyarakat yang
semula bekerja pada perusahaan ini akan kehilangan pekerjaan dan menjadi
pengangguran, sehingga hal ini harus diperhatikan dan menjadi dampak tidak
penting hipotetik.
2) Pendapatan Kegiatan pembongkaran gedung dinilai tidak akan mempengaruhi pendapatan Pendapatan masyarakat
masyarakat masyarakat sekitar.
Kegiatan pemutusan hubungan kerja karyawan hotel akibat kegiatan
perusahaan yang terhenti akan menimbulkan dampak negative terhadap
pendapatan masyarakat. Masyarakat yang semula bekerja pada perusahaan ini
Dampak Potensial Evaluasi Dampak Potensi Dampak Penting Hipotetik
akan kehilangan pekerjaan dan menjadi pengangguran sehingga pendapatan
masyarakat tersebut menjadi berkurang atau bahkan tidak mempunyai
pendapatan, sehingga hal ini harus diperhatikan dan menjadi dampak tidak
penting hipotetik.
3) Lalu lintas Kegiatan pemutusan hubungan kerja karyawan bisa saja menganggu lalu lintas Lalu lintas
jalanan sekitar jika karyawan tersebut melakukan demonstrasi terhadap
perusahaan. Serta kegiatan pembongkaran gedung dinilai akan menganggu
lalu lintas jalanan sekitar karena lalu lalang kendaraan proyek pembongkaran
akan menyebabkan kemacetan. Apalagi daerah proyek tersebut memang
merupakan daerah yang padat lalu lintasnya. Hal ini dinilai sebagai dampak
penting hipotetik.

4) Keamanan Kegiatan pemutusan hubungan kerja karyawan bisa saja menganggu lalu lintas Keamanan
jalanan sekitar jika karyawan tersebut melakukan demonstrasi terhadap
perusahaan dan berlangsung tidak kondusif sehingga keamanan lingkungan
sekitar menjadi rawan. Serta kegiatan pembongkaran gedung dinilai akan
menganggu lalu lintas jalanan sekitar karena lalu lalang kendaraan proyek
pembongkaran akan menyebabkan rawan kecelakaan. Apalagi daerah proyek
tersebut memang merupakan daerah yang padat lalu lintasnya dan terdapat
beberapa sekolah yang sering dilalui oleh pelajar-pelajar yang kurang hati-
hati.
Hal ini dinilai sebagai dampak penting hipotetik.
5) Persepsi masyarakat Kegiatan pemutusan hubungan kerja karyawan bisa saja menibulkan dampak Persepsi masyarakat
negative bagi masyarakat sekitar dan memicu konflik sosial dan kegiatan
pembongkaran gedung bisa saja mendapat tanggapan positif bagi masyarakat
yang tidak setuju dengan adanya operasional gedung ini dan bisa saja
mendapat tanggapan negatif karena sarana hiburan, olahraga dan kesempatan
Dampak Potensial Evaluasi Dampak Potensi Dampak Penting Hipotetik
mereka bekarja menjadi hilang. Sehingga hal ini dinilai sebagai dampak
penting hipotetik.

Kesmas
1) Kesehatan Masyarakat Kegiatan pemutusan hubungan kerja karyawan bisa saja menibulkan dampak Kesehatan masyarakat
negatif dan mengakibatkan gangguan psikologis ataupun kesehatan bagi
masyarakat yang semula bekerja pada perusahaan ini dan terkena pemutusan
hubungan kerja.
Sedangkan untuk kegiatan pembongkaran gedung juga dinilai akan memberi
pengaruh negative terhadap kesehatan masyarakat karena operasional
pembongkaran gedung akan menyebabkan polusi udara akibat debu dan
kebisingan yang dapat menganggu kesehatan masyarakat sekitar. Sehingga hal
ini dinilai sebagai dampak penting hipotetik.

Sumber : Hasil Analisa


Tabel 2.6 Matriks Evaluasi Dampak Penting Hipotetik
Komponen Kegiatan
Pasca -
Pra Konstruksi Konstruksi Operasional

Komponen Lingkungan
Operasional

Kegiatan Pembongkaran Bangunan /


Demob Peralatan dan Tenaga Kerja
Rekruitmen Tenaga Kerja Konstruksi

Kegiatan Operasional Gedung Hotel

Perawatan Gedung dan Utilitas


Pembangunn Fisik Bangunan

Pemutusan Hubungan kerja


Mob Peralatan dan material
Sosialisasi rencana kegiatan
Survei dan Perencanaan

Pembebasn lahan

Karyawan Hotel
No

Gedung hotel
Perijinan

A. FISIKA-KIMIA
Kualitas
1. Udara TP TP TP TP TP P P P TP TP TP P
2. Kebisingan TP TP TP TP TP P P P TP TP TP P
Kualitas Air
3. Sungai TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP
B. BIOLOGI
1. Vegetasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP
C. SOSEKBUD
Kesempatan
1. Kerja dan TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP P TP
Berusaha

Pendapatan
2. Masyarakat TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP P TP
3. Lalu Lintas TP TP TP TP TP P P P P P TP P
4. Keamanan TP TP TP TP TP P P P P P TP P
Persepsi
5. Masyarakat TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP P TP
D. KESMAS
Kesehatan
1. Masyarakat TP TP TP TP TP P P P TP TP P P
Sumber : Hasil Analisa

Jumlah total dampak penting hipotetik dalam matriks ini adalah 28 point
yang benar-benar dinilai sebagai dampak penting hipotetik akibat kegiatan yang
dilakukan oleh pihak Fabian Mall, Hotel dan Apartemen.

2.3.3 Klasifikasi dan Prioritas Dampak Penting Hipotetik


Proses klasifikasi ini bertujuan untuk mengelompokkan dampak penting
yang telah dirumuskan dari tahap evaluasi dampak dengan maksud agar diperoleh
klasifikasi dan penentuan dampak penting hipotetik yang akan dikaji lebih lanjut
dalam dokumen ANDAL. Klasifikasi dan penentuan dampak penting hipotetik
dari kegiatan pembangunan mall apartemen dan hotel akan mencangkup pada
peraturan perundang undangan yang berlaku, serta konsep saintifik dari kajian
yang akan dilakukan. Atas pertimbangan tersebut maka klasifikasi dampak
penting hipotetik disusun sebagai berikut:
a) Gangguan lalulintas
b) Gangguan Keamanan
c) Gangguan terhadap kesehatan masyarakat
d) Penurunan kualitas udara
e) Peningkatan kebisingan
f) Hilangnya kesepatan bekerja bagi masyarakat
g) Penurunan pendapatan masyarakat
h) Persepsi negatif masyarakat terhadap perusahaan

2.4 Lingkup Wilayah Studi


2.4.1 Batas Proyek
Luas proyek yang direncanakan adalah seluas 12 ha yang dibangun di atas
lapangan bekas Stadion Sangkuriang Cimahi.

Gambar 2.1 Luas Area Perencanaan Pembangunan


Sumber: Wikimapia, diakses pada 2/11/2014; 19.07 WIB
2.4.2 Batas Ekologis
Batas ekologis yang dinilai akan terkena dampak seperti kebisingan dan
pencemaran udara adalah  500 dari lokasi proyek. Sebaran kebisingan dan
pencemaran ini tergantung dari arah angin yang terjadi ketika kegiatan yang
mengganggu lingkungan sekitar berlangsung.

Gambar 2.2 Batas Ekologis yang Terkena Dampak Proyek


Sumber: Wikimapia, diakses pada 2/11/2014; 19.07 WIB

2.4.3 Batas Sosial


Batas sosial yang dinilai akan terkena dampak dari kegiatan proyek yang
direncanakan adalah  100 m dari lokasi proyek, yang mencangkup daerah
sebagai berikut :
 Sebelah Timur : Perumahan Kotamas
 Sebelah Selatan : Cisangkan Girang, Kelurahan Padasuka
 Sebelah Barat : Kelurahan Padasuka, Cimahi Tengah
 Sebelah Utara : Komplek Sangkuriang, Kota Cimahi
Gambar 2.2 Batas Sosial yang Terkena Dampak Proyek
Sumber: Wikimapia, diakses pada 2/11/2014; 19.07 WIB

Anda mungkin juga menyukai