Anda di halaman 1dari 3

REVIEW JURNAL PENGARUH LIMBAH PADA PRODUKSI BIOGAS

PENGELOLAAN LIMBAH BERBASIS ENERGI TERBARUKAN

Dosen Pengampu :

Dr. Nasrul Ilminnafik S.T. M.T.

NIP. 19711114199903 1002

Oleh :

Devinta Sisca Yuwandari

18191061017

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK LINGKUNGAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS JEMBER

2020
STUDI KELAYAKAN PEMANFATAAN LIMBAH ORGANIK DARI RUMAH MAKAN
SEBAGAI PRODUKSI ENERGI DENGAN MENGGUNAKAN REAKTOR BIOGAS SKALA
RUMAH TANGGA

Sampah sisa adalah sumber energy yang dapat diolah menjadi biogas. Biogas merupakan
alternative penggunaan energy terbarukan yang ramah lingkungan. Biogas terbentuk dari
degradasi bahan organic secara anaerobic dan menghasilkan energy berupa methan. Salah satu
bahan baku biogas berupa sampah organic yang dapat diproses menjadu gas bio kecuali lignin.
Pengumpulan sampah organic sebagai material biogas diperoleh dari sampah berupa sisa
makanan yang bisa dijumpai pada rumah makan atau warung.

Penelitian yang dilakukan di Kampus Universitas Diponegoro, ditinjau dari segi


mayoritas masyarakat dan mahasiswa sekitar kampus memiliki budaya makan di warung. Tujuan
penelitian berupa pengaplikasian teknologi pembuatan biogas dalam skala rumah tangga dengan
memanfaatkan limbah organic dari aktifitas rumah makan. Tujuan spesifik dari penelitian adalah
untuk mengetahui potensi produksi biogas dan penurunan kandungan COD pada reactor dengan
menggunkan feeding limbah artificial dan sampah sisa rumah makan, dan pengaruh pencacahan
feeding terhadap produksi biogas dan penyisihan COD. Metode penelitian dilakukan dengan
penimbangan dan penyimpanan sementara, kemudian limbah dihaluskan untuk mempermudah
proses homgenisasi kemudian dimasukkan kedalam reactor biogas.

Tahap tahap pengumpulan limbah diantaranya pengumpulan sampah organic dari sisa
rumah makan berupa sisa nasi, sayuran, lauk dan buah. Setiap reactor digunakan 2 kg sampah.
Tahap pertama berupa analisis karakteristik sampah meliputi pengukuran temperature, pH, dan
kandungan COD. Tahap kedua berupa penambahan inokullum dari kotoran sapi, hal ini
digunakan untuk mempercepat pertumbuhan bakteri pada reactor. Kotoran sapi yang digunakan
sebanyak 70% dari volume reactor. Tahap ketiga dilakukan variasi perlakuan terhadap limbah.
Variasi perlakuan limbah artificial dan limbah sisa makanan sebagai feeding pada reactor. Hal
ini bertujuan untuk mengetahui potensi produksi biogas pada reaktor.

Hasil percobaan menunjukkan rata rata laju pembentukan biogas dengan menggunakan
feeding artificial pada reaktor sistem semi kontinyu sebesar 2,41 liter. Penyisihan kandungan
COD dengan limbah artificial pada reaktor sebesar 76,4%. Rata rata laju pembentukan biogas
dengan menggunakan feeding sampah sisa makanan pada reaktor sistem semi sebesar 3,7 liter
dengan penyisihan kandungan COD sebesar 77,8%. Rata-rata laju pembentukan biogas dengan
menggunakan sistem batch pada reaktor sebesar 0,56 liter, dengan penyisihan kandungan COD
sebesar 80,4%.

Anda mungkin juga menyukai