Anda di halaman 1dari 36

Inventarisasi

Gas Rumah
Kaca
Kabupaten Sleman 2018
Latar Belakang
 Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca
menjadi salah satu pemicu terjadinya
pemanasan global yang berdampak pada
perubahan iklim.
 Kabupaten Sleman dalam konteks
perubahan iklim menghasilkan GRK dari
kegiatan ekonomi, utamanya dari kegiatan
penggunaan energi, industri, pertanian,
peternakan, kehutanan dan pengelolaan
limbah. Inventarisasi gas rumah kaca
dilakukan untuk mengetahui tingkat, status,
dan kecenderungan emisi di Kabupaten
Sleman.
TUJUAN
 menyediakan informasi berkala tingkat,
status dan kecenderungan perubahan
emisi dan serapan GRK termasuk
simpanan karbon di Kabupaten Sleman
 informasi pencapaian penurunan emisi
GRK dari kegiatan mitigasi perubahan
iklim di Kabupaten Sleman per Tahun
Komitmen Penyusunan
Inventasisasi GRK
pelibatan unsur dari berbagai pemangku
kepentingan dan mempertimbangkan karakteristik,
potensi emisi serta prioritas rencana pembangunan
daerah baik jangaka panajang (RPJPD) maupun
jangka menengah (RPJMD), sehingga diharapkan
akan dapat diimplementasikan baik oleh Satuan
Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten Sleman,
Pemerintah Kabupaten/Kota, Swasta, Perguruan
Tinggi dan Masyarakat, yang pada akhirnya
meningkatkan kwalitas kehidupan, lingkungan hidup
dan meningkatkan kesejahteraan secara
berkelanjutan.
METODE

PERHITUNGAN
Tier 1 : metode perhitungan emisi dan serapan
menggunakan persamaan dasar (basic
equation)dan faktor emisi default atau IPCC default
values (yaitu faktor emisi yang disediakan dalam
IPCC Guideline) dan data aktivitas yang digunakan
sebagian bersumber dari sumber data global
 Tier 2 : perhitungan emisi dan serapan menggunakan
persamaan yang lebih rinci misalnya persamaan
reaksi atau neraca material dan menggunakan faktor
emisi lokal yang diperoleh dari hasil pengukuran
langsung dan data aktivitas berasal dari sumber data
nasional dan/atau daerah.
 Tier 3 : metode perhitungan emisi dan serapan
menggunakan metode yang paling rinci (dengan
pendekatan modeling dan sampling). Dengan
pendekatan modeling faktor emisi lokal dapat
divariasikan sesuai dengan keberagaman kondisi
yang ada sehingga emisi dan serapanakan memiliki
tingkat kesalahan lebih rendah.
EMISI SEKTOR
ENERGI
Sektor Energi
Penggunaan Listrik

Bahan Bakar Industri

Bahan Bakar
Transportasi

Bahan Bakar Kegiatan


Lainnya
Sektor Energi

Penggunaan Listrik
Sektor Energi

Bahan Bakar Industri


Sektor Energi

Bahan Bakar Transportasi


Sektor Energi
Bahan Bakar Kegiatan Lain
(Rumah Tangga)
EMISI GRK
SEKTOR ENERGI
SEKTOR IPPU
(Proses Industri dan
Penggunaan
Produk)
Sektor IPPU
Industri Mineral

Industri Kimia

Industri Logam

Penggunaan Pelarut

Industri Elektronik
Sektor IPPU
Produk-produk Non Energi dan
Penggunaan Pelarut
EMISI GRK
SEKTOR IPPU
SEKTOR AFOLU
(Pertanian,
Kehutanan dan
Penggunaan
Lahan Lainya
Sektor AFOLU

Peternakan
Sektor AFOLU

Penggunaan Lahan
Sektor AFOLU
Pertanian
EMISI GRK
SEKTOR AFOLU
SEKTOR
PENGELOLAAN
LIMBAH
Sektor Pengelolaan Limbah
Pengeloaan TPA Sampah

Pengomposan Sampah

Pembakaran Sampah

Limbah Cair Domestik

Limbah Cair Industri


Sektor Limbah

Pengelolaan TPA Sampah


Sektor Limbah

Pengomposan Sampah
Sektor Limbah

Pembakaran Sampah
Sektor Limbah

Limbah Cair Domestik


Sektor Limbah

Limbah Cair Industri


CO2e (Gg)
120.00

100.00

80.00

60.00

40.00

20.00

0.00
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
CO2e (Gg) 51.40 51.40 51.40 51.40 51.40 51.40 51.40 51.40 105.38
EMISI GRK
SEKTOR LIMBAH
KECENDERUNGAN
GRK
Kecenderungan GRK

Kecenderungan Agregat GRK


Kecenderungan GRK

Kecenderungan Jenis GAS


Kecenderungan GRK

Kecenderungan Kategori
Kesimpulan
 Urutan EMISI GRK Terbesar
 BBM Industri sebesar 2.390,69 Gg CO2e
(47,74 % )
 BBM transportasi 20,23 %
 pertanian 6,14 %
 pengelolaan sampah 2,69 %
 limbah cair industri 2,10 %
 peternakan 1,01%
 BBM kegiatan lain 1,00 %
Rekomendasi
 Perlu diadakan inventarisasi Gas Rumah Kaca
secara berkelanjutan, untuk mengetahui sektor-
sektor yang cenderung mengalami peningkatan
setiap tahunnya
 Perlu adanya evaluasi untuk mengendalikan sektor-
sektor penyebab Gas Rumah Kaca sebagai modal
dalam kegiatan mitigasi perubahan iklim
 Perlu adanya upaya untuk mengurangi emisi Gas
Rumah Kaca yaitu memperbanyak 02 diudara
dengan program penanapan pohon
 Perlu adanya inventarisasi mengenai data
persampahan dan pengolahan sampah di
Kabupaten Sleman, sehingga data pada sektor
limbah lebih akurat.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai