Anda di halaman 1dari 8

[Document subtitle]

Assessment of Health Safety and Environment Management System function in contracting


companies of one of the petro-chemistry industries in Iran, a case study
(P S Gholami, P Nassiri, R Yarahmadi, A Hamidi, R Mirkazemi)

Review Jurnal “Penilaian Fungsi Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Lingkungan


dalam Kontraktor Perusahaan Studi Kasus dari Industri Petro-Kimia di Iran”

Tidak adanya studi tentang tingkat pengamatan dan implementasi pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada perusahaan-perusahaan yang terkait dengan
minyak dan gas Iran membuat jurnal ini membahas evaluasi sistem manajemen K3 di perusahaan
kontraktor dari salah satu industri petrokimia di Iran. Studi ini dilakukan diantara 14 perusahaan
kontraktor dan 483 pekerja yang dipilih secara acak selama2013. SMK3 berjalan dengan baik,
namun itu tidak cukup untuk mencegah cedera dan memastikan kesehatan dan keselamatan
pekerja. Kesimpulan tersebut berdasarkan pada hasil survei terkait SMK3 dan terkait kegiatan
yang berkaitan dengan K3 pekerja.

Pendahuluan
Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) baru-baru ini telah diusulkan untuk
meningkatkan kesehatan dan keselamatan pekerja. SMK3 berlaku untuk semua hal yang terkait
dengan K3di semua kegiatan, operasi dan dampak dari aktivitas dan operasi tersebut terhadap
karyawan, kontraktor, lingkungan dan masyarakat tempat perusahaan beroperasi. Beberapa
penelitian Iran menunjukkan tingginya tingkat kecelakaan kerja di industri yang berbeda sekitar
122,8/1000 pekerja di produsen otomotif, 14% dari semua pasien trauma yang dirawat di Teheran,
rata-rata tiga cedera per pekerja per bulan diantara pekerja pengelasan sisi jalan, dan hampir 20
kasus kecelakaan fatal di industri petrokimia disetiap tahun adalah beberapa contoh (Jahangiri et
al.,2013). Keberadaan dan efisiensi SMK3 diperlukan untuk mengurangi tingkat cedera dan
kecelakaan yang tinggi diantara pekerja khususnya mereka yang bekerja di industri berisiko tinggi
seperti petro kimia. Iran adalah produsen petrokimia terbesar kedua di Timur Tengah, dengan lebih
dari 54 kompleks petrokimia (Jahangiri et al.,2013).
Penelitian yang dilakukan oleh Gholami et al., 2015, adalah untuk mengevaluasi SMK3 pada
perusahaan kontraktor industri petro-kimia di Iran dengan menggunakan sudut pandang manajer
dan pekerja di perusahan tersebut. Penelitian ini dilakukan karena belum ada penelitian untuk
menilai tingkat observasi dan implementasi dari pedoman K3 di perusahaan kontraktor petro-
kimia. Hasil penelitian SMK3 berjalan dengan baik, namun itu tidak cukup untuk mencegah
cedera dan memastikan kesehatan dan keselamatan pekerja. Kesimpulan tersebut berdasarkan pada
hasil survei terkait SMK3 dan terkait kegiatan yang berkaitan dengan K3 pekerja di perusahaan
industri pertro-kimia di Iran.
Berdasarkan hal tersebut maka tugas K3 ini dibuat untuk membahas dan mereview permasalahan
SMK3 terkait yang tidak dapat optimal dalam mengurangi kecelakaan dan perlindungan
keselamatan dan kesehatan pekerja di industri pertro-kimia.
Metode Penelitian
Review terhadap jurnal dengan judul “Assessment of Health Safety and Environment
Management System function in contracting companies of one of the petro-chemistry industries
in Iran, a case study” dilakukan dengan membahas hasil serta kesimpulan dari penulis dan di
bandingkan berdasarkan model Plan Do Check Action sebagai penerapan Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)

PLAN DO
Buatlah rencana Laksanakan sesuai
yang baik/sesuai dengan rencana
yang telah
disusun

ACTION CHECK
Ambil tindakan Periksa pekerjaan
koreksi/perbaikan apakah sudah
atas penyimpangan sesuai ddengan
yang ada rencana

Gambar 1. Plan Do Check Action

Penelitian yang dilakukan oleh Gholami et al., 2015 terhadap seluruh perusahaan kontraktor
industri petro-kimia sejak 2013 menggunakan metode pengumpulan data dengan memberikan dua
jenis form yaitu :
1. Fungsi Sistem K3 yang diisi oleh manager dan aktifitas yang terkait berdasarkan 7
parameter yang dipertimbangkan dalam peraturan SMK3. 7 parameter yang berkait
dengan SMK3 adalah:
 Kepemimpinan dan komitmen
 Peraturan dan objektivitas strategi
 Organisasi, sumber daya dan dokumentasi
 Evaluasi dan manajemen risiko
 Perencanaan
 Implementasi dan monitoring
 Mengaudit dan meninjau
2. Informasi K3 secara aktual dan indikator oleh pekerja berdasarkan 13 pertanyaan yang
berkaitan penggunaan peralatan pelindung diri (APD), pelatihan, kesadaran, cidera dan
kecelakaan dan sebagainya.
Kedua form tersebut diisi oleh 14 perusahaan (manajer) dan 483 pekerja yang mengisi form
tersebut yang dipilih secara acak dari keseluruhan perusahaan industri petro-kimia di Iran. 355
pekerja mengisi formulir dan mengembalikannya. Sebagai parameter pembanding penerapan
SMK3 dilakukan survei pada beberapa perusahaan diluar industri petro-kimia meliputi
perusahaan transportasi lapangan, arsitektur, catering, perawatan fasilitas/mesin.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan data hasil pengisian dari laporan manajer di perusahaan yang ada di industri
petro-kimia terhadap 7 elemen berbeda dari SMK3 menunjukkan bahwa SMK3 di industri
petro-kimia masuk dalam kategori level yang baik atau diinginkan terhadap seluruh sistem di
perusahaan industri petro-kimia. Hal ini dapat dilihat pada (Tabel 1) dimana secara umum
rata-rata skor SMK3 dari semua 7 komponen berada diatas 90 dari 100.
Hasil data survei terhadap 7 parameter di perusahaan industri petro-kimia dari tiap elemen
SMK3 di Iran (Tabel 1) menunjukkan variasi nilai pencapaian pada setiap parameter dan
perusahaan. Nilai minimum parameter SMK3 terlihat pada parameter kepemimpinan dan
komitmen serta implementasi (50) dan monitoring (50), rata-rata pencapaian parameter
tertinggi berada pada parameter evaluasi dan manajemen resiko serta mengaudit dan meninjau
(97.6). Nilai rata-rata pencapaian 14 perusahaan terhadap 7 parameter penilaian elemen
SMK3 memperlihatkan nilai 93.0. Beberapa perusahaan petro-kimia menunjukkan nilai
kurang dari 90 yaitu perusahaan 3, 6, 8, 10 dan 11, sedangkan nilai pencapaian terendah berada
pada perusahaan 6 (71.57).

Tabel 1. Persentase rata-rata total skor dari tiap elemen SMK3 pada kontraktor perusahaan
industri petro-kimia di Iran

Data perbandingan terhadap pencapaian parameter SMK3 yang dilakukan pada perusahaan
berbeda lapangan kerja atau diluar perusahaan industri petro-kimia yaitu perusahaan
transportasi, catering, perawatan peralatan, arsitektur. Berdasarkan 7 parameter SMK3
terhadap perusahaan diluar industri petro-kimia (Tabel 2) menunjukkan nilai pencapaian
terendah berada pada jenis perusahaan perawatan peralatan/fasilitas (89.1%) diikuti oleh
perusahaan yang bekerja di bidang transportasi (95,2%).
Nilai pencapaian rata-rata dari 7 parameter dari hasil survei di perusahaan selain industri
petro-kimia menunjukkan nilai rata-rata lebih dari 90% disetiap parameter. Nilai rata-rata
pencapaian terendah berada pada parameter organisasi, sumber daya dan dokumentasi
(90.98%) diikuti oleh parameter implementasi dan monitoring (92.25%). Sedangkan nilai rata-
rata pencapaian tertinggi berada pada parameter evaluasi manajemen resiko (98.83%) diikuti
oleh parameter peraturan dan objektif strategi (96.15%) (Gambar 2).
Tabel 2. Persentase rata-rata total skor dari tiap elemen SMK3 pada kontraktor perusahaan diluar
industri petro-kimia

7 98,83

6 92,25

5 97,00

4 98,83

3 90,98

2 96,15

1 95,83

86,00 88,00 90,00 92,00 94,00 96,00 98,00 100,00

Gambar 2. Grafik rata-rata pencapaian parameter SMK3 pada perusahaan lain selain industri petro-
kimia
Keterangan :
1. Leadership and commitment
2. Policy and strategic objectives
3. Organization, resources, and documentation
4. Evaluation and risk management
5. Planning
6. Implementation and monitoring
7. Auditing and riviewing

Selain survei untuk mendukung penilaian terhadap pelaksaan SMK3 juga dilakukan survei
terhadap aktifitas K3 secara aktual yang diperoleh dari para pekerja di perusaahaan petrokimia.
Survei ini dibuat dengan menggunakan sembilan parameter. Persentase skor kegiatan K3 yang
dilaporkan oleh pekerja di industri petrokimia Iran dapat dilihat pada (Tabel 3). Aktivitas K3 atau
indikator oleh pekerja menunjukkan persentase respon positif, skor total rata-rata tertinggi berasal
dari penggunaan peralatan pelindung yang sesuai yaitu 90,9% dan skor terendah berasal dari
pelatihan K3 lanjutan 60,1%. Rata-rata pekerja mengalami cedera atau kecelakaan kerja pada
tahun sebelumnya yaitu 18,1%. Terdapat dua perusahaan yang melaporkan 100% respon positif di
semua parameter dan tidak ada laporan khusus cedera (Perusahaan 5 dan 13). Persentase
maksimum kejadian cedera yang dilaporkan terdapat pada perusahaan 11 (50%) diikuti oleh
perusahaan 2. Rata-rata total skor SMK3 para pekerja 100% sama dengan laporan manajer, namun
laporan pekerja tentang kegiatan K3 menunjukkan tingkat kepatuhan yang rendah terhadap
kegiatak K3 oleh pekerja. Penerapan aktifitas K3 di perusahaan industri petro-kimia sangat penting
diperhatikan karena dapat mendukung keberhasilan pelaksanaan dan implementasi dari SMK3 .
Tabel 2. Persentase skor kegiatan K3 yang dilaporkan oleh pekerja di perusahaan petro kimia Iran.

Diskusi
Baru-baru ini banyak organisasi menunjukkan komitmen mereka terhadap kebijakan K3 melalui
pengembangan dan penerapan SMK3. Parameter evaluasi SMK3 tidak bisa seutuhnya
dipertimbangkan dan dinilai dalam satu sudut pandang manajer namun tetap harus disatukan
dengan informasi lainnya dari perusahaan dan pekerja. Asosiasi Internasional Minyak dan Gas
mengusulkan SMK3 berdasarkan 7 elemen. Dalam studi ini, dua formulir pengumpulan data
digunakan pertama diisi oleh manajer perusahaan terkait dengan 7 parameter dan data kedua oleh
pekerja yang dipilih secara acak terkait dengan kegiatan dan indikator K3.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya variasi yang sangat besar skor dalam SMK3 dari
perusahaan yang menunjukkan perlu lebih banyaknya tindakan auditori dan peraturan perusahaan
induk untuk perusahaan kontraktor. Laporan pekerja menunjukkan bahwa ada tingkat cedera di
kalangan pekerja setidaknya satu kasus cedera terkait pekerjaan selama satu tahun meski tidak
adanya catatan cedera fatal. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan SMK3 tidak tidak menjamin
keselamatan dan kesehatan pekerja. Sebagian perusahaan yang memiliki skor tinggi dari sistem
SMK3 dan sebagian pekerja telah melaporkan aktivitas K3 yang tinggi, memiliki tingkat cedera
yang rendah menjadi cerminan pekerjaan perusahaan. Diperkirakan bahwa menurunkan cedera
adalah bukti efisiensi SMK3.
Pencapaian tertinggi pada perusahaan industri petro-kimia yaitu pada parameter evaluasi
manajemen resiko, mengaudit dan meninjau. Sedangkan pada perusahaan lain berada pada
parameter evaluasi manajemen resiko dan peraturan dan strategi objektif. Tingkat pencapaian
tertinggi parameter SMK3 pada perusahaan industri petro-kimia dan perusahaan lain yaitu evaluasi
manajemen resiko. Namun evaluasi manajemen resiko tidak akan berjalan secara berkelanjutan
tanpa memperhatikan parameter implementasi dan monitoring seluruh parameter SMK3. Selain
sistem penilaian parameter SMK3, parameter pelaksanaan aktifitas aktual K3 oleh para pekerja
perlu diketahui sebagai bahan upaya perbaikan (monitoring) dan implementasi dari SMK3.
Namun berdasarkan survei terhadap para pekerja di perusahaan industri petro-kimia terkait
aktifitas pelaksanaan K3 nilai pencapaian terendah berada pada parameter pelatihan K3 dan
Pelatihan Keberlanjutan K3 yang justru sangat penting dilakukan untuk menjamin pemahaman
dan terwujudnya implementasi setiap rencana dari SMK3 dan parameter lainnya, sehingga tercapai
dan terwujud fungsi dari SMK3 yang dapat mengurangi secara optimal tingkat kecelakaan dan
perlindungan kesehatan dan keselamatan pekerja. Namun pencapaian pelaksanaan aktifitas K3
pada pekerja berada pada parameter pelaksanaan SMK3 dan penggunaan alat pelindung diri, hal
tersebut muncul karena pada perusahaan industri petro-kimia terdapat potensi bahaya sangat
banyak sehingga kesadaran pekerja muncul secara natural untuk melindungi dirinya. Sehingga
dapat dikatakan bahwa tingkat kesadaran para pekerja menjadi faktor utama terlaksananya aktifitas
K3 secara aktual. Juga telah diketahui bahwa manajemen kesehatan dan keselamatan bukan hanya
tentang memiliki sistem manajemen tetapi keberhasilannya tergantung pada sikap dan perilaku
pekerja yang disebut budaya keselamatan (Eksekutif Kesehatan dan keselamatan, 2013).
Daftar Pustaka
Gholami, P. S., Nassiri, P., Yarahmadi, R., Hamidi, A., & Mirkazemi, R. (2015). Assessment of
Health Safety and Environment Management System function in contracting companies of
one of the petro-chemistry industries in Iran, a case study. Safety Science, 77, 42-47.
Health and safety executive. Managing for health and safety. HSG65 2/13, 2013 [cited: 14 July
2014]. http://www.hseni.gov.uk/hsg65.pdf.
Norozi, M., Jahangiri, M., Choobineh, A., & Narimannejad, A. (2013). Feasibility study of
implementing process safety management (PSM) requirements in an Iranian petrochemical
company. International Journal of Occupational Hygiene, 5(2), 7175.

Anda mungkin juga menyukai