Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PRAKTIKUM IV

MORFOLOGI TUMBUHAN

(AKBK 3202)

“BENTUK BATANG, ARAH TUMBUH, PERMUKAAN DAN


MODIFIKASI BATANG”

Disusun Oleh:
M Reyhan Rifky AP
(221011931001)
Kelompok I A

Asisten Dosen:
Muhammad Rio Fadil, S.Pd.
Fuji Astuti

Dosen Pengasuh:
Dra. Hj. Sri Amintarti, M.Si.
Luthfiana Nurtamara, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
MEI 2023
PRAKTIKUM IV
Topik : Tata Letak Daun, Rumus Daun dan Diagram Daun
Tujuan : Mengenal berbagai tata letak daun pada batang, menentukan
rumus daun serta menggambar bagan dan diagram daun.
Hari/tanggal : Rabu/ 12 April 2023
Tempat : Laboratorium Biologi Umum PMIPA FKIP ULM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Baki/ nampan
2. Pisau/cutter
3. Alat tulis
B. Bahan
1. Rumput teki (Cyperus rotundus)
2. Mendong (Fimbrystilis sp.)
3. Pisang (Musa paradisiaca L.)
4. Kembang telang (Clitoria ternatea L.)
5. Sirih (Piper betle L.)
6. Bambu (Bambusa sp.)
7. Kaktus (Opuntia vulgaris)
8. Pepaya (Carica papaya L.)
9. Jambu biji (Psidium guajava L.)
10. Bunga matahari (Helianthus annuus L.)
11. Bougainville (Bougainvillea spectabilis)
12. Trembesi (Samanea saman)
13. Galam (Malaleuca laucadendron L.)
14. Markisa (Passiflora edulis)
15. Ubi jalar (Ipomoea batatas)
II. CARA KERJA
A. Mengamati dan menentukan:
1. Habitus keseluruhan: herba, herba berkayu, perdu, rumput-rumputan,
teki-tekian.
2. Tepi batang: herbaceous, berkayu, batang rumput, batang mending.
3. Brntuk batang; bulat, persegi, pipih.
4. Permukaan batang: licin, berusuk, beralur, bersayap, berambut, berduri,
dll.
5. Arah tumbuh batang: tegak lurus, menggantung, berbaring, menjalar,
membelit, memanjat, condong, mengangguk.
6. Tipe percabangan: monopodial, sympodial, dikotom.
7. Arah tumbuh batang
B. Menggambar hasil pengamatan.

III. TEORI DASAR


Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang sangat penting, dan
mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tumuh tumbuhan, batang
adalah sumbu tubuh tumbuhan (Amintarti, 2023).
Sifat-sifat batang antara lain adalah sebagai berikut:
a. Berbentuk Panjang bulat seperti silinder atau dapat pula berbentuk lain,
tetapi selalu bersifat aktinomorf..
b. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan
tiap buku-buku terdapat daun.
c. Tumbuhnya ke atas menuju cahaya/ bersifat fototrof atau heliotrof.
d. Bertambah Panjang di ujung.
e. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tidak
digugurkan kecuali cabang atau ranting yang kecil.
f. Tidak berwarna hijau kecuali pada tumbuhan yang umurnya pendek
(Amintarti, 2023).
Fungsi batang bagi tumbuhan:
a. Mendukung bagian-bagian yang ada di atas tanah.
b. Memperluas asimilasi.
c. Jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas dan
jalan pengangkutan hasil asimilasi dari atas ke bawah.
d. Tempat penimbunan zat-zat cadangan makanan (Amintarti, 2023).
Tumbuhan dibedakan tumbuhan berbatang jelas dan tidak
berbatang:
Tumbuhan berbatang jelas:
1. Batang basah (herbaceous)
2. Batang berkayu (lignosus)
3. Batang rumput (calmus)
4. Batang mending (calamus)
(Amintarti, 2023).
Macam-macam bentuk batang:
1. Bulat (teres)
2. Bersegi (angularis)
3. Pipih
(Amintarti, 2023).
Macam-macam permukaan batang:
1. Licin (laevis)
2. Berusuk (costatus)
3. Beralur (sulcatus)
4. Bersayap (alatus)
5. Berambut (pilesus)
6. Berduri (spinosus)
7. Memperlihatkan bekas-bekas daun
8. Memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu
9. Memperlihatkan banyak lentisel
10. Keadaan-keadaan lain, misalnya lepasnya kerak
(Amintarti, 2023).
Arah tumbuh batang dibedakan 8 macam:
1. Tegak lurus (erectus)
2. Menggantung (dependens, pendulus)
3. Berbaring (humifusus)
4. Menjalar atau merayap (repens)
5. Serong ke atas atau condong (ascendens)
6. Mengangguk (nutans)
7. Memanjat (scandens)
8. Membelit (volubilis)
• Membelit ke kiri (sinistrorsum volubilis)
• Membelit ke kanan (dextrorsum volubilis)
(Amintarti, 2023).
Percabangan dibedakan:
1. Percabangan monopodial
2. Percabangan sympodial
3. Percabangan dikotom/ menggarpu
(Amintarti, 2023).
Arah tumbuh cabang dibedakan:
1. Tegak (fastigiatus)
2. Condong ke atas (patens)
3. Mendatar (horizontalis)
4. Terkulai (declinatus)
5. Bergantung (pendulus)
(Amintarti, 2023).
IV. HASIL PENGAMATAN
A. TABEL PENGAMATAN
Bentuk Permukaan Arah Modifikasi Tipe percabangan
No. Nama spesies Habitus Tipe batang
batang batang tumbuh batang

1. Cyperus rotundus Teki-tekian Mendong Bulat Kasap Tegak lurus - Monopodial

2. Fimbrystilis sp. Herba Batang mendong Segitiga Licin Tegak lurus - Monopodial

3. Musa paradisiaca L. Herba Batang basah Bulat licin Tegak lurus Pelepah Monopodial

Membelit ke Monopodial
4. Clitoria ternatea L. Herba Batang basah bulat Licin -
kiri

Memanjat Monopodial
5. Piper betle L. Herba Batang basah Bulat Licin Akar pelekat
akar melekat

Herba Monopodial
6. Bambusa sp. Berkayu Bulat Licin Tegak lurus -
berkayu

7. Opuntia vulgaris Herba Batang basah Pipih Berduri Tegak lurus Duri cabang Dikotom
Memperlihatkan Monopodial
8. Carica papaya L. Herba Batang basah Licin Tegak lurus -
bekas-bekas daun

9. Psidium guajava L. Pohon Berkayu Bulat Licin Tegak lurus - Dikotom

10. Helianthus annuus L. Perdu Batang basah Bulat Berambut Tegak lurus - Monopodial

Memperlihatkan Simpodial
11. Bougainville spectabilis Perdu Berkayu Bulat Tegak lurus -
bekas-bekas daun

12. Samanea saman Pohon Berkayu Bulat Beralur kasar Tegak lurus - Monopodial

13. Malaleuca laucadendron L. Pohon Berkayu Bulat Beruas Tegak lurus - Monopodial

14. Passiflora edulis Herba Batang basah Persegi Beralur Membelit - Simpodial

15. Ipomoea batatas Herba Batang basah Bulat Beralur Menjalar - Simpodial
B. FOTO HASIL PENGAMATAN
1. Rumput teki (Cyperus rotundus)
a. Gambar Pengamatan

Keterangan:

1. Daun

2. Batang

b. Foto Pengamatan

Keterangan:

1. Daun

2 2. Batang
1

(Dok. Kelompok I A, 2023)

c. Foto Literatur

Keterangan:

1. Daun

1 2. Batang
2

(Sumber: Utomo, 2021)


2. Mendong (Fimbrystilis sp.)
a. Gambar Pengamatan

Keterangan:

1. Daun

2. Batang

3. Akar

b. Foto Pengamatan

Keterangan:

1. Daun
1
2. Batang
2
3. Akar
3

(Dok. Kelompok I A, 2023)

c. Foto Literatur

Keterangan:
1
1. Daun

2. Batang

(Sumber: Rostiyati, 2021)


3. Pisang (Musa paradisiaca L.)
a. Gambar Pengamatan

Keterangan:

1. Daun

2. Pelepah

3. Batang

b. Foto Pengamatan

Keterangan:
1
1. Daun

2 2. Pelepah

3 3. Batang

(Dok. Kelompok I A, 2023)

c. Foto Literatur

1 Keterangan:

1. Daun

2. Pelepah
2
3 3. Batang

(Sumber: Lamyai, 2020)


4. Kembang telang (Clitoria ternatea L.)
a. Gambar Pengamatan

Keterangan:

1. Daun

2. Batang

3. Akar

b. Foto Pengamatan

Keterangan:
1
1. Daun

2. Batang
2
3. Akar
3

(Dok. Kelompok I A, 2023)

c. Foto Literatur

Keterangan:

1. Daun

2 2. Batang
1

(Sumber: Lamne, 2023)


5. Sirih (Piper betle L.)
a. Gambar Pengamatan

Keterangan:

1. Daun

2. Batang

3. Akar

b. Foto Pengamatan

Keterangan:
1
1. Daun

2 2. Batang

3. Akar
3

(Dok. Kelompok I A, 2023)

c. Foto Literatur

Keterangan:
2
1. Daun

2. Batang
1

(Sumber: Andrian, 2021)


6. Bambu (Bambusa sp.)
a. Gambar Pengamatan

Keterangan

1. Daun

2. Batang

b. Foto Pengamatan

Keterangan
1
1. Daun

2. Batang
2

(Dok. Kelompok I A, 2023)

c. Foto Literatur

Keterangan
1
1. Daun

2. Batang

(Sumber: Kynny, 2018)


7. Kaktus (Opuntia vulgaris)
a. Gambar Pengamatan

Keterangan:

1. Duri

2. Batang

3. Akar

b. Foto Pengamatan

Keterangan:
1
1. Duri
3 2. Batang

3. Akar
2

(Dok. Kelompok I A, 2023)

c. Foto Literatur

Keterangan:
1
1. Duri

2. Batang

(Sumber: Ithinksky, 2011)


8. Pepaya (Carica papaya L.)
a. Gambar Pengamatan

Keterangan:

1. Daun

2. Batang

3. Akar

b. Foto Pengamatan

Keterangan:

1. Daun
2 1
2. Batang

3 3. Akar

(Dok. Kelompok I A, 2023)

c. Foto Literatur

Keterangan:

1. Daun

2. Batang
1
2

(Sumber: Baipakdee, 2021)


9. Jambu Biji (Psidium guajava L.)
a. Gambar Pengamatan

Keterangan:

1. Daun

2. Batang

3. Akar

b. Foto Pengamatan

Keterangan:
1
1. Daun

2. Batang
2
3
3. Akar

(Dok. Kelompok I A, 2023)

c. Foto Literatur

Keterangan:
1
1. Daun

2. Batang
2

(Sumber: Supersmario, 2019)


10. Bunga Matahari (Helianthus annuus L.)
a. Gambar Pengamatan

Keterangan:

1. Daun

2. Tangkai

3. Batang

b. Foto Pengamatan

Keterangan:

1. Daun
2
2. Tangkai
1 3. Batang
3

(Dok. Kelompok I A, 2023)

c. Foto Literatur

Keterangan:

1. Daun

2 2. Tangkai

3. Batang
1 3

(Sumber: Imo, 2011)


11. Bougenville (Bougenville spectabilis)
a. Gambar Pengamatan

Keterangan:

1. Daun

2. Tangkai

3. Batang

b. Foto Pengamatan

Keterangan:
1
1. Daun
2
2. Tangkai

3 3. Batang

(Dok. Kelompok I A, 2023)

c. Foto Literatur

Keterangan:
1
1. Daun

2. Tangkai
3
2
3. Batang

(Sumber: Supersmario, 2022)


12. Trembesi (Samanea saman)
a. Gambar Pengamatan

Keterangan:

1. Daun

2. Tangkai

3. Batang

b. Foto Pengamatan

Keterangan:

1 1. Daun
2 2. Tangkai

3 3. Batang

(Dok. Kelompok I A, 2023)

c. Foto Literatur

Keterangan:

1. Daun

1 2. Tangkai
2
3 3. Batang

(Sumber: Graphixchon, 2016)


13. Galam (Malaleuca laucadendron L.)
a. Gambar Pengamatan

Keterangan:

1. Daun

2. Tangkai

3. Batang

b. Foto Pengamatan

Keterangan:

1. Daun
2
2. Tangkai
1

3 3. Batang

(Dok. Kelompok I A, 2023)

c. Foto Literatur

Keterangan:
1
1. Daun

3 2. Tangkai
2 3. Batang

(Sumber: Yeyen, 2021 )


14. Markisa (Passiflora edulis)
a. Gambar Pengamatan

Keterangan:

1. Daun

2. Tangkai

3. Batang

b. Foto Pengamatan

Keterangan:

1 1. Daun

2 2. Tangkai

3 3. Batang

(Dok. Kelompok I A, 2023)

c. Foto Literatur

Keterangan:
2
1 1. Daun

2. Tangkai

3 3. Batang

(Sumber: Mgstudyo, 2022)


15. Ubi Jalar (Ipomoea batatas)
a. Gambar Pengamatan

Keterangan:

1. Daun

2. Tangkai

3. Batang

b. Foto Pengamatan

Keterangan:
2
1 1. Daun

2. Tangkai
3
3. Batang

(Dok. Kelompok I A, 2023)

c. Foto Literatur

Keterangan:
2 1
1. Daun

2. Tangkai

2
3. Batang

(Sumber: Toyyib, 2022 )


V. ANALISIS DATA
1. Rumput teki (Cyperus rotundus)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus rotundus L.
Sumber : Tjitrosoepomo, 2010
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada
rumput teki (Cyperus rotundus) dapat diketahui bahwa habitus rumput
teki adalah teki-tekian, tipe batangnya adalah mendong, bentuk
batangnya bulat, permukaan batang kasap, arah tumbuh batang tegak
lurus, tidak memiliki modifikasi batang, dan tipe percabangannya ialah
monopodial.
Berdasarkan hasil literatur, Tanaman rumput teki memiliki
tinggi + 40 cm. Batangnya lunak, berbentuk segitiga, membentuk ubi,
dan berwarna hijau pucat. Daunnya tunggal, berbentuk lanset, pelepah
daun memeluk pangkal batang, ujung meruncing, tepi rata, panjang +50
cm, lebar + 5 mm, dan berwarna hijau. Bunga rumput teki majemuk, di
ujung batang, bentuk bulir, panjang 13 cm, lebar 2 mm, benang sari
tiga, kepala sari merah, putik panjang + 1,5 cm, dan berwarna coklat
(Susianti, 2015).
Macam-macam bentuk batang salah satunya adalah batang
bersegi (angularis) yang memungkinkan batang tumbuhan mempunyai
bentuk bersegi tiga (triangularis) misalnya batang teki (Cyperus
rotundus) (Tjitrosoepomoe, 2010).
2. Mendong (Fimbrystilis sp.)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnolophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Cyperales
Famili : Cyparaceae
Genus : Fimbrystilis
Spesies : Fimbrystilis sp.
Sumber : Cronquist, 1981
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada
mendong (Fimbrystilis sp.) dapat diketahui bahwa habitus mendong
adalah herba, tipe batangnya adalah batang mendong, bentuk batangnya
segitiga, permukaan batang licin, arah tumbuh batang tegak lurus, tidak
memiliki modifikasi batang, dan tipe percabangannya ialah
monopodial.
Berdasarkan hasil literatur, Mendong merupakan tanaman
herba yang berumpun dengan akar serabut, tinggi 0,1-0,8 m. Batang
dengan ujung sedikit atau banyak persegi, akan tetapi tidak pipih. Daun
banyak, terkumpul pada pangkal batang, bentuk garis. Karangan
bunga berubah-ubah, berbunga banyak atau sedikit, berbentuk payung
atau bongkol. Daun pelindung 2-5, berbentuk garis. Tangkai putik
pipih, di bawah cabang berambut. (Steenis, 2006). Menurut literatur
percabangan monopodial adalah jika batang pokok selalu tampak jelas,
karena lebih besar dan lebih Panjang dari pada cabang-cabangnya
(Tjitrisoepomoe, 2010).
3. Pisang (Musa paradisiaca L.)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa paradisiaca
Sumber : Cronquist, 1981
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada
pisang (Musa paradisiaca) dapat diketahui bahwa habitus pisang
adalah herba, tipe batangnya adalah batang basah, bentuk batangnya
bulat, permukaan batang kasap, arah tumbuh batang tegak lurus,
memiliki modifikasi batang berupa pelepah peluk batang, dan tipe
percabangannya ialah monopodial.
Berdasarkan hasil literatur, Tanaman pisang termasuk famili
Musaceae ini banyak dijumpai, baik di
pekarangan, sawah, bahkan di sekitar rumah. Herba menahun,
tingginya mencapai 3-5 meter bahkan ada yang mencapai 7-8 m.
Batangnya berupa batang semu, berpelepah dan berwarna hijau muda
sampai coklat. Daun merupakan daun tunggal, berbentuk lanset
memanjang berwarna hijau, mudah koyak, pada bagian bawah berlilin.
Perbungaan tanaman pisang berbentuk tandan, berumah satu, daun
pelindung merah tua, mudah rontok, panjang 10-25 cm, masing-masing
dalam ketiaknya dengan banyak bunga yang tersusun dalam dua baris
melintang. Mahkota bunga segitiga warna putih kekuningan. Bunga
betina di bawah, yang jantan (jika ada) di atas. Bakal buah persegi, pada
bunga jantan tidak ada. Buah berbentuk bulat memanjang tersusun
seperti sisir. Akar berbentuk silindris, akar cabang berbentuk serupa
benang-benang (Steenis, 2006).
4. Kembang telang (Clitoria ternatea L.)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Clitoria
Spesies : Clitoria ternatea L.
Sumber : Cronquist, 1981
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada
kembang telang (Clitoria ternatea L.) dapat diketahui bahwa habitus
kembang telang adalah herba, tipe batangnya adalah batang basah,
bentuk batangnya bulat, permukaan batang kasap, arah tumbuh
batangnya ialah membelit ke kiri, tidak memiliki modifikasi batang,
dan tipe percabangannya ialah monopodial.
Berdasarkan hasil literatur, Daun bunga telang termasuk
daun tidak lengkap karena tidak memiliki upih daun, hanya memiliki
tangkai daun dan helai daun. Morfologi kembang telang sebagai berikut
habitus semak, menjalar, panjang 3-5 m. Batangnya Membelit,
permukaan beralur, hijau. Daunnya majemuk, menyirip, tepi rata, ujung
tumpul, pangkal meruncing, pertulangan menyirip, permukaan berbulu,
hijau. Bunganya majemuk, bentuk tandan, di ketiak daun, tangkai
silindris, panjang + 1,5 cm, tangkai benang sari berlekatan membentuk
tabung, putih, kepala sari bulat, kuning, tangkai putik silindris, kepala
putik bulat, hijau, mahkota bentuk kupu-kupu, ungu. Buah : Polong,
panjang 7-14 cm, bertangkai pendek, masih muda hijau setelah tua
hitam . Biji : Bentuk ginjal, masih muda hijau setelah tua coklat
Tunggang, putih kotor (Dalimartha, 2008).
5. Sirih (Piper betle L.)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper betle L.
Sumber : Steenis, 2002
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada
sirih (Piper betle L.) dapat diketahui bahwa habitus sirih adalah herba,
tipe batangnya adalah batang basah, bentuk batangnya bulat,
permukaan batang licin, arah tumbuh batangnya memanjat akat
melekat, memiliki modifikasi batang berupa akar pelekat, dan tipe
percabangannya ialah monopodial.
Berdasarkan hasil literatur, Sirih hijau (Piper betle L.)
termasuk jenis tumbuhan perdu merambat dan bersandarkan pada
batang pohon lain, batang berkayu, berbuku-buku, beralur, warna hijau
keabu-abuan, daun tunggal, bulat panjang, warna hijau, perbungaan
bulir, warna kekuningan, buah buni, bulat, warna hijau keabu-abuan
(Damayanti dkk, 2006). Tanaman ini panjangnya mampu mencapai
puluhan meter. Bentuk daunnya pipih menyerupai jantung, tangkainya
agak panjang, tepi daun rata, ujung daun meruncing, pangkal daun
berlekuk, tulang daun menyirip, dan daging daun tipis. Permukaan daun
warna hijau dan licin, sedangkan batang pohonnya berwarna hijau
tembelek atau hijau agak kecoklatan dan permukaan kulitnya kasar
serta berbuku-buku. Daun sirih yang subur berukuran lebar antara 8-12
cm dan panjangya 10-15 cm (Damayanti dkk, 2006).
6. Bambu (Bambusa sp.)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Bambusa
Spesies : Bambusa sp.
Sumber : Widjaja, 2001
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada
bambu (Bambusa sp.) dapat diketahui bahwa habitus bambu adalah
herba berkayu, tipe batangnya adalah berkayu, bentuk batangnya bulat,
permukaan batang licin, arah tumbuh batang tegak lurus, tidak memiliki
modifikasi batang, dan tipe percabangannya ialah monopodial.
Berdasarkan hasil literatur, Bambu adalah tanaman jenis
rumput-rumputan dengan batang berongga dan beruas-ruas. Tanaman
bambu memiliki cabang-cabang (ranting) dan daun buluh yang
menonjol. Bambu merupakan tanaman yang dapat tumbuh dalam
waktu yang singkat dibandingkan dengan tanaman kayu-kayuan.
Bambu yang telah dipanen akan segera tergantikan oleh batang bambu
yang baru.Hal ini tidak perlu berlangsung secara terus-menerus secara
cepat, sehingga dikhawatirkan bambu akan mengalami kepunahan
karena dipanen (Prastiyo, 2009). Morfologi bambu dapat dilihat
berdasarkan karakteristik pada akar rimpang yang terdapat dibawah
tanah dan membentuk sistem percabangan. Batang berupa buluh yang
terdiri atas ruas dan buku–buku. Percabangan umumnya terdapat pada
nodus. Helaian daun bambu mempunyai urat daun yang sejajar. Helaian
daun dihubungkan dengan pelepah oleh tangkai daun. Pelepah daun
dilengkapi oleh kuping pelepah dan ligula (Widjaja, 2001).
7. Kaktus (Opuntia vulgaris)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophylidae
Famili : Cactateae
Genus : Opuntia
Spesies : Opuntia vulgaris
Sumber : Steenis, 2002
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada
kaktus (Opuntia vulgaris) dapat diketahui bahwa habitus kaktus adalah
herba, tipe batangnya adalah batang basah, bentuk batangnya pipih,
permukaan batang berduri, arah tumbuh batang tegak lurus, memiliki
modifikasi batang berupa duri cabang, dan tipe percabangannya ialah
dikotom.
Berdasarkan hasil literatur, Sistem perakaran kaktus terdiri
dari akar tunggang, akar cabang, dan akar rambut. Beberapa jenis
kaktus akarnya membengkak. Bentuk batang kaktus bulat, silindris,
bulat papak, dan panjang seperti tiang. Ukurannya bervariasi, dari
ukuran pendek lebih dari 20 meter. Permukaan batang tumbuh lekukan
cembung sebagai tempat melekatnya duri-duri (Endah, 2005).
8. Pepaya (Carica papaya L.)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliphyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Vioales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya L.
Sumber : Cronquist, 1981
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada
papaya (Carica papaya L.) dapat diketahui bahwa habitus papaya
adalah herba, tipe batangnya adalah batang basah, bentuk batangnya
bulat, permukaan batangnya memperlihatkan bekas-bekas daun , arah
tumbuh batang tegak lurus, tidak memiliki modifikasi, dan tipe
percabangannya ialah monopodial.
Berdasarkan hasil literatur, Papaya (Carica papaya) adalah
semak berbentuk pohon dengan batang yang lurus dan bulat tipe
percabangan monopodial. Tinggi pohon 2.5 -10 m. Batang tanamannya
berbentuk bulat, di bagian tengahnya berongga dan tidak berkayu.90
Ruas-ruas batang tempat melekatnya tangkai daun yang panjang,
berbentuk bulat dan berlubang. Pohonnya biasanya tidak bercabang,
batang bulat berongga, tidak berkayu terdapat benjolan bekas tangkai
daun yang sudah rontok.daun terkumpul di ujung batang, berbagi
menjari (Adityo, 2015).
9. Jambu biji (Psidium guajava L.)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava L.
Sumber : Soedarya, 2010
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada
jambu biji (Psidium guajava L.) dapat diketahui bahwa habitus jambu
biji adalah pohon, tipe batangnya adalah berkayu, bentuk batangnya
bulat, permukaan batang licin, arah tumbuh batang tegak lurus, tidak
memiliki modifikasi batang, dan tipe percabangannya ialah dikotom.
Berdasarkan hasil literatur, Tanaman jambu biji memiliki
habitus berupa semak atau perdu, dengan tinggi pohon dapat mencapai
9 meter (Nakasone & Paull, 1998). Tanaman jambu biji memiliki
batang muda berbentuk segiempat, sedangkan batang tua berkayu keras
berbentuk gilig dengan warna cokelat. Permukaan batang licin dengan
lapisan kulit yang tipis dan mudah terkelupas. Bila kulitnya dikelupas
akan terlihat bagian dalam batang yang berwarna hijau. Arah tumbuh
batang tegak lurus dengan percabangan simpodial. Daun pada tanaman
jambu biji memiliki struktur daun tunggal dan mengeluarkan aroma
yang khas jika diremas. Kedudukan daunnya bersilangan dengan letak
daun berhadapan dan pertulangan daun menyirip. Terdapat beberapa
bentuk daun pada tanaman jambu biji, yaitu: bentuk daun lonjong,
jorong, dan bundar telur terbalik. Bentuk daun yang paling dominan
adalah bentuk daun lonjong. Perbedaan pada bentuk daun dapat
dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan (Tsukaya, 2005).
10. Bunga matahari (Helianthus annuus L.)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Helianthus
Spesies : Helianthua annuus L.
Sumber : Benson, 1957
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada
bunga matahari (Halinthus annuus L.) dapat diketahui bahwa habitus
bunga matahari adalah perdu, tipe batangnya adalah batang basah,
bentuk batangnya bulat, permukaan batang berambut, arah tumbuh
batang tegak lurus, tidak memiliki modifikasi batang, dan tipe
percabangannya ialah monopodial.
Berdasarkan hasil literatur, Tanaman bunga matahari
bersifat perdu yang memiliki saluran-saluran getah kelenjar minyak.
Daun bunga matahari merupakan daun tunggal yang saling berhadapan,
jarang namun tersebar. Bunga matahari memiliki dua macam bagian
bunga, yaitu bunga steril yang terdapat pada tepi yang biasanya
berwarna kuning, dan bunga hemaprodit yang berada ditengah yang
biasanya berwarna hitam kecoklatan dan bentuknya kecil
(Tjitrosoepomo,1988). Tinggi dari tanaman bunga matahari yaitu bisa
mencapai 4 m pada kondisi normal, daun tunggal lebar, batang biasanya
ditumbuhi rambut kasar, tegak jarang bercabang. Bunga tersusun
majemuk dengan 2 tipe bunga antara lain bunga tepi atau bunga lidah
yang membawa satu kelopak besar berwarna kuning cerah dan steril,
dan bunga tabung yang fertil dan menghasilkan biji (Berglund &
Duane, 2007).
11. Bougainville (Bougainvillea spectabilis)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Famili : Nyctaginaceae
Genus : Bougainvillea
Spesies : Bougainvillea spectabilis
Sumber : Gilman, 1999
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada
bougainville (Bougainvillea spectabilis.) dapat diketahui bahwa habitus
bougainville adalah perdu, tipe batangnya adalah berkayu, bentuk
batangnya bulat, permukaan batangnya memperlihatkan bekas-bekas
daun, arah tumbuh batang tegak lurus, tidak memiliki modifikasi
batang, dan tipe percabangannya ialah simpodial.
Berdasarkan hasil literatur, Bunga kertas berbatang perdu,
tegak lurus dapat mencapai ketinggian 2- 3 m bahkan lebih, dengan
permukaan batang halus hingga kasar dan berwarna kecoklatan.
Selain itu batang berkayu, berbentuk bulat memanjang dan berduri kecil
serta memiliki cabang yang banyak. Bunga kertas memiliki daun
bulat oval memanjang dengan panjang 1 - 4 cm, bagian tepi
daunnya rata, tulang daunya menyirip antara 3 - 5 bahkan lebih,
dan juga daun berwarna kehijauan muda hingga tua. Daun bunga
ini juga memiliki tangkai yang pendek dengan panjang 0,5 - 1 cm
berwarna coklat muda. Bunga kertas tidak lengkap terdiri dari
beberapa macam diantarnya tangkai, tendi bunga, kepala putik,
benang sari dan tangkai sari. Bunga ini muncil di ketiak daun dengan
bentuk majemuk (Umaternate dkk., 2022).
12. Trembesi (Samanea saman)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliphyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaleceae
Genus : Samanea
Spesies : Samanea saman
Sumber : Cronquist, 1981
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada
trembesi (Samanea saman) dapat diketahui bahwa habitus trembesi
adalah pohon, tipe batangnya adalah berkayu, bentuk batangnya bulat,
permukaan batangnya adalah beralur kasar, arah tumbuh batang tegak
lurus, tidak memiliki modifikasi batang, dan tipe percabangannya ialah
monopodial.
Berdasarkan hasil literatur, Trembesi dapat mencapai tinggi
maksimum 15--25 m. Diameter setinggi dada mencapai 1--2 m.
Trembesi memiliki kanopi yang dapat mencapai diameter 30 m.
Trembesi membentuk kanopi berbentuk payung, dengan penyebaran
horisontal kanopi yang lebih besar dibandingkan tinggi pohon jika
ditanam di tempat yang terbuka. Pada kondisi penanaman yang lebih
rapat, tinggi pohon trembesi bisa mencapai 40 m dan diameter kanopi
lebih kecil. Pohon trembesi dapat berbunga sepanjang tahun. Bunga
berbentuk umbel (12--25 per kelompok) berwarna pink dengan stamen
panjang dalam dua warna (putih dibagian bawah dan kemerahan di
bagian atas) yang berserbuk (Nuroniah & Kosasih, 2010).
13. Galam (Malaleuca laucadendron L.)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Melaleuca
Spesies : Melaleuca laucadendron L.
Sumber : USDA, 2011
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada
galam (Melaleuca laucadendron L.) dapat diketahui bahwa habitus
galam adalah pohon, tipe batangnya adalah berkayu, bentuk batangnya
bulat, permukaan batangnya ialah beruas, arah tumbuh batang tegak
lurus, tidak memiliki modifikasi batang, dan tipe percabangannya ialah
monopodial.
Berdasarkan hasil literatur, Tanaman galam merupakan jenis
tanaman dengan habitus pohon, yang mencapai tinggi ± 10 m. Batang
berkayu, berbentuk bulat, kulit batang mudah mengelupas, serta warna
batang kuning kecokelatan. Sementara itu, daun galam daun tunggal,
berbentuk lanset (lancip), ujung dan pangkal daun meruncing, tepi daun
rata, permukaan daun berbulu, pertulangan daun sejajar serta warna
daun hijau. Tanaman kayu putih memiliki bunga majemuk, berbentuk
bulir dengan panjang 7 - 8 cm, mahkota bunga terdiri 5 helai, dan
memiliki bunga berwarna putih (BPDAS Pemali Jratun, 2010).
Menurut literatur arah percabangan monopodial sangat jelasterlihat
batang utamanya berbeda dengan simpodial yang batang utamanya
sukar dikenali dengan cabangnya. Dan tipe batang berkayu ini memiliki
batang yang keras dan kuat. (Tjitrosoepomoe, 2010).
14. Markisa (Passiflora edulis)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Passiflorae
Famili : Passifloraceae
Genus : Passiflora
Spesies : Passiflora edulis var. flavicarpa Degener
Sumber : Rukmana, 2003
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada
markisa (Passiflora edulis) dapat diketahui bahwa habitus markisa
adalah herba, tipe batangnya adalah batang basah, bentuk batangnya
bulat, permukaan batangnya ialah beratur, arah tumbuh batang
membelit, tidak memiliki modifikasi batang, dan tipe percabangannya
ialah simpodial.
Berdasarkan hasil literatur, Markisa merupakan tumbuhan
semak atau pohon yang hidup menahun (perennial) dan bersifat
merambat atau menjalar hingga sepanjang 20 meter atau lebih. Batang
tanaman berkayu tipis, bersulur, dan memiliki banyak percabangan
yang kadang-kadang tumbuh tumpang tindih. Pada stadium muda,
cabang tanaman berwarna hijau dan setelah tua berubah menjadi hijau
kecokelatan. Daun tanaman sangat rimbun, tumbuh secara bergantian
pada batang atau cabang. Tiap helai daun bercaping tiga dan bergerigi,
berwarna hijau mengkilap (Rukmana, 2003).
15. Ubi jalar (Ipomoea batatas)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Sagnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea batatas
Sumber : Milind & Monika, 2015
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada ubi
jalar (Ipomoea batatas) dapat diketahui bahwa habitus ubi jalar adalah
herba, tipe batangnya adalah batang basah, bentuk batangnya bulat,
permukaan batangnya ialah beralur, arah tumbuh batang menjalar, tidak
memiliki modifikasi batang, dan tipe percabangannya ialah simpodial.
Berdasarkan hasil literatur, Family jenis convolvulaceae
didominasi oleh tanaman melilit atau merambat atau herba tanaman
yang biasanya memiliki daun berbentuk hati serta bunga berbentuk
corong. Ipomoea batatas. L termasuk tanaman biji berkeping dua
(dikotiledon) dan pertumbuhannya terlihat seperti semak atau menjalar
pada permukaan tanah dengan panjang tanaman dapat mencapai 3
meter. Daunnya berbentuk bulat seperti jantung bulat lonjong, bulat
runcing, atau seperti jari tangan, tipe daun bervariasi, ujung runcing
atau tumpul, tepi rata, berlekuk dangkal atau berlekuk dalam, dan
menjari, pangkal ramping, penulangan daun menyirip. Bentuk daun
antara varietas satu dengan yang lain tidak sama, baik bentuk maupun
warnanya. Memiliki bunga majemuk, bentuk terompet, hijau, mahkota
bentuk corong (Supadmi, 2009).
VI. KESIMPULAN
1. Rumput teki (Cyperus rotundus) memiliki habitus teki-tekian, tipe
batangnya adalah mendong, bentuk batangnya bulat, permukaan batang
kasap, arah tumbuh batang tegak lurus, tidak memiliki modifikasi
batang, dan tipe percabangannya ialah monopodial.
2. Mendong (Fimbrystilis sp.) memiliki habitus herba, tipe batangnya
adalah batang mendong, bentuk batangnya segitiga, permukaan batang
licin, arah tumbuh batang tegak lurus, tidak memiliki modifikasi
batang, dan tipe percabangannya ialah monopodial.
3. Pisang (Musa paradisiaca L.) memiliki habitus herba, tipe batangnya
adalah batang basah, bentuk batangnya bulat, permukaan batang kasap,
arah tumbuh batang tegak lurus, memiliki modifikasi batang berupa
pelepah peluk batang, dan tipe percabangannya ialah monopodial.
4. Kembang telang (Clitoria ternatea L.) memiliki habitus herba, tipe
batangnya adalah batang basah, bentuk batangnya bulat, permukaan
batang kasap, arah tumbuh batangnya ialah membelit ke kiri, tidak
memiliki modifikasi batang, dan tipe percabangannya ialah
monopodial.
5. Sirih (Piper betle L.) memiliki habitus herba, tipe batangnya adalah
batang basah, bentuk batangnya bulat, permukaan batang licin, arah
tumbuh batangnya memanjat akat melekat, memiliki modifikasi batang
berupa akar pelekat, dan tipe percabangannya ialah monopodial.
6. Bambu (Bambusa sp.) memiliki habitus herba berkayu, tipe batangnya
adalah berkayu, bentuk batangnya bulat, permukaan batang licin, arah
tumbuh batang tegak lurus, tidak memiliki modifikasi batang, dan tipe
percabangannya ialah monopodial.
7. Kaktus (Opuntia vulgaris) memiliki habitus herba, tipe batangnya
adalah batang basah, bentuk batangnya pipih, permukaan batang
berduri, arah tumbuh batang tegak lurus, memiliki modifikasi batang
berupa duri cabang, dan tipe percabangannya ialah dikotom.
8. Papaya (Carica papaya L.) memiliki habitus herba, tipe batangnya
adalah batang basah, bentuk batangnya bulat, permukaan batangnya
memperlihatkan bekas-bekas daun , arah tumbuh batang tegak lurus,
tidak memiliki modifikasi, dan tipe percabangannya ialah monopodial.
9. Jambu biji (Psidium guajava L.) memiliki habitus pohon, tipe
batangnya adalah berkayu, bentuk batangnya bulat, permukaan batang
licin, arah tumbuh batang tegak lurus, tidak memiliki modifikasi
batang, dan tipe percabangannya ialah dikotom.
10. Bunga matahari (Helianthus annuus L.) memiliki habitus bunga
matahari adalah perdu, tipe batangnya adalah batang basah, bentuk
batangnya bulat, permukaan batang berambut, arah tumbuh batang
tegak lurus, tidak memiliki modifikasi batang, dan tipe percabangannya
ialah monopodial.
11. Bougenville (Bougenvillea spectabilis) memiliki habitus perdu, tipe
batangnya adalah berkayu, bentuk batangnya bulat, permukaan
batangnya memperlihatkan bekas-bekas daun, arah tumbuh batang
tegak lurus, tidak memiliki modifikasi batang, dan tipe percabangannya
ialah simpodial.
12. Trembesi (Samanea saman) memiliki habitus pohon, tipe batangnya
adalah berkayu, bentuk batangnya bulat, permukaan batangnya adalah
beralur kasar, arah tumbuh batang tegak lurus, tidak memiliki
modifikasi batang, dan tipe percabangannya ialah monopodial.
13. Galam (Malaleuca laucadendron L.) memiliki habitus pohon, tipe
batangnya adalah berkayu, bentuk batangnya bulat, permukaan
batangnya ialah beruas, arah tumbuh batang tegak lurus, tidak memiliki
modifikasi batang, dan tipe percabangannya ialah monopodial.
14. Markisa (Passiflora edulis) memiliki habitus herba, tipe batangnya
adalah batang basah, bentuk batangnya bulat, permukaan batangnya
ialah beratur, arah tumbuh batang membelit, tidak memiliki modifikasi
batang, dan tipe percabangannya ialah simpodial.
15. Ubi jalar (Ipomoea batatas) memiliki habitus herba, tipe batangnya
adalah batang basah, bentuk batangnya bulat, permukaan batangnya
ialah beralur, arah tumbuh batang menjalar, tidak memiliki modifikasi
batang, dan tipe percabangannya ialah simpodial.
VII. DAFTAR PUSTAKA

Adityo, M. F. (2015). Efeectivity Papaya Leaves (Carica Papaya), As


Inhibitor Of Aedes Alegghypti Larvae. Jurnal Majorty 4(5).

Amintarti, S. (2023). Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan.


Banjarmasin: CV Batang.

Benson, L. (1957). Plant Classification. Boston : D.C Heath and Company.

Berglund & Duane, R. (2007). Hybrid Selection and Production Practices.


In Sunflower Production. Fargo: North Dakota State University. p
15.

BPDAS Pemali, J. (2010). Kayu Putih. BPDAS. Diakses melalui


http://www.bpdas-pemalijratun.net/ pada 01 Mei 2023.

Cronquist, A. (1981). An Integrated System of Classification of Flowering


Plants. New York: Columbia University.

Damayanti, R., Mulyanto & Mulyono. (2006). Khaisat dan Manfaat Daun
Sirih Obat Mujarab dari Masa ke Masa. Jakarta: Agro Media
Pustaka.

Endah, J. 2005. Mempercantik Kaktus dan Meningkatkan Nilai Jualnya.


Agro Media Pustaka. Jakarta.

Gilman, E. F. (1999). Bougainvillea spp. Cooperative Extension Service,


University of Florida.

Milind, P. & Monika. (2015). Sweet Potato As a Super-Food. International


Journal of Research in Ayurveda and Pharmacy. 6(4): 557-562.

Nakasone, H. Y., Paull, R. E. (1998). Tropical Fruits. Wallingford (GB):


CAB International.

Nuroniah, H.S., & Kosasih, A. S. (2010). Mengenal Jenis Trembesi


(Samanea saman (Jacquin) Merrill) sebagai Pohon Peneduh. Mitra
Hutan Tanaman, 5 (1): 1- 5.

Prasetyo, S. (2009). Identifikasi Potensi dan Pemasaran Produk Dari Hutan


Rakyat Bambu. Skripsi, Universitas Sumatra Utara.

Rukmana, H. R. (2003). Budidaya Stevia. Kanisius. Jakarta.

Steenis, V. (2002). Flora. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.


Steenis, V. (2006). Flora. Cetakan Kelima. Jakarta: PT. Pradya Paramita.

Soedarya, A. P. (2010). Agribisnsi Guava (Jambu Batu). CV Pustaka


Grafika: Bandung.

Supadmi, S. (2009). Studi Variasi Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)


Berdasarkan Morfologi, Kandungan Gula Reduksi dan Pola Pita
Isozim. Tesis, Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Susianti. (2015). Potensi Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) Sebagai Agen
Antikanker. Prosiding Seminar Presentasi Artikel Ilmiah Dies
Natalis FK Unila ke 13: 53-55.

Tjitrosoepomo, G. (1988). Taksonomi tumbuhan (Spermathopyta).


Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Tjitrosoepomoe, G. (2010). Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta.


Yogyakarta: Gajah Mada University press.

Tsukaya, H. (2005). Leaf shape: Genetic Controls And Environmental


Factors. Int J Dev Biol. 49:547-555.

Umaternate, H., Munawar, S., & Soamole, R. (2022) Karakteristik


Morfologi Bunga Kertas (Bougenville). Jurnal Of Biology
Education And Science, 2(2): 76-79.

Widjaja, E. A. (2001). Identikit Jenis-jenis bambu di Jawa. Pusat Penelitian


dan Pengembangan Biologi.LIPI. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai