Anda di halaman 1dari 6

SUSUNAN ANATOMI DAUN (JARINGAN PADA DAUN) Jaringan pada daun

dapat dibedakan ke dalam jaringan epidermis, mesofil, dan tulang daun. 1.


Epidermis Jaringan epidermis daun terdapat pada lapisan terluar dari daun, terdiri
dari lapisan sel yang tersusun rapat. Jaringan epidermis daun dapat terdiri dari
satu lapis sel (uniseriat) atau beberapa lapis sel (multiseriat). Stoma ada yang
berbentuk ginjal (Gambar 1.7) dan ada yang berbentuk halter. Stoma dibatasi oleh
sel penutup. Tipe stoma bermacam-macam yang dapat dikenali dengan posisi sel
penutup terhadap sel tetangga, berapa jumlah sel tetangganya, dan apakah sel
tetangga tersebut sama besar atau berbeda ukurannya.

A. parasitik aktinositik diasitik anomositik anisositik

Gambar 1.7
Berbagai Macam Tipe Stoma

2. Mesofil
Mesofil merupakan jaringan pada daun selain epidermis dan
tulang daun. Dinamakan mesofil karena terletak di bagian
tengah, antara epidermis atas dan epidermis bawah. Pada
tumbuhan tertentu, misalnya pada daun jagung, mesofil terdiri
dari jaringan parenkima berklorofil yang sama bentuknya
(klorenkima).
Pada tumbuhan xerofit (hidup di daerah kering), misalnya pada Nerium
oleander (Gambar 1.8. A), stoma tersembunyi, masuk ke bagian dalam
ditutupi oleh trikhoma, dan berada pada epidermis bagian bawah.
Epidermis multiseriat, dilapisi oleh lapisan kutikula yang tebal untuk
mengurangi proses penguapan.
Pada tumbuhan yang hidup di air (hidrofit), misalnya pada teratai
(Gambar 1.8B), xilemnya mengalami reduksi sehingga jumlahnya
berkurang, stoma berada di epidermis atas dengan tanpa/sedikit lapisan
kutikula. Pada bagian mesofil terdapat sklereid yang berbentuk bintang
(astrosklereid).
A. Nerium oleander B. Teratai
Gambar 1.8.
Penampang Melintang Daun
3. Tulang Daun
Tulang daun terdiri dari jaringan xilem dan floem. Xilem terletak di
bagian atas, sedangkan floem terletak di bagian bawah. Xilem mengangkut
garam terlarut, dan air yang akan digunakan untuk fotosintesis, sedangkan
floem berfungsi mengangkut hasil proses fotosintesis.
Pada tulang daun dapat dijumpai adanya seludang
pembuluh (bundle sheath). Pada daun tumbuhan C4
(misalnya, jagung), tulang daunnya dikelilingi oleh
seludang pembuluh yang mengandung klorofil

Epidermis atas
Mesofil

Tulang daun
Seludang pembuluh Berkholofil

Epidermis bawah

Gambar 1.9.
Penampang Melintang Daun Jagung
nd
Easu, K. (1977). Anatomy of Seed Plants. 2nd Ed. New York: John Wiley
and Sons.

BAGIAN-BAGIAN DAUN

Marilah kita amati daun pisang (Musa spp.) yang banyak dijumpai di
sekitar kita. Bagian-bagian daun pisang dapat kita bedakan ke dalam
beberapa bagian berikut ini.
1. Pelepah daun.
2. Tangkai daun.
3. Helai daun.
Tumbuhan yang mempunyai ketiga bagian daun tersebut sekaligus
disebut berdaun lengkap (Gambar 1.10.A). Contoh tumbuhan berdaun
lengkap lainnya adalah bambu (Bambusa sp.). Ternyata tidak semua daun
mempunyai ketiga bagian daun (pelepah, tangkai, dan helai daun). Daun
yang tidak mempunyai salah satu bagian daun disebut daun tidak lengkap.
Pada umumnya tumbuhan mempunyai daun yang tidak lengkap karena
tidak mempunyai salah satu atau kedua dari tiga bagian pelepah daun,
tangkai daun, dan helai daun.

Helai daun Helai Daun

Tangkai

Buku

Pelepah Pelepah/Upih

A. Daun Pisang B. Daun Jagung

Gambar 1.10.
Daun Lengkap dan Daun Tidak Lengkap

1. Pelepah Daun
Pelepah daun adalah bagian pangkal daun yang melebar. Pelepah daun
disebut juga upih daun, dan biasanya membungkus bagian batang.
Pelepah
daun umumnya dijumpai pada tumbuhan monokotil, misalnya pada
anggota dari famili Musaceae, Graminae, Cyperaceae, dll.
2. Tangkai Daun
Daun mangga, daun melinjo (Gnetum gnemon), singkong (Manihot
utilissima Pohl.), pepaya (Carica papaya L.), mawar (Rosa sp.), dan lain-lain
tidak dijumpai pelepah daun. Bagian pangkal daun pada tumbuhan tersebut
tidak melebar, melainkan membengkak membentuk persendian. Daun-daun
yang tidak mempunyai pelepah daun dan hanya mempunyai tangkai daun
dan helai daun disebut daun bertangkai (Gambar 1.11)

Helai daun Tangkai

A. Daun Melinjo (Bertangkai) B. Daun Tempurung (Daun

Duduk) Gambar 1.11


Daun Bertangkai dan Daun Duduk

3. Helai Daun
Helai daun berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. Pada
paku-pakuan helai daun dapat berfungsi sebagai pembawa spora. Daun
pembawa spora disebut sporofil (sporophyll).
Helai daun sangat bervariasi, baik ukuran, bentuk maupun warnanya.
Adanya variasi tersebut banyak digunakan untuk membantu
mengidentifikasi tumbuhan.

(a) dan (b) penampang membujur


(c) dan (d) Penampang melintang pada buku-buku

Celah daun
Runutan daun

Gambar 1.14.
Mikrofil (a dan c) dan Megafil (b dan d)
BENTUK DAUN

1. Bentuk umum
Bentuk daun sangat bervariasi. Sepintas kita dapat mengamati bahwa
bentuk daun dan ada yang bulat, bulat telur, panjang, seperti pita dan ada
juga yang berbentuk segitiga, runcing, seperti tombak, jantung, ginjal, dan
lain- lain. Bagian tepinya ada yang rata dan ada yang berlekuk.

Gambar 1.15.
Bentuk Daun dengan Bagian Terlebar Berada di Tengah

Gambar 1.16.
Bentuk Daun dengan Bagian Terlebar di Bagian Bawah Pangkal
Daun tidak Bertoreh

Gambar 1.17.
Bentuk Daun dengan Bagian Terlebar di Bawah dengan Pangkal Bertoreh

Variasi Bagian Daun


Jika kita perhatikan lebih saksama bagian dari helai daun, ternyata
variasi dapat dijumpai pada bagian ujung daun, pangkal daun, susunan
tulang daun, tepi daun, dan daging daun.
WARNA DAUN

Warna daun terutama ditentukan oleh pigmen/zat warna yang terdapat pada sel-sel dalam daun. Plastid
yang terdapat dalam sel-sel daun dapat mengandung pigmen hijau (klorofil), kuning (xanthofil), merah
(likopen) atau jingga (karoten). Warna daun bergantung pada pigmen yang dominan. Daun umumnya
berwarna hijau karena jumlah klorofil jauh lebih banyak dari pigmen lainnya.

A. Euphorbia pulcherrima B. Coleus sp C. Daun Zebrina sp.

D. Perubahan warna daun pada musim gugur

Gambar 1.24.
Keanekaragaman Warna Daun

Benson, L. (1957). Plant Classification. pp: 33-42. Boston D.C.: Health and Company.

Anda mungkin juga menyukai