Anda di halaman 1dari 2

NAMA : Junita

NIM : 2031711007
MATKUL : Ekofisiologi Hewan

HORMON DAN SISTEM KONTROL KIMIA

Hormon pada dasarnya adalah pembawa pesan melalui darah, dilepaskan dari satu jenis
sel dan bertindak secara regulasi pada satu atau lebih banyak jenis lainnya. Tiga macam efek
hormon yaitu efek pemicu, efek homeostatis dan kontrol pada proses sintetis. Hormon yang
awalnya mengendalikan laju pertumbuhan, pematangan, dan reproduksi sering menjadi kunci
bagi pengaturan homeostatis jangka pendek, dan kontrol pola perilaku jangka pendek. Jenis
sistem kontrol kimia yaitu autokrin (mempengaruhi sel yang sama), parakrin (mempengaruhi sel
terdekat), endokrin (memengaruhi sel yang jauh melalui sistem darah), dan eksokrin (dilepaskan
ke permukaan tubuh, dan berpotensi mempengaruhi hewan lain). Contoh sistem kontrolvkimia
tersebut adalah ion kalsium, cAMP, G-protein, protein kinase dan lain sebagainya. Hormon dapat
berupa produk neurosekretori, yaitu neurohormon yang dilepaskan dari ujung sel saraf ke dalam
darah (terutama di bagian otak), atau hormon "sebenarnya", dilepaskan dari kelenjar endokrin
khusus ke dalam aliran darah. Neurohormon dilepaskan dengan cara yang persis sama dengan
neurotransmiter ketika neuron elektrik terstimulasi. Hormon terdiri dari dua jenis utama yaitu
peptida dan steroid.
Hormon peptida larut dalam air dan dapat melakukan masuk dengan mudah ke dalam
darah. Hormon peptida disintesis pada ribosom sebagai "prohormon", yang merupakan rantai
polipeptida agak panjang termasuk hormon fungsional (kadang-kadang lebih dari satu) ditambah
kelompok sinyal terminal "Peptida". Hormon steroid bersifat lipofilik (larut dalam lemak),
sehingga dapat masuk dengan melintasi membran sel yang kaya lipid dan mengikat reseptor
intraseluler. Ikatan ini biasanya terjadi di nukleus (tetapi bisa sitoplasma, dalam hal ini reseptor
hormon) kompleks kemudian bermigrasi ke dalam nukleus). Jenis utama steroid adalah estrogen
(C18), androgen (C19), progestin (C21), dan kortikosteroid (C21 dengan hidroksilasi ekstra).
Efek hormon dibagi menjadi 5 yaitu Sintesis protein baru, Aktivasi atau deaktivasi enzim,
Perubahan permeabilitas membran sel, Induksi pembelahan sel mitosis, dan Induksi aktivitas
sekretori. Tingkat spesifikasi hormon dapat bervariasi. Misalnya, reseptor untuk hormon
adrenokortikotropik vertebrata (ACTH) hanya terjadi pada proporsi kecil dari sel-sel korteks
adrenal, sedangkan reseptor untuk hormon tiroid vertebrata yang mempengaruhi metabolisme sel
terjadi di hampir seluruh sel tubuh.
Secara umum, invertebrata cenderung memilikinya lebih banyak neurohormon daripada
hormon endokrin, yang berarti neurohormon merupakan penemuan yang evolusioner. Kelenjar
endokrin cenderung lebih sederhana dalam struktur invertebrata, dengan jaringan amorf dapat
melepaskan hormon langsung ke derah sirkulasi terbuka, berbeda dengan pola folikel kompleks
kelenjar vertebrata di sekitar pembuluh darah tertentu. Invertebrata memiliki sistem kontrol yang
lebih sederhana, di mana akson neurosekretoris melepaskan neuropeptida langsung ke jaringan
target. Vertebrata umumnya memiliki dua atau bahkan tiga tahap, dengan neuropeptida bertindak
sebagai melepaskan faktor yang mengendalikan neurohormon lain atau hormon endokrin klasik.
Feromon adalah bahan kimia yang mempengaruhi perilaku binatang sejenis. Sinyal kimia
antara masing-masing spesies terjadi pada sebagian besar filum hewan, dan memiliki hubungan
yang kuat antara sistem hormonal dan feromonal. Feromon paling dikenal pada serangga, di
mana chemoreceptors pada antena sangat sensitif terhadap campuran volatil, sehingga rekaman
dari neuron individual memungkinkan dideteksi untuk diterima dan direspon, serta dianalisis
spesifisitas reseptor untuk senyawa individu. Sebagian besar serangga menggunakan feromon
sebagai “penarik seks” yang dipancarkan oleh serangga betina.

Anda mungkin juga menyukai