Anda di halaman 1dari 6

I.

Judul Praktikum
Uji Yodium pada Karbohidrat

II. Tujuan Praktikum


2.1 Untuk mengetahui beberapa uji kualitatif karbohidrat.
2.2 Untuk mengetahui adanya kandungan karbohirat suatu larutan.

III. Dasar Teori


Karbohidrat atau sakarida dengan rumus molekul (CH2O)n adalah
salah satu biomolekul yang terdiri dari carbon (C) dna hydrate (air/
H20). Biomolekul ini ialah hasil sintesis dari CO2 dan H2O dalam
proses fotosintesis. Karbohidrat dapat dibagi berdasarkan
kompleksitasnya menjadi monosakarida (karbohidrat tunggal),
oligosakarida (karbohidrat yang terdiri dari beberapa monosakarida)
dan polisakarida (karbohidrat yang terdiri lebih dari 10 monosakarida).
Karbohidrat banyak terdapat pada makanan. Keberadaan karbohidrat
dalam makanan dapat dilakukan dengan uji karbohidrat pada makanan
tersebut. Uji karbohidrat dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu uji
biuret, uji benedict, dan uji yodium. Dalam uji biuret, sample akan
berwarna ungu apabila positif terkandung karbohidrat. Dalam uji
yodium, sample akan berwarna hitam atau biru tua apabila positif
terkandung karbohidrat (Aryulina, Diah dkk, 2007).

Uji Iod digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang


terkandung dalam larutan. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya
perubahan warna menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan
diperkirakan adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan
Iodin. Sewaktu amilum yang telah ditetesi Iodin kemudian dipanaskan,
warna yang dihasilkan sebagai hasil darireaksi yang positif akan
menghilang. Dan sewaktu didinginkan warna biru akan muncul
kembali (Monruw, 2010).
IV. Cara Kerja
Disiapkan pati 1%, reagen larutan iodium 0,01 M, reagen larutan Na2S2O3
1%. Diambil 2 tabung reaksi lalu masing-masing tabung diisi 5 ml larutan
pati 1%. 3 tetes larutan iodium 0,01M ditambahkan kedalam tiap-tiap
tabung reaksi. Tabung I dipanaskan sampai warna biru hilang, kemudian
didinginkan. Larutan Na2S2O3 1% tetes demi tetes sampai warna biru
hilang.

V. Hasil Pengamatan
No. Gambar Keterangan
1.

Larutan Pati dimasukkan


ke dalam tabung reaksi
dengan pipet tetes

2.

Larutan Pati setelah


ditambahkan Larutan
Iodium
4.

Tabung I setelah
dipanaskan

5.

Tabung I setelah
dipanaskan lalu
didinginkan

6.

Tabung II tidak
dipanaskan dan setelah
ditambahkan Na2S2O3
VI. Pembahasan
Pada uji iodium, yang menunjukkan hasil positif (+) adalah amilum.
Pada percobaan ini, bahan uji (amilum) direaksikan dengan larutan
iodium (1 tetes). Uji iodium digunakan untuk membuktikan adanya
polisakarida. Polisakarida dengan penambahan iodium akan
membentuk kompleks adsorbsi berwarna yang spesifik Hal ini
dikarenakan hasil praktikum didapatkan ketika larutan pati 1%
ditambahkan 1 tetes Iodin terjadi perubahan warna menjadi berwarna
biru. Amilum ini merupakan salah satu contoh dari polisakarida
sehingga warna biru yang dihasilkannya ini menandakaan bahwa pada
amilum terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks
karena adanya ikatan dengan konfigurasi tiap unit glukosanya. Bentuk
ini menyebabkan amilum dapat membentuk kompleks dengan molekul
iodium yang masuk kedalam spiralnya. Amilum terdiri dari banyak
monomer glukosa. Sedangkan pada maltose, sukrosa, dekstrosa,
levulosa, laktosa dan glukosa menunjukkan hasil negatif (-). Hal ini
dikarenakan setelah ditetesi iodium larutan maltose, sukrosa, dekstrosa,
levulosa, laktosa dan glukosa berubah warna menjadi orange dan
merah bata. Hal ini menunjukkan bahwa larutan maltose, sukrosa,
dekstrosa, levulosa, laktosa dan glukosa tidak termasuk dalam
golongan polisakarida (Lehninger, Albert L.,1982)
Pada tabung I reaksi amilum dengan iodin yang dipanaskan lalu
didiamkan hingga dingin mengalami perubahan warna menjadi bening
ketika dipanaskan dan menghasilkan endapan berwarna biru setelah
dingin. Perubahan warna kompleks menjadi bening ketika dipanaskan
diduga karena ikatan antara amilum dan iodin terputus sehingga
larutan akan tetap berwarna seperti ketika belum ditetesi iodin. Ketika
didinginkan warna biru kembali terbentuk berupa endapan. Ikatan
tersebut putus karena merupakan ikatan semu. Ikatan antara iod dan
amilum berupa ikatan semu karena dapat putus saat dipanaskan dan
terbentuk kembali pada saat didinginkan. Apabila dipanaskan rantai
amilum akan memanjang sehingga iod mudah terlepas, sama halnya
ketika didinginkan, rantai pada amilum akan mengerut sehingga iod
kembali terikat dengan amilum (Sherly, 2012).
Pada tabung II komplek yang terbentuk ditetesi dengan Na2S2O3
(natrium tiosulfat) 1% tanpa dilakukan pemanasan dan warna menjadi
bening. Perubahan warrna tidak terjadi lagi pada hasil praktikum
tabung II. Kompleks tetap berwarna bening meskipun didiamkan
dalam waktu lama dan tidak kembali lagi menjadi berwarna biru. Hal
ini disebabkan karena iod bereaksi dengan basa sehingga tidak
mengalami reaksi dengan amilum.
Proses penyerapan Iodin oleh karbohidrat secara umum terjadi
karena dalam larutan pati ada unit-unit glukosa yang membentuk rantai
heliks. Bentuk ini dapat menyebabkan pati membentuk kompleks
sehingga molekul iodium dapat masuk ke dalam spiralnya. Proses
penyerapan iodin oleh karbohidrat adalah dalam larutan pati terdapat
unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan
dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini dapat
menyebabkan pati membentuk kompleks sehingga molekul iodium
dapat masuk ke dalam spiralnya (Amrida, 2011).

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan uji kualitatif karbohidrat dengan uji
Iodium pada praktikum kali ini menunjukan adanya karbohidrat.
DAFTAR PUSTAKA

Amrida, 2011. Penetapan Karbohidrat metode iodin. Erlangga Makassar.

Aryulina, Diah dkk.2007. Biologi 2 SMA dan MA untuk Kelas XI. ESIS. Jakarta.

Lehninger, Albert L.1982. Dasar-Dasar Biokimia. Erlangga. Jakarta.

Monruw, 2010. Pengantar Biokimia. UI Press. Jakarta.

Sherly, 2012. Karbohidrat. UI Press. Makassar.

Anda mungkin juga menyukai