Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM EKOFISIOLOGI

PENGARUH KADAR AIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN

Disusun Oleh:
Nurul Hamidah
NPM. 140410180095
Kelompok 2A / Teh Rafifah Zahra

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020
Tabel Hasil Pengamatan Pengaruh Kadar Air Terhadap Pertumbuhan Tanaman

LEMBAR KERJA

Pengaruh Kadar Air terhadap Pertumbuhan Tanaman

MINGGU 1

Pot Warna Daun Warna Batang Tinggi Tanaman Jumlah Daun


(cm)

A Hijau Hijau 𝑥̅ = 16,75 1-3 daun


Kekuningan

B Hijau Hijau 𝑥̅ = 27,4 2-3 daun


Kekuningan

C Hijau Hijau 𝑥̅ = 17,5 3 daun


kekuningan

D Hijau Hijau 𝑥̅ =18,7 3 daun


Kekuningan

MINGGU 2

A Hijau Merah keunguan 𝑥̅ = 26 3-5 daun

B Hijau Merah keunguan 𝑥̅ = 44,6 3-4 daun

C Hijau Merah keunguan 𝑥̅ = 37,7 3-4 daun

D Hijau Merah keunguan 𝑥̅ = 36,2 4-5 daun


MINGGU 3

A Hijau-hijau Merah keunguan 𝑥̅ = 33,67 2-5 daun


kekuningan

B Hijau-hijau Merah keunguan 𝑥̅ = 52,25 5 daun


kekuningan

C Hijau Hijau 𝑥̅ = 43 3-5 daun


kekuningan

D Hijau-hijau Merah keunguan 𝑥̅ = 41,35 4-6 daun


kekuningan

RATA- RATA PERTUMBUHAN Pot A 𝑥̅ = 25,47 5 daun

Pot B 𝑥̅ = 41,42 5 daun

Pot C 𝑥̅ = 32,6 5 daun

Pot D 𝑥̅ = 32,08 6 daun

**CATATAN SELAMA PENGAMATAN :

Pada pot A (40 mL) jumlah dan warna daun pada minggu

● Pohon 1 = 2 daun (2 daun berwarna hijau)


● Pohon 2 = mati
● Pohon 3 = 3 daun (2 daun berwarna hijau)
● Pohon 4 = 5 daun (1 daun berwarna hijau, 4 daun berwarna hijau

kekuningan) Pada pot B (60 mL) jumlah dan warna daun pada minggu ke-3

● Pohon 1 = 5 daun (4 daun berwarna hijau, 1 daun berwarna kuning)


● Pohon 2 = 5 daun (4 daun hijau, 1 daun berwarna hijau kekuningan)
● Pohon 3 = 5 daun (4 daun berwarna hijau, 1 daun berwarna kuning)
● Pohon 4 = 5 daun (4 daun hijau, 1 daun berwarna hijau

kekuningan) Pada pot C (80 mL) jumlah dan warna daun pada minggu ke-

● Pohon 1 = 3 daun (hijau)


● Pohon 2 = 4 daun (hijau)
● Pohon 3 = 5 daun (hijau)
● Pohon 4 = 5 daun (hijau)

Pada pot D (100 mL) jumlah dan warna daun pada minggu ke-3

● Pohon 1 = 5 daun (4 daun berwarna hijau, 1 daun berwarna hijau kekuningan)


● Pohon 2 = 5 daun (5 daun berwarna hijau)
● Pohon 3 = 6 daun (4 daun berwarna hijau, 2 daun berwarna hijau kekuningan)
● Pohon 4 = 4 daun (3 daun berwarna hijau, 1 daun berwarna hijau kekuningan)

** Note:

 Data per minggu masing-masing pot merupakan hasil rata-rata dari 4 biji yang
digunakan.
 Warna daun dan warna batang diamati secara kualitatif (Hijau, Hijau Kekuningan,
Kuning, dsb.).
 Rata-rata jumlah daun diambil dari kondisi akhir jumlah daun pada tanaman jagung di
akhir minggu ke-3.
Pembahasan
Pada praktikum yang berjudul pengaruh kadar air terhadap pertumbuhan tanaman
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kadar air yang diberikan terhadap
masing-masing tanaman jagung terhadap pertumbuhannya. Alat dan bahan yang digunakan,
yaitu pot plastik, digunakan untuk wadah saat penanaman; penggaris, digunakan untuk
mengukur tinggi tanaman setiap minggunya; takaran air, digunakan untuk menentukan
seberapa banyak kadar air yang diberikan pada setiap perlakuan; biji jagung (Zea mays),
digunakan sebagai objek yang akan diamati pertumbuhannya; tanah, sebagai media tanam
serta air, untuk menyiram tanaman setiap harinya dengan kadar air yang telah ditentukan.
Prosedur pada praktikum kali ini, yaitu pertama merendam biji jagung selama satu
malam, menurut penelitian Setyowati dan Utami (2008), perendaman biji bertujuan untuk
memecah masa dormansi sehingga biji akan lebih cepat berkecambah. Setelah itu, siapkan
empat buah pot plastik yang telah berisikan tanah dan diberi label A, B, C, D pada setiap pot,
digunakan pot plastik agar dapat mengamati pertumbuhan akarnya di dalam tanah.
Selanjutnya, menanam biji jagung yang telah direndam dalam pot plastik, masing-masing pot
terdapat 4 biji jagung yang siap ditanam. Kemudian, beri perlakuan dengan penyiraman
jumlah air yang berbeda pada setiap pot. Pot A sebanyak 40 mL air per hari, pot B sebanyak
60 mL air per hari, pot C sebanyak 80 mL air per hari dan pot D sebanyak 100 mL air per
hari. Mencatat waktu pertumbuhan tunas selama 3 minggu pengamatan. Mengukur tinggi dan
jumlah daun tanaman jagung serta mengamati warna daun dan warna batang secara kualitatif
pada setiap tanaman jagung, setiap satu minggu sekali selama tiga minggu.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman jagung
selama 3 minggu, yaitu pada pot A 25,47 cm dengan jumlah daun sebanyak 5, pot B 41,42
cm dengan jumlah daun sebanyak 5, pot C 32,6 cm dengan jumlah daun sebanyak 5 dan pot
D 32,08 cm dengan jumlah daun sebanyak 6. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perlakuan
yang memberikan pengaruh yang paling baik terhadap pertumbuhan tinggi tanaman adalah
pada perlakuan pot B dengan kadar air 60 ml. Ketersediaan air merupakan faktor pembatas
bagi pertumbuhan tanaman. Untuk memenuhi kebutuhan air tanaman dan menjaga
ketersediaannya dalam tanah beserta distribusinya diperlukan pengairan dengan cara
penyiraman yang merupakan faktor essensial bagi tanaman (Sari et al., 2016). Respon
tanaman terhadap perlakuan pada penyiraman dengan kadar air 60 ml sangat baik sehingga
dapat dikatakan perkembangan tanaman dapat terjadi secara optimal. Sedangkan pada pot A,
tanaman yang diberi perlakuan penyiraman dengan kadar air 40 ml menghasilkan
pertumbuhan tanaman yang paling pendek, hal ini karena pertumbuhan tanaman akan
terhambat jika tanaman kekurangan air. Menurut Arifin (2002) mengemukakan bahwa
tanaman yang kekurangan air akan memicu pembentukan hormon penghambat asam absisat
dan penghambat hormon perangsang pertumbuhan. Selain itu, pada pot A tanaman ke-2
mengalami kematian, hal ini karena kurangnya ketersediaan air pada fase pertumbuhan dan
perkembangan tanaman akan menyebabkan stres (cekaman) pada tanaman (Marzukoh et al.,
2013). Kekurangan air menyebabkan penurunan hasil yang sangat signifikan dan bahkan
menjadi penyebab kematian pada tanaman (Salisbury dan Ross, 1992). Pada pot C dan D
yang diberi perlakuan penyiraman dengan kadar air 80 ml dan 100 ml, tidak menunjukkan
hasil yang jauh berbeda, tanaman jagung tetap tumbuh pada kadar air tersebut. Hal ini berarti
tanaman jagung masih toleran terhadap kadar air tersebut walaupun tidak menunjukkan
pertumbuhan yang optimal. Namun, pada perlakuan penyiraman dengan kadar air 100 ml
memiliki jumlah daun yang paling banyak yaitu 6 daun selam 3 minggu pengamatan
sedangkan pada perlakuan yang lain hanya memiliki 5 daun. Fahrudin (2009) menyatakan
jumlah daun dipengaruhi oleh unsur hara N, P dan K yang ada didalam tanah. Sedangkan
penyerapan unsur hara dipengaruhi oleh air. Air sangat berperan dalam proses penyerapan
hara pada tanaman, dimana air merupakan agen yang dapat berperan dalam melarutkan unsur
hara dan mentransportasikannya ke dalam jaringan tanaman (Rasyid et al., 2010). Hal ini
sesuai dengan pendapat Lakitan (2002) bahwa dengan mobilitas air memungkinkan air dapat
membawa hara dari tanah ke jaringan tanaman, perjalanan air dalam tumbuhan dimulai
dengan absorpsi air pada permukaan akar. Air masuk ke dalam akar melalui sel-sel epidermis
dan rambut akar (modifikasi sel epidermis). Air dari sel-sel endodermis selanjutnya masuk ke
dalam pembuluh xilem melalui proses osmosis. Air dari pembuluh xylem akar, bergerak
melalui xilem batang hingga ke xilem daun. Kenyataan ini dipengaruhi oleh semakin
bertambah besar tanaman, maka semakin besar pula kebutuhan air dalam proses pertumbuhan
tanaman sehingga memberikan dampak pada terbentuknya jumlah daun pada tanaman.
Menurut Sari et al., (2016), kebutuhan air bagi tumbuhan berbeda-beda, tergantung jenis
tumbuhan dan fase pertumbuhannya. Dalam hal ini selaras dengan pernyataan Lubis (2000)
bahwa jika tanaman kekurangan air, maka proses pertumbuhan terhambat dan hasil akan
menurun. Pemberian yang di bawah kondisi optimum bagi pertumbuhan tanaman, akan
berakibat tanaman akan terhambat (tanaman menjadi kerdil) ataupun terlambat untuk
memasuki fase vegetatif selanjutnya. Harjadi (1979) menyatakan bahwa ketersediaan air
sangat mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman dan perkembangan jaringan-jaringan
meristem pada titik tumbuh tanaman. Namun, apabila tanaman kelebihan air akan
menyebabkan busuk pada daerah perakaran tanaman. Pembusukan akar tanaman dalam tanah
karena akar menyerap air lebih banyak sehingga menyebabkan tanaman akan tumbuh kerdil
dan layu. Oleh karena kelebihan air tersebut menyebabkan terjadinya perubahan warna daun
menjadi mudah kuning, terjadi klorosis daun, dan daun mengering sehingga tidak aktif dalam
pertumbuhan hingga akhirnya mengalami kegagalan (Asona, 2013). Kelebihan dan
kekurangan air akan merugikan suatu tanaman. Apabila tanaman kekurangan air akan
mendapat sedikit suplai oksigen dan kelebihan air akan menyebabkan busuk pada daerah
perakaran tanaman (Sari et al., 2016).
Pada pengamatan warna daun dan batang, daun ataupun batang yang paling baik yaitu
yang berwarna hijau, karena pigmen hijau dapat menjalankan aktivitas fotosintesis dengan
optimal. Secara keseluruhan warna daun paling baik terlihat pada perlakuan pot C dengan
penyiraman kadar air 80 ml sehingga pada perlakuan tersebut dapat dikatakan bahwa daun
dapat tumbuh dalam keadaan optimal dengan batang berwarna hijau kekuningan. Sedangkan
pada pot A, B, dan D terlihat adanya daun yang berwarna hijau kekuningan hingga kuning
serta warna batang merah keunguan. Hal ini dapat menyebabkan fotosintesis tidak berjalan
dengan optimal karena kurangnya pigmen hijau atau klorofil pada tumbuhan. Pigmen ini
berperan dalam proses fotosintesis tumbuhan dengan menyerap dan mengubah energi cahaya
menjadi energi kimia. Klorofil mempunyai rantai fitil (C20H39O) yang akan berubah menjadi
fitol (C20H39OH) jika terkena air dengan katalisator klorofilase. Fitol adalah alkohol primer
jenuh yang mempunyai daya afinitas yang kuat terhadap O2 dalam proses reduksi klorofil
(Muthalib 2009 dalam Nio Song dan Banyo 2011). Kekurangan air mempengaruhi reaksi-
reaksi biokimia fotosintesis, sehingga laju fotosintesis menurun (Ju dan Zhang, 1999).
Kekurangan air akan mempengaruuhi kandungan dan organisasi klorofil dalam kloroplas
pada jaringan (Harjadi dan Yahya 1988 dalam Syafi 2008). Di samping itu penyerapan unsur
hara dari tanah oleh akar terhambat, sehingga mempengaruhi ketersediaan unsur N dan Mg
yang berperan penting dalam sintesis klorofil (Syafi, 2008). Pembentukan warna daun
bergantung pada penyerapan unsur hara tanaman, sedangkan penyerapan unsur hara
bergantung pada kadar air. Engelstad (1997) menyatakan bahwa pemberian nitrogen yang
optimal dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman, meningkatkan sintesis protein,
pembentukan klorofil yang menyebabkan warna daun menjadi lebih hijau dan meningkatkan
ratio tajuk akar. Faktor ini ditambah dengan optimalnya penyerapan unsur hara. Optimalnya
penyerapan unsur hara adalah akibat dari tingginya perlakuan kadar air yang diberikan
(Rasyid et al., 2010). Perakaran tumbuhan tumbuh ke dalam tanah yang lembab dan menarik
air sampai tercapai potensial air kritis dalam tanah. Kekurangan air dapat menghambat laju
fotosintesis, terutama karena pengaruhnya terhadap turgiditas sel penjaga stomata. Apabila
kekurangan air, maka turgiditas sel penjaga akan menurun (Sari et al., 2016). Selain itu,
proses pertumbuhan dikendalikan oleh faktor genetik dan lingkungan (Gardner et al., 1991).
Kesimpulan
Tanaman akan mampu tumbuh dengan baik apabila kebutuhan airnya dapat terpenuhi
dalam jumlah yang tepat. Tanaman jagung dapat memiliki pertumbuhan tinggi yang optimal
pada penyiraman dengan kadar air 60 ml per hari, hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan
tanaman pada perlakuan tersebut memiliki pertumbuhan yang paling tinggi diantara
perlakuan yang lain, sedangkan pertumbuhan dan warna daun yang optimal terjadi pada
penyiraman dengan kadar air 80 ml. Jumlah air mempengaruhi kandungan klorofil pada
tanaman. Tanaman yang memiliki daun berwarna hijau menunjukkan bahwa tanaman
tersebut memiliki kandungan klorofil yang tersebar secara merata. Air juga mempengaruhi
pertumbuhan daun karena air berpengaruh pada transportasi unsur hara yang dibutuhkan
untuk pembentukan daun.
Daftar Pustaka
Arifin. 2002. Cekaman Air dan Kehidupan Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya. Malang. pp. 1- 12.
Asona, M. 2013. Pertumbuhan dan Produksi Bayam (Amaranthus sp.) berdasarkan Waktu
Pemberian Air. Skripsi. Universitas Negeri Gorontalo. p.1-10.
Engelstad. 1997. Teknologi dan Penggunaan Pupuk. UGM Press. Yogyakarta.
Fahrudin, F. 2009. Budidaya Caisim (Brassica juncea L.) Menggunakan Ekstrak Teh dan
Pupuk Kascing. Skripsi. Fakultas Pertanian. Jurusan Studi Agronomi.
Gardner, F.P., R.B. Pearce and R.L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.
Universitas Indonesia Press. Jakarta. pp.428.
Ju, C. dan J. Zhang. 1999. Effect of Water Stress on Photosystem II Photochemistry and Its
Thermostability in Wheat Plants. Journal of Experimental Botany. 50 (336): 1196-
1206.
Lakitan, B. 2002. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajawali press. Jakarta.
Marzukoh, R. U., A. T. Sakya dan M. Rahayu. 2013. Pengaruh Volume Pemberian Air
terhadap Pertumbuhan Tiga Varietas Tomat (Lycopersicum esculentum Mill).
Agrosains. 15(1): 12-16.
Nio Song, A. dan Banyo, Y. 2011. Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan
Air pada Tanaman. Jurnal Ilmiah Sains. 11(2): 166-173.
Rasyid, B., S. S.R. Samosir, dan F. Sutomo. 2010. Respon Tanaman Jagung (Zea mays) pada
Berbagai Regim air Tanah dan Pemberian Pupuk Nitrogen. Prosiding Pekan Serealia
Nasional, hal. 26-34.
Salisbury, F.B. and C.W. Ross. 1992. Plant Physiology. 4rd Ed. Wadsworth Publishing
Company. California.
Sari, R. M. P., M. D. Maghfoer dan Koesriharti. 2016. Pengaruh Frekuensi Penyiraman dan
Dosis Pupuk Kandang Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakchoy
(Brassica rapa L. var. chinensis). Jurnal Produksi Tanaman. 4(5): 342-351.
Setyowati, N. dan Utami, N. W. 2008. Pengaruh Tingkat Ketuaan Buah, Perlakuan
Perendama dengan Air dan Larutan GA3 terhadap Perkecambahan Brucea javanica
(L.) Merr. Jurnal Biodiversitas. 9(1): 13-16.
Syafi, S. 2008. Respons Morfologis dan Fisiologis Bibit Berbagai Genotipe Jarak Pagar
(Jatropha curcas L.) terhadap Cekaman Kekeringan. Tesis. IPB. Bogor.
Lampiran

MINGGU 1

POT A POT B POT C POT D

MINGGU 2

POT A POT B POT C POT D

MINGGU 3

POT A POT B POT C POT D

Anda mungkin juga menyukai