*PARTENOGENESIS
*‘No fertilization’ :
PARTENOGENSIS
Mekanisme
Pengertian Sejarah Jenis Partenogensis
Partenogensis
Partenogensis Partenogensis Partenogensis Alami
pada Lebah
Partenogensis Sempurna
Alami Tidak
Sempurna
Partenogensis
Buatan
* Partenogenesis adalah telur yang
tidak di fertilisasi dapat diaktivasi
dan berkembang menjadi individu
normal.
*DEFINITION:
SEJARAH PARTHENOGENESIS
*KEJADIAN
*Partenogenesis alami
*Partenogenesis lengkap
*TIPE
PARTHENOGENESIS
Partenogenesis Lengkap:
* Serangga tertentu tidak memiliki fase seksual dan tidak ada
jantan. Mereka bergantung secara eksklusif pada
partenogenesis untuk reproduksi diri.
* Jenis partenogenesis ini dikenal sebagai partenogenesis
lengkap atau partenogenesis wajib.
Rotifera:
* Pada rotifer bdelloid, betina bereproduksi secara eksklusif
dengan partenogenesis
* Dalam rotoger monogonont, betina dapat bergantian antara
reproduksi seksual dan aseksual.
Kadal batu Kaukasia:
* Kadal dari wilayah kaukasia di Uni Soviet ini hanya
mereproduksi oleh parthenogensis, yang selalu menghasilkan
wanita melalui proses ini.
* Tidak ada laki-laki sama sekali.
Rotifers: Rock lizard:
Parthenogensis tidak lengkap:
* Siklus hidup serangga tertentu meliputi dua generasi,
generasi seksual dan generasi partenogenetik, yang keduanya
saling bergantian.
* Dalam kasus seperti itu, telur diploid menghasilkan betina
dan telur yang tidak dibuahi menghasilkan jantan.
* Jenis partenogenesis ini dikenal sebagai partenogenesis
parsial atau tidak lengkap atau siklik.
*Aphids :
Kutu daun :
• Ini bisa dibuktikan dengan komodo betina yang memiliki satu kromosom
W dan satu kromosom Z, sedangkan komodo jantan memiliki dua
kromosom Z. Telur dari komodo betina membawa satu kromosom, baik
kromosom Z atau W, dan ketika proses partenogenesis terjadi, baik
kromosom Z atau W akan diduplikasi, hal ini menyebabkan telur jadi
berkromosom WW atau ZZ. Telur berkromosom WW ngga bisa hidup,
tetapi telur yang memiliki kromosom ZZ bisa berkembang dan ini berarti
*MEKANISME
menghasilkan bayi komodo jantan.
* Setelah melalui proses parthenogenesis, komodo betina yang
diberi kesempatan kawin dengan komodo jantan juga akan bisa
kembali menghasilkan telurnya melalui proses perkawinan yang
normal dengan komodo jantan, dan bisa membangun sebuiah
koloni baru. Para peneliti mengatakan untuk memastikan
keragaman genetik Komodo yang dipelihara di penangkaran,
kebun binatang mungkin harus menempatkan komodo jantan
dan betina untuk menghindari reproduksi aseksual yang hanya
menghasilkan bayi komodo jantan.
*Perkembangan embrio yang terbemuk tanpa peran sedikitpun dari
spermatozoa, dimana oosit dapat berkembang karena aktivasi selain dari
pada spermatozoa.
*Seperti pada embrio ginogenetik, embrio partenogenetik hanya mempunyai
unsur genetik dari betina (bisa haploid alau diploid). Dalam perkembangan
teknologi kultur in vitro, kejadian embrio partenogenetik dapat diupayakan
melalui aktivasi oosit denganmenggunakan bahan kimia (etanol), aliran
lislrik ataupun proses maturasi diperpanjang (over IIIaturation). Untuk
memperoleh embrio parthenogenesis yang diploid maka proses pelepasan
benda kutub II dihambat schingga sel telur yang teraktivasi telap akan
memiliki kromosom 2n.
*Embrio
Partenogenesis
* Suryo. 1996. Genetika.Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan TInggi. Proyek Pendidkan Tenaga
Guru.
* Kimbal, I.W. 1992. Biologi. Jakarta: Erlangga
* Toegono. 1997. Genetika I. Surakarta: Sebelas
Maret Univesity Press.
*DAFTAR PUSTAKA