Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR

PERILAKU BERENANG PADA KECEBONG

Kelompok 07

Nama Anggota :

1. IZDIHAR FAIRUZ (17308144026)


2. MEGA SETYAWATI (17308144027)
3. DWI ARIF ADITYA (17308144028)
4. RAHMA ERLITASARI (17308144029)
5. NURSYIFA SUNDARI (17308144030)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kecebong yang bakal dari adanya kodok atau masa awal terbentuknya kodok dewasa
menjadi suatu hal yang menarik untuk diperhatikan mengenai bagaimana cara hidup
nya,lebih khusus bagaimana cara kecebong berenang. Mengingat saat ini kodok juga menjadi
komoditi yang menguntungkan dalam produksi olahan pangan, sehingga dengan
memperhatikan bagaimana pola hidup kecebong, kemungkinan untuk memelihara kodok
hingga menjadi suatu komoditi yang menguntungkan sangat besar.
Tidak hanya dalam bidang ekonomi dalam membudidayakan yang menguntungkan,pada
bidang keilmuan memperhatikan bagaimana cara hidup kecebong lebih khusus cara geraknya
sangat menguntungkan juga guna menambah suatu keilmuan yang ada. Dengan melakukan
penelitian terhadap kecebong ini, diharapkan nantinya akan bermanfaat bagi bidang
keilmuan.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana perilaku berenang kecebong?

C. Tujuan
Mengetahui perilaku berenang kecebong

D. Manfaat Peneliatan
Bagi masyarakat menambah informasi mengenai perilaku berenang pada kecebong
Bagi peneliti atau mahasiswa menambah wawasan perilaku berenang pada kecebong dan
juga sebagai suatu topik penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka
1. Amphibi
Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh
rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibia berasal dari bahasa Yunani yaitu
Amphi yang berarti dua dan Bios yang berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan sebagai
hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air. Pada umumnya,
amphibia mempunyai siklus hidup awal di perairan dan siklus hidup kedua adalah di daratan (
Zug, 1993).

Klasifikasi :

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Annura
Famili : Bufodae
Genus : Bufo
Spesie : Bufo sp.
(eol.org)

Amfibia atau amfibi (Amphibia), umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang


belakang (vertebrata) yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan. Amfibia bertelur di air,
atau menyimpan telurnya di tempat yang lembab dan basah. Ketika menetas, larvanya yang
dinamai berudu hidup di air atau tempat basah tersebut dan bernapas dengan insang. Setelah
beberapa lama, berudu kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa,
yang umumnya hidup di daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering dan bernapas dengan
paru-paru (Zug, 1993:90).

Pada fase berudu amphibi hidup di perairan dan bernafas dengan insang. Pada fase ini
berudu bergerak menggunakan ekor. Pada fase dewasa hidup di darat dan bernafas dengan paru-
paru. Pada fase dewasa ini amphibi bergerak dengan kaki. Perubahan cara bernafas yang seiring
dengan peralihan kehidupan dari perairan ke daratan menyebabkan hilangnya insang dan rangka
insang lama kelamaan menghilang. Pada anura, tidak ditemukan leher sebagai mekanisme
adaptasi terhadap hidup di dalam liang dan bergerak dengan cara melompat (Zug, 1993:90).

Pada awalnya, katak betina dewasa akan bertelur. Kemudian telur tersebut akan menetas
setelah 10 hari. Untuk minggu pertama atau kedua setelah menetas kecebong, bergerak sangat
sedikit. Selama ini, kecebong menyerap sisa kuning telur yang tersisa dari telur, yang
menyediakan makanan yang sangat dibutuhkan. Setelah menyerap kuning telur yang tersisa,
kecebong cukup kuat untuk berenang sendiri. Pada tahap ini berudu memiliki insang dasar,
mulut, dan ekor panjang, ekor yang panjang ini untuk menunjang pergerakannya di dalam air.
Berudu terus tumbuh, ia mengembangkan hindlimbs. Tubuhnya memanjang dan tumbuh lebih
kuat, kemudian dalam perkembangan kaki depan tumbuh dan menyusut ekornya, kulit
membentuk insang. Pada sekitar 12 minggu usia, insang berudu tersebut dan ekor telah
sepenuhnya diserap ke dalam tubuh, katak mencapai tahap dewasa (Atang, 2016:3).

2. Perilaku Kecebong

Kecebong ini memiliki bentuk seperti ikan kecil yang memiliki ekor. Pada saat telurnya
menetas, kecebong ini tidak memiliki paru-paru. Sebagai gantinya ada insang yang membantu
pernafasan yang dilakukan oleh kecebong. Insang yang ada pada kecebong ini memiliki area
permukaan yang besar. Dengan menggunakan insang ini, maka kecebong bisa mendapatkan
oksigen lebih. Kecebong atau berudu muda mempunyai insang yang terbuka. Ketika beranjak
tua, insang mereka akan tertutup oleh kulit.

Pada saat mulai menetas, kecebong akan makan terus menerus. Bahkan mereka memakan
apa saja yang tersisa dari telur mereka. Itulah yang akan menjadi makanan pertama mereka.
Kecebong katak dan kodok memakan tumbuhan seperti alga dan gulma. Bahkan mereka bisa
memakan kecebong lain apabila tidak menemukan makanan untuk dimakan.

Proses transformasi menjadi kodok ini pada awalnya akan menumbuhkan kaki
belakangnya terlebih dahulu. Dalam beberapa minggu ke depan, kaki depan mereka akan mulai
tumbuh. Hewan ini juga akan mulai menumbuhkan tulang belakang setelah berhasil
menumbuhkan angggota gerak bagian depannya.

Ketika mulai tumbuh dewasa, mulut mereka akan jadi membesar. Mata mereka pun akan
jadi lebih menonjol. Ketika tangannya mulai tumbuh, maka ekor berudu ini akan memendek
sampai akhirnya ekor yang dimilikinya akan menghilang. Karena kecebong ini adalah tahapan
dari hewan amfibia, maka tempat hidupnya ini juga di tempat yang basah atau berair, seperti
habitat katak berekor yang akan berkembang.
BAB III
METODOLOGI

A. Jenis Penelitian
Pengamatan menggunakan alat indera

B. Waktu dan Tempat Penelitian


Waktu :13 November 2017 s.d 15 November 2017
Tempat : Kebun Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Yogyakarta
C. Populasi dan Sampel
Populasi : Kecebong yang ada pada kolam di Kebun Biologi
Sampel : 4 ekor kecebong

D. Alat dan Bahan


1. Alat :
a. Alat tulis
b. Kamera
2. Bahan :
a. 4 ekor kecebong

E. Langkah kerja
1. Disiapkan alat yang digunakan
2. Diambil 4 ekor kevebong dengan saringan lalu dimasukkan ke dalam wadah
pengamatan
3. Diamati kecebong yang sedang berenang di wadah pengamatan
4. Diamati cara berenang yang meliputi gerakan ekor, arah berenang, kecepatan
berenang, posisi tubuh saat berenang, dan gerakan tubuh saat berenang
5. Dicatat hasil pengamatan yang diperoleh
6. Diambil gambar atau video saat kecebong sedang berenang untuk memudahkan
dalam pencatatan,
7. Diulangi langkah-langkah diatas sebanyak 3 kali pada hari yang berbeda

F. Tabel Hasil Pengamatan


Ukuran Tubuh Gerakan Ekor Arah Berenang Posisi Tubuh Gerakan Tubuh
Kecil (0.5 cm) Meliuk Maju Dorsal diatas Hanya ekor
horizontal yang bergerak
Sedang (1.5) Meliuk Maju Dorsal diatas Hanya ekor
horizontal yang bergerak
Berkaki Meliuk Maju Dorsal diatas Ekor dan kaki
horizontal yang bergerak
G. Pembahasan

Kecebong adalah nama lain dari hewan yang dikenal sebagai berudu. Berudu
adalah tahapan kehidupan yang akan dialami oleh amfibia. Amfibia adalah hewan
bertulang belakang belakang yang dapat hidup di dua alam, yaitu di darat dan di air.

Kecebong memiliki insang untuk membantu pernapasannya. Kecebong seringkali


akan berenang ke atas untuk mendapatkan oksigen. Tidak dapat diketahui seberapa sering
kecebong akan ke permukaan air untuk mengambil oksigen tersebut.

Kecebong yang berukuran kecil, sedang, dan yang telah berkaki bergerak dengan
cara yang sama dengan meliuk liuk horizontal dengan tubuh dorsal berada di atas.
Kecebong berukuran kecil dan sedang hanya bergerak menggunakan ekornya sedangkan
yang berkaki bergerak menggunakan ekor dan kakinya. Bergerak lambat tetapi saat
merasa ada gangguan atau ancaman langsung bergerak cepat.

H. Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa


kecebong berenang dengan cara ekornya yang bergerak meliuk horizontal.

I. Pertanyaan
1. fia 009
Pertanyaan: adakah pengaruh lebar wadah terhadap pergerakan kecebong?
Jawaban : ada, pada tempat yang lebih sempit pergerakan pada kecebong lebih terbatas.
Namun pada perilaku berenang antara tempat yang lebih sempit dengan tempat yang
lebih luas sama saja, tidak ada perubahannya.

2. inggit 059
Pertanyaan: berapa lama waktu pengamatan, kenapa bias kecebong sudah berubah jadi
kodok yang berkaki? Apakah berhari hari?
Jawaban: Ketika pengamatan, berudu yang diamati merupakan berudu yang sudah
memiliki kaki yang lengkap dan menyisakan sedikit ekor nya. Sehingga cukup dalam
sehari pengamatan, kecebong telah berubah menjadi katak yang sesungguhnya.

3. adhel 004
Pertanyaan: pengamatan dilakukan berhari hari atau tidak? ada jam biologisnya tidak yg
pergerakannya beda?
Jawaban: Pengamatan dilakukan selama dua hari setiap pukul setengah 5 sampai pukul 5
sore dan tidak ada pergerakan yang berbeda pada jam-jam tertentu.
4. tiwi 007
Pertanyaan: ketika kecebong merasa teranam, berupa apa ancamannya?
Jawaban: ancaman yang diberikan berupa saringan untuk menangkap kecebong dan
tangan yang mengetuk-ngetuk dinding gelas, sehingga guncangannya dianggap sebagai
ancaman bagi kecebong

J. Daftar Pustaka

Zug GR. 1993. Herpetology: An Introductory Biology of Amphibians and Reptiles . San
Diego: Academic Press Inc.
Atang. 2016. Proses Metamorfosis pada Katak. http://bio.unsoed.ac.id/site/default/files
diakses pada 7 November pukul 18.15 WIB.

http://eol.org/pages/45883663/overview diakses pada 7 November pukul 18.30 WIB.

Anda mungkin juga menyukai