Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

ZOOLOGI VETERBRATA

NAMA:

1. RELNA MOUREND SOUMOKIL (14311330)

2. MARIA MAGDALENA NESTI (18311059)

3. PAULINA KORNELIA DIAL (18311039)

STKIP-PI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN PEMBANGUNAN

INDONESIA MAKASSAR

2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala,


atas rahmat dan untuk menyelesaikan makalah ini penyusun tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik makalah ini dibuat bertujuan untuk memenuhi persyaratan kelulusan
matakuliah Zoologi Veterbratadan saya sendiri dan dan teman –teman memberikan gambaran
mengenai penyusunan makalah kepada para pembaca dengan selesainya makalah ini tidak
terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan,Ahir dari kata kami
kalu memang ada salah dalam makalah ini kami selaku penyusus meminta maaf yang sebesar-besarnya.

Makassar 13 April 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………...iii

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………..
……………1

Latar Belakang……………………………………………………………………………...…1  
Rumusan Masalah……………………………………………………………………….….....2

BAB II.

BENTUK MORFOLOGI DAN ANATOMI KELAS AMPHIBI…………….…………...3

1. Pengertian Amphibi………………………………………………………………………...3
2. Ciri-Ciri Dan Klasifikasi Pada Kelas Amphibi…………………………………………...3
3. Morfologi dan Anatomi kelas amphibi…………………………………………………....4
4. Sistem Peredaran Darah…………………………………………………………………...7
5.  Sistem Pernafasan Pada Katak…………………………………………………………...8
6. Sistem Pencernaan………………………………………………………………………….9
7. Sistem Ekskresi……………………………………………………………………………..11
8. Sistem Endokrin…………………………………………………………………………....11
9. Sistem Reproduksi………………………………………………………………………....13
10.  Sistem Syaraf…………………………………………………………………………….14

BAB III.

PENUTUP…...……………………………………………………………………………….24

Kesimpulan…………………………………………………………………………………...24
Saran………………………………………………………………………………………….25    
                                                                                                       

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………… 26

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Nama kelas ini berasal dari bahasa Yunani (Amphi=rangkap,bios= hidup). Sebagian besar
dari kelas ini menunjukan bahwa, mempunyai fase kehidupan di air dan kemudian mempunyai
fase kehidupan di darat. Pada ke dua fase itu struktur dan fungsinya menunjukan sifat antara
ikan dan reptilia serta menunjukan bahwa amphibian merupakan suatu kelompok chordata yang
pertama kali keluar dari kehidupan dalam air. Amphibia merupakan makanan bagi berbagai
macam vertebrata lainnya. Beberapa spesies digunakan untuk pengajaran dan penelitian dalam
biologi dan tak ketinggalan paha katak menjadi sumber protein. Termasuk dalam kelas
amphibia ialah; salamander, katak kintel, Ichthyosis sebagai amphibian daerah tropis yang tidak
berkaki dan beberapa hewan lain yang tinggal fosil. Amphibia merupakan hewan dengan
kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi rambut dan mampu hidup di air maupn di
darat.Amphibia berasal dari bahasa yunani yaitu amphi yang berarti dua dan bios yang berarti
hidup.Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan
yaitu di darat dan di air. Pada umumnya, amphibi mempunyai siklus hidup awal di perairan dan
siklus hidup kedua adalah di daratan.Pada fase berudu amphibi hidup di perairan dan bernafas
dengan insang. Pada fase ini berudu bergerak menggunakan ekor. Pada fase dewasa hidup di
darat dan bernafas dengan paru-paru. Pada fase dewasa ini amphibi bergerak dengan kaki.
Perubahan cara bernafas yang seiring dengan peralihan kehidupan dari perairan ke daratan
menyebabkan hilangnya insang dan rangka insang lama kelamaan menghilang. Pada anura ,
tidak ditemukan leher sebagai mekanisme adaptasi terhadap hidup di dalam liang dan bergerak
dengan cara melompat. Amphibi memiliki kelopak mata dan kelenjar air mata yang berkembang
baik. Pada mata terdapat membrane nictitans yang berfugsi untuk melindungi mata dari debu,
kekeringan dan kondisi lain yang menyebabkan kerusakan pada mata. System saraf mengalami
modifikasi seiring dengan perubahan fase hidup. Otak depan menjadi lebih besar
dan hemisphaerium cerebri terbagi sempurna. Pada cerebellum konvulasi hampir tidak
berkembang.

1
Pada fase dewasa mulai terbentuk kelenjar ludah yang menghasilkan bahan pelembab
atau perekat.Walaupun demikian, tidak semua amphibi melalui siklus hidup dari kehidupan
perairan ke daratan.Pada beberapa amphibi, misalnya anggota Plethodontidae, tetap tinggal
dalam perairan dan tidak menjadi dewasa.Selama hidup tetap dalam fase berudu, bernafas
dengan insang dan berkembangbiak secara neotoni. Ada beberapa jenis amphibi lain yang
sebagian hidupnya berada di daratan, tetapi pada waktu tertentu kembali ke air untuk
berkembangbiak. Tapi ada juga beberapa jenis yang hanya hidup di darat selama hidupnya.Pada
kelompok ini tidak terdapat stadium larva dalam air.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian pada kelas amphibi?
2.      Bagaimana cirri-ciri dan Klasifikasi pada Kelas Amphibi?         
3.      Bagaimana bentuk morfologi dan anatomi pada kelas amphibi?
4.      Bagaimana system pencernaan pada kelas amphibi?
5.      Bagaimana system reproduksi pada kelas amphibi?

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian pada kelas amphibi.
2.      Untuk mengetahui ciri-ciri dan klasifikasi pada kelas amphibi.
3.      Untuk mengetahui bentuk morfologi dan anatomi pada kelas amphibi.
4.      Untuk mengetahui system pencernaan pada kelas amphibi.
5.      Untuk mengetahui system reproduksi pada kelas amphibi

2
BAB II
BENTUK MORFOLOGI DAN ANATOMI KELAS AMPHIBI

1.  Pengertian Amphibi
Amphibi merupakan hewan yang mempunyai dua alam berbeda, yaitu di darat dan air.
Amphibi dewasa bernafas dengan paru-paru dan berjalan dengan empat kakinya. Keadan
demikian merupakan penyesuaian dengan kehidupan darat. Kulitnya tipis dan lembab. Karena
kulitnya tipis, maka air mudah menguap dari tubuh melalui kulit. Agar tidak terlalu banyak
penguapan, amfibi menyenangi tempat-tempat yang basah atau lembab.Amphibi memerlukan
air untuk perkembangbiakannya.
Amphibi bertelur di air atau menyimpan telurnya di tempat yang lembab dan basah.
Ketika menetas, larvanya yang dinamai berudu hidup di air atau tempat basah tersebut dan
bernapas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian berubah bentuk
(bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang umumnya hidup di daratan atau di tempat-
tampat yang lebih kering dan bernapas dengan paru-paru.
Contoh amphibi yang terdapat di Indonesia adalah bangsa sesilia (Caecilia), serta bangsa
kodok dan katak (Anura).Sesilia adalah semacam amphibi tidak berkaki yang badannya serupa
cacing besar atau belut.Satu lagi bangsa amphibi, yang tidak terdapat secara alami di Indonesia
adalah salamander.Amphibi dari daerah bermusim empat, ini bertubuh serupa kadal, namun
berkulit licin tanpa sisik.

2.      Ciri-Ciri Dan Klasifikasi Pada Kelas Amphibi


Amphibi mempunyai ciri-ciri yaitu tubuh diselubungi kulit yang berlendir , merupakan
hewan berdarah dingin (poikiloterm), mempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu
dua serambi dan satu bilik, mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput
renang yang terdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan
berenang,
Matanya mempunyai selaput yang di sebut membrane niktitans yang sangat berfungsi
waktu menyelam, pernafasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat
pernapasannya berupa paru-paru dan kulit dan hidungnya mempunyai katup yang mencegah air

3
masuk ke dalam rongga mulut ketika menyelam, dan berkembangbiak dengan cara melepaskan
telurnya dan di buahi oleh yang jantan di luar tubuh induknya (pembuahan eksternal).

Kelas amphibi umumnya


Hidup di dua tempat, yaitu darat dan air selama metamorfosisnya. Sebagian besar
amphibi memiliki cirri-ciri khusus lainnya, yaitu:
1) Berkulit licin tidak bersisik 
2) Menggunakan nergi lingkungannya untuk mengatur suhu tubuhnya sehingga
tergolong  hewan eksoterm
3)  Fertilisasi secara eksternaldi air atau di tempat lembab
4)  Menghasilkan telur (bersifat ovipar) yang tidak bercangkang

3. Morfologi dan Anatomi kelas amphibi

Morfologi Amphibi

Amfibi memiliki beragam bentuk dasarnya tergantung ordonya. Ordo Anura (jenis katak-
katakan) secara morfologi mudah dikenal karena tubuhnya seperti berjongkok di mana ada empat
kaki untuk melompat, bentuk tubuh pendek, leher yang tidak jelas, tanpa ekor, mata melotot dan
memiliki mulut yang lebar. Tungkai belakang selalu lebih panjang dibanding tungkai depan.
Tungkai depan memiliki 4 jari sedangkan tungkai belakang memiliki 5 jari.

Kulitnya bervariasi dari yang halus hingga kasar bahkan tonjolan-tonjolan tajam kadang
ditemukan seperti pada famili Bufonidae. Ukuran katak di Indonesia bervariasi mulai dari yang
terkecil yakni 10 mm hingga yang terbesar mencapai 280 mm. Katak di Sumatera diketahui
berukuran antara 20 mm – 300 mm

Umumnya ordo Anura memiliki selaput (webbing) walaupun sebagian didapatkan tidak
berselaput seperti genus Leptobrachium dan Megophrys. Ada tidaknya selaput sangat sesuai
dengan habitat yang ditempatinya. Ordo Anura memiliki warna bervariasi berdasarkan familinya
seperti famili Rhacophoridae cenderung berwarna terang sedangkan famili Megophrydae
cenderung berwarna gelap sesuai habitatnya di serasah.

4
Ordo Gymnophiona (sesilia) merupakan satu-satunya ordo dari amfibi yang tidak
mempunyai tungkai. Sesilia sangat mirip dengan cacing tapi mempunyai mulut dan mata yang
jelas. Kemudian ordo ketiga adalah ordo Caudata (salamander) mempunyai empat tungkai,
mempunyai mata yang jelas dan mulut yang jelas.

Menurut Campbell (2008), apoda, atau sesilia tidak berkaki dan hampir buta. Sekilas
mereka mirip cacing tanah, ketiadaan kaki merupakan adaptasi kedua, saat mereka berevolusi
dari nenek moyang yang berkaki. Sesilia menghuni daerah tropis , tempat sebagian besar spesies
meliang di dalam tanah hutan yang lembab. Beberapa spesies Amerika Selatan hidup di kolam
air tawar dan sungai kecil. Amfibia (berasal dari kata amphibious, berarti ‘kedua cara hidup’)
mengacu dari tahap-tahap kehidupan dari spesies katak yang awalnya hidup di air dan kemudian
di daratan. Tahap larva katak disebut ‘’kecebong’’, biasanya merupakan herbivor akuatik dengan
insang, sistem gurat sisi yang menyerupai vertebrata akuatik, dan ekor yang panjang dan bersirip.

Pada katak jantan dari banyak spesies memiliki succus vocalis (saku suara) yang terbuka
di sebelah muka dari ostium pharyngeum auditivae eustachil. Saku suara itu dapat dikembang
kempiskan sehingga menimbulkan suara

Gambar 4.1

Katak dewasa menggunakan kaki belakangnya yang kuat untuk melompat-lompat di


lapangan. Katak menangkap serangga dan mangsanya yang lain dengan menjulurkan lidahnya
yang panjang dan lengket, yang melekat kebagian depan mulut. Katak menunjukkan berbagai
macam adaptasi yang membantunya untuk menghindari pemangsaan oleh predator yang lebih

5
besar. Kelenjar-kelenjar kulitnya mensekresikan mucus yang tidak enak atau bahkan berbisa.
Banyak spesies yang beracun memiliki warna cerah, yang tampaknya di asosiasikan dengan
bahaya oleh predator. Katak-katak yang lain memiliki pola-pola warna yang dapat menyamarkan
mereka.

Penutup tubuh berupa kulit tubuh yang lemas (fleksibel) sebagai penutup tubuh terhadap
gangguan yang bersifat fisis dan pathologis. Disamping itu sebagai alat untuk menghisap air
karena katak tidak minum

Kulit tersusun atas: epidermis, dermis yang terbagi atas jaringan lain. Pada epidermis
sebelah bawah merupakan lapisan sel yang selalu menghasilkan lapisan jangat yang setiap waktu
bisa terkelupas. Tiap bulan selama musim hujan di bawah lapisan jangat dibentuk bahan lapisan
yang baru, sehingga setiap waktu lapisan jangat yang lama terlepas sudah siap penggantinya.

Menurut Jasin (1984), pada dermis terdapat jaringan ikat, di sebelah luar jaringan tersebut
terdapat jaringan seperti busa yang mengandung banyak kelenjar dan pigmen. Bagian sebelah
dalam dari dermis terdapat jaringan-jaringan padat berupa jaringan ikat yang berserat-serat.
Selanjutnya di sebelah bawah jaringan dermis terdapat syaraf dan pembuluh darah yang
mempunyai peranan penting dalam proses pernafasan melalui kulit. Kelenjar kulit menghasilkan
sekresi yang berupa cairan untuk membasahi kulit luar. Kelenjar kulit terbagi atas dua macam
yaitu:

1. Glandulae mucosa (kelenjar lendir) yang menghasilkan lendir bening untuk


memudahkan katak melepaskan diri bila ditangkap.
2. Glandulae toxicon  (kelenjar racun) yang menghasilkan zat racun yang pada tingkat
tertentu dapat secara efektif mematikan hewan lain.

6
Anatomi Kelas Amphibi

Gambar 4.2

5. Sistem Peredaran Darah


Jantung katak terdiri dari tiga ruang yaitu : atrium kiri, atrium kanan, dan ventrikel (2
atrium, 1 ventrikel). Peredaran darah tertutup, terdapat astir karotis, sistemik dan pulmokutaneus.
Mempunyai tiga macam pembuluh balik yaitu, vena cava, vena porta, dan vena pulmo kutaneus.
Pada katak terdapat dua system portal yaitu, system portal renalis yang membawa darah dari
tungkai belakang dan ekor ke ginjal dan system portal hepatica yang membawa hasil pencernaan
dari usus ke hati. Atrium kanan menerima darah yang miskin oksigen dari seluruh tubuh,
sedangkan atrium kiri menerima darah dari paru – paru. Darah dari kedua atrium bersama – sama
masuk ventrikel. Walaupun tampaknya terjadi percampuran antara darah yang miskin oksigen
dengan darah yang kaya oksigen namun percampiurn diminimalisasi oleh adanya sekat – sekat
yang terdapat pada ventrikel. Dari ventrikel, darah masuk ke pembuluh darah yang bercabang
tiiga. Arteri anterior mengalirkan darah ke kepala dan ke otak. Cabang tengah (lung aorta)
mengalirkan darah ke jaringan internal dan organ dalam badan, sedangkan arteri posterior
dilewati oleh darah yang menuju kulit dan paru – paru. Darah vena dari seluruh tubuh mengalir
masuk ke sinus venosus dan kemudian mengalir menuju ke atrium kanan.

7
Gambar 5.1
Dari atrium kanan, darah mengalir ke ventrikel yag kemudian di pompa keluar melalui arteri pulmonalis → paru – paru
→ vena pulmonalis → atrium kanan. Lintasan peredaran darah ini disebut peredaran darah paru – paru. Selain peredaran darah
paru – paru, pada katak → sinus venosus → atrium kanan.

Sistem Pernafasan Pada Katak

Gambar 5.1

Gambar 5.2

Alat pernafasannya terdiri dari paru-paru, kulit dan insang. Pertukaran gas terjadi pada
kulit terjadi secara difusi, larva (berudu) bernafas dengan insang.

8
Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru – paru. Kecuali pada
fase berudu bernafas dengan insang karena hidupnya di air.

Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernafasan karena tipis dan banyak
kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, lubang
hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk
melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernafas dengan selaput rongga mulut, katak
bernafas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karea kulitnya selalu dalam keadaan basah dan
mengandung banyak kapiler sehingga gas pernafasan mudah berifusi. Oksigen yang masuk lewat
kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke
seluruh tubuh. Sebaliknya karbondioksida dari jaringan akan dibawa ke jantung, dari jantung di
pompa ke kulit dan paru – paru lewat arteri kulit paru – paru (arteri pulmokutanea). Dengan
demikian pertukaran oksigen dan karbondioksida dapat terjadi di kulit. Setelah itu koane
menutup dan otot rahang bawah dan oto geniohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut
mengecil. Mengecilnya rongga mulut mendorong oksigen masuk ke paru – paru lewat celah –
celah. Dalam paru – paru terjadi pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam
kapiler dinding paru – paru dan sebaliknya karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan.
Mekanisme ekspirasi adalah sebagai berikut. Otot – otot perut dan sternohioideus berkontraksi
sehingga udara dalam paru – paru tertekan keluar dan masuk ke dalam rongga mulut. Celah
tekak menutup dan sebaliknya koane membuka bersamaan dengan itu, otot rahang bawah
berkontraksi yang juga diikuti dengan berkontraksinya geniohioideus sehingga rongga mulut
mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut maka udara yang kaya karbondioksida keluar

6. Sistem Pencernaan
Alat pencernaan lengkap, berahang juga berkloaka. Mulut berlidah, bergigi serta gigi
vomerin pada langit-langit. Alat pencernaan makanan diawali oleh cavum oris dan diakhiri oleh
anus. Pada beberapa bagian dari tractus digestoria mempunyai struktur dan ukuruan yang
berbeda

9
Gambar 6.1

Mangsa yang berupa hewan kecil yang ditangkap untuk dimakan akan dibasahi oleh air
liur. Katak tidak begitu banyak mempunyai kelenjar ludah. Dari cavum oris makanan akan
melalui pharynx, oesophagues yang menghasilkan sekresi alkalis (basis) dan mendorong
makanan masuk dalam fentriculus yang berfungsi sebagai gudang percernaan. Bagain muka
frentriculus yang besar disebut cardiarc, sedag bagian posterior mengecil dan berakhir dengan
pyloris.Kontraksi dinding otot ventriculus meremas makanan jadi hancur dan dicampur dengan
sekresi ventriculus yang mengandung enzim atau verment, yang merupakan katalisator.

Tiap – tiap enzim merubah sekelompok zat makanan manjadi ikatan – ikatan yang lebih
sederhana. Enzim yanbg dihasilkan oleh ventriculus dan intestinum terdiri atas : pepsin, tripsin,
erepsin untuk protein, lipase untuk lemak. Disamping itu ventriculus menghasilkan asam
klorida untuk mengasam kan bahan makanan. Gerakan yang menyebabkan bahan makanan
berjalan dalam saluran disebut gerak peristalis.Beberapa penyerapan zat makanan terjadi di
ventriculus tetapi terutama terjadi di intestinum.Makanan masuk ke dalam intertinum dari
ventriculus melalui klep pyloris.
Kelenjar pencernaan yang besar adalah hepardan pancreaticum yang memberikan
sekresinya pada intestinum kecuali itu intestinum menghasilkan sekresi sendiri. Hepar yang
besar terdiri atas beberapa lobus dan bilus atau zat empedu yang dihasilkan akan ditampung
sementara dalam fesica felea, yang kemudian akan dituangkan dalam intestinum melalui ductus
cystcus dahulu kemudian melalui duktus cholydocus yang merupakan saluran gabungan dengan
saluran yang dari pankreas. Fungsi bilus untuk mengilmusikan zat lemat.Bahan makanan yang
merupakan sisa di dalam intestinum mjor menjadi faeces dan selanjutnya dikeluarkan melalui
anus.

10
7. Sistem Ekskresi
Ginjal amphibi termasuk tipe mesonefroid, dengan saluran kemih, urin keluar lewat
kloaka, kandung kemih merupakan gelembung tipis di sebelah sisi ventral kloaka.

Gambar 7.1

Ginjal amphibi sama dengan ginjal ikan air tawar yaitu berfungsi untuk mengeluarkan air
yang berlebvih. Karea kulit katak permeable terhadap air, maka pada saat ia berada di air,
banyak iar masuk ke tubuh katak secara osmosis. Pada saat ia berada di darat harus melakukan
konservasi air dan tidak membuangnya. Katak menyesuaikan dirinya terhadap kandungan air
sesuai dengan lingkungannya dengan cara mengatur laju filtrasi yang dilakukan oleh
glomerulus, sistem portal renal berfungsi untuk membuang bahan – bahan yang diserap kembali
oleh tubuh selama masa aliran darah melalui glomerulus dibatasi. Katak juga menggunkan
kantung kemih untuk konserfadsi air. Apabila sedang berada dia air, kantung kemih terisi urin
ynag encer.Pada saat berada di daarat air diserap kembali ke dalam darah menggantikan air
yang hilang melalui evaporasi kulit. Hormon yang mengendalikan adalah hormon yang sama
dengan ADH.

8. Sistem Endokrin
Katak memiliki beberapa kelenjar endokrin yang menghasilkan sekresi intern yang disebut
hormon. Fungsinya mengatur atau mengontrol tugas – tugas tubuh, merangsang, baik yang
bersifat mengaktifakan atau mengerem pertumbuhan, mengaktifakan bermacam – macam
jaringan dan berpengaruh terhadap tingkah laku mahluk.

11
Gambar 8.1

Pada dasar otak terdapat glandulae pituitaria atcuglandulaehypophysa bagian anterior


kelenjar ini pada larva menghasilkan hormon pertumbuhan. Hormon ini mengontrol
pertumbuhan tubuh terutama panajang tulang, dn kecuali itu mempengaruhi glandulae thyroidea.
Bila seekor berudu diambil dan bagian anterior glndulae hypophysannya, berudu tersebut tak
akan tumbuh menjadi katak tapi bila potongan itu ditransplatasikan kemabali, maka pertumbuhan
akan terjadi sebagai mana mestinya. Pemberian hormon yang dihasilkan oleh bagian anterior
hypophysa ini baik secara oral atau suntikan menyebabkan pertumbuhan raksasa.Pada katak
dewasa bagian anterior glandulae pitutaria ini menghasilkan homon yang merangsang gonad
untuk menghasilkan sel kelamin. Jika kita mengadakan implantasi, kelenjar ini dengan suskses
pada seekor katak dewasa yang tak dalam keadaan berkembang biak, maka mulai saat itu terjadi
perubahan. Implantasi pada hewan betina mengakibatkan hewan itu menghasilkan ovum yang
telah masak.Implantasi pada hewan jantan mengakibatkan hewan itu mengahasilkan sperma.
Bagian tengah pituitaria akan menghasilkan hormon intermidine yang mempunyai peranan
dalam pengaturan kromotofora dalam kulit. Bagian posterior pituitaria menghasilkan suatu
hormon yang mengatur pengambilan air.Glandulae phyroidea yang terdapat di belakang tulang
rawan hyoid menghasilkan hormon thryoid yang mengatur metabolisme secara umum.Kelnjar ini
menjadi besar pada berudu sebelum metamorfose menjadi katak. Jika kelenjar itu diambil maka
berudu tidak akan menjadi katak. Kelenjar pankreas menghasilkan hormon nsulin yang mengatur
metabolisme (memacu pengubahan glukosa menjadi glikogen.Pada permukaan luar ginjal
terdapat glandula suprarenalis atau glandula adrenalis yang kerjanya berlawanan dengan insulin
(mengubah glikogen menjadi glukosa).

12
9. Sistem Reproduksi

Gambar 9.1

Organ reproduksi pada katak berbeda antara katak jantan dan katak betina.Pada katak
jantan terdapat sepasang testis (bentuknya oval, warnanya keputih – putihan) terletak disebelah
atas ginjal. Testis diikat oleh alat penggantungnya yang disebut mesdrchiutn.Dari testis terdapat
saluran yang disebut fasadefferensia yang bermuara di kloaka. Bagian ureter yang dekat kloaka
mengalami pembesaran yang disebut vesicusa seminalis yang berfungsi untuk penampungan
sementara spermatozoa. Organ reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium yang terdapat
pada bagian belakang rongga tubuh diikat oleh penggantungnya yang disebut mesovarium. Pada
saat “musim kawin” pada ovarium terpadat ovum yang masak dan menuju saluran yang disebut
oviduk. Bagian posterior oviduk membesar membentuk uterus. Selanjutnya telur dikeluarkan
melalui kloaka keluar dari tubuh. Pada katak terjadi fertilisasi eksternal (pembuahan di luar
tubuh).Pada “musim kawin” terjadi isyarat kawin oleh katak jantan dan katak betina.
Perkawinan dilakukan dengan cara katak jantan menempel di atas punggung katak betina, lalu
keduanya menyemprotkan sel – sel gametnya ke luar tubuh.

13
Gambar 9.2

Katak termasuk hewan ovipar (bertelur).Telur dari katak betina dan sperma dari katak
jantan dikeluarkan di dalam air. Pembuahan terjadi di dalam air (di luar tubuh). Telur menetas
menjadi berudu yang hidup di air dan bernafas dengan insang luar. Setelah berumur 4 minggu,
insang luar lenyap dan tumbuh insang dalam. Pada usia 10 minggu terbentuk tungkai belakang.
Tiga bulan kemudian terbentuk tungkai depan dan paru – paru mulai berkembang, dan ekornya
memendek. Pada umur 4 bulan katak telah menjadi dewasa dan hidup di darat.

10.  Sistem Syaraf
Sistem syaraf katak terdiri atas syaraf pusat dan syaraf tepi. Syaraf pusat terususun atas
otak dan tali spinal, sedangkan saraf tepi tersusun atas saraf kranial, saraf spinal. Otak dan tali
spinal dibungkus oleh 2 membran yang tebal yaitu durameter yang berbatasan dengan tulang
dan pipiamater yang batasan dengan jaringan saraf.

14
Gambar 10.1

Apabila dipanadang dari sebelah dorsal, pada otak akan teradapat :


a. 2 lobus olfactorius yang bertanggung jawab untuk organisasi rang sang yang berupa ban.
b. 2 erfhaemisphariumcerebri yang berfungsi menyiompan ingatan, intelegensia dan
mengontrol kebebasan.
c. Diencephalonmedialis yang berhubungan dengan mata dan keseimbangan.
d. 2 bulatan lobus opticus untuk koordinasi pengelihatan.
e. Otak kecil untuk koordiansi pergerakan.
f. Medula obongata untuk koordinasi sebagian besar aktifitas tubuh.

Apabila medula oblongata diambil maka katak segera mati. Saraf spinal berpusat di otak
dan terdapat sepuluh pasang yang akan mengontrol aktifitas alat – alat sensori, otot daging dan
lain – lain.

15
11. Alat Indera

Gambar 11.1

Pada katak jantan terdapt lubang di rongga mulut kana-kiri lidahnya, mempunyai
kantong suara. Mata lebar dengan memebran niktitans (selaput tidur) pelindung saat berad di
air. Selaput pendenga berada di belakng mata, tidak ada telinga luarnya.Mempunyai dua lubang
hidung dalam satu koane, kulit juga berperan dlam pernafasan berwarna wari karena adanya
pigmen lipofora, gu8anofora, dan melanofora.Kulit mudah dikelupas dari tubuhnya karena
antara kulit dan otot di bawahnya terdapat rongga berisi limfe.

12.   Sistem Limfatik
Sistem lifmatik berhubungan dengan pengembalian plasma yang hilang dari sistem
sirkulasi menuju darah kempali.Sistem ini juga bertangggung jawanb untuk produksi cairan
limfa yang mengandung sel darh putih dan sedikit sel darah merah.Pada beberapa tempat,
sistem ini berhubungan dengan vena tubuh.Pada katak terdapat kantung limfa tikus antara kulit
dan tubuh.Kantung limfa tikus tersebut meliputi kantung limfa tikus submaksilaris, pektoralia,
abdominalis, lateralis, brankialis, vemorolaris, intervemorlaris dan kranialis.

13.   Sistem Otot
Tubuh katak dan juga (vertebrate lainnya) tersusun atas 3 macam otot.Otot polos yang
kerjanya diluar kemauan kita.Otot lurik yang kerjanya dalam kesadaran kita dan otot jantung
yang secara morfologi seperti otot lurik, namun bekerja diluar kendali kita.

16
Gambar 13.1

Otot lurik disebut juga otot skelet terbagi atas :


a. Otot daging lebar dan pipih, misalnya adalah oblicus externus dan trans versus yang
membentuk dinding perut.
b. Otot daging gilig misalnya otot bisep (pada lengan).
c. Otot daging sfingter dengan carat melintang, misalnya sfingter pada anus atau kloaka.
Otot lurik mengikat atau melekat pada tulang dan pada saat kontraksi atau relaksasi akan
menggerakkan tulang tersebut. Koordinasi kontraksi otot dilaksanakan oleh sistem saraf.

17
14.    Sistem Kerangka

Gambar 14.1

Sistem
kerangka pada katak
dibangun oleh
kerangka dalam

(endoskeleton) yang tersusun atas tulang – tulang.Terdapat 2 skeleton yang menusun sistem
kerangka yaitu skeleton aksial dan skeleton apendikular.Skeleton aksial tersusun atas tempurung
kepala, vertebrae (ruas – ruas belakang dan tulang dada).Skeleton apendikular tersusun
ekstremitas anterior dan extrimitas posterior.
Tempurung kepala terususn atas beberapa tulang yaitu ccranium, bebrapa kapsul sensoris
(kapsul hidung, kapsul pendengar, kapsul besar untuk mata, dan tulang – tualng rahang).
Pada katak terdapat 9 ruas tulang belakang.Pada katak terdapat 1 tulang dada. Ekstrenitas
anterior (lengan) dan ekstrenitas posterior (tungfkai) tersusun atas tulang – tulang yang hampir
sama.
                                  
15.  Klasifikasi
Anggota amphibia terdiri dari 4 ordo yaitu Urodela (Salamander), Apoda (Caecilia), dan Anura
( katak dan kodok). Adapun klasifikasinya adalah sebagai berikut:
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Sub Phylum     : Vertebrata
SuperClass      : Tetrapoda
Class               : Amphibia
Ordo                : terbagi menjadi 3, yaitu: Ordo Caecilia ( Gymnophiona), Ordo Urodela, Ordo
Anura.

18
1. Ordo Caecilia ( Gymnophiona)

Gambar 15.1.1

Klasifikasi Familia
Kerajaan : Animalia  Sesilia Berparuh (Rhinatrematidae) -
Filum : Chordate 2 genera, 9 spesies
Kelas : Amphibia  Sesilia ikan (Ichthyophiidae) - 2
Ordo : Gymnophiona genera, 39 spesies
 Sesilia India (Uraeotyphlidae) - 1
genus, 5 spesies
 Sesilia Tropis (Scolecomorphidae) - 2
genera, 6 spesies
 Sesilia Akuatik (Typhlonectidae) - 5
genera, 13 spesies
 Sesilia Umum (Caeciliidae) - 26
genera, 99 spesies

Ordo ini mempunyai anggota yang ciri umumnya adalah tidak mempunyai kaki sehingga
disebut Apoda. Tubuh menyerupai cacing (gilig), bersegmen, tidak bertungkai, dan ekor
mereduksi.Hewan ini mempunyai kulit yang kompak, mata tereduksi, tertutup oleh kulit atau
tulang, retina pada beberapa spesies berfungsi sebagai fotoreseptor.Di bagian anterior terdapat
tentakel yang fungsinya sebagai organ sensory.Kelompok ini menunjukkan 2 bentuk dalam daur
hidupnya. Pada fase larva hidup dalam air dan bernafas dengan insang.Pada fase dewasa insang
mengalami reduksi, dan biasanya ditemukan di dalam tanah atau di lingkungan
akuatik.Fertilisasi pada Caecilia terjadi secara internal.
Ordo Caecilia mempunyai 5 famili yaitu Rhinatrematidae, Ichtyopiidae, Uraeotyphilidae,
Scolecomorphiidae, dan Caecilidae.Famili Caecilidae mempunyai 3 subfamili yaitu
Dermophinae, Caecilinae dan Typhlonectinae.

19
Famili yang ada di indonesia adalah Ichtyopiidae. Anggota famili ini mempunyai ciri-ciri
tubuh yang bersisik, ekornya pendek, mata relatif berkembang.Reproduksi dengan
oviparous.Larva berenang bebas di air dengan tiga pasang insang yang bercabang yang segera
hilang walaupun membutuhkan waktu yang lama di air sebelum metamorphosis. Anggota famili
ini yang ditemukan di indonesia adalah Ichtyophis sp., yaitu di propinsi DIY.
                    
2. Ordo Urodela
Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Caudata

Familia
Cryptobranchoidea
Salamandroidea
sirenoidea
Gambar 15.2.1

Urodela disebut juga caudata.Ordo ini mempunyai ciri bentuk tubuh memanjang,
mempunyai anggota gerak dan ekor serta tidak memiliki tympanum.Tubuh dapat dibedakan
antara kepala, leher dan badan.Beberapa spesies mempunyai insang dan yang lainnya bernafas
dengan paru-paru.Pada bagaian kepala terdapat mata yang kecil dan pada beberapa jenis, mata
mengalami reduksi.Fase larva hampir mirip dengan fase dewasa. Anggota ordo Urodela hidup
di darat akan tetapi tidak dapat lepas dari air. Pola persebarannya meliputi wilayah Amerika
Utara, Asia Tengah, Jepang dan Eropa.

Urodella mempunyai 3 sub ordo yaitu Sirenidea, Cryptobranchoidea dan


Salamandroidea. Sub ordo Sirenidae hanya memiliki 1 famili yaitu Sirenidae, sedangkan sub
ordo Cryptobranchoidea memiliki 2 famili yaitu Cryptobranchidae dan Hynobiidae. Sub ordo
Salamandroidea memiliki 7 famili yaitu Amphiumidae, Plethodontidae, Rhyacotritoniade,
Proteidae, Ambystomatidae, Dicamptodontidae dan Salamandridae.
                                        
3. Ordo Anura

20
Klasifikasi
Kerjaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Anura
Familia : Ranixalidae
Genus : Indirana

Gambar 15.3.1

Nama anura mempunyai arti tidak memiliki ekor.Seperti namanya, anggota ordo ini
mempunyai ciri umum tidak mempunyai ekor, kepala bersatu dengan badan, tidak mempunyai
leher dan tungkai berkembang baik. Tungkai belakang lebih besar daripada tungkai depan. Hal
ini mendukung pergerakannya yaitu dengan melompat.Pada beberapa famili terdapat selaput
diantara jari-jarinya.Membrana tympanum terletak di permukaan kulit dengan ukuran yang
cukup besar dan terletak di belakang mata.Kelopak mata dapat digerakkan.Mata berukuran
besar dan berkembang dengan baik.Fertilisasi secara eksternal dan prosesnya dilakukan di
perairan yang tenang dan dangkal.
Ada 5 Famili yang terdapat di indonesia yaitu Bufonidae, Megophryidae, Ranidae,
Microhylidae dan Rachoporidae. Adapun penjelasan mengenai kelima famili tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Bufonidae
Famili ini sering disebut kodok sejati. Ciri-siri umumnya yaitu kulit kasar dan berbintil, terdapat
kelenjar paratoid di belakang tympanum dan terdapat pematang di kepala.Mempunyai tipe
gelang bahu arciferal.Sacral diapophisis melebar. Bufo mempunyai mulut yang lebar akan tetapi
tidak memiliki gigi Tungkai belakang lebih panjang dari pada tungkai depan dan jari-jari tidak
mempunyai selaput. Fertilisasi berlangsung secara eksternal.Famili ini terdiri dari 18 genera dan
kurang lebih 300 spesies. Beberapa contoh famili Bufo yang ada di Indonesia antara lain: Bufo
asper, Bufo biporcatus, Bufo melanosticus dan Leptophryne borbonica.

b. Megophryidae
Ciri khas yang paling menonjol adalah terdapatnya bangunan seperti tanduk di atas matanya,
yang merupakan modifikasi dari kelopak matanya.Pada umumnya famili ini berukuran tubuh

21
kecil.Tungkai relatif pendek sehingga pergerakannya lambat dan kurang lincah.Gelang bahu
bertipe firmisternal.Hidup di hutan dataran tinggi.Pada fase berudu terdapat alat mulut seperti
mangkuk untuk mencari makan di permukaan air. Adapun contoh spesies anggota famili ini
adalah Megophrys montana dan Leptobranchium hasselti.
c. Ranidae
Famili ini sering disebut juga katak sejati. Bentuk tubuhnya relatif ramping. Tungkai relatif
panjang dan diantara jari-jarinya terdapat selaput untuk membantu berenang.Kulitnya halus,
licin dan ada beberapa yang berbintil.Gelang bahu bertipe firmisternal.Pada kepala tidak ada
pematang seperti pada Bufo.Mulutnya lebar dan terdapat gigi seperti parut di bagian
maxillanya.Sacral diapophysis gilig.Fertilisasi secara eksternal dan bersifat ovipar.Famili ini
terdiri dari 36 genus. Adapun contoh spesiesnya adalah: Rana chalconota, Rana hosii, Rana
erythraea, Rana nicobariensis, Fejervarya cancrivora, Fejervarya limnocharis, Limnonectes
kuhli, Occidozyga sumatrana.

d. Microhylidae
Famili ini anggotanya berukuran kecil, sekitar 8-100 mm. Kaki relatif panjang dibandingkan
dengan tubuhnya.Terdapat gigi pada maxilla dan mandibulanya, tapi beberapa genus tidak
mempunyai gigi.Karena anggota famili ini diurnal, maka pupilnya memanjang secara
horizontal.Gelang bahunya firmisternal. Contoh spesiesnya adalah: Microhyla achatina.

e. Rachoporidae
Famili ini sering ditemukan di areal sawah.Beberapa jenis mempunyai kulit yang kasar, tapi
kebanyakan halus juga berbintil.Tipe gelang bahu firmisternal.Pada maksila terdapat gigi seperti
parut.Terdapat pula gigi palatum.Sacral diapophysis gilig. Berkembang biak dengan ovipar dan
fertilisasi secara eksternal.

16. Peranan Amphibia bagi Kehidupan Manusia


a. Dimanfaatkan dibidang kedokteran untuk diambil racunnya sebagai penguat denyut
jantung.
b. Keperluan praktikum zoology bagi para siswa dan mahasiswa

22
c. Jenis urodela (megalobatrachus maximus) disukai orang jepang, jenis Rana sp. Disukai
orang cina untuk dimakan.
d. Di bidang pertanian dan peternakan amphibia berperan sebagai predator alami serangga.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan

23
A. Amphibi merupakan hewan yang mempunyai dua alam berbeda, yaitu di darat dan di air.
Amphibi dewasa bernafas dengan paru-paru dan dan berjalan dengan empat kakinya seperti
katak.
B.  Amphibi mempunyai cirri-ciri yaitu tubuh diselubungi kulit yang berlendir, merupakan
hewan berdarah dingin (poikiloterm), mempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan
yaitu dua serambi dan satu bilik, tidak semua jenis amphibi hidup di dua tempat kehidupan.
Beberapa jenis katak, salamander, dan caecilian ada yang hanya hidup di air dan ada yang
hanya di darat.Namun habitatnya secara keseluruhan dekat dengan air dan tempat ayng
lembab seperti rawa dan hutan hujan tropis. Amphibi terdiri dari tiga ordo, yaitu anura,
urodela,dan apoda.
C.  Tubuh terbagi atas kepala, badan, dan anggota gerak, tidak mempunyai leher dan ekor.
Kepala berbentuk segitiga, dengan moncong yang tumpul, celah mulut lebar, bentuknya
lebih kurang seperti bulan sabit.Rahang bawah tidak bergigi, rahang atas bergigi atau
tidak.Pada umunya vomer bergigi, kedudukannya vomer terhadap nares posterior sangat
penting untuk identifikasi.
D. Alat pencernaan makanan diawali oleh cavum oris dan diakhiri oleh anus. Dari cavum oris
makanan akan melalui pharynx, oesophagues yang menghasilkan sekresi alkalis (basis) dan
mendorong makanan masuk dalam ventriculus yang berfungsi sebagai gudang pencernaan.
Kontraksi dinding otot ventriculus meremas makanan jadi hancur dan dicampur dengan
sekresi ventriculus yang mengandung enzim atau verment, yang merupakan
katalisator.Gerakan yang menyebabkan bahan makanan berjalan dalam saluran disebut
gerak peristalsis.Beberapa penyerapan zat makanan terjadi di ventriculus tetapi terutama
terjadi di intestinum.Makanan masuk ke dalam intertinum dari ventriculus melalui klep
pylorise.
Pada katak jantan terdapat sepasang testis (bentuknya oval, warnanya keputih-putihan)
terletak disebelah atas ginjal.Testis diikat oleh alat penggantungnya yang disebut
mesdrchiutn.Dari testis terdapat sluran yang disebut fasadefferensia yang bermuaara di kloaka,
dan betina terdiri atas sepasang ovarium yang terdapat pada bagian belakang rongga tubuh
diikat oleh penggantungnya yang disebut mesovarium.

2.      Saran

24
Diharapkan kepada dosen pembimbing agar agar memberikan kritik dan saran demi
kesmpurnaan makalah kami selanjutnya dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Kurniati, Tuti. dkk. 2009. Zoologi Vertebrata. Bandung : UIN SGD Bandung
Radiopoetro.1996. Zoologi.Jakarta : Erlangga

25
Mitchell, Campbell Reece. 2004. Biologi .Jakarta : Erlangga

Pertanyaan :

1. Nama : safryanto

26
Jelaskan pengertian dari system endokrin, system syaraf, system reproduksi
dan system limfatik !
2. Nama : listawati
Jelaskan system peredaran darah pada katak hijau !
3. Merlis nirmala putri
Jelaskan system reproduksi dari contoh hewan amphibi selain katak !
4. Wihel mus afin
Mengapa amphibi disebut sebagai poikiloterm ?
5. Minavianti
Apa nama racun pada katak yang digunakan dividing kedokteran, dan
jelaskan mengapa dikatakan racun bisa digunakan sebagai penguat denyut
jantung ?

Jawaban :
1. Saya akan menjawab klpk 2
a. sistem andokrim amfibi mirip dengan vetebrata tingkat.terhadap otak gladula filtultar
ini antriokelenjar yg menghasilkan hormon pertumbuhan
b. sistem reproduksi.pembuahan terjadi secarah eksternal.artinya penyatuhan gamet
jantan dan betina terjadi di luar tubuh.pada pembuahan eksternal biasahnya di bentuk
ovum dlm jumblah besar
c. sistem saraf pusat meliputi otak dan sistem saraf tepi(ansefalon) dan sumsum tulang
belakang(madula spinalis) ke duanya adalah tulang yg sangat lunak dengan fungsi yg
sangat penting 4.karena getah adalah filtrat darah,getah bening menyerupai plasma
dlm kadar airnya.

2. Jantung katak terdiri dari 3 ruang yaitu dua serambi atau antrium dan 1 bilik atau
vantrikel.darah dari paru-paru akan masuk di serambi kiri kemudian vartikel dan menuju
ke seluruh tubuh
3.

27
4. Dikatakan sebagai poikiloteterm karna anlmphibi termasuk hewan berdarah dingin
karena suhu tubuhya selalu sama dengn temperatur lingkungn disekitar
5. Bufotalin dan bufotenin

28

Anda mungkin juga menyukai