Anda di halaman 1dari 2

Nama : Fikri maulana sanjaya

NPM/Kelas : 182154094
Mata kuliah : Literasi Teknologi Informasi
Literasi Digital
Perkembangan teknologi yang sangat pesat mengubah kehidupan dan perkembangan
manusia pada saat ini, mengubah kebiasaan lama dengan kebiasaan baru yang lebih mudah dan
efisien, salah satu contoh perkembangan teknologi yaitu dengan terciptanya gadget dengan
berbagai kemudahan yang dapat menjawab kebutuhan manusia, membuat kehidupan manusia tak
terlepas dari teknologi, berbagai manfaat dan kemudahan dapat dirasakan dengan kehadiranya
teknologi, tetapi disisi lain teknologi juga dapat berdampak negatif jika salah dalam
menggunakan nya, maka dari itu diperlukan nya kesadaran dari setiap pengguna teknologi
tersebut.
Pada kondisi saat ini, dimana dunia sedang dilanda penyakit wabah virus yang membuat
masyarakat harus mengurangi mobilitas diluar rumah menyebabkan penggunaan teknologi
internet melonjak tinggi, menjadikan internet sebagai alternatif membantu aktivitas manusia di
tengah pandemi, membantu dalam komunikasi, bersekolah, berbelanja, bekerja ataupun mencari
hiburan. Melonjaknya pengguna internet dapat dibuktikan oleh sebuah data survei Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2020 menyebutkan jumlah pengguna
internet di Indonesia melonjak melebihi dari angka pertumbuhan penduduk, sekitar 266 juta jiwa
penduduk Indonesia, terdapat 196 juta pengguna internet yang aktif.
Berdasarkan survei UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia diketahui hanya 0,001%,
artinya dari 1000 orang hanya 1 orang yang membaca. Banyak hal yang menjadi dampak dari
kurangnya minat baca terhadap penggunaan teknologi, tak sedikit pengguna teknologi yang
kurang pemahaman dalam menggunakan nya, ketersediaan informasi dan lainya yang serba ada
dengan mudah di akses menjadi masalah lain yang timbul akibat dari penyalahgunaan teknologi,
berbagai perselisihan, ujaran kebencian, penipuan dan kejahatan lainya muncul. Terlebihnya lagi,
pengguna teknologi belum memahami sepenuhnya konsekuensi dari penggunaan media digital
dalam memanfaatkan secara produktif untuk mendapatkan, menyebarluaskan dan memasok
informasi yang benar dan bermanfaat bagi kehidupan Bersama. Seorang pengguna yang
memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat,
melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab.
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menawarkan lima kompetensi literasi digital yang
terdiri dari: kelola data informasi, komunikasi dan kolaborasi, kreasi konten, keamanan digital,
serta partisipasi dan aksi (Monggilo, Kurnia & Banyumurti, 2020). Kelola data informasi adalah
kemampuan mengakses dan mengevaluasi data dan informasi secara cermat dan bijak.
Komunikasi dan kolaborasi merupakan kemampuan berkomunikasi dan berkolaborasi secara etis
dengan warganet lainnya. Kreasi konten adalah kemampuan menyunting dan memproduksi
konten digital untuk tujuan baik. Keamanan digital merupakan kemampuan untuk melindungi
privasi dan keamanan diri dari berbagai ancaman digital. Partisipasi dan aksi merupakan
kemampuan untuk memanfaatkan media digital untuk berdaya dan bernilai lebih secara bersama-
sama.
Arus informasi yang datang dapat mempengaruhi pola pikir dalam diri seseorang. Salah
satu tantangan masyarakat pada masa saat ini adalah dengan kemampuannya untuk mencerna
informasi yang masuk dari lingkungan yang ada di sekitarnya. Kemampuan mencerna informasi
yang positif yang masuk dalam diri seseorang dipengaruhi oleh Pendidikan karakter.
Pendidikan karakter turut memberikan andil yang kuat dalam penanaman nilai-nilai
nasionalisme pada anak-anak, seperti yang disebutkan dalam kompas penanaman semangat
kebangsaan dan pemahaman akan kebhinekaan digiatkan di sekolah. Salah satunya, dengan
penerbitan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti. Harapannya, selama berjalannya Wajib Belajar 12 Tahun, anakanak
Indonesia tumbuh dengan mental nasionalisme yang kuat. Pendidikan karakter tidak hanya
diperoleh melalui pendidikan di dalam keluarga dan di sekolah tetapi juga sangat dipengaruhi
oleh lingkungan.
Kekuatan pendidikan karakter dapat mempengaruhi cara berpikir pada masyarakat dalam
memanfaatkan segala arus informasi yang diterapkan sehingga dapat memiliki nilai-nilai budaya
yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya mencontoh budaya dari luar
saja, tetapi mempergunakan internet untuk pengembangan budaya nasional.
Dapat disimpulkan bahwa masyarakat memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi agar tetap melaksanakan kegiatan, karena fasilitas dan fitur dari teknologi informasi
dan komunikasi yang memiliki keunggulan dan kemudahan untuk dipergunakan oleh berbagai
kalangan masyarakat.
Dengan tujuan serupa untuk meningkatkan literasi digital masyarakat Indonesia,
Kurikulum Tular Nalar yang diusung oleh MAFINDO, Maarif Institute dan Love Frankie
merumuskan 8 kompetensi yang digunakan sebagai indikator pengguna media digital dengan
penekanan pada berpikir kritis (critical thinking). Kompetensi yang mengkolaborasikan berbagai
model ini terdiri dari mengakses, mengelola informasi, mendesain pesan, memproses informasi,
berbagi pesan, membangun ketangguhan diri, perlindungan data, dan kolaborasi. Kompetensi
tersebut dikembangkan menjadi 3 jenjang, yaitu Tahu, Tanggap, dan Tangguh.

Daftar Pustaka
Adikara, Gilang Jiwana, dkk. 2021. Modul Aman Bermedia Digital. Jakarta. Direktorat Jendral
Aplikasi Informatika.
Astuti, Santi Indra, dkk. 2021. Modul Budaya Bermedia Digital. Jakarta. Kementerian
Komunikasi dan Informatika.

Anda mungkin juga menyukai