Anda di halaman 1dari 7

ISSN 2580 - 5703

AKTIFITAS DAN SDS-PAGE XILANASE


Nazarudin
Universitas Kapuas Sintang, Jalan Oevang Oeray No. 92 Sintang

Abstrak: Sejumlah mikrooganisme mampu mendegradasi komponen dinding sel tumbuhan


ini, melalui aksi berbagai glikosil hidrolase. Oligomer dan atau monomer yang dihasilkan
digunakan oleh bakteri-bakteri tersebut sebagai sumber karbon dan energy. Mikroorganisme
selulolitik mengeluarkan beberapa selulase, yang memotong ikatan β1,4 glikosida yang
menghubungan unit-unit glukosa dalam rantai selulosa. Bakteri selulolitik tersebut seringkali
menghasilkan enzim khusus seperti mananase, xilanase, lichenase, pektat-liase) yang
menghidrolisis polisakarida nonselulosik yang berasosiasi dengan selulosa. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui berat molekul molekul dari enzim xilanase yang berasal
dari isolate aktinomiset I dan II dengan menggunakan metode SDS-PAGE dan Zimografi. Hasil
SDS PAGE isolate II yang diendapkan dengan aseton menunjukkan pembentukan 3 pita protein
dengan ukuran masing-masing yaitu 17,89 kDa, 13,85 kDa dan 9,68 kDa. Sedangkan EEK
xilanase dari isolat I tampak terbentuk 1 pita dengan ukuran 9,2 kDa.. Analisis zimogram
menunjukkan bahwa pita elektroforesis pada gel memiliki aktivitas xilanase yang ditandai dengan
terbentuknya zona bening. Kesimpulan penelitian ini berhasil menghasilkan 3 pita isolat II dan
satu pita untuk isolat hasil SDS PAGE EEK xilanase kedua isolate aktinomiset tersebut memiliki
berat molekul yang rendah (9-18 kDa).

Kata kunci: aktifitas enzim, SDS PAGE, xilanase, Zimogram

Dinding sel tumbuhan umumnya d-xilan xilanohidrolase; EC. 3.2.1.87) (Kansoh


tersusun atas kompleks agregasi polisakarida dan Nagieb, 2004). Enzim xilanase
yaitu selulosa, hemiselulosa (xilan, manan, mendegaradasi xilan dengan jalan
glukomanan, β(1,3-1,4) D- glukan, laminarin), menghidrolisis ikatan 1,4-β-d-xilopiranosil
dan Pectin. Meskipun sulit untuk di degradasi, pada xilan (Bayer et al., 2006 dalam Dworkin
beberapa mikroorganisme mampu untuk et al., 2006). Menurut Meryandini et. al. (2008)
mendegradasi polisakarida sebagai sumber Xilanase mikroba memiliki aplikasi yang luas.
energi dan karbon. Hemiselulosa merupakan Selain itu enzim xilanase digunakan untuk
fraksi polisakarida cukup berlimpah pada biobleaching (pemutih) pada industri kertas
tumbuhan tingkat tinggi, memiliki berat molekul (Kansoh dan Nagieb, 2004). Salah satu
yang relative rendah dibanding polimer metode pemisahan protein berdasarkan
penyusun dinding sel tumbuhan lainnya perbedaan ukuran adalah SDS-PAGE
(selulosa dan lignin) (Puls and Schuseil, 1993; (Sodium Dodecyl Sulfate-Polyacrylamid Gel
Timell, 1967 dalam Dworkin et al., 2001). Electrophoresis). SDS-PAGE pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1967 oleh Saphiro
Polimer struktural yang paling umum et al. dan telah menjadi metode elektroforesis
ditemukan pada hemiselulosa adalah β-1,4- poliakrilamid paling populer.
xilan. Xilan merupakan molekul kompleks
yang tersusun atas rantai xilosa dengan ikatan Zimografi merupakan metode deteksi
β-1,4- yang bercabang yang mengandung enzim spesifik pada pita protein yang
arabinosa dan 4-O-asam metal glukoronat. dipisahkan melalui elektroforesis. Zimografi
Enzim yang berperan dalam hidrolisis dilakukan seperti halnya SDS-PAGE namun
senyawa xilan adalah enzim xilanase (1,4-β- dengan mengikutsertakan substrat enzim

78
Nazarudin, Aktivitas dan SDS-PAGE Xilanase 79

dalam elektroforesis. Metode ini menggunakan Peparasi Isolat menggunakan metode


prinsip reaksi spesifik enzim untuk Meryandini et. al. (2008) aktinomiset I dan II
menghasilkan warna untuk mengungkap ditumbuhkan pada media cair xilan dengan
posisi enzim pada pita elektroforesis komposisi 0,5 g xylan, 10,3 g sukrosa, dan 1
(Dennison, 2002). Mendeteksi adanya aktivitas g yeast ekstrak untuk 100 ml media. Kultur
enzim penghidrolisis polisakarida, zimogram tersebut dinkubasikan pada suhu ruang dalam
dapat diwarnai dengan pewarna merah kongo inkubator bergoyang (150 rpm). Enzim ekstrak
(Congo Red). kasar dari masing-masing isolate dipanen.
Isolat I dipanen pada hari ke-8 sedangkan isolat
Pewarna merah kongo adalah sejenis II dipanen pada hari ke-5. Enzim ekstrak kasar
garam sodium yang larut dalam air dan dipanen dengan cara mensentrifugasikan
menghasilkan warna merah dalam larutan. kultur pada kecepatan 2800 rpm selama 30
Kelarutannya lebih baik dalam pelarut organic menit pada suhu 4 oC. Supernatan yang
seperti etanol. Setelah pewarnaan, daerah terbentuk kemudian diambil dan diendapkan.
digesti akan tampak sebagai pita yang bening
dengan latar belakang yang terwarnai merah. Pengendapan Protein Enzim Xilanase
Pita bening menunjukkan bahwa susbtrat Ekstrak Kasar
dalam gel telah terdegradasi oleh enzim.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Pengendapan protein dari enzim ekstrak
mengetahui berat molekul molekul dari enzim kasar dilakukan dengan penambahan aseton
xilanase yang berasal dari isolate aktinomiset menurut Scopes (1987). Enzim xilanase
I dan II dengan menggunakan metode SDS- ekstrak kasar sebanyak 10 ml dari masing-
PAGE. Dan Zimografi.
masing isolate diendapkan dengan aseton
METODE PENELITIAN dingin (yang disimpan pada suhu -20 oC)
dengan volume sebagai berikut:
Preparasi Enzim Xilanase Ekstra Kasar

Tabel 1 Konsentrasi aseton v/v


Isolat Konsentrasi aseton % v/v Jumlah aseton (ml)

I 80 40,00
II 90 90,00

Selanjutnya campuran di atas diaduk dengan konsentrasi 10%. Larutan A (Larutan


dengan perlahan dengan pengaduk magnetik Polyarilamid) 10% 3,3 ml Larutan B (Larutan
selama 15 menit (kecepatan 20 rpm dalam Buffer tris) 2,5 ml. SDS (Sodium Dodecyl
kondisi dingin) dan kemudian disimpan dalam Sulfat) 10% 50µl. APS (Amonium
lemari es selama semalam. Setelah Peroksida Sulfat) 50 µl. TEMED 5µl.
semalam, kemudian disentrifugasi pada Komposisi Zymogram dengan konsentrasi
kecepatan 10.000 rpm selama 10 menit pada 10%. Larutan A (Larutan Polyackrilamid) 10%
suhu 4oC. Enzim yang terendapkan dilarutkan 3,3ml. Larutan B (Larutan Buffer tris) 2,5 ml.
dalam buffer. Larutan C (Larutan substrat xylan) = 0,08 g +
Pembuatan SDS PAGE dan Zimogram ddH2O 4,17 ml. SDS (Sodium Dodecyl Sulfat)
Pembuatan Gel Pemisah SDS-PAGE 10% 50 µl. APS (Amonium Peroksida
dan zimogram: Komposisi SDS-PAGE Sulfat) 50µl. TEMED 5 µl.
80 Edumedia: Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2017, hlm . 78 - 84

Silver Staining untuk SDS-PAGE dengan melakukan proses developing yang


terdiri dari 5% Na 2CO 3 ditambah 0,05%
Setelah gel dirunning, kemudian formalin ditambah 0,0004% Na2S2O3 hingga
direndam dalam larutan fiksasi (Metanol 50% pewarnaan cukup kemudian terlihat
(10 ml asam asetat dan 20 ml aquades) proteinnya. Ketika protein sudah terlihat maka
minimal selama 2 jam/ semalam sambil ditambah dengan larutan stop solution,
diagitasi (goyang pelan). Kemudian dibilas/ direndam selama 5 menit. Kemudian terakhir
dicuci dengan ddH2O (d-ionize) selama 10 dicuci kembali dengan ddH2O selama 5 menit,
detik sebanyak 1 kali. Setelah itu Dimasukan setelah itu di scanning dan di foto.
ke dalam washing solution yang mengandung
20% etanol untuk mencuci SDS-PAGE yang HASIL DAN PEMBAHASAN
maasih tersisa. Pencucian ini dilakukan tanpa SDS-PAGE merupakan metode yang
agitasi selama 20 menit sebanyak 3 kali. digunakan secara luas untuk analisis
Dicuci dengan ddH 2O selama 10 detik qualitative campuran protein. Metode ini
sebanyak 1 kali. Selanjutnya direndam dalam biasanya digunakan untuk memantau purifikasi
larutan agitasi 1 menit (sensitize gel, protein dan karena metode ini didasarkan pada
Na2S2O3 0,05 g dalam 250 ml dan dicuci lagi pemisahan protein berdasarkan ukuran, maka
dengan ddH2O selama 20 detik sebanyak 3 dapat pula digunakan untuk menentukan berat
kali. Diwarnai dengan perak nitrat (silver) 0,1% molekul relative suatu protein. Untuk
(0,1 g dalam 100 ml aquades) selama 20 menentukan berat molekul dari protein yang
menit, kemudian disimpan pada suhu 4°C belum diketahui ukurannya, mobilitas relatif
Dicuci kembali dengan ddH2O selama 20 (Rf) dari protein standar (marker) diukur dan
menit sebanyak 2 kali, dipindahkan tempatnya diplotkan dengan logMW (logaritma beart
dan dicuci lagi selama 10 mneit sebanyak 1 molekulnya) sehingga diperoleh kurva dengan
kali maka terjadi developing (pemunculan pita) persamaan regresi linear (Walker, 2002).

Gambar 1 Kurva Standar Protein


Berdasarkan hasil SDS PAGE, Enzim xilanase dari isolat I tampak terbentuk 1 pita
ekstrak kasar (EEK) xilanase dari isolate II dengan ukuran 9,2 kDa. Dari hasil SDS PAGE
yang diendapkan dengan aseton
tersebut dapat diketahui bahwa EEK xilanase
menunjukkan pembentukan 3 pita protein
kedua isolate aktinomiset tersebut memiliki
dengan ukuran masing-masing yaitu 17,89
kDa, 13,85 kDa dan 9,68 kDa. Sedangkan EEK berat molekul yang rendah (9-18 kDa).
Nazarudin, Aktivitas dan SDS-PAGE Xilanase 81

Gambar 2 Hasil SDS PAGE Enzim Xilanase Ekstrak Kasar

Sebelum dilakukan SDS-PAGE dan Selama elektroforesis pada gel


zimogram, terlebih dahulu dilakukan pengumpul, gradient ion terbentuk dalam tahap
pengendapan terhadap protein yang awal elektroforesis yang menyebabkan
terkandung dalam enzim xilanase ekstrak semua protein berfokus memebntuk pada
kasar. Pengendapan xilanase dilakukan satu pita tunggal yang tajam. Hal ini dapat
dengan penambahan pelarut organic aseton terjadi karena daerah gel pengumpul memiliki
menurut Scopes (1987). Prinsip pori yang besar sehingga matriks gel tidak
pengendapan dengan aseton yaitu menghambat migrasi selama pemfokusan
penghilangan mantel air pada permukaan atau proses pengumpulan (stacking).
molekul protein, sehingga sesame molekul Sedangkan pada gel pemisah yang memiliki
protein akan saling beragregasi dan akhirnya pori yang lebih rapat, kumpulan protein yang
mengendap. terselubungi SDS akan terpisah akibat adanya
efek saringan pada gel pemisah (resolving gel)
Gel poliakrilamid (PAG) memiliki sifat yang terletak pada bagian bawah gel
khusus yang menjadikannya medium yang pengumpul. Untuk pewarnaan, hasil SDS-
baik untuk pemisahan protein. Gel ini PAGE dilakukan dengan pewarnaan perak
merupakan gel sintetik yang termostabil, kuat, nitrat (silver staining). Pewarnaan silver ini
dan dapat dengan mudah diatur ukuran lebih sensitive dibandingkan dengan
porinya berdasarkan konsentrasi pewarnaan dengan Coomassie Brilliant Blue
poliakrilamidnya (%T). Material gel ini tahan (50 kali lebih kuat daripada CBB).
dalam gradient bertegangan tinggi dan dapat
diwarnai dengan beberapa pewarnaan. Ketika campuran protein dan SDS
Metode SDS PAGE yang digunakan dalam dipanaskan pada 100oC, deterjen SDS akan
percobaan ini adalah metode discontinuity membungkus kerangka polipeptida. SDS
electrophoresis. Metode elektroforesis berikatan dengan polipeptida dalam rasio
diskontinyu yang umum digunakan adalah massa yang konstan yaitu 1,4 g/g polipeptida.
metode yang dikembangkan oleh Laemmli Dalam proses ini muatan intrinsic polipeptida
(1970). Metode ini terbukti dapat secara akan tertutupi oleh muatan negative dari SDS.
signifikan meningkatkan ketajaman pita hasil Sehingga setelah perlakuan ini struktur
elektroforesis. Dalam teknik ini digunakan dua polipeptida menjadi seperti batang yang
lapis gel yaitu gel pengumpul (stacking gel) memiliki densitas muatan yang seragam
dan gel pemisah (resolving gel). (muatan negative yang sama per satuan
82 Edumedia: Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2017, hlm . 78 - 84

panjang). Akibatnya protein akan nemiliki rasio saling berpasangan pada ujung non reaktifnya.
massa dan muatan yang sama sehingga Merkaptoetanol berfungsi mereduksi jembatan
protein-protein dengan berat molekul yang disulfide pada struktur tersier protein dan
sama/mirip dapat bermigrasi dengan memecahkan struktur sub unit oligomer pada
kecepatan yang relative sama. Mobilitas struktur kuarterner protein (enzim).
protein ini adalah fungsi linear terhadap
logaritma berat molekulnya. Zimogram

Beberapa pereaksi yang digunakan Prinsip zimogram pada dasarnya mirip


dalam SDS PAGE memiliki fungsi yang dengan SDS-PAGE, namun tujuan utama dari
penting. Amonium Persulfat (APS) dan zimografi adalah untuk mendeteksi enzim
Tetrametiletilendiamin (TEMED) berfungsi spesifik pada pita protein yang dipisahkan
sebagai inisiator polimerisasi gel polikarilamid. melalui elektroforesis. Deteksi enzim spesifik
Bisakrilamid merupakan agen crosslinking pada pita elektroforesis dimungkinkan karena
yang paling umum digunakan bagi gel dalam elektroforesis zimogram, substrat
poliakrilamid. Secara kimiawi senyawa ini diikutsertakan sehingga akan terpolimerisasi
tersusun dari dua molekul akrilamid yang dalam gel poliakrilamid.

Gambar 3 Pewarnaan kongo red pada zimogram

Hasil zimogram pada gambar 4, zona pada zimogram menunjukkan bahwa pita
bening lebih nyata teramati pada hasil protein yang membentuk zona tersebut
zimogram EEK dari isolate I. Pada isolate II memiliki aktivitas enzim xilanase yang dapat
terdapat pula zona bening pada zimogram menghidrolisis substrat xilan pada gel menjadi
namun tidak terlalu jelas. Adanya zona bening gula sederhana yaitu xilosa.

I II
Gambar 4 Zimogram EEK Xilanase dari isolate I dan II
Nazarudin, Aktivitas dan SDS-PAGE Xilanase 83

Pewarnaan yang digunakan dalam kuarterner enzim tidak diikutsertakan, sebab


percobaan zimogram ini adalah pewarnaan zimogram bertujuan untuk melihat aktivitas
dengan zat warna merah Kongo (Congo red). enzimatik dari pita hasil elektroforesis.
Pewarna merah kongo merupakan sejenis Demikian pula perlakuan pemanasan tidak
pewarna amiloid yang akan memberi warna berikan, karena dapat mendenaturasi protein
merah jika berikatan dengan polisakarida. Gel yang ingin dilihat aktivitas enzimatiknya.
terwarnai dengan warna merah karena gel
mengandung substrat xilan yang merupakan KESIMPULAN
sejenis polisakarida. Ketika ada pita protein
Enzim xilanase ekstrak kasar hasil
(enzim) hasil elektroforesis yang memiliki
presipitasi aseton dari isolate aktinomiset II
aktivitas hidrolisis terhadap xilan, maka
memiliki 3 pita SDS-PAGE masing-masing
polisakarida xilan akan terdegradasi menjadi
monomer-monomer xilosa. Xilosa merupakan dengan ukuran 17,89 kDa, 13,85 kDa dan 9,68
gula sederhana (bukan polisakarida) yang kDa. Enzim xilanase ekstrak kasar hasil
tidak berikatan dengan zat warna merah presipitasi aseton dari isolate aktinomiset I
Kongo, sehingga terbentuknya xilosa di sekitar menunjukkan 1 pita SDS-PAGE dengan
pita protein membuat daerah tersebut ukuran 9,2 kDa. Analisis zimogram
berwarna bening. menunjukkan bahwa pita elektroforesis pada
Pada zimogram, merkaptoetanol yang gel memiliki aktivitas xilanase yang ditandai
dapat mendenaturasi struktur tersier dan dengan terbentuknya zona bening.

DAFTAR PUSTAKA
soybean meal diets on laying hen
Dennison C. 2002. A Guide to Protein performance. Poult. Sci., Dec 1999;
Isolation. Kluwer Academic 78: 1737 - 1741.
Publishers. New York.
Kanti A. 2005. Actinomycetes Selulolitik dari
Duffaud GD, McCutchen CM, Leduc P, Tanah Hutan Taman Nasional Bukit
Parker KN, Kelly RM. 1997. Duabelas, Jambi. Biodiversitas Vol. 6.
Purification and Characterization of No. 2, Hal. 85-89.
Extremely Thermostable β-
Mannanase, β-mannosidase, and α - Meryandini A. Widhyastuti N. Lestari Y. 2008.
Galactosidase from the Pemurnian dan Karakterisasi Xilanase
Hyperthermophilic Eubacterium Streptomyces sp. SKK1-8. Makara,
Thermotoga neapolitana 5068. Applied Sains, Volume 12, NO. 2 : 55-60
And Environmental Microbiology. Vol.
63, No. 1. Hal. 169-177. Miller GL, 1959. Use of Dinitrosalisylic Acid
Reagent for Determination of
Dworkin M, Falkow S, Rosenberg E, Reducing Sugar. Analytical Chemistry
Schleifer KH, Stackebrandt E. Editor. Vol. 31 No. 3, Hal. 426-428.
2001. The Prokaryotes: A Handbook
on the Biology Bacteria Volume II. Moreira LRS, Filho EXF. 2008. An Overview
Springer-Verlag. Newyork of Mannan Structure and Mannan-
Degrading Enzyme Systems. Mini
Jackson ME, Fodge DW, Hsiao HY. 1999. Review Appl Microbiol Biotechnol. Vol
Effects of beta-mannanase in corn- 79 Hal: 165-178.
84 Edumedia: Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2017, hlm . 78 - 84

Richana N, Irawadi TT, Nur A, Syamsu K. Wu G, Bryant MM, Voitle RA, Roland Sr DA.
2008. Isolasi Identifikasi Bakteri 2005. Effects of beta-mannanase in
Penghasil Xilanase serta corn-soy diets on commercial
Karakterisasi Enzimnya. Jurnal leghorns in second-cycle hens
Agrobiogen Vol 2 No. 1. Hal: 24-34. Poult. Sci., Jun 2005; 84: 894 - 897.

Walker JM. Editor. 2002. The Protein


Protocols Handbook. Edisi Ke-2.
Humana Press Inc. New Jersey

Anda mungkin juga menyukai