Anda di halaman 1dari 23

Pemeriksaan kimiawi urin

Klinik sms 3
Pemeriksaan Protein
1. Pemeriksaan Asam sulfosalicylat
- tidak bersifat spesifik
- sangat peka adanya protein
- penilaian kwantitatif
- yang diuji adalah derajat kekeruhan
sebelum dilakukan pemanasan.
2.Pemeriksan asam asetat
 Pemberian as.acetat untuk mencapai titik iso
elektrik protein .
 Pemanasan terjadi denaturasi dan terjadilah

presipitasi
 Cukup peka
 Satu tabung lebih baik dari 2 tabung.
 Konsentrasi as acetat antara 3-6 %
 PH 4.5
Pemeriksaan Bence Jones
 Protein patologis
 Mempunyai Sifat larut pada suhu didih.
 Terlihat kira kira 60*C
 Pemeriksaan carik celup tidak bisa

mendeteksi adanya protein B.Jones


 50% terdapat pada penderita Multiple

Meiloma.
Pemeriksaan kwantitatif protein
 Sampel urin 12 jam atau 24 jam.
 Tes Esbach
 Hasil tingginya presipitat dibaca dan

menunjukkan banyaknya gram protein


perliter urin.
 Test ini sudah tidak digunakan karena tidak

teliti dan lama


 Sekarang menggunakan asam trichloroasetat

dengan spektrofotometer.
Pemeriksaan glukosa urin
 Adanya gula akibat filtrat glomerulus
mengandung glukosa melebihi nilai ambang
ginjal.
 Merupakan pemeriksaan penyaring.
 Test reduksi dengan garam cupri banyak

dilakukan.
 Lebih spesifik dengan enzim glukosa oxidase
Test benedict
 Merupakan test reduksi urin
 Hasil pemeriksaan semikuantitatif
 Tidak selalu berarti glukosa
 Jika ingin mengetahui hasil tersebut glukosa

atau bukan maka dilakukan test


Fenilhidrazine
Test Fehling
 Prinsip : glukosa dalam urin dengan
pemanasan akan mereduksi CUSO4 menjadi
CuO yang berwarna merah bata
 Bahan : urin sewaktu , urin puasa, urine 2 jam

PP
 Alat : tabung alkali, gelas ukur, api spiritus
 Reagen : fehling A ( CuSo4 3,5%)

fehling B ( kalium Natrium Nitrat


dalam KOH 0>1 normal)
Penetapan Glukosa Kuantitatif
 Test benedict kuantitatif
 Mengandung rhodanida
 Terbentuk warna putih dari presipital

cuprorhodanida
 Tiap 5 ml dari reagent ini direduksi oleh 0,01

g gluksa.
 Sebaiknya reagens kuantitatif Benedict diuji

dengan larutan standard glukosa .


Pemeriksaan benda Keton
 Benda keton dalam urin adalah Aceton, asam
aceto acetat dan beta hidroxibutirat.
 Benda keton mudah menguap
 Urin yang diperiksa harus segar.
 Test untuk benda keton :

- Rothera
- Gerhard
Test Rothera
 Prinsip :
reaksi antara nitroprussida dan asam aceto
acetat / aceton akan menghasilkan zat
berwarna Ungu
 Reagen :

natrium nitroprussida 5 g
amonium sulfat 200 g
 Hasil : + terbentuk cincin ungu kemerahan

pada perbatasan kedua lapisan


Test Gerhard
 Prinsip :
reaksi asam aceto-acetat dan ferrichlorida
menyebabkan warna merah coklat
 Tidak sepeka test Rothera
 Aceton dan betahidroxibutirat tidak bereaksi

dengan test ini


 Test gerhard + selalu harus diikuti test

Rothera +
 Hasil test + / -
Pemeriksaan Bilirubin
 Patologis bila bilirubin urin +
 Jika urin dibiarkan sebagian kecil bilirubin

akan berubah jadi biliverdin karena oksidasi


dan diperpercepat oleh sinar matahari.
Macam 2 test bilirubin urin
1. Percobaan busa
2. Percobaan Harrison
3. Modifikasi percobaan
Harison dengan potongan
kertas saring.
Percobaan Busa
 Hasilnya + bila busa urin menjadi kuning
 Sebagai test kualitatif
 Sebaiknya dilakukan test lanjutan
 Positif palsu pada :

- konsentrasi urobilin yang tinggi


- obat2an acrivlavin dan piridium
Percobaan Harison
 Bilirubin yang ada dalam urin dipekatkan
diatas kertas saring dengan jalan
mengendapkan fosfat2 yang ada di dalam
urin memakai bariumchlorida dan bilirubin
melekat pada presipitat itu.
 Bilirubin teroksidasi menjadi biliverdin yang

hijau dengan reagens Fouchet: asam


trichloracetat 25 g; aqua dest 100ml ; buatlah
larutan kemudian tambahlah larutan
Ferrichlorida 10% 10ml.
Modifikasi percobaan Harrison
dengan potongan kertas saring
 Kertas saring tebal yang direndam beberapa
lama di dlam larutan jenuh bariumchlorida.
 Warna hijau positif adanya bilirubin
 Bilirubin glukuronida adalah semacam zat

yang tidak tahan sinar matahari dan zat itu


pecah oleh proses oxidasi dan hidrolisis.
lanjutan
 Simpanlah sampel urin pada tempat yang
tidak kena sinar matahari
 Pemeriksaan sebaiknya jangan ditunda.
 Positif adanya warna hijau .
 Intensitas warna dapat diduga konsentrasi

bilirubin
 Hasil konsentrasi rendah : +
 Hasil konsentrasi tinggi : ++
Pemeriksaan Urobilinogen
 Test wallace & Diamanod.
 Urin mengandung urobilinogen bereaksi

dengan reagens Ehrlich menjadi warna


merah.
 Reagent disimpan dalam botol warna coklat.
 Urobilinogen teroksidasi oleh hawa udara dan

bila terkena sinar matahari menjadi urobilin


yang tidak bereaksi dengan reagens Ehrlich.
lanjutan
 Sampel urin segar dan urin yang diawetkan
dengan natriumkarbonat .
 Urin sewaktu sebaiknya urin sore hari karena

ekskresi urobilinogen setinggi tingginya pada


sore hari.
 Adanya bilirubin mengganggu percobaan ini

karena akan membentuk zat hijau, dapat


dihilangkan dengan mengocok urin dengan
calciumhidroxida padat kemudian
menyaringnya. Fitrat dipakai untuk pemeriksaan
urobilinogen.
Pemeriksaan Urobilin
 Cara Sehlesinger.
 Timbul urobilin akibat oksidasi urobilinogen.
 Zat pengganggu : bilirubin

riboflavin
vit B complec
 Bukan merupakan test semikuantitatif.
 Urin normal hasilnya +
 Bila hasil - / ++ artinya urin tidak normal.
Tes urobilin
 Tes Naumann
 Tes ini + menunjukan adanya fluoresensi
 Yang mempengaruhi :

riboflavin , fluoresensi, eosin dan


erythrocin
Terima kasih
Sekian

Anda mungkin juga menyukai