Anda di halaman 1dari 53

PEMERIKSAAN

TROMBOSIT DAN LED

BY

HJ. NURUL QOMARIYAH,S.PD.,M.PD


ALHAMDULILLAAH
trombosit
PENDAHULUAN
 Trombosit adalah fragmen atau kepingan-
kepingan tidak berinti dari sitoplasma
megakariosit yang berukuran 1-4 mikron dan
beredar dalam sirkulasi darah selama 10 hari.
 Gambaran mikroskopik dengan pewarnaan
Wright – Giemsa, trombosit tampak sebagai sel
kecil, tak berinti, bulat dengan sitoplasma
berwarna biru-keabu-abuan pucat yang berisi
granula merah-ungu yang tersebar merata.
Lanjutan ... PENDAHULUAN

 Trombosit berasal dari fragmentasi sitoplasma


megakariosit, suatu sel muda yang besar dalam
sumsum tulang.
 Megakariosit matang ditandai proses replikasi
endomiotik inti dan makin besarnya volume plasma,
sehingga pada akhirnya sitoplasma menjadi granular
dan terjadi pelepasan trombosit.
 Setiap megakariosit mampu menghasilkan 3000 -
4000 trombosit, waktu dari diferensiasi sel asal
(stem cell) sampai dihasilkan trombosit memerlukan
waktu sekitar 10 hari.
 Umur trombosit pada darah perifer 7-10 hari.
 Trombosit adalah sel darah tak berinti, berbentuk
cakram dengan diameter 1 - 4 mikrometer dan
volume 7 – 8 fl.
LANJUTAN ...

 Trombosit dapat dibagi dalam 3 daerah


(zona), zona daerah tepi berperan sebagai
adhesi dan agregasi, zona “sol gel”
menunjang struktur dan mekanisme
interaksi trombosit, zona organel berperan
dalam pengeluaran isi trombosit.
 Fungsi utama trombosit adalah
pembentukan sumbatan mekanis sebagai
respon hemostatik normal terhadap luka
vaskuler, melalui reaksi adhesi, pelepasan,
agregasi dan fusi serta aktivitas
prokoagulannya.
LANJUTAN ...
 Nilai normal trombosit bervariasi
sesuai metode yang dipakai.
 Jumlah trombosit normal menurut
Deacie adalah 150 – 400 x 109 / L.
 Bila dipakai metode Rees Ecker nilai
normal trombosit 140 – 340 x 109/ L,
 Coulter Counter harga normal 150 –
350 x 109/L
Lanjutan ...

 Orang-orang dengan kelainan trombosit, baik


kualitatif maupun kuantitatif, sering mengalami
perdarahan-perdarahan kecil di kulit dan
permukaan mukosa yang disebut ptechiae, dan
tidak dapat mengehentikan perdarahan akibat
luka yang disengaja maupun yang tidak
disengaja.
 Agar dapat berfungsi dengan baik, trombosit
harus memadai dalam kuantitas (jumlah) dan
kualitasnya.
 Pembentukan sumbat hemostatik akan
berlangsung dengan normal jika jumlah
trombosit memadai dan kemampuan trombosit
untuk beradhesi dan beragregasi juga bagus.
Lanjutan ...
 Beberapa uji laboratorium yang
digunakan untuk menilai kualitas
trombosit adalah agregasi trombosit,
retensi trombosit, retraksi bekuan,
dan antibody anti trombosit.
 Sedangkan uji laboratorium untuk
menilai kuantitas trombosit adalah
masa perdarahan (bleeding time) dan
hitung trombosit
Lanjutan ...

 Jumlah trombosit normal adalah 150.000 –


450.000 per mmk darah.
 Dikatakan trombositopenia ringan apabila
jumlah trombosit antara 100.000 – 150.000
per mmk darah.
 Apabila jumlah trombosit kurang dari
60.000 per mmk darah maka akan
cenderung terjadi perdarahan.
 Jika jumlah trombosit di atas 40.000 per
mmk darah biasanya tidak terjadi
perdarahan spontan, tetapi dapat terjadi
perdarahan setelah trauma.
Lanjutan ...

 Jika terjadi perdarahan spontan


kemungkinan fungsi trombosit terganggu
atau ada gangguan pembekuan darah. Bila
jumlah trombosit kurang dari 40.000 per
mmk darah, biasanya terjadi perdarahan
spontan dan bila jumlahnya kurang dari
10.000 per mmk darah perdarahan akan
lebih berat.
 Dari segi klinik, penurunan jumlah trombosit
lebih memerlukan perhatian daripada
kenaikannya (trombositosis) karena adanya
resiko perdarahan
Lanjutan ...

 Metode untuk menghitung trombombosit


telah banyak dibuat dan jumlahnya jelas
tergantung dari kenyataan bahwa sukar
untuk menghitung sel-sel trombosit yang
merupakan partikel kecil, mudah aglutinasi
dan mudah pecah. Sukar membedakan
trombosit dengan kotoran.
 Hitung trombosit dapat dilakukan secara
langsung dan tidak langsung.
Lanjutan ...

 Metode secara langsung dengan


menggunakan kamar hitung yaitu dengan
mikroskop fase kontras dan mikroskop
cahaya (Rees-Ecker) maupun secara
otomatis.
 Metode yang dianjurkan adalah
penghitungan dengan mikroskop fase
kontras dan otomatis.
 Metode otomatis akhir-akhir ini banyak
dilakukan karena bisa mengurangi
subyektifitas pemeriksaan dan penampilan
diagnostik alat ini cukup baik.
Lanjutan ...

 Hitung trombosit secara tidak langsung yaitu


dengan menghitung jumlah trombosit pada
sediaan apus darah yang telah diwarnai.
 Cara ini cukup sederhana, mudah dikerjakan,
murah dan praktis. Keunggulan cara ini adalah
dalam mengungkapkan ukuran dan morfologi
trombosit, tetapi kekurangannya adalah bahwa
perlekatan ke kaca obyek atau distribusi yang
tidak merata di dalam apusan dapat
menyebabkan perbedaan yang mencolok dalam
perhitungan konsentrasi trombosit.
Lanjutan ...

 Sebagai petunjuk praktis adalah bahwa hitung


trombosit adekuat apabila apusan mengandung
satu trombosit per duapuluh eritrosit, atau dua
sampai tiga trombosit per lapang pandang besar
(minyak imersi).
 Pemeriksaan apusan harus selalu dilakukan
apabila hitung trombosit rendah karena
penggumpalan trombosit dapat menyebabkan
hitung trombosit rendah palsu.
Lanjutan ...

 Bahan pemeriksaan yang dianjurkan untuk


pemeriksaan hitung trombosit adalah darah
EDTA.
 Antikoagulan ini mencegah pembekuan
darah dengan cara mengikat kalsium dan
juga dapat menghambat agregasi trombosit.
Metode langsung (Rees Ecker)
 Hitung trombosit secara langsung
menggunakan kamar hitung yaitu dengan
mikroskop cahaya. Pada hitung trombosit
cara Rees-Ecker, darah diencerkan ke
dalam larutan yang mengandung Brilliant
Cresyl Blue sehingga trombosit tercat biru
muda.
 Sel trombosit dihitung dengan menggunakan
kamar hitung standar dan mikroskop.
Lanjutan ... Metode langsung (Rees Ecker)

 Secara mikroskopik trombosit tampak


refraktil dan mengkilat berwarna biru
muda/lila lebih kecil dari eritrosit serta
berbentuk bulat, lonjong atau koma
tersebar atau bergerombol.
 Cara ini memiliki kesalahan sebesar 16-25%,
penyebabnya karena faktor teknik
pengambilan sampel yang menyebabkan
trombosit bergerombol sehingga sulit
dihitung, pengenceran tidak akurat dan
penyebaran trombosit yang tidak merata.
Metode fase-kontras
 Pada hitung trombosit metode fase kontras, darah
diencerkan ke dalam larutan ammonium oksalat 1%
sehingga semua eritrosit dihemolisis.
 Sel trombosit dihitung dengan menggunakan kamar hitung
standar dan mikroskop fase kontras.
 Sel-sel lekosit dan trombosit tampak bersinar dengan
latar belakang gelap.
 Trombosit tampat bulat atau bulat telur dan berwarna
biru muda/lila terang.
 Bila fokus dinaik-turunkan tampak perubahan yang
bagus/kontras, mudah dibedakan dengan kotoran karena
sifat refraktilnya.
 Kesalahan dengan metode ini sebesar 8 – 10%.
Lanjutan ...
 Metode fase kontras adalah pengitungan
secara manual yang paling baik.
 Penyebab kesalahan yang utama pada cara
ini, selain faktor teknis atau pengenceran
yang tidak akurat, adalah pencampuran yang
belum merata dan adanya perlekatan
trombosit atau agregasi.
Modifikasi metode fase-
kontras dengan plasma darah
 Metodenya sama seperti fase-kontras
tetapi sebagai pengganti pengenceran
dipakai plasma.
 Darah dibiarkan pada suhu kamar sampai
tampak beberapa mm plasma.
 Selanjutnya plasma diencerkan dengan
larutan pengencer dan dihitung trombosit
dengan kamar hitung seperti pada metode
fase-kontras.
Metode tidak langsung
 Cara ini menggunakan sediaan apus darah yang
diwarnai dengan pewarna Wright, Giemsa atau May
Grunwald.
 Sel trombosit dihitung pada bagian sediaan dimana
eritrosit tersebar secara merata dan tidak saling
tumpang tindih.

 Metode hitung trombosit tak langsung adalah


metode Fonio yaitu jumlah trombosit dibandingkan
dengan jumlah eritrosit, sedangkan jumlah
eritrosit itulah yang sebenarnya dihitung.
 Cara ini sekarang tidak digunakan lagi karena tidak
praktis, dimana selain menghitung jumlah
trombosit, juga harus dilakukan hitung eritrosit.
Lanjutan ...
 Penghitungan trombosit secara tidak langsung
yang menggunakan sediaan apus dilakukan dalam
10 lpmi x 2000 atau 20 lpmi x 1000 memiliki
sensitifitas dan spesifisitas yang baik untuk
populasi trombosit normal dan tinggi
(trombositosis).
 Korelasinya dengan metode otomatis dan bilik
hitung cukup erat.
 Sedangkan untuk populasi trombosit rendah
(trombositopenia) di bawah 100.000 per mmk,
penghitungan trombosit dianjurkan dalam 10
lpmi x 2000 karena memiliki sensitifitas dan
spesifisitas yang baik.
 Korelasi dengan metode lain cukup erat.
Hitung Trombosit Otomatis
 Penghitung sel otomatis mampu mengukur secara
langsung hitung trombosit selain hitung lekosit dan
hitung eritrosit.
 Sebagian besar alat menghitung trombosit dan eritrosit
bersama-sama, namun keduanya dibedakan berdasarkan
ukuran.
 Partikel yang lebih kecil dihitung sebagai trombosit dan
partikel yang lebih besar dihitung sebagai eritrosit.
 Penghitungan dapat dilakukan terhadap lebih banyak
trombosit.
 Teknik ini dapat mengalami kesalahan apabila jumlah
lekosit lebih dari 100.000/mmk, apabila terjadi
fragmentasi eritrosit yang berat, apabila cairan
pengencer berisi partikel-partikel eksogen, apabila
sampel sudah terlalu lama didiamkan sewaktu
pemrosesan atau apabila trombosit saling melekat.
Masalah Klinis
 PENURUNAN JUMLAH :
ITP, myeloma multiple, kanker (tulang, saluran
gastrointestinal, otak), leukemia (limfositik,
mielositik, monositik), anemia aplastik, penyakit
hati (sirosis, hepatitis aktif kronis), SLE, DIC,
eklampsia, penyakit ginjal, demam rematik akut.
Pengaruh obat : antibiotik (kloromisetin,
streptomisin), sulfonamide, aspirin (salisilat),
quinidin, quinine, asetazolamid (Diamox),
amidopirin, diuretik tiazid, meprobamat (Equanil),
fenilbutazon (Butazolidin), tolbutamid (Orinase),
injeksi vaksin, agen kemoterapeutik.
Masalah Klinis
 PENINGKATAN JUMLAH :
Polisitemia vera, trauma (fraktur,
pembedahan), paskasplenektomi,
karsinoma metastatic, embolisme
pulmonary, dataran tinggi, tuberculosis,
retikulositosis, latihan fisik
berat. Pengaruh obat : epinefrin
(adrenalin)
Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :
 Kemoterapi dan sinar X dapat menurunkan hitung
trombosit,

 Pengaruh obat (lihat pengaruh obat),

 Penggunaan darah kapiler menyebabkan hitung


trombosit cenderung lebih rendah,

 Pengambilan sampel darah yang lamban menyebabkan


trombosit saling melekat (agregasi) sehingga
jumlahnya menurun palsu,

 Tidak segera mencampur darah dengan antikoagulan


atau pencampuran yang kurang adekuat juga dapat
menyebabkan agregasi trombosit, bahkan dapat
terjadi bekuan,
LANJUTAN ...
 Perbandingan volume darah dengan antikoagulan
tidak sesuai dapat menyebabkan kesalahan pada
hasil :
 Jika volume terlalu sedikit (= EDTA terlalu
berlebihan), sel-sel eritrosit mengalami krenasi,
sedangkan trombosit membesar dan mengalami
disintegrasi.
 Jika volume terlalu banyak (=EDTA terlalu sedikit)
dapat menyebabkan terbentuknya jendalan yang
berakibat menurunnya jumlah trombosit.

 Penundaan
pemeriksaan lebih dari 1 jam
menyebabkan perubahan jumlah trombosit
PEMERIKSAAN LED

BY
HJ NURUL QOMARIYAH,S.PD.,M.PD
PENDAHULUAN
 Laju Endap Darah (LED) atau dalam bahasa inggrisnya
Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR) merupakan salah satu
pemeriksaan rutin untuk darah.
 Proses pemeriksaan sedimentasi (pengendapan) darah ini diukur
dengan memasukkan darah kita ke dalam tabung khusus selama
satu jam.
 Makin banyak sel darah merah yang mengendap maka makin tinggi
Laju Endap Darah (LED)-nya. Tinggi ringannya nilai pada Laju
Endap Darah (LED) memang sangat dipengaruhi oleh keadaan
tubuh kita, terutama saat terjadi radang. Namun ternyata orang
yang anemia, dalam kehamilan dan para lansiapun memiliki nilai
Laju Endap Darah (LED) yang tinggi. Jadi orang normal pun bisa
memiliki Laju Endap Darah (LED) tinggi, dan sebaliknya bila Laju
Endap Darah (LED) normalpun belum tentu tidak ada masalah.
Jadi pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) masih termasuk
pemeriksaan penunjang, yang mendukung pemeriksaan fisik dan
anamnesis dari sang dokter.
Tahap LED Berlangsung
a. Fase pengendapan lambat I
 Beberapa menit setelah percobaan dimulai, sel
darah merah dalam keadaan melayang, sulit
mengendap ( 1-30/menit )
b. Fase pengendapan cepat
 Terjadi setelah darah saling berikatan
membentuk rauleaux permukaan relatife kecil ,
masa menjadi lebih berat ( 30-60 menit )
c. Fase pengendapan lambat II
 Terjadi setelah sel darah mengendap,
menampak di dasar tabung ( 60-120 menit )
Standar Laju Endap Darah
 Proses pengendapan darah terjadi dalam 3
tahap yaitu tahap pembentukan rouleaux – sel
darah merah berkumpul membentuk kolom,
tahap pengendapan dan tahap pemadatan.
 Di laboratorium cara untuk memeriksa Laju
Endap Darah (LED) yang sering dipakai adalah
cara Wintrobe dan cara Westergren.
 Cara Wintrobe nilai rujukan untuk wanita 0-20
mm/jam dan untuk pria 0-10 mm/jam,
 Cara Westergren nilai rujukan untuk wanita 0-
15 mm/jam dan untuk pria 0-10 mm/jam.
Faktor yang Mempengaruhi LED
a. Faktor eritrosit
1) Jumlah eritrosit untuk darah yang kurang dari normal
2) Ukuran eritrosit yang lebih besar dari normal dan
eritrosit yang mudah beraglutinasi akan menyebabkan laju
endap darah cepat.
b. Faktor Plasma
LED mencerminkan protein plasma yang akan meningkat
ketika seseorang mengalami infeksi akut atau kronis
c. Faktor Teknik
Tabung tidak boleh miring, apabila terjadi kemiringan akan
terjadi kesalahan 30% dan tidak boleh banyak getaran
d. Faktor suhu
Suhu terbaik adalah 200°C
e. Faktor fiskositas
Variasi Laju Endap Darah
Pada orang yang lebih tua nilai Laju Endap Darah
juga lebih tinggi. Dewasa (Metode Westergren):

 Pria < 50 tahun = kurang dari 15 mm/jam


 Pria > 50 tahun = kurang dari 20 mm/jam
 Wanita < 50 tahun = kurang dari 20 mm/jam
 Wanita > 50 tahun = kurang dari 30 mm/jam
 Anak-anak (Metode Westergren):
• Baru lahir = 0 – 2 mm/jam
• Baru lahir sampai masa puber = 3 – 13 mm/jam
LANJUTAN ...
 Laju Endap Darah (LED) adalah kecepatan
mengendapnya sel darah merah pada tabung
khusus pemeriksaan dengan satuan mm/jam
(baca: milimeter per jam).
 Pada pemeriksaan LED akan didapatkan hasil
LED tinggi, normal, atau rendah. Laju endap
darah tinggi berarti kecepatan mengendapnya
sel darah merah berlangsung lebih cepat
dibanding normal.
LANJUTAN ...

 Sel-sel darah merah dalam tubuh terdistribusi


secara merata di seluruh plasma darah karena
darah terus mengalir.
 Akan tetapi jika darah diambil dan ditempatkan
dalam tabung khusus yang sebelumnya diberi
zat antikoagulan (anti pembekuan darah), maka
sel-sel darah merah akan mengendap dibagian
bawah tabung karena pengaruh gravitasi.
 Pemeriksaan Laju endap darah ( LED )
berfungsi untuk mengukur kecepatan
pengendapan darah merah di dalam plasma
selama satu jam ( mm/jam ).
LANJUTAN ...
 Kecepatan pengendapan sel darah merah
ini dipengaruhi oleh kondisi tubuh,
misalnya ketika tubuh mengalami
peradangan, maka tubuh akan
menghasilkan zat-zat kimia yang salah
satu pengaruhnya adalah membuat darah
cepat mengendap. Tapi bukan berarti
darah kental.
LANJUTAN ...
 Pemeriksaan LED akan membantu dokter
menentukan apakah pasien mengalami peradangan
atau inflamasi, jika iya maka umumnya akan
ditandai dengan laju endap darah (LED) tinggi.
 Dokter akan melihat hasil pemeriksaan
LED bersama dengan informasi atau hasil tes lain
untuk membantu mencari tahu diagnosis.
 Jadi pemeriksaan ini hanya menunjukkan
kemungkinan adanya peradangan, namun tidak
bisa menunjukkan penyebab peradangan tersebut
yang merupakan diagnosis suatu penyakit.
LANJUTAN ...
 Dalam keadaan normal nilai LED jarang melebihi 10 mm
per jam.
 LED ditentukan dengan mengukur tinggi cairan plasma
yang kelihatan jernih berada di atas sel darah merah
yang mengendap pada akhir 1 jam ( 60 menit ).
 Nilai LED meningkat pada keadaan seperti kehamilan
(35 mm/jam ), menstruasi, TBC paru-paru (65 mm/jam)
dan pada keadaan infeksi terutama yang disertai
dengan kerusakan jaringan.
 Metode yang dianjurkan oleh ICSH ( International
Comunitet for Standardization in Hematology ) adalah
cara westergren
Hasil Laju Endap Darah/LED/ ESR yang
tinggi juga dapat terjadi karena :

 Anemia
 Kanker seperti lymphoma atau multiple
myeloma
 Kehamilan
 Penyakit Thyroid
 Diabetes
 Penyakit jantung
Cara Kerja:
 (Darah vena + 1 bagian natrium sitrat 3,2 % .
Homogenisasi sampel sebelum diperiksa.
 Sampel darah yang telah diencerkan tersebut
kemudian dimasukkan ke dalam tabung
Westergreen sampai tanda/skala 0.
 Tabung diletakkan pada rak dengan posisi tegak
lurus, jauhkan dari getaran maupun sinar
matahari langsung.
 Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm
penurunan eritrosit.
 Nilai Rujukan Metode Westergreen :
 Pria : 0 - 15 mm/jam Wanita : 0 - 20 mm/jam
Ada dua cara pemeriksaan
Laju Endap Darah :

1. Cara Westergreen
 Alat :
 Tabung Westergreen dengan kalibrasi 0 –
200 dan rak westergreen
Prosedur :
 Ambil darah sebanyak 1,6 ml dari vena
penderita
 Campurkan dengan anti koagulan Natrium
sitrat 3,8 % dengan perbandingan 4 : 1, lalu
kocok supaya tercampur.
 ·Isap darah tadi kedalam tabung
westergreen sampai garis 0
 Kemudian letakkan tabung tadi pada rak
westergreen dengan posisi tegak lurus
 Catat waktu mulai didiamkan dan periksa
tingginya plasma dan buffy coat sesudah
satu jam pertama dan ke dua.
Nilai normal
 Pria < 50 tahun = kurang dari 15 mm/jam
 Pria > 50 tahun = kurang dari 20 mm/jam
 Wanita < 50 tahun = kurang dari 20 mm/jam
 Wanita > 50 tahun = kurang dari 30 mm/jam
Perhatian:
 Sebenarnya ada cara yang lebih cepat untuk
melekukan pemeriksaan ini, sehingga tidak
membutuhkan waktu berjam – jam, cukup dengan
10 menit sudah dapat diselesaikan, yaitu dengan
cara mengganti posisi tabung westergreen tadi,
dari yang awalnya tegak lurus di ganti dengan
posisi miring ( ±45 drajat ).
 Untuk pembacaannya yaitu dari 7 menit sebagai
pembacaan yang pertama dan 3 menit selanjutnya
sebagai pembacaan yang kedua.
 Cara ini lebih praktis dan lebih cepat.
Cara Wintrobe
 Alat:
 Tabung Wintrobe dan pipet pasteur
Prosedur :
1. Isap darah dari vena kubiti penderita dengan
spuit dan campur dengan anti koagulan
Natrium sitrat 3,8 % dengan perbandngan 4 : 1
dalam suatu tabung
2. kemudian kocok supaya tercampur rata.
3. Dengan pipet pasteur masukkan darah yang telah
dicampur anti koagulan tadi ke dalam tabung
Wintrobe sampai tanda garis 0
4. Letakkan tabung tegak lurus, catat waktu mulai
didiamkan dan periksa sesudah satu jam
pertama dan jam kedua.

 Bacalah tingginya lapisan plasma dengan milimeter.


Nilai normal :
 laki – laki < 10 mm/jam
 Wanita < 20 mm/jam

Kesalahan pemeriksaan laju endap darah :


 LED dapat lebih rendah pada gelembung
udara, bekuan darah.
 LED dapat meningkat pada tabung miring,
alat yang dipakai, panas dan lisis.
Kapan Dokter Menganjurkan
Pemeriksaan LED?
 Dokter akan memesan pemerikaan laju endap
darah ketika ia ingin memastikan adanya
peradangan dalam tubuh pasien yang dicurigai
sebelumnya.
 Contoh-contoh penyakit peradangan yang
memerlukan pemeriksaan ini antara
lain penyakit autoimun, kanker, dan infeksi yang
umumnya ditandai dengan gejala demam, lemah,
dan nyeri nyeri pada tubuh.
Lanjutan ... Kapan Dokter Menganjurkan Pemeriksaan LED?

 Pemeriksaan LED dapat memantau kondisi inflamasi,


seperti rheumatoid arthritis atau lupus eritematosus
sistemik serta memantau terapi atau pengobatan
yang telah dilakukan sebelumnya, misalnya pada tahap
awal penyakit laju endap darah tinggi, setelah
dilakukan perawatan beberapa hari pemeriksaan LED
dilakukan ulang dan hasilnya LED turun mendekati
normal, maka kesimpulannya telah terjadi perbaikan
dan keberhasilan terapi.
 Namun pemeriksaan ini jarang dilakukan secara
tersendiri, dokter akan menganjurkan
pemeriksaan lain untuk menentukan penyebab
penyakit yang pasien alami, seperti hitung darah
lengkap, pemeriksaan kimia darah, dan lain sebagainya
sesuai indikasi atau kecurigaan dokter terhadap
penyakit tertentu
Terapi untuk penderita Laju
Endap Darah / LED tinggi :

 Menjadi vegetarian hanya makan


sayuran saja
 Kurangi penggunaan minyak dan lemak.
 Biasanya dalam 2 sampai 3 bulan LED
sudah normal kembali.

Anda mungkin juga menyukai