Anda di halaman 1dari 10

Nov

12

PENGENDALIAN MUTU LABORATORIUM


PENGENDALIAN MUTU LABORATORIUM

II.1 PENGENDALIAN PRA ANALITIK


II.1.1 Pengertian
Pengendalian pra analitik adalah serangkaian kegiatan laboratorium saat pelayanan dimulai
pada pasien berupa penerimaan pasien, pengambilan spesimen, pelabelan spesimen, penerimaan
spesimen, penilaian spesimen, pengolahan spesimen hingga pengiriman spesimen dengan
maksud agar spesimen benar-benar representatif sesuai dengan keadaan pasien, tidak terjadi
kekeliruan jenis spesimen, dan mencegah tertukarnya spesimen-spesimen pasien satu sama
lainnya.

II.1.2 Tujuan
Untuk menjamin bahwa spesimen-spesimen yang diterima benar dan dari pasien yang
benar pula.

II.1.3 Cara Pengendalian


1. Menyediakan Katalog pemeriksaan, berisi informasi : Persyaratan pasien & Jenis spesimen.
2. Cara pengambilan & volume.
3. Wadah Spesimen
4. Pengiriman & Penyimpanan Spesimen
5. Menyediakan Prosedur Operasi Baku (SOP), antara lain : SOP penanganan spesimen dan sampel.
6. Menyediakan pedoman-pedoman, antara lain : Pengambilan spesimen yang benar, Persyaratan
spesimen dan persiapan pasien, Persyaratan sampel

II.1.4 Kegiatan Pra Analitik


II.1.4.1 Persiapan Pasien Secara Umum dan yang mempengaruhi
a. Mempersiapkan pasien untuk pengambilan spesimen sesuai persyaratan umum dengan meminta
pasien berpuasa antara 8 – 12 jam pada jam 22.00 dan pagi hari jam 07.00 – 09.00 dilakukan
pengambilan spesimen.
b. Menghindari pemakaian obat-obatan sebelum spesimen diambil di laboratorium.
c. Menghindari aktifitas fisik/olah raga sebelum spesimen diambil
d. Memperhatikan efek postur, pengambilan darah paling baik dengan duduk tenang dibandingkan
berdiri karena keseimbangan cairan akan terganggu.
e. Diet makan dan minum pasien dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.
f. Merokok dan minum alkohol mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.
g. Ketinggian suatu tempat (geografis) berpengaruh pada hasil pemeriksaan laboratorium.
h. Demam akan menyebabkan kenaikan dan penurunan beberapa parameter pemeriksaan, waktu
demam yang tepat akan dapat membantu menegakkan diagnosis.
i. Trauma dapat menyebabkan terjadi hemostasis hingga pengenceran darah.
j. Variasi Circadian Rythme merupakan perubahan dari waktu ke waktu pada tubuh yang dipengaruhi
waktu, siklus dan umur.
k. Umur, ras, dan jenis kelamin paling berpengaruh terhadap hasil pengukuran dan nilai rujukan
l. Kehamilan pada wanita perlu dipertimbangkan lama kehamilan yang berpengaruh pada
pengenceran.

II.1.4.2 Pengambilan Spesimen


a. Peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan tertentu :
- bersih, kering, tidak mengandung bahan kimia/deterjen,
- Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi spesimen.
- Mudah dicuci atau dibersihkan dari sampel sebelumnya.
- Pengambilan spesimen untuk pemeriksaan biakan harus menggunakan peralatan yang steril.
b. Wadah spesimen harus memenuhi :
- Terbuat dari gelas atau plastik. Untuk spesimen darah harus terbuat dari gelas.
- Tidak bocor atau merembes.
- Harus dapat ditutup rapat dengan tutup berulir.
- Besar wadah disesuaikan dengan volume spesimen
- Bersih dan kering
- Tidak mempengaruhi sifat zat-zat dalam spesimen
- Tidak mengandung bahan kimia atau deterjen.
- Untuk pemeriksaan zat dalam spesimen yang mudah rusak atau terurai karena pengaruh sinar
matahari, maka digunakan botol coklat.
- Untuk pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman wadah harus steril.
c. Pengawet : Diberikan agar sampel yang akan diperiksa dapat dipertahankan kondisi dan jumlahnya
dalam waktu tertentu. Antikoagulan digunakan untuk mencegah pembekuan darah.
d. Waktu : Pada umumnya pengambilan spesimen dilakukan pada pagi hari, terutama untuk
pemeriksaan Kimia klinik, Hematologi dan Imunologi karena umumnya nilai normal ditetapkan pada
keadaan basal.
e. Lokasi : Sebelum mengambil spesimen, harus ditetapkan terlebih dahulu lokasi pengambilan yang
tepat sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Spesimen untuk pemeriksaan menggunakan
darah vena umumnya diambil dari vena cubiti daerah siku. Spesimen darah arteri umumnya diambil
dari arteri radialis di pergelangan tangan atau arteri femoralis di daerah lipat paha. Spesimen darah
kapiler diambil dari ujung jari tengah tangan atau jari manis tangan bagian tepi atau pada derah
tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki atau cuping telingan pada bayi. Tempat yang dipilih tidak boleh
memperlihatkan gangguan peredaran darah seperti cyanosis atau pucat, bekas luka dan radang
f. Volume : Volume spesimen yang diambil harus mencukupi kebutuhan pemeriksaan laboratorium
yang diminta atau dapat mewakili objek yang diperiksa.
g. Teknik Pengambilan : Pengambilan spesimen harus dilaksanakan dengan cara yang benar, agar
spesimen tersebut mewakili keadaan yang sebenarnya.

II.1.4.3 Pemberian Identitas Spesimen


Pemberian identitas pasien dan atau spesimen merupakan hal yang penting baik pada saat
pengisian surat pengantar/formulir permintaan pemeriksaan, pendaftaran, pengisian label wadah
spesimen. Pada surat pengantar/formulir permintaan pemeriksaan laboratorium sebaiknya memuat
secara lengkap :
- Tanggal permintaan
- Tanggal dan jam pengambilan spesimen
- Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, alamat/ruang) termasuk rekam medik.
- Identitas pengirim (nama, alamat, nomor telepon)
- Nomor laboratorium
- Diagnosis.keterangan klinik.
- Obat-obatan yang telah diberikan dan lama pemberian.
- Pemeriksaan laboratorium yang diminta.
- Jenis spesimen
- Lokasi pengambilan spesimen
- Volume spesimen
- Pengawet yang digunakan
- Nama pengambil spesimen.

II.1.4.4 Pengolahan Spesimen


Spesimen yang telah diambil dilakukan pengolahan untuk menghindari kerusakan pada
spesimen tersebut. Pengolahan spesimen berbeda-beda tergantung dari jenis spesimennya
masing-masing.
1). Serum
Biarkan darah membeku terlebih dahulu pada suhu kamar selama 2-30 menit, lalu di sentrifuge
3000 rpm selama 5-15 menit. Pemisahan serum dilakukan dalam waktu 2 jam setelah pengambilan
darah. Serum yang memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah dan keruh.
2). Plasma
Kocok darah EDTA atau citrat dengan segera secara perlahan-lahan.
Pemisahan plasma dilakukan dalam waktu 2 jam setelah pengambilan spesimen. Plasma yang
memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah dan keruh.
3). Whole blood
Darah yang diperoleh ditampung dalam tabung yang telah berisi antikoagulan yang sesuai, lalu
dihomogenisasi dengan cara goyang perlahan tabung.
4). Urine
Urine yang didapatkan tidak perlu ada perlakuan secara khusus, kecuali pemeriksaan harus segera
dilakukan sebelum 1 jam, sedangkan untuk pemeriksaan sedimen harus dilakukan pengolahan
terlebih dahulu dengan cara dimasukkan tabung dan sentrifuge selama 5 menit 1500-2000 rpm,
supernatan dibuang dan diambil sedimennya. Suspensi sedimen ini dicampur dengan cat
Sternheirmer-Malbin Stain’s untuk menonjolkan unsur sedimen dan memperjelas strukturnya.
5). Sputum
Masukkan sputum ke dalam tabung steril yang berisi NaOH 4% sama banyak. Kocok dengan baik.
Inkubasi pada suhu kamar 25-30OC selama 15-20 menit dengan pengocokan teratur tiap 5 menit.
Sentrifuge dengan kecepatan tinggi selama 8-10 menit. Endapan diambil dan supernatan dibuang
pada air lysol.

II.1.4.5 Menilai Spesimen Yang Tidak Memenuhi Syarat


1. Spesimen diterima oleh petugas loket dan sampling.
2. Penilaian spesimen harus dilakukan sesuai dengan jenis pemeriksaan.
3. Penilaian spesimen harus segera dilakukan setelah menerima spesimen.
4. Petugas laboratorium wajib menolak dan mengembalikan spesimen yang tidak memenuhi syarat
pemeriksaan.
5. Spesimen yang ditolak diberitahukan lewat via aiphone ruangan atau yang mengantar spesimen.
6. Spesimen untuk pemeriksaan Patologi Aanatomi yang diantar ke laboratorium berupa jaringan
biopsi dan operasi yang telah lebih 1 hari, tidak menggunakan pengawet, ditempatkan suhu ruang
ditolak untuk pemeriksaan rujukan.
7. Kriteria penilaian dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Minimal Mutlak Ditolak


No Pemeriksaan Jenis Sampel Keterangan
volume Beku Lisis Keruh
1 Hematologi rutin Darah EDTA 3 ml + + -
2 Protein total Serum 0,2 ml - + -
3 Albumin/glob Serum 0,2 ml - + -
4 Bilirubin Total Serum 0,5 ml - + -
5 Bilirubin Direk Serum 0,5 ml - + -
6 Bilirubin Indirek Serum 0,5 ml - + -
7 AST (GOT) Serum 0,5 ml - + -
8 ALT (GPT) Serum 0,5 ml - + -
9 Ureum Serum 0,2 ml - + -
10 Creatinine Serum 0,5 ml - + -
11 Asam Urat Serum 0,2 ml - + -
12 Glukosa Serum/plasma 0,2 ml - + -
13 Cholesterol Serum 0,2 ml - + +
14 Trigliserida Serum 0,2 ml - + +
15 HDL Serum 0,5 ml - + +
16 LDL Serum 0,5 ml - + +
17 Natrium Serum 0,5 ml - + -
18 Kalium Serum 0,5 ml - + +
19 Calcium Serum 0,5 ml - + -
20 Chlorida Serum 0,5 ml - + -
21 Magnesium Serum 0,5 ml - + -
22 Alk. Phospatase Serum 0,5 ml - + -
23 HBsAg Stick Serum/plasma 0,5 ml - + -
24 Anti Hbs Stick Serum/plasma 0,5 ml - + -
25 HBsAg Titer Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
26 AntiHBs Titer Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
27 Anti Hbc IgM Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
28 Anti Hbe Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
29 Hbe Ag Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
30 Anti HCV IgM Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
31 Anti HAV Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
32 Anti HCV Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
33 HCV Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
34 FT3 Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
35 FT4 Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
36 TSHs Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
37 T3 Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
38 T4 Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
39 CEA Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
40 AFP Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
41 C-Peptida Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
42 Besi Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
43 TIBC Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
44 HbA1c Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
45 CRP Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
46 RAF Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
47 ASTO Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
48 VDRL Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
49 TPHA Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
50 Ca 125 Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
61 Ca 15.3 Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
62 Ca 19.9 Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
63 Ferritin Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
64 Anti H Pillory Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
65 Anti Toxoplasma Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
66 Progesteron Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
67 Testosteron Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
68 Anti Rubella Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
69 D-Dimer Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
70 CMV Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
71 LH Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
72 CKMB Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
73 Anti TB Serum 0,2 ml - + -
74 HIV Stick Serum 0,2 ml - + -
75 Analisa Gas Darah Darah Arteri 3 ml + + - Dirujuk
76 Troponin T Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
77 CK NAC Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
78 LDH Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
79 a-Amylase Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
80 APTT Darah Citrat 0,5 ml + + - Dirujuk
81 Titer Fibrinogen Darah Citrat 0,5 ml + + - Dirujuk
82 Protrombin Time Darah Citrat 0,5 ml + + - Dirujuk
83 Trombin Time Darah Citrat 0,5 ml + + - Dirujuk
84 Recalcifikasi Time Darah Citrat 0,5 ml + - - Dirujuk
85 Urine Lengkap Urine pagi 10 ml - - -
86 Urine Esbach Urine 24 jam volume - - -
87 PPT Urine pagi 5 ml - - -
88 BTA SPS Sputum SPS SPS - - -
89 Sperma Mani segar - - - -
90 LCS Segar 3 ml - - -
91 Transudat-eksudat Segar 3 ml - - -
92 Urine Narkoba Segar di lab 5 ml - - -
93 Creatinine klirens Urine 24 jam volume - - -
94 Blood Smear Darah EDTA 1 ml + + -
95 Malaria Darah Slide 1 ml - - -
95 Filaria 1 ml - - -
97 Reitz serum Slide - - - -
98 Spesimen GO Slide/sekret - - - -
99 Jamur Candida Slide/sekret - - - -
100 Sediaan PA +Formalin - - - - Dirujuk

II.1.4.6 Penyimpanan Spesimen


Spesimen yang sudah diambil harus segera dikirim ke laboratorium untuk diperiksa, karena
stabilitas spesimen dapat berubah. Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas spesimen antara
lain :
a. Terjadi kontaminasi oleh kuman dan bahan kimia.
b. Terjadi metabolisme oleh sel-sel hidup pada spesimen.
c. Terjadi penguapan.
d. Pengaruh suhu.
e. Terkena paparan sinar matahari.
Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan memperhatikan
jenis pemeriksaan yang akan diperiksa. Persyaratan penyimpanan beberapa spesimen untuk
beberapa pemeriksaan laboratorium harus memperhatikan jenis spesimen, antikoagulan/pengawet
dan wadah serta stabilitasnya. Beberapa cara penyimpanan spesimen :
a. Disimpan pada suhu kamar
b. Disimpan dalam lemari es suhu 2-8OC
c. Dibekukan suhu -20OC, -70OC atau -120OC
d. Dapat diberikan bahan pengawet
e. Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum atau lisat.

II.1.4.7 Pengiriman Spesimen


Spesimen yang akan dikirim ke laboratorium lain, sebaiknya dikirim dalam bentuk yang
reatif stabil. Untuk itu perlu diperhatikan persyaratan pengiriman spesimen antara lain :
a. Waktu pengiriman jangan melampaui masa stabilitas spesimen.
b. Tidak terkena sinar matahari langsung
c. Kemasan harus memenuhi syarat keamanan kerja laboratorium termasuk pemberian label yang
bertuliskan “Bahan Pemeriksaan Infeksius” atau “Bahan Pemeriksaan Berbahaya”.
d. Suhu pengiriman harus memenuhi syarat.

II.1.4 Mempertahankan Mutu Pra Analitik


1. Mengerjakan proses/prosedur sesuai standar (SPO) yang telah ditentukan.
2. Melaksanakan dan mengevaluasi program QC.
3. Pengawasan dan monitoring kegiatan harian untuk mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin
muncul.
4. Ketersediaan anggaran dana dan personil yang memadai untuk kegiatan.
5. Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan staf laboratorium.
6. Adanya dukungan penuh dari pihak manajemen dalam melakukan pelayanan yang standar dan
bermutu.

Sumber data : Good Laboratory Practise (2004) dan Buku Pedoman dan SOP Rumah Sakit Ansari
Saleh Banjarmasin (2012)
Diposting 12th November 2012 oleh Ripani_Musyaffa
0

Tambahkan komentar

Ripani Musyaffa Ahdanlab Blog

Ilmu Laboratorium Kesehatan sebagai bagian integral ilmu kesehatan merupakan


ilmu yang membahas tentang aspek laboratorium, namun tidak hanya dalam
menunjang diagnosis, membantu diagnosis, menegakkan diagnosis, differensial
diagnosis, follow up penyakit dan prognosis penyakit, tapi juga membantu dalam
mengkontrol suatu kondisi epidemiologi penyakit, kejadian keracunan, wabah
menular dan tingkat sanitasi kesehatan melalui parameter kimia air, kimia
makanan minuman dan kimia farmasi toksikologi

 Klasik
 Kartu Lipat
 Majalah
 Mozaik
 Bilah Sisi
 Cuplikan
 Kronologis
Jan
1

HEMATURIA

ZAT BESI (Fe)

ATLM Indonesia.....

Malam ini bahasan kita mengenai besi (Fe).

Fe merupakan unsur esensial sebagai ion sentral dari heme dan myoglobin serta sitokrom.
Kekurangan Fe menyebabkan gagal sintesis heme dan terjadi anemia dan hipoksia jaringan. Zat besi
dalam tubuh dapat dikontrol asupan, namun ekskresi tidak dapat. 65% besi dalam tubuh terikat
dalam molekul hemoglobin pada RBC, 4% dalam myoglobin. 30% dalam bentuk ferritin dan
hemosiderin.

Asupan:

Asupan besi dalam diet 0.35 mmol per hari. Zat besi dalam jaringan berikatan dengan protein
penyimpanan besi Ferritin dan hemosiderin. Sekitar 1% besi tubuh berikatan dengan glikoprotein
pengikat besi, Transferin.

Jan
1

TERATOZOOSPERMIA

TERATOZOOSPERMIA

ATLM Indonesia.....
Teratozoospeemia merupakan masalah yang dialami pria saat perkawinan ternyata tidak subur.
Teratozoospermia adalah bentuk morfologi spermatozoa yang abnormal dengan kata lain rusak atau
cacat.

Akibat teratozoospermia, maka pasangan tersebut akan sulit mendapatkan anak, karena kemampuan
yang rendah sperma untuk bergerak mencapai sel telur untuk melakukan penetrasi. Idealnya
morfologi sperma diatas 75% harus normal.

Dec
31

SEL EPITEL GINJAL (RTE/RTC)

SEL EPITEL GINJAL (RTE/RTC)

Sel epitel tubular ginjal (Renal Tubular Epithelial Cell) adalah sel epitel dari ginjal yang ditemukan
dalam urine, biasanya dari tubulus ginjal. Mencari dan menemukan sel epitel ini lebih bermakna
klinis daripada sel epitel lainnya seperti transisional dan squamous, karena terkait langsung dengan
ginjal. Oleh sebab itu disebut sel epitel ginjal atau epitel bulat.

Dec
31

SEDIMEN KOVA

KOVA

Salam ATLM indonesia....

Kali ini kita bahas tentang sedimen urine yang menjadi salah satu kompetensi individual spesial,
karena tidak banyak yang menguasai sedimen urine. berbagai teknik dilakukan untuk identifikasi
sedimen dimulai dari teknik Native, Mikroskop Polarisasi, Teknik Staining, hingga otomatisasi alat
analyzer.

Namun merujuk pada keahlian individu dalam mengamati di lensa mikroskop, teknik pengerjaan
yang tepat akan menghasilkan pemeriksaan yang berkualitas dan tepat.

Dec
31

PENGUKURAN KINETIK FOTOMETER

Mengakhiri tahun 2016 ini, maka sebagai penutup marilah kita belajar mengenai teknik pengukuran
kinetik 3 titik dengan cara penurunan absorben atau istilahnya decrease atau Falling.

Pengukuran kinetik yang dilakukan untuk penentuan aktifitas enzim, yaitu kecepatan enzim untuk
merubah substrat dengan test UV. Pengukuran secara fotometri aktifitas enzim berdasarkan
penurunan absorben per satuan waktu.

Dec
31
KECEPATAN CHARGER (AMPERE)

KECEPATAN CHARGER (AMPERE)

Seberapa cepat HP anda mencharger????

Untuk jelasnya dan sederhananya, coba download aplikasi ampere di play store. Instal dan buka saat
charger. Maka akan terlihat arus yang masuk.

Ampere

Arus listrik yang masuk dari port charger akan dibaca aplikasi dalam bentuk mA. Contoh pada
gambar 1520 mA yang berarti 1.5 A arus yang masuk mengisi baterai HP. Semakin tinggi, semakin
cepat baterai penuh.

Dec
30

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK SPUTUM TB PARU

Tiba saatnya menutup tahun 2017 dengan posting tentang panduan pemeriksaan mikroskopik
sputum TB paru yang spesial untuk teman-teman ATLM se Indonesia terutama teman-teman
Puskesmas dan RS dan Labkes yang melakukan pemeriksaan ini setiap harinya. Mari kita mengingat
kembali dan belajar kembali.

Intinya:

1. Pengumpulan sputum representatif

2. Pembuatan olesan sputum dikaca objek

3. Melakukan pewarnaan ZN

4. Pemeriksaan mikroskopik

5. Penilaian dengan Skala BTA

6. Pemeliharaan mikroskop

7.

Dec
30

TANGGUNG JAWAB HUKUM ANALIS KESEHATAN (ATLM)

Berikut ini kembali saya posting tentang seminar ilmiah yang pernah dilakukan oleh PATELKI
terkait dengan Hukum Kesehatan. Menutup akhir tahun 2017 ini, kali ini terkait dengan Tanggung
jawab Hukum Analis Kesehatan oleh Budi Sampurna.

1. Intinya disini seorang Analis Kesehatan (ATLM) sebagai sebuah profesi memiliki kompetensi dan
kewenangan, disisi lain juga terkait dengan hukum pidana dan perdata.

2. Perlunya sertifikasi kompetensi dan pengakuan kewenangan melalui/dibawah OP


3.

Dec
30

STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN LABORATORIUM

DASAR STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN LABORATORIUM KLINIK

Berikut akan saya kupas sedikit tentang tata cara pendirian suatu laboratorium klinik, agar
menggugah teman-teman analis kesehatan untuk berjiwa entrepreneur sehingga nantinya dapat
menjadi mandiri dalam mendirikan bisnis laboratorium klinik. Pada posting saya yang lau mengenai
dasar-dasar kewirausahaan dan cara menghitung permodalan dan lainnya.

Pada posting ini saya membahas tentang studi kelayakan.

Dec
30

AKREDITASI KARS 2012

Buat teman-teman yang masih proses akreditasi RS, berikut ini buku pedoman cara penyusunan
dokumen akreditasi versi 2012. Silahkan Share bila bermanfaat, tambah ilmu bagi kita semua.














Memuat
Tema Tampilan Dinamis. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai