Fasilitas Penunjang
Fasilitas penunjang secara umum meliputi:
1) Tersedia WC pasien dan petugas yang terpisah
2) Penampungan/pengolahan limbah laboratorium.
3) Keselamatan dan keamanan kerja.
4) Ventilasi: 1/3 x luas lantai atau AC 1 PK/20m2 yang disertai dengan sistem
pertukaran udara yang cukup.
5) Penerangan harus cukup (1000 lux di ruang kerja, 1000-1500 lux untuk
pekerjaan yang memerlukan ketelitian dan sinar harus berasal dari kanan
belakang petugas).
6) Air bersih, mengalir, jernih, dapat menggunakan air PDAM atau air bersih yang
memenuhi syarat. Sekurang-kurangnya 20 liter/karyawan/hari.
7) Listrik harus mempunyai aliran tersendiri dengan tegangan stabil, kapasitas harus
cukup. Kualitas arus, tegangan dan frekuensi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Keamanan dan pengamanan jaringan instalasi listrik terjamin, harus
tersedia grounding/arde. Harus tersedia cadangan listrik (Genset, UPS) untuk
mengantisipasi listrik mati.
8) Tersedia ruang makan yang terpisah dari ruang pemeriksaan laboratorium.
Daftar Reagen
b. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan tenaga kerja di Unit Laboratorium RSIA Budhi Mulia berdasarkan non-shift /
shift. Tenaga kerja di unit saat ini memegang tanggung jawab sebagai:
1. 1 orang Dokter Spesialis Patologi Klinik, sekaligus sebagai Kepala Unit
Laboratorium.
2. 1 orang Analis yang ditunjuk sebagai Kepala Ruangan Unit Laboratorium.
3. 5 orang Analis pelaksana
4. 2 tenaga administrasi.
c. Pengaturan Jaga
No Jabatan Waktu Kerja
2 Kepala Unit / Spesialis Patologi Senin – Jumat, 08.00 – 17.00
Klinik Sabtu, 08.00 – 13.00
3 Kepala Ruangan Non-shift
Senin – Jumat, 08.00 – 17.00
Sabtu, 08.00 – 13.00
4 Analis Pelaksana Shift:
Pagi 07.00 – 14.00
Siang 14.00 – 21.00
Malam 21.00 – 07.00
a. Jenis Pemeriksaan
Pendekatan yang dipakai dalam penentuan standar jenis pemeriksaan adalah:
1. Hematologi dan Kimia Darah
2. Imunoserologi
3. Elektrolit.
4. Urinalisa
5. Mikrobiologi BTA.
Berdasarkan jenis sarana pelayanan kesehatan, jenis pemeriksaan laboratorium klinik di
rumah sakit kelas C dapat menyelenggarakan sebagai berikut:
1. Hematologi rutin (Hb, Ht, Hitung Jenis, LED, Golongan Darah)
2. Kimia darah (SGOT, SGPT, Ureum, Kreatinin, Protein total, Albumin, Globulin,
Kolesterol, Trigliserida, Glukosa sewaktu, Glukosa puasa, Glukosa 2 jam pp, Asam
urat, Bilirubin total, Bilirubin direk, Bilirubin Indirek
3. Imunoserologi (Widal, Hepatitis, VDRL, HIV)
2. Elektrolit (Natrium, Kalium, Chlorida)
3. Urinalisa (BJ, Urobilinoge, Keton, Sedimen)
4. Sistem musculoskeletal
Rangkaian pemeriksaan laboratorium klinik terdiri dari:
1. Loket penerimaan
Kegiatan di loket penerimaan dilakukan oleh petugas administrasi. Kegiatan
meliputi:
a. Setiap pasien didaftar dan dibuatkan catatan medik/status tersendiri dengan
nomor indeks/status sesuai dengan ketentuan registrasi rumah sakit.
b. Menerima dan mencatat surat permintaan laboratorium pada buku register.
Data yang wajib dicatat minimal mencakup jumlah, jenis dan bentuk
pelayanan laboratorium.
c. Memberikan informasi / keterangan untuk pasien dengan permintaan
laboratorium yang memerlukan persiapan khusus.
d. Memberikan surat tagihan kepada pasien rawat jalan sesuai tarif yang berlaku,
untuk membayar di kasir.
e. Menyerahkan / memberitahukan surat permintaan pemeriksaan laboratorium
ke petugas pelaksana lab / analis.
2. Informed Consent
Sebelum dilakukan pemeriksaan laboratorium klinik khusus harus ada penjelasan
dari analisnya dan harus ada persetujuan dari pasien atau keluarga.
Terlebih untuk setiap tindakan yang dapat menimbulkan risiko (sesuai dengan
ketentuan umum pelayanan medis) terhadap pasien juga disertai surat persetujuan
(informed consent).
3. Ruang Pengambilan Sample
Surat permintaan pemeriksaan laboratorium yang telah diregistrasi oleh petugas
administrasi diterima oleh petugas laboratorium
Identifikasi pasien: Kemudian meyakinkan bahwa pasien yang akan di ambil
spesimennya sesuai dengan surat permintaan pemeriksaan. Yaitu dengan cara
melakukan identifikasi pasien dengan menggunakan minimal 2 (dua) identitas dan
tidak boleh menggunakan nomor kamar pasien atau lokasi pasien dirawat sesuai
dengan regulasi rumah sakit.
Setelah itu menyiapkan alat desinfektan dan alat pengambilan spesimen yang
sesuai dengan jenis pemeriksaan. Kemudian menyiapkan pasien untuk duduk di
kursi pengambilan sample. Memberitahukan kepada pasien yang akan di ambil
spesimennya untuk duduk rileks, dengan posisi tangan yang akan di ambil sample
nya bertumpu pada sisi kursi sampling, dikepalkan dan dipasang torniket untuk
membendung aliran darah. Bagi pasien yang akan diperiksa urinnya maka pasien
diberikan pot khusus penampung urin dan diminta untuk menampung urinnya di
toilet yang telah ditentukan.
Setelah selesai dengan seluruh persiapan, kemudian dilakukan proses desinfektasi
pada area yang akan diambil sample darahnya, kemudian dibiarkan kering
beberapa saat sebelum jarum ditusukkan yang terhubung dengan tabung yang
mengandung anti koagulan (EDTA). Setelah selesai pengambilan
specimen/penyerahan urin pasien, pasien dipersilakan menunggu di ruang tunggu
bagi pasien rawat jalan dan untuk pasien rawat inap dapat kembali ke ruangan
perawatan.
Setiap tindakan pemeriksaan tersebut dilakukan oleh petugas yang berkompeten.
Prosedur Kerja.
Setiap petugas pada saat melakukan pengambilan specimen/sample harus
memperhatikan hal-hal sebai berikut:
a. Memakai alat pelindung diri (APD) berupa jas lab, masker
b. Sedapat mungkin tidak kontak dengan spesimen
c. Sedapat mungkin tidak tertusuk jarum suntik
d. Sedapat mungkin tidak kontak dengan zat kimia
e. Menutup pintu ruang sampling
Pengambilan Spesimen
Pelaksana pengambilan spesimen adalah petugas analis laboratorium.
Apabila petugas yang akan melaksanakan telah siap, maka pasien tersebut
dipanggil masuk ruang pengambilan sampling. Kemudian pasien disiapkan dan
petugas siap melaksanakan pengambilan sample. Apabila telah selesai
dilaksanakan pengambilan sample, pasien diminta kembali ke ruangan bagi pasien
rawat inap, dan bagi pasien rawat jalan dipersilakan menunggu hasil pemeriksaan
di ruang tunggu.